Selasa, 27 Mei 2014

Kedahsyatan Isra Mi'raj: Relativitas Alam, ruang dan Waktu

Setiap yg tercipta, pasti menempati suatu dimensi, dimana dimensi itu terdapat ruang sebagai tempat bernaung dan juga ada waktu yg mengikutinya ...
Ruang bisa sesuatu yg nampak kasat mata (dalam pandangan 3 dimensi) ataupun tidak nampak ...
Waktu merupakan bentuk abstrak dari perubahan ruang yg membatasi dari awal terciptanya hingga akhir, yakni kehancuran/kebinasaannya ...
Itulah makhluk, yg memiliki awal dan akhir, yg membutuhkan ruang, hingga makhluk itu musnah dan berpindah ke dimensi yg lain, dng ruang dan waktu yg lain lagi ...
Siapakah yg tidak tergantung dimensi, ruang dan waktu? yakni Sang pencipta, Allah SWT ...

Ciri-ciri perbuatan Allah dalam mencipta adalah, terjadinya pertumbuhan atau perubahan dari segala sisi pada suatu benda nyata. Seperti dalam perhitungan dimensi bola yg menyelimuti berbagai sisi ditambahkan fungsi waktu ...
Ciri2 perbuatan manusia dalam membuat/membangun adalah, hanya terjadi pertumbuhan atau perubahan pada satu sisi yg dikerjakan manusia pada suatu benda nyata. Sehingga sisi yg lain akan luput atau akan dikerjakan oleh orang lain ...

Allah sendirian saja sanggup mencipta/membangun, namun manusia harus berkolaborasi dan bekerja-sama dalam membangun sesuatu. Karena itu, alam semesta tidak/belum hancur mulai diciptakan hingga sekarang, namun banyak buatan manusia hancur/tabrakan padahal baru saja dibuat benda itu!
Itulah kelemahan manusia ...

Demikian juga dng penciptaan alam semesta ini, Allah menciptakannya dalam segala sisi dan dimensi, ada yg kasat mata ada pula yg ghaib ...
Semua ciptaanNya telah ditentukan umurnya oleh Dia sendiri, yg tidak ada satu makhlukpun yg dapat memperpanjang atau memperpendek umur makhlukNya ...
Dan ingatlah, dalam penciptaan alam semesta ini, tidak ada manusia yg menyaksikannya ...
Andaikan menyaksikannya, tentu saja manusia tidak akan dapat membantu dan meniru perbuatan-Nya ...

Sesungguhnya waktu, itu adalah RELATIF ...
Saat awal penciptaan alam semesta, waktu belumlah ada, karena materi belum terbentuk ...
Saat big-bang terjadi, materi mulai terbentuk, dan dimensi-pun tercipta, maka waktu mulai ada ...
Masing2 dimensi memiliki waktu yg berbeda ...
Pernahkah kita menyaksikan terbentuknya alam semesta, dimensi dan waktu???
Mengapa kita tidak bersyukur dengan ketentuan Allah ini? yakni WAKTU?
Sesungguhnya disini terdapat ilmu yg sangat dahsyat dan rumit ...
Jika manusia mau memikirkannya ...
-----------------------------------


Sains itu "hacking" terhadap apa2 yg diciptakan/ditetapkan oleh Allah Yang Maha Pencipta. Allah swt adalah "programmer"-nya. Sehingga para "hacker" (the scientists) mencari2 clue dari Al Qur'an yg merupakan firman Allah swt atau malah sebaliknya.

Sains itu "hacking", karena scientistnya hanya mempelajari apa yg "sudah tercipta" dan bukan "mencipta sendiri", sehingga mereka mendapatkan sedikit pengetahuan ttg ciptaan Allah tsb. Dari pengetahuan yg secuil itu, mereka (scientists) bisa merekayasa/memanfaatkan ciptaan tsb menjadi sesuatu yg berguna atau malah merusak. Menjadikan seseorang itu beriman atau malah ingkar seingkar²nya ...
Jika seekor semut sangat² mustahil untuk bepergian dari Surabaya ke Jakarta dalam sejam, maka sangat mungkin jika semut itu dibawa manusia lalu naik jet dari Surabaya ke Jakarta...
Apakah mustahil jika yang memperjalankan Nabi Muhammad saw itu Sang Pencipta alam semesta ini sendiri dalam semalam atau bahkan lebih cepat dari itu...?
Jika sains bisa menjelaskan secara detail dan manusia bisa menirunya, berarti Isra mi'raj dan Al quran iku bukan mukjizat...
Artinya, manusia sudah bisa mengalahkan tuhan...
Mungkinkah...???

Sampai saat ini, sains hanya bisa membuktikan perjalanan di Bumi dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kurang dari semalam (pada abad ke 7 merupakan hal yg mustahil) namun peristiwa Mi'raj sampai saat ini hingga kiamat, tidak akan bisa dijelaskan secara detail. Dan ini bukan berarti matan hadits Isra Mi'raj itu cacat ...

Subhanallah ...

--------------‐---------------------


Sesungguhnya bagi kita, alam itu secara garis besar dibagi menjadi 2, yakni alam nyata dan alam ghaib. Semua alam itu ada, namun ada yang terlihat dan kita dapat perhitungkan dng tepat, dan ada pula yg tidak terlihat, yg sulit kita menghitungnya dng tepat. Baik kita menghitungnya dalam perhitungan jarak, wujud bendanya, pergerakan dan waktu.

Contoh alam nyata (yakni dilangit pertama), dng perbandingan waktunya:
1. Bumi tempat kita berpijak, dimana 1 hari kira² sama dengan 24 jam.
2. Planet-planet lain yg sekeluarga (dng pusat matahari kita) yg dapat kita lihat dng menggunakan alat atau dapat dilihat secara langsung. Sebagai contoh: 1 hari di planet Venus tentu lebih cepat daripada 1 hari dibumi, dan 1 hari di planet yupiter jelas lebih lama dari 1 hari dibumi.
Sehingga dapat kita simpulkan: Untuk alam nyata saja sudah banyak perbedaan mengenai waktu. Sehari belum tentu 24 jam, dan setahun belum tentu 365 hari. Bahkan perhitungan waktu bisa berlainan karena adanya perbedaan ruang, massa, gravitasi dan kecepatan.
Di alam nyata, kita dapat melakukan perhitungan dng akurat, terutama perhitungan di ruang 3 dimensi.

Contoh alam ghaib:
1. Alam mimpi
2. Alam Barzakh
3. Alam dilangit ke 2, ke 3, ke 4, ke 5, dan ke 6.
Kita tidak dapat menghitung waktu, pergerakan dan apa² yg ada di alam ghaib. Semua hanya Allah yang tahu.
Semua alam itu ada, dan sebagian kita telah merasakan keberadaanya, yakni alam mimpi. Dimana dalam alam mimpi. kita benar² tidak dapat menghitung pergerakan, dan waktu secara tepat.
Ada lagi alam yg pasti kita temui dan sulit kita perhitungkan keadaan, pergerakan dan waktunya, yakni alam barzakh. Kita semua yg beriman tidak akan menyangkal, banyaknya alam, ruang dan waktu yg diciptakan Allah.
Hanya orang yg sombong yg tidak mau mengakuinya.

KISAH ASHAABUL KAHFI 
QS.18. Al Kahfi:

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَـٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُواْ مِنْ ءَايَـٰتِنَا عَجَبًا

9. Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim[Raqim: sebagian ahli tafsir mengartikan nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan batu bersurat] itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?

إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُواْ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّىءْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

10. (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."

فَضَرَبْنَا عَلَىٰ ءَاذَانِهِمْ فِى ٱلْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا

11. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu[Allah menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah dalam gua itu (lihat ayat 25) sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apapun],

ثُمَّ بَعَثْنَـٰهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الحِزْبَيْنِ أَحْصَىٰ لِمَا لَبِثُواْ أَمَدًا

12. Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu[Kedua golongan itu ialah pemuda-pemuda itu sendiri yang berselisih tentang berapa lamanya mereka tinggal dalam gua itu] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نبَأَهُم بِٱلْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَـٰهُمْ هُدًى

13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.

وَتَرَى ٱلشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَاوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ ٱلْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ ٱلشِّمَالِ وَهُمْ فِى فَجْوَةٍ مِّنْهُ ذٰلِكَ مِنْ ءَايَاتِ ٱللَّهِ مَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلْمُهْتَدِ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُّرْشِدًا

17. Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ ٱليَمِينِ وَذَاتَ ٱلشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَـٰسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِٱلوَصِيدِ لَوِ ٱطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوْلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

18. Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.

وَكَذٰلِكَ بَعَثْنَـٰهُمْ لِيَتَسَآءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِّنْهُمْ كَم لَبِثْتُمْ قَالُواْ لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُواْ رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَٱبْعَثُواْ أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَـٰذِهِ إِلَىٰ ٱلْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَآ أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلاَ يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا

19. Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.

وَلَبِثُواْ فِى كَهْفِهِمْ ثَلاثَ مِئَةٍ سِنِينَ وَٱزْدَادُواْ تِسْعًا

25. Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

قُلِ ٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُواْ لَهُ غَيْبُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلأَْرْضِ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ مَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَلِىٍّ وَلاَ يُشْرِكُ فِى حُكْمِهِ أَحَدًا

26. Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan."


>> Tentang dimatikannya seseorang seratus tahun, kemudian dihidupkan kembali oleh Allah:
QS.2. Al Baqarah:

أَوْ كَٱلَّذِى مَرَّ عَلَىٰ قَرْيَةٍ وَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىٰ يُحْىِ هَـٰذِهِ ٱللَّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ مِاْئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالَ بَل لَّبِثْتَ مِاْئَةَ عَامٍ فَٱنظُرْ إِلَىٰ طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ وَٱنظُرْ إِلَىٰ حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ ءَايَةً لِلنَّاسِ وَٱنظُرْ إِلَى ٱلعِظَامِ كَيْفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

259. Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Para ulama berbeda pendapat tentang siapa orang yang lewat tersebut. Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari Isam ibnu Daud, dari Adam ibnu Iyas, dari Israil, dari Abi Ishaq, dari Najiyah ibnu Ka'b, dari Ali ibnu Abu Talib yang mengatakan bahwa orang yang disebut dalam ayat ini adalah Uzair. Hal yang sama diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Najiyah pula. Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya juga dari Ibnu Abbas, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, dan Sulaiman ibnu Buraidah. Pendapat inilah yang terkenal.
Wahb ibnu Munabbih dan Abdullah ibnu Ubaid (yaitu Armia ibnu Halqiya) mengatakan bahwa Muhammad ibnu Ishaq pernah meriwayatkan dari seseorang yang tidak diragukan lagi periwayatannya dari Wahb ibnu Munabbih yang mengatakan bahwa orang tersebut adalah Khaidir a.s.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, bahwa ia pernah mendengar dari Sulaiman ibnu Muhammad Al-Yasari Al-Jari, seseorang dari ahli Al-Jari (yaitu anak paman Mutarrif). Ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Salinan mengatakan, "Sesungguhnya ada seseorang dari ulama negeri Syam mengatakan bahwa orang yang dimatikan oleh Allah Swt. selama seratus tahun, lalu sesudah itu dihidupkan lagi oleh-Nya bernama Hizqil ibnu Bawar."
Mujahid ibnu Jabr mengatakan bahwa orang tersebut adalah seorang lelaki dari kalangan Bani Israil.
Adapun negeri yang disebutkan dalam ayat, menurut pendapat yang terkenal mengatakan Baitul Maqdis. Orang tersebut melaluinya setelah negeri itu dihancurkan oleh Bukhtanasar dan semua penduduknya dibunuh.
Menurut suatu pendapat, negeri tersebut diramaikan kembali setelah tujuh puluh tahun kematian lelaki itu, penduduknya lengkap seperti semula, dan kaum Bani Israil kembali lagi ke negeri itu. Ketika Allah membangkitkannya sesudah ia mati, maka anggota tubuhnya yang mula-mula dihidupkan oleh Allah adalah kedua matanya. Dengan demikian, maka ia dapat menyaksikan perbuatan Allah, bagaimana Allah menghidupkan kembali dirinya.
Dia merasakan bahwa dirinya mati pada permulaan siang hari, kemudian dihidupkan kembali pada petang harinya. Akan tetapi, ketika ia melihat matahari masih tetap ada, ia menduga bahwa ia dibangkitkan dalam hari yang sama. Karena itulah ia berkata, "Atau setengah hari."
Demikian itu karena menurut kisahnya disebutkan bahwa lelaki itu membawa buah anggur, buah tin, dan minuman jus. Maka ia melihatnya masih utuh seperti semula, tiada sesuatu pun yang berubah; minuman jusnya tidak berubah, buah tinnya tidak masam dan tidak busuk, serta buah anggurnya tidak berkurang barang sedikit pun.
As-Saddi dan lain-lainnya mengatakan bahwa tulang-belulang keledainya telah bercerai-berai di sebelah kanan dan kirinya. Lalu ia memandang ke tulang-belulang itu yang berkilauan karena putihnya.
Kemudian Allah mengirimkan angin, lalu angin itu menghimpun kembali tulang-belulang itu ke tempat semula. Kemudian masing-masing tulang tersusun pada tempatnya masing-masing, hingga jadilah seekor keledai yang berdiri berbentuk rangka tulang tanpa daging. Selanjutnya Allah memakaikan kepadanya daging, otot, urat, dan kulit, lalu Allah mengirim malaikat yang ditugaskan untuk meniupkan roh ke dalam tubuh keledai itu melalui kedua lubang hidungnya. Maka dengan serta merta keledai itu meringkik dan hidup kembali dengan seizin Allah Swt. Semuanya itu terjadi di hadapan pandangan mata Uzair.


>> Tentang sehari disisi Allah adalah seperti seribu tahun:
QS.22. Al Hajj:

وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِٱلْعَذَابِ وَلَن يُخْلِفَ ٱللَّهُ وَعْدَهُ وَإِنَّ يَوْماً عِندَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ

47. Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.

>> Tentang sehari Malaikat Jibril naik (menghadap) kepada Allah adalah seperti limapuluh ribu tahun:
QS.70. Al Ma´aarij:

تَعْرُجُ ٱلْمَلَـٰئِكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيْهِ فِى يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.[malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan waktu satu hari. Apabila dilakukan oleh manusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun]

>> Tentang Satu malam saja bisa lebih baik dari seribu bulan:
QS.97. Al Qadr:

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 

>> Tentang Kenaikan Nabi Isa as
QS.3.Ali Imran:

إِذْ قَالَ ٱللَّهُ يٰعِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَىَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوۤاْ وَجَاعِلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوكَ فَوْقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوۤاْ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلْقِيَـٰمَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

55.(Ingatlah) ketika Allah berfirman, "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menidurkanmu dan mengangkatmu kepadaKu." ... hingga akhir ayat.

Keterangan ayat:
Disini makna dari "mutawaffika" bukanlah "mewafatkan/mematikanmu". Namun maknanya lebih kearah "menidurkanmu". Karena makna mewafatkan itu bisa bermakna "mematikan" ataupun "menidurkan" (ada dua makna). Apalagi kelanjutan ayat tersebut " wa rofi'uka" yang mengandung makna "mengangkatmu", sehingga secara keseluruhan ayat diatas, lebih menekankan kepada makna, "mengangkat jasad dan ruh Nabi Isa as dalam keadaan tertidur lelap". Coba diperhatikan ayat berikut (perhatikan kata-kata "yatawaffa"):
QS.39. Az Zumar:

ٱللَّهُ يَتَوَفَّى ٱلأَْنفُسَ حِينَ مِوْتِـهَا وَٱلَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِـهَا فَيُمْسِكُ ٱلَّتِى قَضَىٰ عَلَيْهَا ٱلْمَوْتَ وَيُرْسِلُ ٱلاُْخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى إِنَّ فِى ذَلِكَ لأََيَـٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

42. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. 

Dan perhatikan pula ayat berikut (perhatikan "Rofa'ahullah"):
QS.4. An Nisaa':

بَل رَّفَعَهُ ٱللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ ٱللَّهُ عَزِيزاً حَكِيماً

158. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Demikian pendapat beberapa ahli tafsir lainnya yang meyakini bahwa Nabi Isa 'alaihis salam belum wafat atau masih hidup mendasarkan pemahamannya bahwa kata مُتَوَفِّيكَ pada Surat Ali Imran ayat 55 tidak bermakna leksikal “mewafatkan engkau” tetapi bermakna kontekstual, yakni “menidurkan engkau”, sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir bahwa yang dimaksud dengan اَلْوَفَاةُ “wafat” terkait Nabi Isa 'alaihis salam adalah اَلنَّوْمُ yang artinya “tidur”. (Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an al-‘Adhim, Bairut, Dar Ibn Hazm, 2000, hal. 368).

Pemaknaan kontekstual seperti itu berimplikasi bahwa Nabi Isa 'alaihis salam belum wafat atau masih hidup baik secara fisk maupun non-fisik karena mereka meyakini Allah mengambil ruh dan jasad Nabi Isa secara bersama sama untuk diangkat ke langit dalam keadaan tidur. Implikasi berikutnya adalah mereka memahami bahwa Nabi Isa akan turun ke bumi dengan  jasad dan ruhnya di masa depan berdasarkan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Para ahli tafsir yang memilih pemaknaan seperti ini selain Ibnu Katsir, adalah Al Baidhawi, Syaikh Thanthawi, Ibnu Taimiyah, dan lain sebagainya.

Keterangan --Dalam Tafsir Ibnu Katsir--:
Hal tersebut terjadi pada hari Jumat, sesudah waktu Asar, yaitu petang hari Sabtu. Mereka mengepung rumah tersebut. Ketika Nabi Isa merasakan bahwa mereka pasti dapat memasuki rumah itu atau ia terpaksa keluar rumah dan akhirnya bersua dengan mereka, maka ia berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Siapakah di antara kalian yang mau diserupakan seperti diriku? Kelak dia akan menjadi temanku di surga." Maka majulah seorang pemuda yang rela berperan sebagai Nabi Isa. Tetapi Nabi Isa memandang pemuda itu masih terlalu hijau untuk melakukannya. Maka ia mengulangi permintaannya sebanyak dua kali atau tiga kali.
Tetapi setiap kali ia mengulangi perkataannya, tiada seorang pun yang berani maju kecuali pemuda itu. Akhirnya Nabi Isa berkata, "Kalau memang demikian, jadilah kamu seperti diriku." Maka Allah menjadikannya mirip seperti Nabi Isa a.s. hingga seakan-akan dia memang Nabi Isa sendiri.
Lalu terbukalah salah satu bagian dari atap rumah itu, dan Nabi Isa tertimpa rasa kantuk yang sangat hingga tertidur, lalu ia diangkat ke langit dalam keadaan demikian. Setelah Nabi Isa diangkat ke langit, para sahabatnya keluar. Ketika mereka (pasukan yang hendak menangkap Nabi Isa) melihat pemuda itu, mereka menyangkanya sebagai Nabi Isa, sedangkan hari telah malam; lalu mereka menangkapnya dan langsung menyalibnya serta mengalungkan duri-duri pada kepalanya.

> Setelah Nabi Isa as berada di langit, dimanakah Nabi Muhammad SAW. menemui beliau?
... Kemudian aku dibawa naik ke langit kedua, lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit kemudian dia ditanya; "Siapakah ini". Jibril menjawab; "Jibril". Ditanyakan lagi; "Siapa orang yang bersamamu?". Jibril menjawab; "Muhammad". Ditanyakan lagi; "Apakah dia telah diutus?". Jibril menjawab; "Ya". Maka dikatakan; "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang". Maka pintu dibuka dan setelah aku melewatinya, aku berjumpa dengan Yahya dan 'Isa 'alaihimas salam ... (No. Hadist: 3598 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

> Kapan Saat Nabi Isa as turun kedunia?
...Dan turunlah Nabi Isa ibnu Maryam a.s. di saat salat Subuh. Lalu pemimpin kaum muslim berkata kepadanya, '"Wahai Ruhullah, majulah menjadi imam dan salatlah." Ia menjawab, "Umat ini semuanya adalah pemimpin; sebagian dari mereka menjadi pemimpin sebagian yang lain." Maka majulah pemimpin mereka, lalu salat (sebagai imam)...(Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad)

Dalam lain riwayat: Ketika imam mereka maju untuk salat Subuh bersama mereka, tiba-tiba turunlah Isa ibnu Maryam a.s. Maka imam berjalan mundur untuk memberikan kesempatan kepada Isa agar maju, tetapi Isa memegang pundaknya, lalu berkata, "Majulah kamu dan salatlah, karena sesungguhnya salat ini didirikan untukmu (sebagai imamnya). Lalu imam itu salat bersama mereka.

Hadis-hadis yg diriwayatkan secara mutawatir dari Rasulullah Saw. melalui riwayat Abu Hurairah, Ibnu Mas'ud, Usman ibnu Abdul As, Abu Umamah, AnNuwwas ibnu Sam'an, Abdullah ibnu Amr ibnul As, Majma' ibnu Jariyah, Abu Syarihah, dan Huzaifah ibnu Usaid radiyallahu anhum. Di dalam riwayat ini terkandung dalil yang menunjukkan cara turunnya dan tempat Isa diturunkan; bukan hanya di Syam saja, melainkan disebutkan pula dengan rinci, yaitu di kota Damaskus, tepatnya pada menara bagian timur (dari masjidnya). Bahwa
hal itu terjadi di saat salat Subuh telah diiqamahkan.

> Berapa lama Nabi Isa tinggal di bumi ini?
Di dalam hadis Abdullah ibnu Umar yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan bahwa Nabi Isa tinggal di bumi selama tujuh tahun.
Dengan interpretasi bahwa makna yang dimaksud ialah masa lamanya tinggal di bumi secara keseluruhan adalah empat puluh tahun sejak ia belum diangkat dan sesudah ia diturunkan ke bumi. Karena sesungguhnya ketika diangkat ke langit, ia berusia tiga puluh tiga tahun. Hal ini disebutkan di dalam hadis yang menceritakan gambaran tentang ahli surga. Dikatakan bahwa tubuh mereka sama dengan Nabi Adam (yakni enam puluh hasta) dan usia mereka sama dengan Isa (yaitu tiga puluh tiga tahun).

> Mengenai Relativitas alam, ruang dan waktu
Saat diangkat ke langit, usia Nabi Isa as adalah tiga puluh tiga tahun. Dan saat turun ke bumi Nabi Isa as masih muda, yang berarti alam dimana Nabi Isa as tinggal saat ini memiliki waktu yang berbeda dengan waktu yg kita kenal didunia ini. Sebab, bagi Nabi Isa as, hanya seperti beberapa tahun saja di langit kedua, namun sudah ribuan tahun di dunia kita ini. Sehingga dapat dikatakan, Nabi Isa as, juga mengalami perjalanan menembus alam, ruang dan waktu, namun tidak se-dahsyat peristiwa Isra Mi'raj.

Bab. DAHSYAT dan luar-biasanya ISRA MI'RAJ, dimana tidak ada satu peristiwapun, mulai dari bumi diciptakan hingga kiamat yg dapat menyamai kedahsyatannya.
QS.17. Al Israa':

سُبْحَانَ ٱلَّذِى أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَىٰ ٱلْمَسْجِدِ ٱلأَْقْصَى ٱلَّذِى بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءْايَـٰتِنَآ إِنَّهُ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلبَصِيرُ

1. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[Al Masjidil Aqsha dan daerah-daerah sekitarnya dapat berkat dari Allah dengan diturunkan nabi-nabi di negeri itu dan kesuburan tanahnya] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Sesungguhnya peristiwa Isra Mi'raj adalah suatu peristiwa yang luar biasa. Tidak ada satu peristiwapun, mulai dari bumi diciptakan hingga kiamat yg dapat menyamai kedahsyatannya. Ayat Al Qur'an dimulai dengan "Maha Suci Allah" yang berarti adanya suatu peristiwa yang luar biasa, yakni Allah telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari (berarti bukan Nabi SAW sendiri yang berusaha berjalan/bepergian, namun Allah-lah yang menjalankan Nabi-Nya). Dengan diberkahi sekelilingnya (sebagian tafsir menyebutkan, yg dimaksud "diberkahi  sekelilingnya" adalah diberkahi  sekelilingnya dng tanah yg subur dng buah2an yg melimpah, juga diturunkannya para Nabi disekitarnya. Namun, dlm konteks ini, "diberkahi  sekelilingnya" bisa bermakna, disekeliling Nabi SAW. telah "dikondisikan oleh-Nya" supaya Nabi SAW dapat berjalan/bepergian dengan kecepatan cahaya, atau bahkan jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, menggunakan kendaraan Buraq.
"Dikondisikan oleh-Nya" bisa bermakna dilindungi/dijauhkan dari segala rintangan, dari hujan meteor, dari rintangan medan magnet, dari rintangan medan gravitasi dan masih banyak lagi). Sehingga Nabi SAW dapat berjalan/bepergian dengan kecepatan jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, menembus alam, ruang dan waktu.

Allah hendak menunjukkan sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
Perjalanan dimulai dari Makkah ke Masjidil Aqsha dengan kecepatan cahaya, yang menunjukkan bahwa sebelum dilakukan perjalanan ke Langit, diperlukan perjalanan di dunia terlebih dahulu. Kemudian mengambil posisi yang tepat, supaya dapat melakukan perjalanan ke langit menuju Sidratul Muntaha. Kalau dicermati, mengapa dipilih Masjidil Aqsha sebagai tempat permulaan untuk perjalanan naik menuju langit? bukan di surabaya atau sidoarjo saja ...? Pasti ada alasan khusus dipilihnya Masjidil Aqsha sebagai koordinat awal pemberangkatan menuju langit ...!
Dan mengapa perjalanan tersebut harus dilakukan pada malam hari ...?
Padahal peristiwa Ashabul Kahfi dan Uzair terjadi di kala matahari nampak ...?

Yakni (peristiwa Isra Mi'raj) adalah peristiwa menembus Alam, Ruang dan Waktu. Menembus alam dan masa depan, sangat jauh kedepan, hingga mengetahui keadaan manusia kelak diakhirat, dengan mata telanjang. Semua peristiwa itu adalah nyata, senyata-nyatanya ditampakkan oleh Allah. Dan hebatnya lagi, Nabi SAW dapat kembali ke waktu semula saat beliau berangkat, maksudnya, perjalanan menembus Alam, Ruang dan Waktu itu dilakukan hanya dalam waktu kurang dari semalam (menggunakan waktu dunia ini).
Sesuatu yang mustahil bisa terjadi jika yang melakukan perjalanan itu manusia sendiri. Jika yang melakukan manusia itu sendiri, tidak mungkin ia akan kembali kewaktu yang semula. Inilah keluar-biasaan kekuasaan Allah, yang tidak diberikan kepada makhluq yang lain kecuali hanya kepada Nabi Muhammad SAW saja.

Dan ingat, di ayat Al Qur'an itu disebut dengan "bi 'abdihi" yang berarti, yang melakukan perjalanan adalah meliputi jasad kasar dan juga Ruh Nabi SAW. Jadi tidak hanya ruh beliau, namun semua yang ada pada diri beliau, baik yang terlihat (misal:jasad dan pakaian) ataupun tidak terlihat (misal:ruh dan jiwa).
Hal ini juga menunjukkan keluarbiasaan kekuasaan Allah ...
Siapakah yg dapat melakukannya kalau bukan Sang Pencipta sendiri?
> Mengapa disebut dengan "bi 'abdihi", dan bukan "bimuhammadin" ...?
Sebab:
1. Menunjukkan kalau Nabi Muhammad SAW., itu bukan "teman" Allah, sehingga sangat jauh berbeda, derajat antara teman dengan hamba.
2. Menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW., itu lemah, dan hanya Allah yang Mahakuat dan MahaPerkasa.
3. Menunjukkan Kemahabesaran Allah, dimana hanya Dia sendiri yang mampu melakukan hal tersebut, atau Allah-lah yang Mahaberkuasa, siapa diantara makhluq-Nya yg dapat menyaingi-Nya?
4. Karena disebut dengan "bi 'abdihi / hamba-Nya", yang berarti, yang "memperjalankan hamba-Nya" adalah Sang Pencipta, maka kata-kata "Subhana/Mahasuci" pada awal ayat menjadi bermakna, "Subhanallah/Mahasuci Allah", Sang Pencipta. Yang hendak menceritakan suatu peristiwa yang sangat luar biasa, diluar jangkauan dan ilmu makhluk.
5. Suatu tata-bahasa yang indah, untuk menunjukkan, yang diberangkatkan adalah jasad dan ruh beliau, seperti keterangan sebelumnya.

>> Disatu sisi, Allah memberikan aturan² yang mengikat terhadap semua makhlukNya secara umum, namun disisi lain, Allah menunjukkan Kekuasaan, keberadaan dan keMahabesaran Dia, dng "sedikit" menentang aturan² yang Dia tentukan Sendiri. Misalnya: Penciptaan Nabi Adam as, Kelahiran Nabi Isa as, dan Kedahsyatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
Hal ini dimaksudkan supaya manusia tidak mengatakan, "Semua peristiwa alam itu sudah berjalan dengan sendirinya ...!". atau "ah, sudah hukum alam tuh ...!".
Namun supaya manusia mengatakan, "Subhanallah, sungguh semua peristiwa itu atas kehendakNya ..."
Sungguh, Maha Suci dan Maha Perkasa Allah, Satu²nya Pemilik, Penguasa dan Pengatur Alam Semesta ini ...

Mungkin sebagai pembanding penjelasan diatas, dapat dibaca teori Einstein yg mengemukakan teori relativitas umum dan khusus. Relativity, The Special and General Theory, Crown Publishers, Inc., New York USA.


QS.53. An Najm:

إِذْ يَغْشَىٰ ٱلسِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ

16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

مَا زَاغَ ٱلْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ

17. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.

لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ ءَايَـٰتِ رَبِّهِ ٱلْكُبْرَىٰ

18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.


Malik bin Mighwal berkata, "Sidratul Muntaha merupakan BATAS AKHIR ilmu makhluk. Tidak ada pengetahuan sedikitpun pada makhluk tentang apa yang ada di atasnya."
Shahih: Muslim (1/109).

> Melakukan Perjalanan yg Sedemikian Dahsyat, tentunya membawa Oleh-oleh yang Dahsyat pula, alangkah meruginya bagi manusia yg tidak mau mengambil oleh-oleh tersebut:
Ibnu Abi Umar menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami dari Malik bin Mighwal dari Thalhah bin Musharrif dari Murrah dari Abdullah RA, ia berkata, "Ketika Rasulullah SAW sampai di Sidratul Muntaha —beliau bersabda bahwa itu adalah batas akhir apa yang naik dari bumi dan batas akhir apa yang turun dari atas—, —beliau bersabda— Allah memberikan kepada beliau tiga hal yang tidak pernah diberikan kepada seorang Nabipun sebelum beliau. (Yaitu) Diwajibkan kepada beliau shalat lima waktu, diberikan beberapa ayat penutup surat Al Baqarah dan diampuni dosa-dosa besar umatnya selama mereka tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah." (dari Shahih Sunan At Tirmidzi)

Keterangan:
Sesungguhnya kewajiban sholat sudah ada sejak jaman dulu, jauh sebelum jaman Nabi Muhammad SAW. diutus, hanya saja tata-cara dan waktunya berbeda-beda.
Marilah kita perhatikan ayat berkut:
QS.10. Yunus:

وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰ وَأَخِيهِ أَن تَبَوَّءَا لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوتًا وَٱجْعَلُواْ بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَبَشِّرِ ٱلْمُؤْمِنِينَ

87. Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sholat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman." 

Dengan adanya Isra Mi'raj, pertama kali diwajibkan sholat 50 kali, hingga akhirnya diputuskan menjadi 5 waktu sehari. Secara otomatis, dengan Isra Mi'raj, membatalkan tata-cara dan waktu sholat yang telah ditentukan sebelumnya (sebelum Isra Mi'raj).


> Bagaimana Jika Dibandingkan dng Kemukjizatan Al Qur'an?
Sesungguhnya tidak bisa dibandingkan diantara keduanya, namun para ulama menempatkan Isra Mi'raj merupakan mukjizat kedua terbesar setelah Al Qur'an.
Sebab, Al Qur'an merupakan Kalamullah, yang terbaca, sedangkan Isra Mi'raj merupakan bukti nyata (yang nampak dng mata telanjang) sebagian dari tanda-tanda Kekuasaan Allah yang luar-biasa, yang disebutkan dalam Al Qur'an.
Kandungan Al Qur'an sedemikian dalam, yang apabila ditafsirkan, tidak ada satupun makhluq yg sanggup memberikan tafsir yang sempurna, walaupun mereka bersatu dalam menafsirkannya.
Allah telah menampakkan (dengan sangat jelas) sebagian bukti tanda-tanda KekuasaanNya dalam Isra Mi'raj, supaya kita semua tidak ragu-ragu dalam menerima Al Qur'an (juga mengamalkannya).


Bab. Betapa penting dan luar-biasanya waktu, dimana waktu tidak akan bisa berhenti ataupun berjalan mundur.

> Siapakah Penguasa dan Pemilik Waktu?
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: Seorang anak Adam(manusia) mencaci-maki masa(waktu) padahal Akulah masa(waktu), siang dan malam hari ada di tangan-Ku. (Shahih Muslim No.4165)

QS.103. Al ´Ashr:

 وَٱلْعَصْرِ * إِنَّ ٱلإِنسَـٰنَ لَفِى خُسْرٍ * إِلاَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوْاْ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْاْ بِٱلصَّبْرِ

1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

QS.42. Asy Syuura:

وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُ مِن وَلِىٍّ مِّن بَعْدِهِ وَتَرَى ٱلظَّـٰلِمِينَ لَمَّا رَأَوُاْ ٱلْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَىٰ مَرَدٍّ مِّن سَبِيلٍ

44. Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak ada baginya seorang pemimpinpun sesudah itu. Dan kamu akan melihat orang-orang yang zalim ketika mereka melihat azab berkata: "Adakah kiranya jalan untuk kembali (ke dunia)?"

QS.2. Al Baqarah:

وَقَالَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُواْ لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُواْ مِنَّا كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ ٱللَّهُ أَعْمَـٰلَهُمْ حَسَرَٰتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُم بِخَـٰرِجِينَ مِنَ ٱلنَّارِ

167. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti: "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka.

Apakah Nabi Muhammad SAW Melihat Dzat Allah ketika Isra Mi'raj?

Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Ishaq bin Yusuf menceritakan kepada kami, Daud bin Abu Hind menceritakan kepada kami dari Asy-Sya'bi dari Masruq RA, ia berkata, "Aku pernah duduk bersandar di rumah Aisyah, tiba-tiba Aisyah berkata, 'Hai Abu Aisyah, ada tiga hal, yang siapa saja mengatakan salah satu diantaranya, maka ia telah mengatakan kebohongan terbesar terhadap Allah: 
Barangsiapa yang mengatakan bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, maka ia telah mengatakan kebohongan terbesar terhadap Allah, sebab Allah SWT telah berfirman. 'Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.' (Qs. Al An'aam[6]: 103). 'Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan ia kecuali dengan perantara wahyu atau di belakang tabir.' (Qs. Asy-Syuuraa[26]: 51). Saat itu aku masih bersandar, namun ketika mendengar penjelasan ini aku segera duduk dan berkata, 'Hai Ummul Mukminin, tunggu dulu dan jangan tergesa-gesa. Bukankah Allah SWT berfirman, 'Dan sesungguhnya Muhammad telah melihatnya pada waktu yang lain,'(Qs. An-Najm [53]: 13). 'Dan sesungguhnya Muhammad itu melihatnya di ufuk yang terang?' (Qs. At-Takwiir [81]: 23) Aisyah berkata, 'Aku —demi Allah— orang pertama yang menanyakan hal ini kepada Rasulullah SAW, beliau menjawab, 'Itu adalah Jibril. Aku tidak pernah melihatnya dalam bentuk aslinya kecuali pada dua waktu itu. Aku melihatnya turun dari langit. Besarnya Jibril menutupi antara langit dan bumi.' 
Barangsiapa yang mengatakan bahwa Muhammad telah menyembunyikan sesuatu dari apa yang diturunkan Allah kepadanya maka ia telah mengatakan kebohongan terbesar terhadap Allah, karena Allah SWT berfirman, 'Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.' (Qs. Al Maa'idah [5]: 67).
Barangsiapa yang mengatakan bahwa ia (Muhammad) mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka ia telah mengatakan kebohongan terbesar terhadap Allah, karena Allah SWT telah berfirman, "Katakanlah, 'Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah'."
Shahih: Muttafaqun 'alaih

Keterangan:
Walaupun bentuk asli Jibril yg luar biasa besarnya (hingga disebutkan tubuh Jibril menutupi antara langit dan bumi), dengan kekuatan dan kecerdasan yg luar biasa pula, juga dapat menjelma seperti manusia (sperti kita), tetap saja Jibril adalah makhluq Allah. Tetap ciptaan Allah. Tidak pernah satukalipun Rasulullah dan sahabat2 beliau menyembah Jibril, karena memang Jibril tidak layak untuk disembah.
Hanya Allah yg layak disembah dan diibadahi, karena Dia telah menciptakan dan mengatur Langit dan Bumi yang luasnya tidak terkira, dan Dia tidak merasa repot mengatur semuanya.
Dan Dia tidak perlu sekutu dalam mengurus ciptaan-Nya, semua takut dan tunduk kepada-Nya kecuali beberapa golongan manusia dan jin yg sombong dan dengki ...
Dia tidak menempati dan tidak membutuhkan alam, ruang dan waktu, karena Dia-lah Pencipta semuanya. Menciptakan semuanya dng sangat mudahnya, Dia hanya berfirman, "Kun fa ya kun" maka jadilah semua keinginan dan kehendak-Nya ...
Tidak ada satupun yang dapat memaksa dan mengatur Dia, namun kita semuanya-lah yang tunduk dengan kehendak-Nya ...

Subhanallah ...

Link artikel sejenis yg jg menjelaskan hal tersebut:  http://tausyiahaditya.blogspot.com/2015/03/sidratul-muntaha-diliputi-oleh-sesuatu.html

Dan ini juga "Penciptaan Alam Semesta dan Kiamat menurut Ulama Sains dan Agama": http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2017/08/penciptaan-alam-semesta-dan-kiamat.html




Renungkanlah:

Allah menciptakan makhluk cukup hanya dng berfirman: Kun Fa Ya Kun.
Namun di sini ada makna yg sangat dalam, dimana:
1. Ada suatu proses, yakni dari suatu kehendak (mungkin qt menyebut dng blue print-nya), kemudian proses terjadinya (berarti ada jeda waktu), kemudian terciptalah suatu makhluk.
2. Allah pasti menyertakan waktu penciptaan (tidak tiba2 langsung ada/jadi), dimana waktu tersebut lamanya terserah Allah, bisa lama bisa cepat.
3. Allah juga telah menentukan ajal/binasanya makhluk itu saat masih dalam blue print.
4. Diakhir jaman setelah Nabi Muhammad SAW, wahyu dari Allah telah terhenti, dan segala yg berhubungan dng mukjizat juga terhenti, sejak meninggalnya beliau, tidak ada lagi Nabi atau Rasul setelah beliau, karena itu berhati-hatilah, jika ada yg tiba2 jadi/ada secara instan tanpa adanya suatu proses, bisa berarti hal itu bukan dari Allah, namun dari Iblis yg menggunakan sihir. Marilah kita perhatikan ini, sebab diakhir jaman ada orang yg beriman kepada Allah, namun setelah menjumpai Dajjal, hilanglah imannya itu, karena tertipu oleh pendusta yg seolah2 dapat mencipta, dan menghidupkan orang mati, yakni Dajjal. Dajjal itu hanya bisa membuat tipuan, sedangkan Allah, Mahabenar dalam mencipta.
5. Segala sesuatu yg dirancang Allah (blue print), pasti akan terjadi, terserah Allah jadinya cepat atau lama.
6. Proses terjadinya makhluk ciptaan-Nya adalah nyata dan ilmiah, walau seringkali ilmu yg kita miliki tidak sampai/menyamai (kadangkala kita menyebutnya ghaib). Seperti terjadinya alam semesta ini, dimana terciptanya justru dari suatu ledakan besar, padahal kalau manusia, ledakan itu berarti hancur, namun kalau Allah, justru menciptakan.

Subhanallah ...

Artikel Lainnya:
http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2016/05/bolehkah-kita-memikirkan-dzat-allah.html

5 komentar: