Senin, 23 September 2013

Menggunjing Dan Mengadu Domba


QS 49. Al Hujuraat:12

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. "



Sesungguhnya Allah swt telah menetapkan bahwa menggunjing tersebut adalah suatu perbuatan tercela, dan telah menyamakan terhadap penggunjing itu dengan orang yang makan daging bangkai. Firman Allah swt yg artinya:

Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah seorang diantara kamu suka makan daging saudaranya yang mati ?. Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya “. (QS. Al-Hujurat: 12)

Bersabda Nabi Muhammad saw : “Setiap muslim atas muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya dan harga dirinya “. Bersabda Nabi Muhammad saw : “Takutlah menggunjing, karena menggunjing adalah lebih berat dari berzina. Sesungguhnya seorang laki-laki kadang-kadang berzina dan bertaubat, lalu Allah menerima taubatnya. Sedang orang yang menggunjing tidak akan diampuni sehingga orang yang digunjing (yang dirasani) tersebut mengampuninya “.  
Ulama mengatakan : “Perumpamaan orang yang menggunjing manusia adalah seperti orang yang memasang manjaniq (suatu alat untuk melempar). Dia melempar dengannya ke kanan dan ke kiri, jadi dia melempar kebaikannya demikian “.
Bersabda Nabi Muhammad saw : “Barangsiapa yang menggunjing saudaranya dengan suatu pergunjingan, dia maksudkan dengannya untuk mencelanya. Maka Allah menempatkannya pada jembatan Jahannam besok hari Kiamat sehingga dia keluar dari apa yang diucapkannya “. Bersabda Nabi Muhammad saw : “Menggunjing adalah engkau menyebut saudaramu dengan apa yang dia benci “. Yaitu jika engkau menyebutnya dengan kekurangan tubuhnya, keturunan,pebuatan, perkataan, agama, dan dunianya sampai kepada pakaiannya, surban dan kendaraannya. Sehingga ulama salafy menyebutkan : “Seandainya engkau mengatakan bahwa sesungguhnya Fulan, pakainnya panjang atau pendek, maka hal itu sudah termasuk pergunjingan. Lalu bagaimana dengan perkataanmu mengenai apa yang dia benci dari badannya, bukankah lebih menyakitkan bagi yang engkau gunjing ?”. Diriwayatkan, sesungguhnya ada seorang perempuan pendek masuk pada rumah Nabi Muhammad saw untuk suatu keperluan. Setelah dia keluar berkatalah Fulanah r.a (salah seorang istri Nabi) : “Alangkah pendeknya dia “. Lalu bersabdalah Nabi Muhammad saw : “Engkau telah menggunjingnya hai isteriku ”.Bersabda Nabi Muhammad saw : “Takutlah terhadap pergunjingan, karena didalamnya terdapat tiga macam bencana :
1.      Tidak dikabulkannya do’a, bagi orang yang berdo’a.
2.      Tidak diterimanya amal kebaikannya.
3.      Bertumpuklah padanya kejahatan-kejahatan.


Bersabda Nabi Muhammad saw mengenai tercelanya mengadu domba : “Sejahat-jahat manusia di hari kiamat ialah orang yang bermuka dua. Yaitu orang yang datang pada mereka itu dengan sebuah wajah dan pada mereka yang lain dengan wajah yang satu lagi. Barangsiapa yang bermuka dua didunia, maka dia pada hari kiamat mempunyai dua lidah dari api “. Sesungguhnya bersabda Nabi Muhammad saw : “Tidak akan masuk Surga orang yang mengadu domba “.

Dari Amr bin dinar, sesungguhnya dia berkata : “Ada seorang laki-laki dari penduduk suatu kota. Dia memiliki seorang saudara perempuan yang berada dipinggiran kota itu. Sakitlah saudaranya itu dan dia datang menjenguknya. Kemudian matilah saudara perempuannya itu. Dia merawatnya dan memikulnya ke kuburan. Setelah perempuan itu dikebumikan barulah dia kembali kepada suami perempuan. Dia menuturkan bahwa sesungguhnya dia memiliki sebuah dompet yang dia bawa serta, tetapi dihilangkannya di dalam kubur. Suami meminta tolong kepada seorang laki-laki dari kawannya untuk membantu iparnya. Berangkatlah mereka ke kuburan lalu membongkarnya. Mereka masih menemukan dompet itu. Dia berkata pada laki-laki yang membantunya : “Menyingkirlah, biar aku melihat dalam keadaan bagaimanakah mayat ?”. Dia mengangkat sebagian apa yang ada diatas liang kubur itu, tiba-tiba kubur itu menyalakan api. Maka kembalilah dia kepada ibunya, dia berkata : “Ceritakanlah padaku, bagaimana keadaan sebenarnya saudara perempuanku itu ?”. Ibunya berkata : “Saudaramu itu selalu mendatangi pintu-pintu rumah tetangga. Dia mendengar percakapan, agar dia dapat mengadu domba “. Tahulah dia bahwa perbuatan itulah yang menjadi sebab terjadinya siksa kubur. Jadi barang siapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka hendaklah dia memelihara diri dari mengadu domba dan menggunjing.  

(Mukasyafatul Qulub)
----------------

Mungkin hadits berikut ini perlu kita renungkan:

Dimana seorang muslim telah membawa pahala shalat, puasa dan zakatnya pada hari kiamat ...
Namun dulunya sewaktu di dunia, telah menzholimi saudaranya ...
Ia mem-fitnah, meng-ghibah/menggunjing, makan harta orang lain dan pernah memukul orang lain tanpa haq ...
Maka pahala kebaikannya yg berlimpah itu akan diberikan kepada orang yg telah dizholiminya ...
Hingga pahala kebaikannya habis tidak tersisa sama sekali ...
Dan akhirnya, keburukan² yg pernah dilakukan oleh orang yg telah dizholiminya itu, akan diberikan kepadanya ...
Ia rugi dan bangkrut, karena amal kebaikannya habis tak berbekas, malah ia harus menanggung amal keburukan orang lain yg telah dianiayanya ...
Sungguh penyesalan yg tak terhingga, inginnya mendapatkan panen dari amal kebaikan yg telah ia kerjakan namun yg ia dapatkan malah sebaliknya, yakni mendapatkan panen amal keburukan limpahan dari orang lain ...


Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya s.a.w. bersabda: "Adakah engkau semua tahu, siapakah orang yang pailit - bangkrut - itu?" Para sahabat menjawab: "Orang pailit dikalangan kita ialah orang yang sudah tidak memiliki lagi se-dirham-pun atau sesuatu benda apapun." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Orang pailit dari kalangan ummatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa dan zakatnya, tetapi kedatangannya itu dahulunya -ketika di dunia- pernah mencaci maki si Anu, mendakwa/menuduh serong/zina kepada si Anu, makan harta si Anu, mengalirkan darah si Anu -tanpa dasar kebenaran-, pernah memukul si Anu. Maka orang yang dianiaya itu diberikan kebaikan orang tadi dan yang lainpun diberi kebaikannya pula, Jikalau kebaikan-kebaikannya sudah habis sebelum terlunasi tanggungan penganiayaannya, maka diambillah dari kesalahan-kesalahan orang-orang yang dianiayanya itu lalu dibebankan kepada orang tersebut, selanjutnya orang itu dilemparkanlah ke dalam neraka." (Riwayat Muslim)

Bab:Larangan Keras menyebarkan berita mengenai perbuatan buruk

Sesungguhnya Allah melarang keras, bahkan mengancam dengan adzab yang pedih di dunia dan di akhirat, bagi orang yg ingin berita perbuatan yang buruk itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman (dng ghibah, menggunjing atau melalui media massa dll).
Perbuatan buruk saja dilarang keras untuk disiarkan, apalagi berita bohong atau berita fitnah? Tentu lebih dahsyat lagi ancamanNya.
Bagaimana dengan aparat penegak hukum? Kalau berita itu untuk kemaslalahatan umat, bukan karena yg lain, maka tidaklah mengapa, karena memang sudah tugasnya.

Apakah untungnya bagi kita, jika kita menyebarkan berita perbuatan yang buruk itu? Karena dengki? iri? hasad atau hasud?
Subhanallah, mudah²an kita terhindar dari segala perbuatan buruk ...
Lebih baik kita menyebarkan berita baik (yg memang layak diberitakan), dakwah, atau menyebarkan Al Islam ...
Jauh lebih baik apabila kita berusaha mendapatkan ridlo Allah daripada murkaNya ...

Andaikan bukan karena rahmat dan ampunan Allah, yakni bagi orang² yg menyadari kesalahannya kemudian meminta maaf kepada yg dizholimi, mengembalikan nama baiknya dan tidak akan mengulangi kesalahannya, maka baginya ampunan dan rahmatNya dilimpahkan dengan tidak diduga-duga (lihat QS. 24 ayat 20) ...
Sesungguhnya Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang ...

QS. 24. An Nuur:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ ٱلْفَـٰحِشَةُ فِى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلأَْخِرَةِ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ
وَلَوْلاَ فَضْلُ ٱللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ ٱللَّهَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

20. Dan sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).
-------------------

Silahkan membaca juga: http://tausyiahaditya.blogspot.com/2012/05/larangan-meng-ghibah-atau-melontarkan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar