Sabtu, 28 Juli 2012

Seorang mukmin tidak memandang perbedaan derajat dan status sosial


Kaya dan miskin adalah ujian ...
Tidak boleh seorang mukmin menghina mukmin lainnya yg lebih miskin dari dirinya ...
Janganlah menghina karena kemiskinan mereka ...
Namun tolonglah mereka, dan ini adalah bagian dari bentuk rasa Syukur dari orang kaya ...
Sesungguhnya orang mukmin yg miskin dan bersyukur jauh lebih baik daripada orang kaya yg sombong ...
Namun lebih buruk lagi orang yg miskin tapi sombong ...

Masing2 telah diuji, diuji dng kekayaan dan kemiskinan ...
Sehingga hendaknya bagi si kaya:
1. Tidak meremehkan yg miskin
2. Menolong yg miskin dan yg membutuhkan pertolongan
3. Tidak mengusir mereka dalam suatu perjamuan atau dalam suatu pertemuan unt mengharap keridloan Allah ( misal: dalam majlis 'ilmu )
4. Tidak menghina mereka
5. Menunaikan yg wajib yakni zakat, dan yg sunnah yakni shodaqoh

Sedangkan bagi yg miskin, hendaklah:
1. Jangan sombong
2. Jangan menolak pemberian
3. Jangan meminta-minta, kecuali kalau terpaksa
4. Tetap mau bersedekah semampunya, walaupun miskin

Jangan sampai orang-orang yang kaya itu berkata (dng nada menghina kepada yg miskin): "Orang-orang semacam inikah yang diberi anugerah Allah kepada mereka?"
Sesungguhnya Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur kepadaNya ...
Dan Adzab Allah sangatlah pedih bagi orang2 yg tidak mau bersyukur ...

Namun Allah  telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang, yaitu barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kebodohan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ...
------------------------


Ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk-duduk bersama orang mukmin yang dianggap rendah dan miskin oleh kaum Quraisy, datanglah beberapa pemuka Quraisy hendak bicara dengan Rasulullah, tetapi mereka enggan duduk bersama mukmin itu, dan mereka mengusulkan supaya orang-orang mukmin itu diusir saja, lalu turunlah ayat ini.

QS 6. Al An'aam:52-53

وَلاَ تَطْرُدِ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِٱلْغَدَاةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَىْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِّن شَىْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ
وَكَذٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِّيَقُولوۤاْ أَهَـٰؤُلاۤءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّن بَيْنِنَآ أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَعْلَمَ بِٱلشَّـٰكِرِينَ

"Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaanNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka dan merekapun tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, (sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim)"

"Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?" "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar