Akhir² ini suara adzan yg dikumandangkan di Masjid² dipersoalkan ...
Ada yg mengatakan tidak usah dikeraskan, supaya tidak mengurangi kekhusukan?
Benarkah demikian?
Sesungguhnya adzan itu dikumandangkan untuk memanggil orang² Muslim supaya segera sholat, karena waktunya telah tiba.
Jika ia tidur, maka ia harus bangun, dan jika ia sibuk bekerja, maka hentikanlah sementara, supaya dapat menegakkan Sholat fardlu berjamaah.
Andaikan dibuat pelan, siapa yg akan terbangun dari tidurnya dan mau mengerjakan sholat?
Kecuali jika ia lebih mengutamakan tidur dari pada panggilan Allah ...
Panggilan Allah kepada hambaNya itu yg utama ada 2, baik ia seorang hamba yg kaya ataupun miskin, baik ia seorang hamba yg sehat ataupun sakit, atau bagaimanapun keadaan hamba itu ...
Panggilan pertama adalah adzan, yg dikumandangkan di Masjid², memanggil orang² supaya mau sholat fardlu berjamaah.
Atau kalau ia mengabaikannya, maka tunggulah panggilan kedua, yakni kematian yg pasti menjemput.
Jika ia selalu mendengarkan dan memenuhi panggilan pertama, tentunya ia akan gembira menyambut panggilan kedua ...
Namun jika sebaliknya, maka rasakanlah dahsyatnya kematian (sakaratul maut) dan siksa kubur ...
Apakah kita ingin mendapatkan syafa'at Rasulullah SAW. pada hari kiamat?
Maka dengarkanlah Adzan, jawablah, dan penuhilah panggilan itu dengan segera mendatangi Masjid.
Jika orang itu tidak berkeinginan suara adzan dikeraskan, maka ia memang tidak membutuhkan syafa'at Rasulullah SAW. pada hari kiamat.
Atau orang itu memang yakin dng ibadahnya sendiri, dapat menyelamatkannya dari adzab dan siksa Allah.
Atau ia merasa menjadi orang yg suci, dan tidak butuh syafa'at Rasulullah SAW.???
Suara konser musik dng kekuatan 100 Kilo Watt P.M.P.O, diijinkan, namun suara adzan yg hanya 100 Watt P.M.P.O dilarang?
Suara pesawat yg menggelegar diijinkan melintas diatas rumah penduduk, namun suara adzan dilarang?
Suara kereta api yg bising diijinkan melintasi rumah penduduk, namun suara adzan dilarang?
Menyedihkan ... Suara untuk menyeru kepada kebaikan dan keselamatan malah dilarang ...
Ataukah mereka sudah tidak percaya kepada Allah dan RasulNya? Jika demikian, mengapa mereka mengaku Muslim?
Subhanallah ...
Sesungguhnya adzan adalah panggilan sholat, bukan untuk mengingatkan sholat. Kalau panggilan, ya harus dengan suara keras, dimaksudkan supaya kita mau mendatangi sumber suara itu. Sangat berbeda dengan mengingatkan, mengingatkan itu dengan suara yang pelan dan lembut. Jika mengingatkan, kita bisa memenuhinya namun bisa juga tidak, kan hanya mengingatkan saja. Jadi sungguh berbeda dengan panggilan, yg hendaknya segera menyambut panggilan tersebut dng mendatanginya.
Apakah Semua suara HARUS Dikeraskan?
Yang dikeraskan adalah suara panggilan sholat atau adzan saja, kalau selain itu, ya hendaknya dipelankan. Karena manusia juga punya hak untuk bekerja, belajar dan istirahat, bahkan ada juga yang sedang sakit. Karena itu, hendaknya diperhatikan juga penduduk disekitarnya, jangan sampai menzholimi mereka dengan suara2 yang keras selain adzan.
QS.62. Al Jumu'ah:
يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوۤاْ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْاْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ ٱلْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
"9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Keterangan:
Ayat diatas menunjukkan, bahwa suara adzan memang harus dikeraskan, supaya orang² segera meninggalkan jual-beli dan mendatangi sholat jum'at.
Jika suara adzan tidak dikeraskan, bagaimana bisa tahu waktu sholat jum'at ketika sedang sibuk²nya berdagang, ramai pembeli? Maukah ia mengusir pembeli² itu?.
Jika suara adzan keras, tentunya penjual dan pembeli paham kalau sholat jum'at dimulai, sehingga mereka berhenti dengan sendirinya, dan segera mendatangi Masjid untuk sholat jum'at.
Suara adzan yg dikeraskan tentunya tidak hanya pada sholat jum'at saja, namun juga untuk sholat fardlu yg 5 waktu.
Bab: Mengeraskan suara (panggilan) adzan
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abdurrahman bin Abdullah bin 'Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah Al Anshari Al Mazini dari Bapaknya bahwa ia mengabarkan kepadanya, bahwa Abu Sa'id Al Khudri berkata kepadanya, "Aku lihat kamu suka kambing dan lembah (penggembalaan). Jika kamu sedang mengembala kambingmu atau berada di lembah, lalu kamu mengumandangkan adzan shalat, maka keraskanlah suaramu. Karena tidak ada yang mendengar suara mu'adzin, baik manusia, jin atau apapun dia, kecuali akan menjadi saksi pada hari kiamat." Abu Sa'id berkata, "Aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."(No. Hadist: 574 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Menangguhkan penyerangan atas suatu kaum bila terdengar suara adzan
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Humaid dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika memerangi suatu kaum bersama kami, maka beliau tidak menyerang kaum tersebut hingga datangnya waktu shubuh (menunggu). Jika mendengar suara adzan, beliau mengurungkannya. Namun bila tidak terdengar suara adzan maka beliau menyerangnya." Anas bin Malik berkata, "Maka pada suatu hari kami keluar untuk menyerbu perkampungan Khaibar, kami lantas menunggu hingga malam hari. Ketika datang waktu pagi dan beliau tidak mendengar suara adzan, maka beliau menaiki tunggangannya sementara aku membonceng di belakang Abu Thalhah. Sungguh kakiku menyentuh kaki Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Anas bin Malik melanjutkan kisahnya, "Penduduk Khaibar keluar ke arah kami dengan membawa keranjang dan sekop-sekop mereka, ketika mereka melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka berkata, "Muhammad! Demi Allah, Muhammad dan pasukannya (datang)!" Kata Anas, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat mereka, beliau bersabda: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, hancurlah Khaibar! Sesungguhnya kami, apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut) ' (Qs. Ash Shaffaat: 177) (No. Hadist: 575 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Keutamaan mengumandangkan adzan
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika panggilan shalat (adzan) dikumandangkan maka setan akan lari sambil mengeluarkan kentut hingga ia tidak mendengar suara adzan. Apabila panggilan adzan telah selesai maka setan akan kembali. Dan bila iqamat dikumandangkan setan kembali berlari dan jika iqamat telah selesai dikumandangkan dia kembali lagi, lalu menyelinap masuk kepada hati seseorang seraya berkata, 'Ingatlah ini dan itu'. Dan terus saja dia melakukan godaan ini hingga seseorang tidak menyadari berapa rakaat yang sudah dia laksanakan dalam shalatnya."(No. Hadist: 573 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Iqamah satu kali satu kali kecuali kalimat "qad qaamatish shalah"
Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Khalid dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik berkata, "Bilal diperintahkan untuk mengumandangkan kalimat adzan dengan genap (dua kali dua kali) dan mengganjilkan iqamat." Isma'il berkata, "Aku sampaikan masalah ini kepada Ayyub, lalu ia berkata, 'Kecuali kalimat iqamat 'Qad qaamatish shalah (shalat telah dikumandangkan) '." (No. Hadist: 572 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Apa yang diucapkan ketika mendengar suara mu'adzin
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari 'Atha bin Yazid Al Laitsi dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila kalian mendengar adzan, maka jawablah seperti apa yang diucapkan mu'adzin." (No. Hadist: 576 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadlalah berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits berkata, telah menceritakan kepadaku 'Isa bin Thalhah, bahwa pada suatu hari dia mendengar Mu'awiyyah mengucapkan seperti (apa yang diucapkan mu'adzin) hingga ucapannya: "Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah."(No. Hadist: 577 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Rahawaih berkata, telah menceritakan kepada kami Wahab bin Jarir berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya seperti itu, Yahya berkata, dan telah menceritakan kepadaku Sebagian saudara kami bahwa dia berkata, "Jika mu'adzin mengucapkan, 'Hayya 'Alash shalah '(Marilah melaksanakan shalat) ', dia menjawab, "Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billah '(Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan izin Allah) '. Dia berkata, "Demikianlah kami mendengar Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam bersabda."(No. Hadist: 578 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Do'a setelah panggilan adzan
Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Ayyasy berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Muhammad Al Munkadir dari Jabir bin 'Abdullah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berdo'a setelah mendengar adzan: ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA'WATIT TAMMAH WASHSHALAATIL QAA'IMAH. AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WALFADLIILAH WAB'ATSHU MAQAAMAM MAHMUUDANIL LADZII WA'ADTAH (Ya Allah. Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah (perantara) dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan) '. Maka ia berhak mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat."(No. Hadist: 579 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Wajibnya shalat berjama'ah
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan seseorang untuk adzan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat. Sedangkan aku akan mendatangi orang-orang (yang tidak ikut shalat berjama'ah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya seseorang di antara kalian mengetahui bahwa ia akan memperoleh daging yang gemuk, atau dua potongan daging yang bagus, pasti mereka akan mengikuti shalat 'Isya berjama'ah."(No. Hadist: 608 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
--------------------------------
Sedikit Tentang Sejarah Adzan
Awalnya kaum muslimin itu sholat sendiri2 karena takut dan akibat penindasan yg luar biasa di Mekkah. Kemudian kaum muslimin hijrah ke Madinah, disinilah awalnya ada adzan. Dimana seseorang bertugas unt memanggil masyarakat muslim untuk datang sholat berjamaah. Dipilihlah seorang yg bersuara sangat keras, nyaring dan bagus, yakni Bilal ra, dan ini perintah Rasulullah SAW.
Bilal ra sendiri termasuk ahli surga yg dijamin masuk Surga bahkan mendahului Nabi SAW. Dimana Nabi SAW mendengar suara sandal Bilal ra di Surga. Secara fisik Bilal ra bertubuh hitam legam, dng banyak bekas luka ditubuhnya, dan bekas budak yg dimerdekakan oleh Abu bakar ra. Kalau dibandingkan dng bintang film korea atau jepang tentu sangat jauh. Namun ternyata tubuh hitam spt itu dng sikap yg elok pada Islam itulah yg dirindukan Surga.
Suara adzan itu sudah keras sejak awalnya, mengapa sekarang hrs dipelankan?
Dan yg terpenting adalah mendatangi adzan unt sholat berjamaah, supaya kelak bisa bersama-sama Nabi SAW, Bilal ra dan banyak sahabat terdekat Nabi SAW yg syahid dijalanNya.
--------------------------------
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوْا
”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 609)
Ingatlah, seseorang mukmin yang mengejek atau menyepelekan adzan, dengan tidak mendatanginya, maka derajatnya tidak akan bisa tinggi, walaupun garis keturunannya itu sangat sholeh. Dalam sabda Rasulullâh Shallallahu alaihi wa sallam :
مَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُه
Barangsiapa yang diperlambat oleh amalannya, maka dia tidak akan dipercepat oleh garis keturunannya [HR Muslim]
Maksudnya, orang yang tidak bersemangat dan tidak giat dalam melakukan perbuatan taat, maka garis keturunannya yang tinggi tidak akan bisa mengangkat derajatnya sehingga bisa menyamai orang-orang yang giat beramal.
Silahkan membaca artikel sejenis: http://tausyiahaditya.blogspot.com/2012/05/jangan-meremehkan-dan-mengejek-adzan.html
Dengarkan Adzan: https://drive.google.com/drive/folders/1L-oHjJRHWvtcPZ2GfEUQIw8gEdS0Jlkk?usp=sharing
Ada yg mengatakan tidak usah dikeraskan, supaya tidak mengurangi kekhusukan?
Benarkah demikian?
Sesungguhnya adzan itu dikumandangkan untuk memanggil orang² Muslim supaya segera sholat, karena waktunya telah tiba.
Jika ia tidur, maka ia harus bangun, dan jika ia sibuk bekerja, maka hentikanlah sementara, supaya dapat menegakkan Sholat fardlu berjamaah.
Andaikan dibuat pelan, siapa yg akan terbangun dari tidurnya dan mau mengerjakan sholat?
Kecuali jika ia lebih mengutamakan tidur dari pada panggilan Allah ...
Panggilan Allah kepada hambaNya itu yg utama ada 2, baik ia seorang hamba yg kaya ataupun miskin, baik ia seorang hamba yg sehat ataupun sakit, atau bagaimanapun keadaan hamba itu ...
Panggilan pertama adalah adzan, yg dikumandangkan di Masjid², memanggil orang² supaya mau sholat fardlu berjamaah.
Atau kalau ia mengabaikannya, maka tunggulah panggilan kedua, yakni kematian yg pasti menjemput.
Jika ia selalu mendengarkan dan memenuhi panggilan pertama, tentunya ia akan gembira menyambut panggilan kedua ...
Namun jika sebaliknya, maka rasakanlah dahsyatnya kematian (sakaratul maut) dan siksa kubur ...
Apakah kita ingin mendapatkan syafa'at Rasulullah SAW. pada hari kiamat?
Maka dengarkanlah Adzan, jawablah, dan penuhilah panggilan itu dengan segera mendatangi Masjid.
Jika orang itu tidak berkeinginan suara adzan dikeraskan, maka ia memang tidak membutuhkan syafa'at Rasulullah SAW. pada hari kiamat.
Atau orang itu memang yakin dng ibadahnya sendiri, dapat menyelamatkannya dari adzab dan siksa Allah.
Atau ia merasa menjadi orang yg suci, dan tidak butuh syafa'at Rasulullah SAW.???
Suara konser musik dng kekuatan 100 Kilo Watt P.M.P.O, diijinkan, namun suara adzan yg hanya 100 Watt P.M.P.O dilarang?
Suara pesawat yg menggelegar diijinkan melintas diatas rumah penduduk, namun suara adzan dilarang?
Suara kereta api yg bising diijinkan melintasi rumah penduduk, namun suara adzan dilarang?
Menyedihkan ... Suara untuk menyeru kepada kebaikan dan keselamatan malah dilarang ...
Ataukah mereka sudah tidak percaya kepada Allah dan RasulNya? Jika demikian, mengapa mereka mengaku Muslim?
Subhanallah ...
Sesungguhnya adzan adalah panggilan sholat, bukan untuk mengingatkan sholat. Kalau panggilan, ya harus dengan suara keras, dimaksudkan supaya kita mau mendatangi sumber suara itu. Sangat berbeda dengan mengingatkan, mengingatkan itu dengan suara yang pelan dan lembut. Jika mengingatkan, kita bisa memenuhinya namun bisa juga tidak, kan hanya mengingatkan saja. Jadi sungguh berbeda dengan panggilan, yg hendaknya segera menyambut panggilan tersebut dng mendatanginya.
Apakah Semua suara HARUS Dikeraskan?
Yang dikeraskan adalah suara panggilan sholat atau adzan saja, kalau selain itu, ya hendaknya dipelankan. Karena manusia juga punya hak untuk bekerja, belajar dan istirahat, bahkan ada juga yang sedang sakit. Karena itu, hendaknya diperhatikan juga penduduk disekitarnya, jangan sampai menzholimi mereka dengan suara2 yang keras selain adzan.
QS.62. Al Jumu'ah:
يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوۤاْ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْاْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُواْ ٱلْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
"9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalkan semua pekerjaannya]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Keterangan:
Ayat diatas menunjukkan, bahwa suara adzan memang harus dikeraskan, supaya orang² segera meninggalkan jual-beli dan mendatangi sholat jum'at.
Jika suara adzan tidak dikeraskan, bagaimana bisa tahu waktu sholat jum'at ketika sedang sibuk²nya berdagang, ramai pembeli? Maukah ia mengusir pembeli² itu?.
Jika suara adzan keras, tentunya penjual dan pembeli paham kalau sholat jum'at dimulai, sehingga mereka berhenti dengan sendirinya, dan segera mendatangi Masjid untuk sholat jum'at.
Suara adzan yg dikeraskan tentunya tidak hanya pada sholat jum'at saja, namun juga untuk sholat fardlu yg 5 waktu.
Bab: Mengeraskan suara (panggilan) adzan
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abdurrahman bin Abdullah bin 'Abdurrahman bin Abu Sha'sha'ah Al Anshari Al Mazini dari Bapaknya bahwa ia mengabarkan kepadanya, bahwa Abu Sa'id Al Khudri berkata kepadanya, "Aku lihat kamu suka kambing dan lembah (penggembalaan). Jika kamu sedang mengembala kambingmu atau berada di lembah, lalu kamu mengumandangkan adzan shalat, maka keraskanlah suaramu. Karena tidak ada yang mendengar suara mu'adzin, baik manusia, jin atau apapun dia, kecuali akan menjadi saksi pada hari kiamat." Abu Sa'id berkata, "Aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."(No. Hadist: 574 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Menangguhkan penyerangan atas suatu kaum bila terdengar suara adzan
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ja'far dari Humaid dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam jika memerangi suatu kaum bersama kami, maka beliau tidak menyerang kaum tersebut hingga datangnya waktu shubuh (menunggu). Jika mendengar suara adzan, beliau mengurungkannya. Namun bila tidak terdengar suara adzan maka beliau menyerangnya." Anas bin Malik berkata, "Maka pada suatu hari kami keluar untuk menyerbu perkampungan Khaibar, kami lantas menunggu hingga malam hari. Ketika datang waktu pagi dan beliau tidak mendengar suara adzan, maka beliau menaiki tunggangannya sementara aku membonceng di belakang Abu Thalhah. Sungguh kakiku menyentuh kaki Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Anas bin Malik melanjutkan kisahnya, "Penduduk Khaibar keluar ke arah kami dengan membawa keranjang dan sekop-sekop mereka, ketika mereka melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka berkata, "Muhammad! Demi Allah, Muhammad dan pasukannya (datang)!" Kata Anas, "Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat mereka, beliau bersabda: "Allahu Akbar, Allahu Akbar, hancurlah Khaibar! Sesungguhnya kami, apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut) ' (Qs. Ash Shaffaat: 177) (No. Hadist: 575 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Keutamaan mengumandangkan adzan
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika panggilan shalat (adzan) dikumandangkan maka setan akan lari sambil mengeluarkan kentut hingga ia tidak mendengar suara adzan. Apabila panggilan adzan telah selesai maka setan akan kembali. Dan bila iqamat dikumandangkan setan kembali berlari dan jika iqamat telah selesai dikumandangkan dia kembali lagi, lalu menyelinap masuk kepada hati seseorang seraya berkata, 'Ingatlah ini dan itu'. Dan terus saja dia melakukan godaan ini hingga seseorang tidak menyadari berapa rakaat yang sudah dia laksanakan dalam shalatnya."(No. Hadist: 573 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Iqamah satu kali satu kali kecuali kalimat "qad qaamatish shalah"
Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Khalid dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik berkata, "Bilal diperintahkan untuk mengumandangkan kalimat adzan dengan genap (dua kali dua kali) dan mengganjilkan iqamat." Isma'il berkata, "Aku sampaikan masalah ini kepada Ayyub, lalu ia berkata, 'Kecuali kalimat iqamat 'Qad qaamatish shalah (shalat telah dikumandangkan) '." (No. Hadist: 572 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Apa yang diucapkan ketika mendengar suara mu'adzin
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari 'Atha bin Yazid Al Laitsi dari Abu Sa'id Al Khudri, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila kalian mendengar adzan, maka jawablah seperti apa yang diucapkan mu'adzin." (No. Hadist: 576 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadlalah berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits berkata, telah menceritakan kepadaku 'Isa bin Thalhah, bahwa pada suatu hari dia mendengar Mu'awiyyah mengucapkan seperti (apa yang diucapkan mu'adzin) hingga ucapannya: "Wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah."(No. Hadist: 577 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Rahawaih berkata, telah menceritakan kepada kami Wahab bin Jarir berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya seperti itu, Yahya berkata, dan telah menceritakan kepadaku Sebagian saudara kami bahwa dia berkata, "Jika mu'adzin mengucapkan, 'Hayya 'Alash shalah '(Marilah melaksanakan shalat) ', dia menjawab, "Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billah '(Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan izin Allah) '. Dia berkata, "Demikianlah kami mendengar Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam bersabda."(No. Hadist: 578 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Do'a setelah panggilan adzan
Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin 'Ayyasy berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'aib bin Abu Hamzah dari Muhammad Al Munkadir dari Jabir bin 'Abdullah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berdo'a setelah mendengar adzan: ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA'WATIT TAMMAH WASHSHALAATIL QAA'IMAH. AATI MUHAMMADANIL WASIILATA WALFADLIILAH WAB'ATSHU MAQAAMAM MAHMUUDANIL LADZII WA'ADTAH (Ya Allah. Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini, dan Pemilik shalat yang akan didirikan ini, berikanlah wasilah (perantara) dan keutamaan kepada Muhammad. Bangkitkanlah ia pada kedudukan yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan) '. Maka ia berhak mendapatkan syafa'atku pada hari kiamat."(No. Hadist: 579 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab: Wajibnya shalat berjama'ah
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan seseorang untuk adzan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat. Sedangkan aku akan mendatangi orang-orang (yang tidak ikut shalat berjama'ah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya seseorang di antara kalian mengetahui bahwa ia akan memperoleh daging yang gemuk, atau dua potongan daging yang bagus, pasti mereka akan mengikuti shalat 'Isya berjama'ah."(No. Hadist: 608 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
--------------------------------
Sedikit Tentang Sejarah Adzan
Awalnya kaum muslimin itu sholat sendiri2 karena takut dan akibat penindasan yg luar biasa di Mekkah. Kemudian kaum muslimin hijrah ke Madinah, disinilah awalnya ada adzan. Dimana seseorang bertugas unt memanggil masyarakat muslim untuk datang sholat berjamaah. Dipilihlah seorang yg bersuara sangat keras, nyaring dan bagus, yakni Bilal ra, dan ini perintah Rasulullah SAW.
Bilal ra sendiri termasuk ahli surga yg dijamin masuk Surga bahkan mendahului Nabi SAW. Dimana Nabi SAW mendengar suara sandal Bilal ra di Surga. Secara fisik Bilal ra bertubuh hitam legam, dng banyak bekas luka ditubuhnya, dan bekas budak yg dimerdekakan oleh Abu bakar ra. Kalau dibandingkan dng bintang film korea atau jepang tentu sangat jauh. Namun ternyata tubuh hitam spt itu dng sikap yg elok pada Islam itulah yg dirindukan Surga.
Suara adzan itu sudah keras sejak awalnya, mengapa sekarang hrs dipelankan?
Dan yg terpenting adalah mendatangi adzan unt sholat berjamaah, supaya kelak bisa bersama-sama Nabi SAW, Bilal ra dan banyak sahabat terdekat Nabi SAW yg syahid dijalanNya.
--------------------------------
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu juga, ia mengabarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوْا
”Seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan dalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak dapat memperolehnya kecuali dengan undian niscaya mereka rela berundi untuk mendapatkannya…” (HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 980)
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu mengabarkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
”Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang muadzin melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada hari kiamat.” (HR. Bukhari no. 609)
Ingatlah, seseorang mukmin yang mengejek atau menyepelekan adzan, dengan tidak mendatanginya, maka derajatnya tidak akan bisa tinggi, walaupun garis keturunannya itu sangat sholeh. Dalam sabda Rasulullâh Shallallahu alaihi wa sallam :
مَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُه
Barangsiapa yang diperlambat oleh amalannya, maka dia tidak akan dipercepat oleh garis keturunannya [HR Muslim]
Maksudnya, orang yang tidak bersemangat dan tidak giat dalam melakukan perbuatan taat, maka garis keturunannya yang tinggi tidak akan bisa mengangkat derajatnya sehingga bisa menyamai orang-orang yang giat beramal.
Silahkan membaca artikel sejenis: http://tausyiahaditya.blogspot.com/2012/05/jangan-meremehkan-dan-mengejek-adzan.html
Dengarkan Adzan: https://drive.google.com/drive/folders/1L-oHjJRHWvtcPZ2GfEUQIw8gEdS0Jlkk?usp=sharing
hai, saya baru ingat kejadian tersebut pernah menimpa saya waktu SMA. Saat itu sekolah saya dekat dengan mesjid. Setiap kali adzan, mesjid tersebut menggunakan TOA yang sangat keras dan menggangu kegiatan belajar mengajar. Menurut saya tidak masalah bila harus mengumandangkan adzan namun lihat situasi dan kondisi lah. Akan lebih baik bila adzan tidak menganggu aktifitas sehari-hari. Cukuplah sebagai penanda waktunya shalat, kan itu fungsi utama adzan. Tidak usah menuding orang yang merasa terganggu sebagai orang yang tidak mau syafaat Rasul. Karena Rasul sendiri hanya berkata adzan itu harusnya "sejelas mungkin" bukan "sekeras mungkin". Kalau masalah konser musik, ya kan orang kesana buat dengar musik, jadi tidak masalah mau musiknya sekeras apapun juga. Kecuali kalau konsernya ditempat sembarangan, ganggu masyarakat. Nah itu baru dilaporin aja ke polisi gan!! Salam :)
BalasHapushai sist, menanggapi komentar dikau niiih, sy rasa adzan itu tidak lama, paling lama cuma 5 menit, jadi kalo kerasnya suara hanya 5 menit juga tidak mengapa. Mengganggu? memang harus mengganggu, sebab maksud dari adzan adalah mengajak dan memanggil untuk sholat berjamaah, sehingga otomatis semua kegiatan belajar-mengajar atau tidur harus dihentikan untuk mendirikan sholat berjamaah. itu maksudnya sist ....
BalasHapusMusik? musik itu tidak ada yg 5 menit minimal 3 jam sampai 24 jam atau lebih, dan TOA nya musik jauh lebih keras dari adzan.Nah sekarang bandingkan?
Yang satu panggilan keras untuk menghadap Sang Pencipta, cuman 5 menit, dan yang satunya lagi musik 5 jam untuk .........?
Iya bener aplg kalo LG hajatan ada dangdut, suara menggelegar dari siang sampe malam gak ada yg komplen tuh
HapusAplg kalo LG ada hajatan dangdutan joget2 suara keras menggelegar dari siang sampe makam gak ada yg komplen tuh... Azan mah cuma sebentar
Hapuscoba baca link ini: http://www.bersamaislam.com/2015/09/keren-gm-telkom-bikin-surat-edaran.html
BalasHapusSangat setuju sekali kalau suara azan dikumandangkan keras keras supaya bagi yg terpanggil bisa solat waktunya tapi suara yg keras keras jangan terlalu lama karena menggangu yang lain saling menghormati
BalasHapusBetul, saya coba hitung, adzan itu cman 3 menit. Jadi setidaknya cman 3 menit saja suara keras itu ada, lalu berhenti. Menghormati yang lain juga kasihan yang sakit
Hapusbagaimana jika suara keras nya berlangsung selama 1 jam pada subuh jam 4 - 5 setiap hari? Apakah hal tersebut juga tepat?
BalasHapusbagaimana jika suara keras nya berlangsung selama 1 jam pada subuh jam 4 - 5 setiap hari? Apakah hal tersebut juga tepat?
BalasHapusya tergantung penduduknya, rembukan, musyawarah. Klo jaman Nabi insyaAllah hanya Adzan, tp 2 kali, jadi gak lama, meskipun 2 kali. Jaman Now, ya tanya masyarakat sekitar ...
Hapusmari kita cari solusi agar suara adzan tetap bisa keras namun tidak menggagu.
Hapus1. suara muadzin harus diperbagus jadi yang muncul adalah lantunan indah dari adzan itu
2. kalo pas subuh, kayake ngak bisa di tolerir memang harus mengganggu, karena tujuannya memang untuk membangunakan
3. membangunkan Non-muslim yg sedang tidur di jam 4 pagi, mungkin artikel ini ( https://www.vemale.com/segar-dan-rileks/100751-bangun-jam-4-pagi-manfaatnya-sungguh-mengejutkan.html ) bisa sedikit membuat teman2 kita lebih toleransi . karena nyatanya bangun pagi itu bagus
4. Non-muslim yang telah begadang dan harus tidur sejenak tapi ternyata tergangu karena suara adzan dan iqomah....kemungkinannya hanya sedikit orang kita sebagai umat muslim perlu peduli walau sedikit... saya sendiri belum bisa menjawap pertanyaan ini