Kadangkala cobaan terasa berat ...
Beraat sekali dan datangnya bertubi-tubi, hingga rasanya tidak bisa bernafas ...
Yang tersisa hanya duka yang mendalam, hingga cukup menyesakkan dada ...
Kadangkala terbayang, alangkah enaknya kalau mati saja ...
Eeeeiiiitttssss JANGAAAAN .... !!!
Apakah ia merasa kalau sudah mati, maka bebas dari segala permasalahan ???
Apakah dikira setelah mati tidak ada pertanggungjawaban yang lebih rumit dan sangat adil ???
Lebih rumit dan sangat adil karena yang mengadili hanyalah Allah, pemilik alam semesta, langit, bumi dan segala isinya ...
Dia yang Mahaadil, Mahateliti dan Mahabijaksana ...
Tidak akan luput sesuatupun walaupun perkara yang sangat kecil, yang dulunya luput dari mata dunia ...
Karena Dia -lah yang Mahamengetahui dan yang Mahakaya ...
Jangan dikira dengan lepas dari tempat yang fana, dengan bunuh diri, malah menyelesaikan masalah ...
Justru akan menambah masalah, masalah yang kekal abadi ...
Bunuh diri seringkali bukan kejadian yang spontan, melainkan memiliki ciri2 sebelumnya. Berikut ciri2 yang berhasil dikumpulkan, mudah2an bisa membantu mencegah mereka yang ingin bunuh diri:
1. Merasa Tidak Memiliki Harapan
Tidak memiliki harapan adalah gejala umum pada orang yang menderita depresi, dan putus asa
2. Perasaan Sedih dan Moody yang Ekstrem
Mengalami perubahan mood secara cepat (ekstrem) atau mood swings merupakan salah satu ciri depresi. Juga perasaan sedih yang berlebihan
3. Masalah Tidur
Tidak dapat tidur dengan nyenyak atau mengalami masalah saat tidur juga merupakan salah satu risiko berbahaya yang terkait dengan bunuh diri.
Orang membutuhkan waktu untuk istirahat dan menenangkan pikiran dengan tidur, apabila aktivitas ini tidak dilakukan dengan baik dan dalam waktu berkepanjangan akan menimbulkan cedera pada otak.
4. Perubahan pada Kepribadian dan Penampilan
Adanya perubahan terhadap penampilan dan perilaku juga perlu diperhatikan dari seseorang.
5. Perasaan Terisolasi
Selain itu, orang yang memikirkan bunuh diri biasanya menarik diri dari lingkungan dan tidak ingin berinteraksi dengan teman, bahkan keluarga.
6. Perilaku Menyakiti Diri Sendiri
Orang dengan keinginan bunuh diri juga menunjukkan perilaku yang berpotensi membahayakan diri mereka, seperti mengonsumsi obat-obatan berlebih.
7. Ungkapan Ingin Bunuh Diri.
Pada umumnya, orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri memberikan ungkapan keinginan mengakhiri hidupnya dan salam perpisahan.
Sesungguhnya semua cobaan ada akhirnya ...
Pertolongan pasti datang dari Allah, bagi yang percaya dan beriman kepada-Nya ...
Allah tidak akan membebani hamba²Nya dengan cobaan yang terlalu berat, yang tidak akan dapat ditanggung hambaNya itu ...
Ingatlah! cobaan adalah sesuatu hal yang biasa ...
Apalah artinya cobaan itu?
Cobaan itu hanya sebentar, hanya seumur dunia saja ...
Namun pahala dan karunia dari sisi Allah jauh lebih abadi dan jauh lebih baik ...
Tetap berharaplah akan karunia dan pertolongan Allah ...
Karena Allah sangat mencintai hamba²Nya yang ridlo terhadap semua yang menimpanya ...
Dan ia tetap teguh dijalanNya ...
Jangan berharap terlalu tinggi akan harta dunia dan wanita ...
Hati² terhadap jabatan tinggi dan kekayaan yang banyak, karena keduanya merupakan pintu yang lebar dari cobaan yang sangat berat ...
Hati² juga apabila berkecimpung didunia politik dan terhadap wanita, sebab tidak sedikit yang tergelincir karenanya ...
Jangan pula mengatakan,"kok aku hidup dijaman ini ya? Jaman yang jahat dan dipenuhi oleh orang² jahat..."
Sungguh janganlah mencaci-maki jaman atau masa (waktu), walaupun jaman itu sudah sangatlah buruk/rusak ...
Padahal telah ada, Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: Seorang anak Adam(manusia) mencaci-maki masa padahal Akulah masa, siang dan malam hari ada di tangan-Ku. (Shahih Muslim No.4165)
Dan ingatlah pula! pada akhir jaman, cobaan itu akan datang semakin berat, dan bertambah terus beratnya ...
Seperti dijelaskan pada hadits berikut ini:
Hadis riwayat Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain lalu berkata: Alangkah senangnya bila aku menempati tempatnya! (karena terlalu beratnya cobaan yang diterimanya). (Shahih Muslim No.5175)
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyangkan oleh hembusan angin karena orang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan. Sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon cemara yang tidak goyang dihembus angin kecuali setelah ditebang. (Shahih Muslim No.5024)
Hadis riwayat Kaab bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman lunak dan lembut yang dapat digoyangkan oleh hembusan angin, sesekali miring dan kemudian tegak kembali sehingga bergoyang-goyang. Sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti pohon cemara yang tegak berdiri di atas akarnya tidak dapat digoyangkan oleh sesuatu apapun sehingga ia tumbang sekaligus. (Shahih Muslim No.5025)
Keterangan:
Hadits2 diatas menjelaskan bagaimana seorang mukmin yang dalam hidupnya selalu mendapatkan cobaan. Sehingga orang mukmin tersebut seolah2 bagaikan tanaman yang lunak dan lembut yang seringkali meliuk-liuk karena seringnya mendapatkan cobaan. Cobaan itu datang silih berganti, namun bobot/beratnya tidak sampai membuat orang mukmin tersebut patah/jatuh tersungkur.
Berbeda dengan orang munafiq/kafir, yang dalam kehidupannya selalu mendapatkan kesenangan, dan jarang mendapatkan cobaan, bahkan terkesan harta dan kenikmatan dunia ini miliknya semua. Sehingga kadangkala membuat iri (walaupun sebenarnya tidak boleh) bagi orang2 yang beriman. Hingga pada saat orang munafik/kafir itu mendapatkan puncak kejayaan/kebahagiaan, Allah mendatangkan cobaan yang sangat berat (atau adzab), hingga ia tumbang, berputus-asa dan habis sudah semuanya.
Ini disebut juga istidraj. Sehingga kadangkala hadits ini ada yang menyebut sebagai hadits istidraj.
Istidraj adalah kesenangan dan nikmat yang Allah berikan kepada orang yang jauh dari-Nya yang sebenarnya itu menjadi azab baginya apakah dia bertobat atau semakin jauh dari Allah.
Ayat Al Qur'an yang juga menjelaskannya:
QS.3. Ali ‘Imran:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ ۚ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
178. Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.
Sehingga, Janganlah berputus-asa dan berprasangka buruk terhadap semua cobaan yg menimpa kita ...
Berbaiksangkalah kepada Allah ...
Karena, bagaimana kita tahu kalau Allah itu ada dan mencintai kita, kalau tanpa ada cobaan?
Dengan adanya cobaan, berarti:
1. Allah itu ada
2. Allah memperhatikan dan mengingatkan kita
3. Allah mencintai kita, dengan menolong kita terhadap cobaan yg menimpa kita
Apakah yang dilakukan oleh seorang Mukmin, apabila mendapatkan cobaan yang (menurutnya) sangat berat?
1. Jangan bunuh diri
2. Banyak beristighfar (meminta ampunan), karena tidak ada dosa seorang muslim yang tidak diampuni, melainkan pasti Allah mengampuninya, asalkan ia segera meminta ampunan atas dosa²nya. Dosa² ini yang biasanya menjadi penyebab datangnya cobaan, karena itu tolaklah cobaan/bala dengan banyak beristighfar (meminta ampunan)
3. Minta tolonglah kepada Allah, dan hanya kepada Allah dengan sabar dan Sholat
4. Sabar dalam meminta dan mendirikan Sholat yg 5 waktu secara berjamaah di Masjid
5. Sholat malam yakni sholat Tahajjud + Witir (Sholat dengan bilangan rokaat ganjil)
6. Juga jangan lupa mengeluarkan shodaqoh dan zakat, karena dengan shodaqoh dan zakat kita bisa lebih dekat kepadaNya, dan Allah lebih mengasihi kita
7. Andaikan tidak ada jalan keluar, karena beratnya cobaan, bahkan kita diwafatkan (bukan bunuh diri), maka, ridlonya kita dalam menjalani cobaan itu menjadikan kita juga diridloi Allah SWT, bahkan bisa dianggap mati syahid dijalanNya.
8. Jika Allah memberikan jalan keluar, maka kita akan mendapatkan jalan keluar yang terbaik, bahkan masih ditambah dengan ridloNya, itu disebabkan karena ridlonya kita sewaktu mendapatkan cobaan dariNya
9. Serta jangan lupa, tidak ada manusia yang tidak mendapat cobaan, karena itu janganlah terlalu bersedih hingga berputus-asa, karena cobaan pasti ada dan pasti datang. Baik itu cobaan yang kita sukai (misal:kekayaan yang datangnya seperti hujan deras) atau cobaan yang tidak kita sukai (yang dapat menyebabkan kita bersedih hingga berputus-asa).
Mungkin jika disingkat >>> ingatlah DUIT:
1. Doa = setiap akan melakukan sesuatu, hendaklah berdoa terlebih dahulu. Misalnya mau berangkat kerja ya jangan lupa berdoa.
2. Usaha = Usaha se-optimal mungkin, dengan usaha standar, tanpa menyertakan pihak ketiga atau dukun
3. Introspeksi = selalu introspeksi terhadap semuanya, baik keberhasilan dan kegagalan kita. Keberhasilan yg kita dapat jangan sampai menjadikan kita lengah dan takabbur. Banyak orang lain yg berperan terhadap keberhasilan kita. Dan jangan berputus asa terhadap kegagalan. Karena itu semua telah ditetapkanNya.
4. Tawakkal = serahkan semua usaha dan hasilnya hanya kepada Allah, karena hanya Dia yg Mahabijaksana dan Mahamengetahui terhadap segala keberhasilan dan kegagalan kita.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...
Coba perhatikan ayat berikut ini:
QS 2. Al Baqarah:286.
لاَ يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..."
QS 2. Al Baqarah:153.
يَـٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسْتَعِينُواْ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[Mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat], sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Tidak ada, seorang Mukminpun yang akan bunuh diri, ketika ditimpa masalah, kecuali dia telah kafir ...
Subhanallah ... Na 'Udzubillaah ...
Perhatikan ayat berikut ini:
QS 12. Yusuf:87.
وَلاَ تَايْـَسُواْ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَايْـَسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلاَّ ٱلْقَوْمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ
"... dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."
Sesungguhnya setiap kesulitan dan masalah yg kita terima, sudah ditentukan oleh Allah SWT. Apapun juga masalah itu, baik karena fitnah keji orang lain atau karena sebab lain. Jangan terlalu sedih, apalagi sampai bunuh diri, karena hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan menambah masalah, dengan siksaan yg amat pedih dan kekal di akhirat kelak.
Sungguh, Allah tidak akan mencoba hamba²Nya dengan cobaan yang berat, yg tidak akan dapat dipikul hamba²Nya. Setiap cobaan yang ditimpakan kepada hamba²Nya adalah untuk menghapus dosa dan mengangkat derajat hamba²Nya.
Surat Az-Zumar Ayat 53
۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bagi manusia yang merasa telah berbuat dosa yang banyak, sehingga mendapatkan cobaan yang berat. Maka jangalah berputus-asa dari Rahmat Allah. Karena sesungguhnya, Dia Maha Pengampun lagi Maha Penolong terhadap segala kesulitan yang dihadapi hamba2Nya, selama mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Andaikan anda berbuat dosa, lalu minta ampun kepada-Nya, lalu berbuat dosa lagi hingga 70 kali, lalu meminta ampun kepada Allah, maka sesungguhnya hal tersebut bukanlah mengolok-olok Allah. Namun, hal itu disebabkan karena kelemahan manusia yang memang sering berbuat dosa.
Yang penting segera bertaubat, dan berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi, walaupun dalam prakteknya mengulangi dosa lagi, namun kemudian tobat lagi.
Karena sesungguhnya Rahmat dan Ampunan Allah tidak ada batasnya ...!
Perhatikanlah pula 2 ayat berikut ini:
QS 57. Al Hadiid:22.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلأَْرْضِ وَلاَ فِىۤ أَنفُسِكُمْ إِلاَّ فِى كِتَـٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."
QS 57. Al Hadiid:23.
لِّكَيْلاَ تَأْسَوْاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُواْ بِمَآ ءَاتَـٰكُمْ وَٱللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,"
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang bunuh diri dengan benda tajam, maka benda tajam itu akan dipegangnya untuk menikam perutnya di neraka Jahanam. Hal itu akan berlangsung terus selamanya. Barang siapa yang minum racun sampai mati, maka ia akan meminumnya pelan-pelan di neraka Jahanam selama-lamanya. Barang siapa yang menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan jatuh di neraka Jahanam selama-lamanya. (Shahih Muslim No.158)
Hadis riwayat Tsabit bin Dhahhak Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang bersumpah dengan agama selain Islam secara dusta, maka ia seperti apa yang ia ucapkan. Barang siapa yang bunuh diri dengan sesuatu, maka ia akan disiksa dengan sesuatu itu pada hari kiamat. Seseorang tidak boleh bernazar dengan sesuatu yang tidak ia miliki. (Shahih Muslim No.159)
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku ikut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Hunain. Kepada seseorang yang diakui keIslamannya beliau bersabda: Orang ini termasuk ahli neraka. Ketika kami telah memasuki peperangan, orang tersebut berperang dengan garang dan penuh semangat, kemudian ia terluka. Ada yang melapor kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Wahai Rasulullah, orang yang baru saja engkau katakan sebagai ahli neraka, ternyata pada hari ini berperang dengan garang dan sudah meninggal dunia. Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ia pergi ke neraka. Sebagian kaum muslimin merasa ragu. Pada saat itulah datang seseorang melapor bahwa ia tidak mati, tetapi mengalami luka parah. Pada malam harinya, orang itu tidak tahan menahan sakit lukanya, maka ia bunuh diri. Hal itu dikabarkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam Beliau bersabda: Allah Maha besar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk memanggil para sahabat: Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali jiwa yang pasrah. Dan sesungguhnya Allah mengukuhkan agama ini dengan orang yang jahat. (Shahih Muslim No.162)
Keterangan:
Maksudnya memiliki jiwa yang pasrah, yang hanya kepada Allah-lah diserahkan segala urusan. Dan seorang mukmin akan terus mendapatkan cobaan dari orang yang jahat/dengki/hasud, hingga orang mukmin tersebut menjadi kuat, kuat agamanya. Hingga menghadapNya kelak ...
Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bertemu dengan orang-orang musyrik dan terjadilah peperangan, dengan dukungan pasukan masing-masing. Seseorang di antara sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tidak membiarkan musuh bersembunyi, tapi ia mengejarnya dan membunuhnya dengan pedang. Para sahabat berkata: Pada hari ini, tidak seorang pun di antara kita yang memuaskan seperti yang dilakukan oleh si fulan itu. Mendengar itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ingatlah, si fulan itu termasuk ahli neraka. Salah seorang sahabat berkata: Aku akan selalu mengikutinya. Lalu orang itu keluar bersama orang yang disebut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sebagai ahli neraka. Kemana pun ia pergi, orang itu selalu menyertainya. Kemudian ia terluka parah dan ingin mempercepat kematiannya dengan cara meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada di dadanya, lalu badannya ditekan pada pedang hingga meninggal. Orang yang selalu mengikuti datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan berkata: Aku bersaksi bahwa engkau memang utusan Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bertanya: Ada apa ini? Orang itu menjawab: Orang yang engkau sebut sebagai ahli neraka, orang-orang menganggap besar (anggapan itu), maka aku menyediakan diri untuk mengikutinya, lalu aku mencarinya dan aku dapati ia terluka parah, ia berusaha mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada di dadanya, kemudian ia menekan badannya hingga meninggal. Pada saat itulah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya ada orang yang melakukan perbuatan ahli surga, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal sebenarnya ia ahli neraka. Dan ada orang yang melakukan perbuatan ahli neraka, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal ia termasuk ahli surga. (Shahih Muslim No.163)
Hadis riwayat Jundab Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: Ada seorang lelaki yang hidup sebelum kalian, keluar bisul pada tubuhnya. Ketika bisul itu membuatnya sakit, ia mencabut anak panah dari tempatnya, lalu membedah bisul itu. Akibatnya, darah tidak berhenti mengalir sampai orang itu meninggal. Tuhan kalian berfirman: Aku haramkan surga atasnya. (Shahih Muslim No.164)
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Khalid dari Abu Qalabah dari Tsabit bin Adh-Dhahhak radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah setia dengan agama selain Islam secara dusta dan sengaja, maka dia seperti apa yang dikatakannya, dan barangsiapa membunuh dirinya sendiri dengan besi, maka dia akan disiksa di dalam nereka Jahanam". Dan berkata, Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim dari Al Hasan telah menceritakan kepada kami Jundab radliallahu 'anhu: "Didalam masjid ini tidak akan kami lupakan dan kami tidak takut bahwa Jundab akan berdusta atas nama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dia berkata,: "Pernah ada seorang yang terluka lalu dia bunuh diri maka Allah berfirman: "HambaKu mendahului aku dalam hal nyawanya sehingga aku haramkan baginya surga".(No. Hadist: 1275 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Abu AL Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka".(No. Hadist: 1276 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Sesungguhnya bunuh-diri, telah diharamkan hingga akhir jaman ...!
Perhatikan ayat berikut ini:
Surat An-Nisa' Ayat 29:
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
" ... Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Bab: Mengapa harus Sedih Atau bahkan Berputus Asa, Padahal Allah telah Memberikan Jaminan Bagi Orang yang Meneguhkan AgamaNya
QS.41.Fushshilat:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَـٰئِكَةُ أَلاَّ تَخَافُواْ وَلاَ تَحْزَنُواْ وَأَبْشِرُواْ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (menjalankan syariat-Nya secara istiqomah dan bukan hanya saat susah saja), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
نَحْنُ أَوْلِيَآؤُكُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلأَْخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِىۤ أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
نُزُلاً مِّنْ غَفُورٍ رَّحِيمٍ
32. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحاً وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
33. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah (berdakwah dengan Alquran), mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
>>> Apakah bunuh diri itu takdir?
Jawab:
Sesungguhnya semua yang terjadi merupakan ketetapan dariNya. Namun apakah layak seorang hamba hendak mengujiNya? Menguji Takdir Allah apakah yg ditetapkan untuk hamba itu?
Bukankah kita tidak pernah tahu sedikitpun takdir yang ditetapkanNya?
Bukankah kita bisa tahu, karena peristiwa itu sudah terjadi? Kalau belum terjadi?
Kalau ternyata Dia malah menakdirkan buruk, gara2 hamba itu hendak mengujiNya bagaimana? Sanggupkah dng Neraka yang sangat Panas selama2nya?
Diriwayatkan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam pada suatu hari berdiam di atas gunung. Lantas Iblis mendatanginya dan berkata kepadanya, “Bukankah engkau mengatakan bahwa manusia yang telah dikehendaki mati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, pastilah dia mati?” Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, “Iya.” Iblis bertanya lagi, “Kalau tidak?” Dia menjawab, “Tidak akan mati.” Ketika itu Iblis –laknat Allah atasnya- berkata kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, “Kalau demikian, lemparkanlah dirimu dari atas gunung. Apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki engkau mati, maka engkau akan mati. Dan jika Dia tidak menghendaki, maka engkau tidak akan mati.” Lantas Nabi Isa berkata kepadanya, “Enyahlah kau, wahai makhluk terkutuk! Sesungguhnya Allah-lah yang menguji hamba-Nya. Sedangkan hamba-Nya tidak berhak menguji-Nya.”
Bagi hambaNya yang menguji Allah, bersiaplah dengan murkaNya, seperti dijelaskan dalam hadis sebelumnya:
"HambaKu mendahului aku dalam hal nyawanya sehingga aku haramkan baginya surga".(No. Hadist: 1275 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
_______________________________________________________
Jika ada yg berkata, "Kamu itu sering ke Masjid tp kok masih sambat saja, apa gunanya Klo begitu ke Masjid?" ...
Subhanallah, tidakkah orang yg berkata seperti itu tahu, kalau sebenarnya manusia yg sambat itulah yang benar ...
Lo kok gitu ...?
Sebab:
1. Orang yg sambat ke manusia itu bagian dari suatu proses sambat hanya kepada Allah. Karena orang seperti ini kelak akan sadar kalau sambat kepada sesama makhluq itu rugi dan merugikan. Karena ia pasti akan dihina oleh mereka.
2. Para Nabi pun sambat, namun sambatnya hanya kepada Allah.
3. Orang yang tidak pernah sambat sedikitpun itu malah hina dan tersesat, contohnya Firaun. Firaun tidak pernah sambat kepada Allah, juga tidak kepada makhluq. Bahkan Firaun dengan sombongnya berkata, bahwa Firaun adalah tuhan semesta alam yang mahatinggi..!
4. Orang yang tidak pernah sambat, cenderung melakukan bunuh diri. Beberapa peristiwa bunuh diri, baik yg masalah sepele ataupun berat, disebabkan ia tidak pernah sambat, sehingga setan menang dalam membisikkan keburukan dalam hatinya.
5. Allah senang menerima sambatan makhluqNya. Karena itu menandakan makhlukNya itu butuh Allah. Sehingga seringkali, manusia yg taat beribadah diberi cobaan bertubi-tubi, supaya ia sering sambat dan kembali kepada Allah.
Sangat berbeda dengan makhluq yg jauh dari Allah, yg tidak pernah beribadah kepadaNya. Makhluk yg jauh dariNya malah diberikan gemerlap dan kekayaan dunia, bahkan kemudahan dalam memperoleh dunia, hingga suatu waktu yg dahsyat datang. Istidraj ...
_______________________________________________________
Renungkanlah:
Seringkali seorang pendidik mengharuskan didikannya sesuai dng keinginan pendidik ...
Padahal tidak jarang, peserta didik itu merasa bodoh dan merasa putus asa untuk bisa maju dan pintar ...
Sehingga peserta didik itu merasa dunia ini sudah runtuh, tidak ada lagi penolong baginya dan inginnya mati saja ...
Alangkah baiknya jika pendidik, lebih menggali potensi didikannya dan mengarahkannya, sesuai dng keahlian dan bakat peserta didik itu ...
Seringkali seorang ustadz menginginkan orang lain sesuai dng keinginan si ustadz ...
Padahal tidak jarang orang itu merasa sangat jauh dari kebenaran dan berputus asa karena banyak dosa ...
Sehingga orang itu merasa dirinya bakal mendapat siksaNya dan pasti masuk neraka ...
Alangkah baiknya jika sang ustadz menghilangkan rasa putus asa orang lain dng selalu memberikan harapan akan ampunan dan rahmat Allah yg Mahaluas ...
Mudahkanlah, dan jangan mempersulit ...
Jangan menakut-nakuti, dan jangan membuat orang lain berputus-asa ...
Mudah2an Allah memudahkan kita dng RahmatNya didunia dan di padang Mahsyar, kelak ...
Sesungguhnya Dunia ini bukanlah tempat tinggal ...
Dunia ini adalah tempat meninggal ...
Dengan meninggal inilah, kita menuju tempat tinggal yg sebenarnya ...
Perbanyak bekal untuk menuju tempat tinggal kita yg sebenarnya ...
Sebaik-baik bekal adalah Bertaqwa kepada Allah ...
Semua mukmin pasti mendapatkan cobaan, cobaan berhenti apabila mukmin itu juga berhenti dari hidup di dunia ini ...
---> Jika mendapatkan cobaan berupa kenikmatan, ingatlah Nabi Sulaiman, yang mendapatkan cobaan berupa kekuasaan dan kekayaan yang luar biasa ...
Namun Beliau tidak sombong namun tetap dermawan dan beribadah. Bahkan ibadah Beliau sangat luar biasa bagus dan sangat lama, hingga setanpun tidak tahu kalau beliau sudah wafat, saat beliau beribadah. Setan tahu kalau Beliau wafat dari tongkat Nabi Sulaiman yang dimakan rayap, hingga Beliau terjatuh dari Sholat. Kayu tongkat Nabi Sulaiman yang sangat kuat tentu memakan waktu yang sangat lama bagi rayap untuk memakannya ...
Ini menunjukkan betapa tekun, khusuk dan lama sekali ibadah Nabi Sulaiman ...
---> Jika mendapatkan cobaan berupa kesulitan dan kemiskinan, ingatlah Nabi Ayyub. Beliau mendapatkan cobaan sakit yang luar biasa hingga tubuhnya membusuk mengeluarkan ulat. Dan anak-anaknya meninggal, istri2nya meninggalkannya hingga hanya satu istrinya saja yang tetap bersamanya yakni istri yg pertama. Hartanyapun ludes habis, dari sebelumnya yang kaya-raya.
Namun Beliau tetap tabah, walaupun setan mengoloknya,"wahai Ayyub, mana Tuhanmu? Apakah Doamu sudah tak dikabulkanNya?" Dijawab oleh Nabi Ayyub, "Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan aku segalanya kemudian mengambilnya lagi" ...
Ada riwayat yang mengatakan: Seseorang dari kaumnya mengatakan (mengejek Nabi Ayyub): “Engkau tahu, demi Allah, dia telah melakukan dosa yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun.” Kawannya berkata, “Dosa apa itu?” Ia menjawab, “Sudah delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya dengan menghilangkan cobaan itu.”.
Bagaimana jawaban Nabi Ayyub mendengar ejekan seperti itu?: Nabi Ayyub berkata, “Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, hanya saja Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang bertengkar, lalu keduanya menyebut nama Allah, kemudian aku pulang ke rumahku dan membayarkan kaffarat untuk keduanya karena aku tidak suka kedua orang itu menyebut nama Allah untuk yang tidak hak.".
Setelah sakit tubuhnya membusuk dan mengeluarkan ulat selama 18 tahun, maka Allah menyembuhkan sakit Beliau, bahkan Nabi Ayyub sembuh dalam keadaan lebih tampan daripada sebelumnya. Saat istrinya melihat, istrinya langsung berkata, “Semoga Allah memberkahimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang sedang diuji ini? (maksudnya adalah suaminya, sebab ia lupa dengannya, karena bertambah tampan). Demi Allah, aku tidak melihat seorang pun yang lebih mirip ketika sehat daripada kamu?” Ayyub menjawab, “Akulah orangnya.”
Nah bagaimana dengan kita?
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah ...
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami ...
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya ...
Beri ma'aflah kami ...
Ampunilah kami ...
Dan rahmatilah kami ...
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir ...
(Silahkan membaca juga artikel sebelumnya yang berjudul: Siapakah yang dapat menolong kita)
(Dan silahkan membaca juga: Jangan menjemput kematian namun Bersabarlah)
(Juga http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2016/05/jangan-menyerah.html)
Beraat sekali dan datangnya bertubi-tubi, hingga rasanya tidak bisa bernafas ...
Yang tersisa hanya duka yang mendalam, hingga cukup menyesakkan dada ...
Kadangkala terbayang, alangkah enaknya kalau mati saja ...
Eeeeiiiitttssss JANGAAAAN .... !!!
Apakah ia merasa kalau sudah mati, maka bebas dari segala permasalahan ???
Apakah dikira setelah mati tidak ada pertanggungjawaban yang lebih rumit dan sangat adil ???
Lebih rumit dan sangat adil karena yang mengadili hanyalah Allah, pemilik alam semesta, langit, bumi dan segala isinya ...
Dia yang Mahaadil, Mahateliti dan Mahabijaksana ...
Tidak akan luput sesuatupun walaupun perkara yang sangat kecil, yang dulunya luput dari mata dunia ...
Karena Dia -lah yang Mahamengetahui dan yang Mahakaya ...
Jangan dikira dengan lepas dari tempat yang fana, dengan bunuh diri, malah menyelesaikan masalah ...
Justru akan menambah masalah, masalah yang kekal abadi ...
Bunuh diri seringkali bukan kejadian yang spontan, melainkan memiliki ciri2 sebelumnya. Berikut ciri2 yang berhasil dikumpulkan, mudah2an bisa membantu mencegah mereka yang ingin bunuh diri:
1. Merasa Tidak Memiliki Harapan
Tidak memiliki harapan adalah gejala umum pada orang yang menderita depresi, dan putus asa
2. Perasaan Sedih dan Moody yang Ekstrem
Mengalami perubahan mood secara cepat (ekstrem) atau mood swings merupakan salah satu ciri depresi. Juga perasaan sedih yang berlebihan
3. Masalah Tidur
Tidak dapat tidur dengan nyenyak atau mengalami masalah saat tidur juga merupakan salah satu risiko berbahaya yang terkait dengan bunuh diri.
Orang membutuhkan waktu untuk istirahat dan menenangkan pikiran dengan tidur, apabila aktivitas ini tidak dilakukan dengan baik dan dalam waktu berkepanjangan akan menimbulkan cedera pada otak.
4. Perubahan pada Kepribadian dan Penampilan
Adanya perubahan terhadap penampilan dan perilaku juga perlu diperhatikan dari seseorang.
5. Perasaan Terisolasi
Selain itu, orang yang memikirkan bunuh diri biasanya menarik diri dari lingkungan dan tidak ingin berinteraksi dengan teman, bahkan keluarga.
6. Perilaku Menyakiti Diri Sendiri
Orang dengan keinginan bunuh diri juga menunjukkan perilaku yang berpotensi membahayakan diri mereka, seperti mengonsumsi obat-obatan berlebih.
7. Ungkapan Ingin Bunuh Diri.
Pada umumnya, orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri memberikan ungkapan keinginan mengakhiri hidupnya dan salam perpisahan.
Sesungguhnya semua cobaan ada akhirnya ...
Pertolongan pasti datang dari Allah, bagi yang percaya dan beriman kepada-Nya ...
Allah tidak akan membebani hamba²Nya dengan cobaan yang terlalu berat, yang tidak akan dapat ditanggung hambaNya itu ...
Ingatlah! cobaan adalah sesuatu hal yang biasa ...
Apalah artinya cobaan itu?
Cobaan itu hanya sebentar, hanya seumur dunia saja ...
Namun pahala dan karunia dari sisi Allah jauh lebih abadi dan jauh lebih baik ...
Tetap berharaplah akan karunia dan pertolongan Allah ...
Karena Allah sangat mencintai hamba²Nya yang ridlo terhadap semua yang menimpanya ...
Dan ia tetap teguh dijalanNya ...
Jangan berharap terlalu tinggi akan harta dunia dan wanita ...
Hati² terhadap jabatan tinggi dan kekayaan yang banyak, karena keduanya merupakan pintu yang lebar dari cobaan yang sangat berat ...
Hati² juga apabila berkecimpung didunia politik dan terhadap wanita, sebab tidak sedikit yang tergelincir karenanya ...
Jangan pula mengatakan,"kok aku hidup dijaman ini ya? Jaman yang jahat dan dipenuhi oleh orang² jahat..."
Sungguh janganlah mencaci-maki jaman atau masa (waktu), walaupun jaman itu sudah sangatlah buruk/rusak ...
Padahal telah ada, Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: Seorang anak Adam(manusia) mencaci-maki masa padahal Akulah masa, siang dan malam hari ada di tangan-Ku. (Shahih Muslim No.4165)
Dan ingatlah pula! pada akhir jaman, cobaan itu akan datang semakin berat, dan bertambah terus beratnya ...
Seperti dijelaskan pada hadits berikut ini:
Hadis riwayat Abu Hurairah: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kiamat tidak akan terjadi sebelum seseorang melewati kuburan orang lain lalu berkata: Alangkah senangnya bila aku menempati tempatnya! (karena terlalu beratnya cobaan yang diterimanya). (Shahih Muslim No.5175)
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman yang selalu digoyangkan oleh hembusan angin karena orang mukmin senantiasa ditimpa berbagai cobaan. Sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon cemara yang tidak goyang dihembus angin kecuali setelah ditebang. (Shahih Muslim No.5024)
Hadis riwayat Kaab bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Perumpamaan orang mukmin itu seperti tanaman lunak dan lembut yang dapat digoyangkan oleh hembusan angin, sesekali miring dan kemudian tegak kembali sehingga bergoyang-goyang. Sedangkan perumpamaan orang kafir adalah seperti pohon cemara yang tegak berdiri di atas akarnya tidak dapat digoyangkan oleh sesuatu apapun sehingga ia tumbang sekaligus. (Shahih Muslim No.5025)
Keterangan:
Hadits2 diatas menjelaskan bagaimana seorang mukmin yang dalam hidupnya selalu mendapatkan cobaan. Sehingga orang mukmin tersebut seolah2 bagaikan tanaman yang lunak dan lembut yang seringkali meliuk-liuk karena seringnya mendapatkan cobaan. Cobaan itu datang silih berganti, namun bobot/beratnya tidak sampai membuat orang mukmin tersebut patah/jatuh tersungkur.
Berbeda dengan orang munafiq/kafir, yang dalam kehidupannya selalu mendapatkan kesenangan, dan jarang mendapatkan cobaan, bahkan terkesan harta dan kenikmatan dunia ini miliknya semua. Sehingga kadangkala membuat iri (walaupun sebenarnya tidak boleh) bagi orang2 yang beriman. Hingga pada saat orang munafik/kafir itu mendapatkan puncak kejayaan/kebahagiaan, Allah mendatangkan cobaan yang sangat berat (atau adzab), hingga ia tumbang, berputus-asa dan habis sudah semuanya.
Ini disebut juga istidraj. Sehingga kadangkala hadits ini ada yang menyebut sebagai hadits istidraj.
Istidraj adalah kesenangan dan nikmat yang Allah berikan kepada orang yang jauh dari-Nya yang sebenarnya itu menjadi azab baginya apakah dia bertobat atau semakin jauh dari Allah.
Ayat Al Qur'an yang juga menjelaskannya:
QS.3. Ali ‘Imran:
وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ خَيْرٌ لِأَنْفُسِهِمْ ۚ إِنَّمَا نُمْلِي لَهُمْ لِيَزْدَادُوا إِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
178. Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.
QS. 68. Al Qalam:
فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَٰذَا الْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
44. Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,
Berbaiksangkalah kepada Allah ...
Karena, bagaimana kita tahu kalau Allah itu ada dan mencintai kita, kalau tanpa ada cobaan?
Dengan adanya cobaan, berarti:
1. Allah itu ada
2. Allah memperhatikan dan mengingatkan kita
3. Allah mencintai kita, dengan menolong kita terhadap cobaan yg menimpa kita
4. Allah hendak menghapus semua dosa-dosa kita dan hendak mengangkat derajat kita disisiNya.
1. Jangan bunuh diri
2. Banyak beristighfar (meminta ampunan), karena tidak ada dosa seorang muslim yang tidak diampuni, melainkan pasti Allah mengampuninya, asalkan ia segera meminta ampunan atas dosa²nya. Dosa² ini yang biasanya menjadi penyebab datangnya cobaan, karena itu tolaklah cobaan/bala dengan banyak beristighfar (meminta ampunan)
3. Minta tolonglah kepada Allah, dan hanya kepada Allah dengan sabar dan Sholat
4. Sabar dalam meminta dan mendirikan Sholat yg 5 waktu secara berjamaah di Masjid
5. Sholat malam yakni sholat Tahajjud + Witir (Sholat dengan bilangan rokaat ganjil)
6. Juga jangan lupa mengeluarkan shodaqoh dan zakat, karena dengan shodaqoh dan zakat kita bisa lebih dekat kepadaNya, dan Allah lebih mengasihi kita
7. Andaikan tidak ada jalan keluar, karena beratnya cobaan, bahkan kita diwafatkan (bukan bunuh diri), maka, ridlonya kita dalam menjalani cobaan itu menjadikan kita juga diridloi Allah SWT, bahkan bisa dianggap mati syahid dijalanNya.
8. Jika Allah memberikan jalan keluar, maka kita akan mendapatkan jalan keluar yang terbaik, bahkan masih ditambah dengan ridloNya, itu disebabkan karena ridlonya kita sewaktu mendapatkan cobaan dariNya
9. Serta jangan lupa, tidak ada manusia yang tidak mendapat cobaan, karena itu janganlah terlalu bersedih hingga berputus-asa, karena cobaan pasti ada dan pasti datang. Baik itu cobaan yang kita sukai (misal:kekayaan yang datangnya seperti hujan deras) atau cobaan yang tidak kita sukai (yang dapat menyebabkan kita bersedih hingga berputus-asa).
Mungkin jika disingkat >>> ingatlah DUIT:
1. Doa = setiap akan melakukan sesuatu, hendaklah berdoa terlebih dahulu. Misalnya mau berangkat kerja ya jangan lupa berdoa.
2. Usaha = Usaha se-optimal mungkin, dengan usaha standar, tanpa menyertakan pihak ketiga atau dukun
3. Introspeksi = selalu introspeksi terhadap semuanya, baik keberhasilan dan kegagalan kita. Keberhasilan yg kita dapat jangan sampai menjadikan kita lengah dan takabbur. Banyak orang lain yg berperan terhadap keberhasilan kita. Dan jangan berputus asa terhadap kegagalan. Karena itu semua telah ditetapkanNya.
4. Tawakkal = serahkan semua usaha dan hasilnya hanya kepada Allah, karena hanya Dia yg Mahabijaksana dan Mahamengetahui terhadap segala keberhasilan dan kegagalan kita.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...
Coba perhatikan ayat berikut ini:
QS 2. Al Baqarah:286.
لاَ يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..."
QS 2. Al Baqarah:153.
يَـٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسْتَعِينُواْ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[Mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat], sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Tidak ada, seorang Mukminpun yang akan bunuh diri, ketika ditimpa masalah, kecuali dia telah kafir ...
Subhanallah ... Na 'Udzubillaah ...
Perhatikan ayat berikut ini:
QS 12. Yusuf:87.
وَلاَ تَايْـَسُواْ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَايْـَسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلاَّ ٱلْقَوْمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ
"... dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."
Sesungguhnya setiap kesulitan dan masalah yg kita terima, sudah ditentukan oleh Allah SWT. Apapun juga masalah itu, baik karena fitnah keji orang lain atau karena sebab lain. Jangan terlalu sedih, apalagi sampai bunuh diri, karena hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, justru akan menambah masalah, dengan siksaan yg amat pedih dan kekal di akhirat kelak.
Sungguh, Allah tidak akan mencoba hamba²Nya dengan cobaan yang berat, yg tidak akan dapat dipikul hamba²Nya. Setiap cobaan yang ditimpakan kepada hamba²Nya adalah untuk menghapus dosa dan mengangkat derajat hamba²Nya.
Surat Az-Zumar Ayat 53
۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bagi manusia yang merasa telah berbuat dosa yang banyak, sehingga mendapatkan cobaan yang berat. Maka jangalah berputus-asa dari Rahmat Allah. Karena sesungguhnya, Dia Maha Pengampun lagi Maha Penolong terhadap segala kesulitan yang dihadapi hamba2Nya, selama mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Andaikan anda berbuat dosa, lalu minta ampun kepada-Nya, lalu berbuat dosa lagi hingga 70 kali, lalu meminta ampun kepada Allah, maka sesungguhnya hal tersebut bukanlah mengolok-olok Allah. Namun, hal itu disebabkan karena kelemahan manusia yang memang sering berbuat dosa.
Yang penting segera bertaubat, dan berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi, walaupun dalam prakteknya mengulangi dosa lagi, namun kemudian tobat lagi.
Karena sesungguhnya Rahmat dan Ampunan Allah tidak ada batasnya ...!
Perhatikanlah pula 2 ayat berikut ini:
QS 57. Al Hadiid:22.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلأَْرْضِ وَلاَ فِىۤ أَنفُسِكُمْ إِلاَّ فِى كِتَـٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."
QS 57. Al Hadiid:23.
لِّكَيْلاَ تَأْسَوْاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُواْ بِمَآ ءَاتَـٰكُمْ وَٱللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
"(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[gembira yang melampaui batas yang menyebabkan kesombongan, ketakaburan dan lupa kepada Allah] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,"
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang bunuh diri dengan benda tajam, maka benda tajam itu akan dipegangnya untuk menikam perutnya di neraka Jahanam. Hal itu akan berlangsung terus selamanya. Barang siapa yang minum racun sampai mati, maka ia akan meminumnya pelan-pelan di neraka Jahanam selama-lamanya. Barang siapa yang menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan jatuh di neraka Jahanam selama-lamanya. (Shahih Muslim No.158)
Hadis riwayat Tsabit bin Dhahhak Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang bersumpah dengan agama selain Islam secara dusta, maka ia seperti apa yang ia ucapkan. Barang siapa yang bunuh diri dengan sesuatu, maka ia akan disiksa dengan sesuatu itu pada hari kiamat. Seseorang tidak boleh bernazar dengan sesuatu yang tidak ia miliki. (Shahih Muslim No.159)
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku ikut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Hunain. Kepada seseorang yang diakui keIslamannya beliau bersabda: Orang ini termasuk ahli neraka. Ketika kami telah memasuki peperangan, orang tersebut berperang dengan garang dan penuh semangat, kemudian ia terluka. Ada yang melapor kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Wahai Rasulullah, orang yang baru saja engkau katakan sebagai ahli neraka, ternyata pada hari ini berperang dengan garang dan sudah meninggal dunia. Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ia pergi ke neraka. Sebagian kaum muslimin merasa ragu. Pada saat itulah datang seseorang melapor bahwa ia tidak mati, tetapi mengalami luka parah. Pada malam harinya, orang itu tidak tahan menahan sakit lukanya, maka ia bunuh diri. Hal itu dikabarkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam Beliau bersabda: Allah Maha besar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk memanggil para sahabat: Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali jiwa yang pasrah. Dan sesungguhnya Allah mengukuhkan agama ini dengan orang yang jahat. (Shahih Muslim No.162)
Keterangan:
Maksudnya memiliki jiwa yang pasrah, yang hanya kepada Allah-lah diserahkan segala urusan. Dan seorang mukmin akan terus mendapatkan cobaan dari orang yang jahat/dengki/hasud, hingga orang mukmin tersebut menjadi kuat, kuat agamanya. Hingga menghadapNya kelak ...
Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bertemu dengan orang-orang musyrik dan terjadilah peperangan, dengan dukungan pasukan masing-masing. Seseorang di antara sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tidak membiarkan musuh bersembunyi, tapi ia mengejarnya dan membunuhnya dengan pedang. Para sahabat berkata: Pada hari ini, tidak seorang pun di antara kita yang memuaskan seperti yang dilakukan oleh si fulan itu. Mendengar itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ingatlah, si fulan itu termasuk ahli neraka. Salah seorang sahabat berkata: Aku akan selalu mengikutinya. Lalu orang itu keluar bersama orang yang disebut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sebagai ahli neraka. Kemana pun ia pergi, orang itu selalu menyertainya. Kemudian ia terluka parah dan ingin mempercepat kematiannya dengan cara meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada di dadanya, lalu badannya ditekan pada pedang hingga meninggal. Orang yang selalu mengikuti datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan berkata: Aku bersaksi bahwa engkau memang utusan Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bertanya: Ada apa ini? Orang itu menjawab: Orang yang engkau sebut sebagai ahli neraka, orang-orang menganggap besar (anggapan itu), maka aku menyediakan diri untuk mengikutinya, lalu aku mencarinya dan aku dapati ia terluka parah, ia berusaha mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada di dadanya, kemudian ia menekan badannya hingga meninggal. Pada saat itulah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya ada orang yang melakukan perbuatan ahli surga, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal sebenarnya ia ahli neraka. Dan ada orang yang melakukan perbuatan ahli neraka, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal ia termasuk ahli surga. (Shahih Muslim No.163)
Hadis riwayat Jundab Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: Ada seorang lelaki yang hidup sebelum kalian, keluar bisul pada tubuhnya. Ketika bisul itu membuatnya sakit, ia mencabut anak panah dari tempatnya, lalu membedah bisul itu. Akibatnya, darah tidak berhenti mengalir sampai orang itu meninggal. Tuhan kalian berfirman: Aku haramkan surga atasnya. (Shahih Muslim No.164)
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Khalid dari Abu Qalabah dari Tsabit bin Adh-Dhahhak radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah setia dengan agama selain Islam secara dusta dan sengaja, maka dia seperti apa yang dikatakannya, dan barangsiapa membunuh dirinya sendiri dengan besi, maka dia akan disiksa di dalam nereka Jahanam". Dan berkata, Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim dari Al Hasan telah menceritakan kepada kami Jundab radliallahu 'anhu: "Didalam masjid ini tidak akan kami lupakan dan kami tidak takut bahwa Jundab akan berdusta atas nama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dia berkata,: "Pernah ada seorang yang terluka lalu dia bunuh diri maka Allah berfirman: "HambaKu mendahului aku dalam hal nyawanya sehingga aku haramkan baginya surga".(No. Hadist: 1275 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Abu AL Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka".(No. Hadist: 1276 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Sesungguhnya bunuh-diri, telah diharamkan hingga akhir jaman ...!
Perhatikan ayat berikut ini:
Surat An-Nisa' Ayat 29:
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
" ... Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Bab. Kisah Nyata - Cerita dari Ustadz
Innalillahi, Mengerikannya Pengurusan Jenazah Orang yang Bunuh Diri
Dengan lafaz bismillah saya menarik tirai jenazah secara perlahan-lahan. Saat membuka kain yang menutupi wajahnya, dan saya melihat situasi yang amat mengerikan. Lidah jenazah itu terjulur dan wajahnya berkerut seakan menahan kesakitan yang amat berat. Ada banyak lebam bekas jeratan di lehernya.
Saya coba mengumpulkan kekuatan yang ada dan beserta empat sahabat lainnya, mengangkat jenazah ke atas tempat pengurusan. Masing-masing memegang anggota tubuh jenazah namun tanpa diduga, tangan dan bahu kami terasa amat sakit. ALLAH HU AKHBAR! Jenazah ini amat berat sekali, padahal tubuhnya begitu kecil dan masih berumur sekitar 20-an. Tidak sampai di situ saja, tenaga kami berempat kembali diuji tatkala ke tempat mandi. Jarak yang dekat terasa amat jauh dan saya secara pribadi langsung habis tenaga, begitu juga sahabat yang lain. Tapi saya tidak mengeluh dan di hati hanya berdoa agar Allah SWT membantu menyelesaikan tugas memandikan jenazah ini.
Kali ini Allah SWT benar-benar ingin memperlihatkan kekuasaan-Nya. Saat menyucikan jenazah, najis yang keluar dari duburnya amat banyak dan tanpa henti. Saya mengurut perlahan-lahan perutnya dengan tujuan ingin mengeluarkan lagi najis yang ada. Setelah memastikan benar-benar bersih, saya mengeringkan jenazah dengan meratakan air pada anggota yang lain namun setiap kali tubuhnya digerakkan, setiap kali itulah najisnya masih keluar dalam jumlah yang banyak.
Kami meneruskan proses memandikannya hingga selesai dan ketika didapati najisnya telah berhenti, maka urusan kafan pun kami mulai. Namun perkara yang sama masih terjadi tatkala kami mulai meletakkan jenazah di atas kain kafan. Sekali lagi proses pembersihan dilakukan dan kain kafan perlu ditukar segera. Kali ini saya menyumbat kapas sebanyak mungkin disamping doa yang tiada henti di dalam hati kepada Allah SWT agar mengampuni segala dosa jenazah ini semasa hidup dan meringankan urusan mengafaninya. Alhamdulillah, najisnya berhenti mengalir dan kami meneruskan proses mengafani.
Kami meneruskan proses memandikannya hingga selesai dan ketika didapati najisnya telah berhenti, maka urusan kafan pun kami mulai. Namun perkara yang sama masih terjadi tatkala kami mulai meletakkan jenazah di atas kain kafan. Sekali lagi proses pembersihan dilakukan dan kain kafan perlu ditukar segera. Kali ini saya menyumbat kapas sebanyak mungkin disamping doa yang tiada henti di dalam hati kepada Allah SWT agar mengampuni segala dosa jenazah ini semasa hidup dan meringankan urusan mengafaninya. Alhamdulillah, najisnya berhenti mengalir dan kami meneruskan proses mengafani.
Perasaan lega itu ternyata hanya hinggap sebentar saja. Sekali lagi kami diuji tatkala mengafani jenazah, mengalir darah dari mulut dan hidungnya. Situasi seperti ini lumrah kami temui tatkala mengurus jenazah yang mengalami pendarahan di bagian dalam. Tanpa membuang waktu lagi, kami menyucikan darah tersebut dengan kapas dan jenazah bisa dishalatkan dan kemudian dikuburkan.
Bab: Mengapa harus Sedih Atau bahkan Berputus Asa, Padahal Allah telah Memberikan Jaminan Bagi Orang yang Meneguhkan AgamaNya
QS.41.Fushshilat:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَـٰئِكَةُ أَلاَّ تَخَافُواْ وَلاَ تَحْزَنُواْ وَأَبْشِرُواْ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (menjalankan syariat-Nya secara istiqomah dan bukan hanya saat susah saja), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
نَحْنُ أَوْلِيَآؤُكُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَفِى ٱلأَْخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِىۤ أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
نُزُلاً مِّنْ غَفُورٍ رَّحِيمٍ
32. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحاً وَقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
33. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah (berdakwah dengan Alquran), mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
--------------------------------------------------------------------
>>> Apakah bunuh diri itu takdir?
Jawab:
Sesungguhnya semua yang terjadi merupakan ketetapan dariNya. Namun apakah layak seorang hamba hendak mengujiNya? Menguji Takdir Allah apakah yg ditetapkan untuk hamba itu?
Bukankah kita tidak pernah tahu sedikitpun takdir yang ditetapkanNya?
Bukankah kita bisa tahu, karena peristiwa itu sudah terjadi? Kalau belum terjadi?
Kalau ternyata Dia malah menakdirkan buruk, gara2 hamba itu hendak mengujiNya bagaimana? Sanggupkah dng Neraka yang sangat Panas selama2nya?
Diriwayatkan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam pada suatu hari berdiam di atas gunung. Lantas Iblis mendatanginya dan berkata kepadanya, “Bukankah engkau mengatakan bahwa manusia yang telah dikehendaki mati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, pastilah dia mati?” Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, “Iya.” Iblis bertanya lagi, “Kalau tidak?” Dia menjawab, “Tidak akan mati.” Ketika itu Iblis –laknat Allah atasnya- berkata kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, “Kalau demikian, lemparkanlah dirimu dari atas gunung. Apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki engkau mati, maka engkau akan mati. Dan jika Dia tidak menghendaki, maka engkau tidak akan mati.” Lantas Nabi Isa berkata kepadanya, “Enyahlah kau, wahai makhluk terkutuk! Sesungguhnya Allah-lah yang menguji hamba-Nya. Sedangkan hamba-Nya tidak berhak menguji-Nya.”
Bagi hambaNya yang menguji Allah, bersiaplah dengan murkaNya, seperti dijelaskan dalam hadis sebelumnya:
"HambaKu mendahului aku dalam hal nyawanya sehingga aku haramkan baginya surga".(No. Hadist: 1275 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
_______________________________________________________
Jika ada yg berkata, "Kamu itu sering ke Masjid tp kok masih sambat saja, apa gunanya Klo begitu ke Masjid?" ...
Subhanallah, tidakkah orang yg berkata seperti itu tahu, kalau sebenarnya manusia yg sambat itulah yang benar ...
Lo kok gitu ...?
Sebab:
1. Orang yg sambat ke manusia itu bagian dari suatu proses sambat hanya kepada Allah. Karena orang seperti ini kelak akan sadar kalau sambat kepada sesama makhluq itu rugi dan merugikan. Karena ia pasti akan dihina oleh mereka.
2. Para Nabi pun sambat, namun sambatnya hanya kepada Allah.
3. Orang yang tidak pernah sambat sedikitpun itu malah hina dan tersesat, contohnya Firaun. Firaun tidak pernah sambat kepada Allah, juga tidak kepada makhluq. Bahkan Firaun dengan sombongnya berkata, bahwa Firaun adalah tuhan semesta alam yang mahatinggi..!
4. Orang yang tidak pernah sambat, cenderung melakukan bunuh diri. Beberapa peristiwa bunuh diri, baik yg masalah sepele ataupun berat, disebabkan ia tidak pernah sambat, sehingga setan menang dalam membisikkan keburukan dalam hatinya.
5. Allah senang menerima sambatan makhluqNya. Karena itu menandakan makhlukNya itu butuh Allah. Sehingga seringkali, manusia yg taat beribadah diberi cobaan bertubi-tubi, supaya ia sering sambat dan kembali kepada Allah.
Sangat berbeda dengan makhluq yg jauh dari Allah, yg tidak pernah beribadah kepadaNya. Makhluk yg jauh dariNya malah diberikan gemerlap dan kekayaan dunia, bahkan kemudahan dalam memperoleh dunia, hingga suatu waktu yg dahsyat datang. Istidraj ...
Renungkanlah:
Seringkali seorang pendidik mengharuskan didikannya sesuai dng keinginan pendidik ...
Padahal tidak jarang, peserta didik itu merasa bodoh dan merasa putus asa untuk bisa maju dan pintar ...
Sehingga peserta didik itu merasa dunia ini sudah runtuh, tidak ada lagi penolong baginya dan inginnya mati saja ...
Alangkah baiknya jika pendidik, lebih menggali potensi didikannya dan mengarahkannya, sesuai dng keahlian dan bakat peserta didik itu ...
Seringkali seorang ustadz menginginkan orang lain sesuai dng keinginan si ustadz ...
Padahal tidak jarang orang itu merasa sangat jauh dari kebenaran dan berputus asa karena banyak dosa ...
Sehingga orang itu merasa dirinya bakal mendapat siksaNya dan pasti masuk neraka ...
Alangkah baiknya jika sang ustadz menghilangkan rasa putus asa orang lain dng selalu memberikan harapan akan ampunan dan rahmat Allah yg Mahaluas ...
Mudahkanlah, dan jangan mempersulit ...
Jangan menakut-nakuti, dan jangan membuat orang lain berputus-asa ...
Mudah2an Allah memudahkan kita dng RahmatNya didunia dan di padang Mahsyar, kelak ...
Dunia ini adalah tempat meninggal ...
Dengan meninggal inilah, kita menuju tempat tinggal yg sebenarnya ...
Perbanyak bekal untuk menuju tempat tinggal kita yg sebenarnya ...
Sebaik-baik bekal adalah Bertaqwa kepada Allah ...
Semua mukmin pasti mendapatkan cobaan, cobaan berhenti apabila mukmin itu juga berhenti dari hidup di dunia ini ...
---> Jika mendapatkan cobaan berupa kenikmatan, ingatlah Nabi Sulaiman, yang mendapatkan cobaan berupa kekuasaan dan kekayaan yang luar biasa ...
Namun Beliau tidak sombong namun tetap dermawan dan beribadah. Bahkan ibadah Beliau sangat luar biasa bagus dan sangat lama, hingga setanpun tidak tahu kalau beliau sudah wafat, saat beliau beribadah. Setan tahu kalau Beliau wafat dari tongkat Nabi Sulaiman yang dimakan rayap, hingga Beliau terjatuh dari Sholat. Kayu tongkat Nabi Sulaiman yang sangat kuat tentu memakan waktu yang sangat lama bagi rayap untuk memakannya ...
Ini menunjukkan betapa tekun, khusuk dan lama sekali ibadah Nabi Sulaiman ...
---> Jika mendapatkan cobaan berupa kesulitan dan kemiskinan, ingatlah Nabi Ayyub. Beliau mendapatkan cobaan sakit yang luar biasa hingga tubuhnya membusuk mengeluarkan ulat. Dan anak-anaknya meninggal, istri2nya meninggalkannya hingga hanya satu istrinya saja yang tetap bersamanya yakni istri yg pertama. Hartanyapun ludes habis, dari sebelumnya yang kaya-raya.
Namun Beliau tetap tabah, walaupun setan mengoloknya,"wahai Ayyub, mana Tuhanmu? Apakah Doamu sudah tak dikabulkanNya?" Dijawab oleh Nabi Ayyub, "Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan aku segalanya kemudian mengambilnya lagi" ...
Ada riwayat yang mengatakan: Seseorang dari kaumnya mengatakan (mengejek Nabi Ayyub): “Engkau tahu, demi Allah, dia telah melakukan dosa yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun.” Kawannya berkata, “Dosa apa itu?” Ia menjawab, “Sudah delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya dengan menghilangkan cobaan itu.”.
Bagaimana jawaban Nabi Ayyub mendengar ejekan seperti itu?: Nabi Ayyub berkata, “Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, hanya saja Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang bertengkar, lalu keduanya menyebut nama Allah, kemudian aku pulang ke rumahku dan membayarkan kaffarat untuk keduanya karena aku tidak suka kedua orang itu menyebut nama Allah untuk yang tidak hak.".
Setelah sakit tubuhnya membusuk dan mengeluarkan ulat selama 18 tahun, maka Allah menyembuhkan sakit Beliau, bahkan Nabi Ayyub sembuh dalam keadaan lebih tampan daripada sebelumnya. Saat istrinya melihat, istrinya langsung berkata, “Semoga Allah memberkahimu, apakah engkau melihat Nabi Allah yang sedang diuji ini? (maksudnya adalah suaminya, sebab ia lupa dengannya, karena bertambah tampan). Demi Allah, aku tidak melihat seorang pun yang lebih mirip ketika sehat daripada kamu?” Ayyub menjawab, “Akulah orangnya.”
Nah bagaimana dengan kita?
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah ...
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami ...
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya ...
Beri ma'aflah kami ...
Ampunilah kami ...
Dan rahmatilah kami ...
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir ...
(Silahkan membaca juga artikel sebelumnya yang berjudul: Siapakah yang dapat menolong kita)
(Dan silahkan membaca juga: Jangan menjemput kematian namun Bersabarlah)
(Juga http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2016/05/jangan-menyerah.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar