Senin, 16 September 2013

Pengumpulan Al Qur'an

Bab:Sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur'an dengan tujuh logat, namun karena ketidak-tahuan manusia, hampir terjadi perkelahian
Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Ufair ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Al Laits ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Uqail dari Ibnu Syihab ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Ubaidullah bahwa Abdullah bin Abbas radliallahu 'anhuma telah menceritakan kepadanya bahwa; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jibril telah membacakan padaku dengan satu dialek, maka aku pun kembali kepadanya untuk meminta agar ditambahkan, begitu berulang-ulang hingga berakhirlah dengan Sab'atu Ahruf (Tujuh dialek yang berbeda)." (No. Hadist: 4607 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)


Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Ufair ia berkata, Telah menceritakan kepadaku Al Laits ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Uqail dari Ibnu Syihab ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Urwah bin Zubair bahwa Al Miswar bin Makhzamah dan Abdurrahman bin Abd Al Qari` keduanya menceritakan kepadanya bahwa keduanya mendengar Umar bin Al Khaththab berkata, "Aku pernah mendengar Hisyam bin Hakim bin Hizam sedang membaca surat Al Furqan di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku pun mendengarkan bacaannya dengan seksama. Maka, ternyata ia membacakan dengan huruf yang banyak yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam belum pernah membacakannya seperti itu padaku. Maka aku hampir saja mencekiknya saat shalat, namun aku pun bersabar menunggu sampai ia selesai salam. Setelah itu, aku langsung meninting lengan bajunya seraya bertanya, "Siapa yang membacakan surat ini yang telah aku dengan ini kepadamu?" Ia menjawab, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang telah membacakannya padaku." Aku katakan, "Kamu telah berdusta. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah membacakannya padaku, namun tidak sebagaimana apa yang engkau baca." Maka aku pun segera menuntunnya untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Selanjutnya, kukatakan kepada beliau, "Sesungguhnya aku mendengar orang ini membaca surat Al Furqan dengan huruf (dialek bacaan) yang belum pernah Anda bacakan kepadaku." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Bacalah wahai Hisyam." Lalu ia pun membaca dengan bacaan yang telah aku dengar sebelumnya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Begitulah ia diturunkan." Kemudian beliau bersabda: "Bacalah wahai Umar." Maka aku pun membaca dengan bacaan sebagaimana yang dibacakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku. Setelah itu, beliau bersabda: "Seperti itulah surat itu diturunkan. Sesungguhnya Al Qur`an ini diturunkan dengan tujuh huruf (tujuh dialek bacaan). Maka bacalah ia, sesuai dengan dialek bacaan yang kalian bisa."(No. Hadist: 4608 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Bab:Sebab² dan alasan dikumpulkannya Al Qur'an yg masih tercecer pada masa kekhalifahan Abu Bakar ra
 Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isa'il dari Ibrahim bin Sa'd Telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihab dari Ubaid bin As Sabbaq bahwa Zaid bin Tsabit radliallahu 'anhu, ia berkata; Abu Bakar mengirim para korban perang Yamamah kepadaku, dan ternyata Umar bin Al Khaththab ada di sisinya. Abu Bakar radliallahu 'anhu berkata, "Sesungguhnya Umar mendatangiku dan berkata, 'Mayoritas korban perang Yamamah adalah para penghafal Al Qur`an. Dengan gugurnya mayoritas penghafal Al Qur`an, maka aku khawatir sebagian besar Al Qur`an juga akan hilang. Maka aku berpendapat, sebaiknya Anda segera memerintahkan guna melakukan dokumentasi al Quran.' Maka aku pun bertanya kepada Umar, 'Bagaimana kamu akan melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam? ' Umar menjawab, 'Perkara ini, demi Allah adalah ide yang baik.' Umar selalu membujukku hingga Allah memberikan kelapangan dadaku, dan akhirnya aku sependapat dengan Umar." Abu Bakar berkata (kepada Zaid), "Sesungguhnya kamu adalah seorang pemuda yang cerdas, kami sama sekali tidak curiga sedikit pun padamu. Dan sungguh, kamulah yang telah menulis wahyu untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Karena itu, telusurilah Al Qur`an dan kumpulkanlah." Zaid berkata, "Demi Allah, sekiranya mereka memerintahkanku untuk memindahkan gunung, niscaya hal itu tidaklah lebih berat daripada apa yang mereka perintahkan padaku, yakni dokumentasi alQuran." Zaid bertanya, "Bagaimana kalian melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam?" Ia menjawab, "Demi Allah, itu adalah kebaikan." Abu Bakar terus membujukku, hingga Allah pun memberikan kelapangan dadaku, sebagaimana Abu Bakar dan Umar radliallahu 'anhuma. Maka aku pun mulai menelusuri Al Qur`an, mengumpulkannya dari tulang-tulang, kulit-kulit dan dari hafalan para Qari`. Dan akhirnya aku pun mendapatkan bagian akhir dari surat At Taubah bersama Abu Khuzaimah Al Anshari, yang aku tidak mendapatkannya pada seorang pun selainnya. Yakni ayat: "LAQAD JAA`AKUM RASUULUM MIN ANFUSIKUM 'AZIIZUN 'ALAIHI MAA 'ANITTUM.." artinya kurang lebih: 'Sungguh, telah datang pada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, yang sangat berat olehnya kesulitan yang menimpa kalian..'" hingga akhir surat Al Bara`ah. Lembaran-lembaran Al Qur`an itu pun tetap tersimpan pada Abu Bakar hingga Allah mewafatkannya. Kemudian beralih kepada Umar semasa hidupnya, lalu berpindah lagi ke tangan Hafshah binti Umar radliallahu 'anha. (No. Hadist: 4603 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Sesungguhnya peristiwa pada Hadist: 4608, terjadi lagi pada jaman pemerintahan khalifah Utsman ra. (Rasulullah SAW. sudah wafat). Bahkan lebih dahsyat lagi, karena hampir terjadi atau sudah terjadi saling bunuh-membunuh, dengan didahului dengan saling mengkafirkan saudara muslimin lainnya yang dialek bacaannya tidak sama dengan dirinya. Sehingga Hudzaifah bin Al Yamani merasa takut dan cemas kalau umat muslim yg hafal Al Qur'an terpecah-belah dan akan habis karena saling membunuh diantara mereka sendiri. Karena itu, ia segera lari menghadap khalifah Utsman ra. untuk menyelesaikan permasalahan tersebut ...

Bab: Sebab² dan alasan standarisasi Al Qur'an dlm bahasa Quraisy pada masa kekhalifahan Utsman ra (hingga sekarang yg kita baca, mushaf ini disebut Mushaf Utsmani)
Telah menceritakan kepada kami Musa Telah menceritakan kepada kami Ibrahim Telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihab bahwasanya Anas bin Malik telah menceritakan kepadanya, bahwasanya; Hudzaifah bin Al Yamani datang kepada Utsman setelah sebelumnya memerangi Ahlus Syam yakni pada saat penaklukan Armenia dan Azerbaijan bersama penduduk Irak. Dan ternyata perselisihan mereka dalam Qira`ah mengejutkan Hudzaifah (perselisihan ini sangat luar biasa, sampai ada yg mengkafirkan yg lain -hingga hampir saling membunuh/sudah-, karena bacaan Al Qurannya tidak sama dengan dirinya). Maka Hudzaifah pun berkata kepada Utsman, "Rangkullah ummat ini sebelum mereka berselisih tentang Al Qur`an sebagaimana perselisihan yang telah terjadi pada kaum Yahudi dan Nasrani." Akhirnya, Utsman mengirim surat kepada Hafshah yang berisikan, "Tolong, kirimkanlah lembaran alQuran kepada kami, agar kami dapat segera menyalinnya ke dalam lembaran yang lain, lalu kami akan segera mengembalikannya pada Anda." Maka Hafshah pun mengirimkannya kepada Utsman. Lalu Utsman memerintahkan kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa'id bin Al Ash dan Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam, sehingga mereka pun menyalinnya ke dalam lembaran shuhuf yang lain. Utsman berkata kepada tiga orang Quraisy dari mereka, "Jika kalian berselisih dengan Zaid bin Tsabit terkait dengan Al Qur`an, maka tulislah dengan bahasa Quraisy, sebab Al Qur`an turun dengan bahasa mereka." Kemudian mereka mengindahkan perintah itu hingga penyalinan selesai dan Utsman pun mengembalikannya ke Hafshah. Setelah itu, Utsman mengirimkan sejumlah Shuhuf yang telah disalin ke berbagai penjuru negeri kaum muslimin, dan memerintahkan untuk membakar Al Qur`an yang terdapat pada selain Shuhuf tersebut. Ibnu Syihab berkata; Kharijah bin Zaid telah mengabarkan kepadaku bahwa ia mendengar Zaid bin Tsabit berkata, "Kami kehilangan satu ayat dari surat Al Ahzab saat kami menyalinnya, yang sungguh aku telah mendengarnya langsung dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat beliau membacanya. Lalu kami pun mencarinya, dan ternyata kami menemukannya pada Khuzaimah bin Tsabit Al Anshari. Yakni ayat, "MINAL MUKMINIINA RIJAALUN SHADAQUU MAA 'AAHADUU ALLAAHA 'ALAIHI.(QS.Al Ahzab:23)" Maka kami pun menggabungkannya di dalam mushhaf.(No. Hadist: 4604 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Bab: Tahapan perkembangan awal (embrio) ulumul quran mulai berkembang pesat pada masa khalifah, diantaranya dengan kebijakan-kebijakan para khalifah sebagaimana berikut:
a. Khalifah Abu Bakar: dengan Kebijakan Pengumpulan(Penulisan Al-Quran yg pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khottob dan dipegang oleh Zaid bin Tsabit)
b. Kekhalifahan Utsman Ra: dengan kebijakan menyatukan kaum muslimin pada satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu disebut mushaf Imam. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa propinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul 'Utsmani yaitu dinisbahkan kepada Utsman, dan ini dianggap sebagai permulaan dari ilmu Rasmil Qur'an.
c. kekalifahan Ali Ra: dengan kebijakan perintahnya kepada Abu 'aswad Ad-Du'ali meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada Qur'an. Ini juga disebut sebagai permulaan Ilmu I'rabil Qur'an.

Bab: Beberapa Qiraat yang digunakan dibeberapa wilayah
1. Orang² Makkah memakai Qiro'ah Imam Ibnu Katsir al-Makki (perawinya Al-Bazzi dan Qunbul).
2. Orang² Syam memakai Qiro'ah Imam Ibnu 'Amir asy-Syammi (perawinya Hisyam bin Ammar dan Ibnu Dzakwan).
3. Orang² Asia (termasuk Indonesia) memakai Qiro'ah Imam 'Ashim bin Abi an-Najud (perawinya Syu'bah bin Ayyasy dan Hafs bin Sulaiman al-Kufi) dan Orang² Indonesia pada umumnya menggunakan riwayat Hafsh.
4. Orang² Basroh memakai Qiro'ah Imam Abi 'Amru al-Bashri (perawinya Hafs ad-Duri dan As-Susi)  dan Yaqub.
5. Orang² Kufah memakai Qiro'ah Imam Hamzah al-Kufi (perawinya Khalaf bin Hisyam dan Khallad) dan Imam 'Ashim.
6. Orang² Madinah memakai Qiro'ah Imam Nafi' al-Madani (perawinya Qalun dan Warasy).
7. Al-Kisa'i (perawinya Abu al-Harits al-Laits bin Khalid dan Hafs ad-Duri).

___________
Tambahan (untuk pribadi):
Abdullah bin Abbas bermukim di Mekkah
Abdullah bin Umar bermukim di Madinah
Abdullah bin Mas'ud bermukim di Kufah
___________

Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar Telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Amru dari Ibrahim dari Masruq bahwasanya; Abdullah bin Amru menyebut Abdullah bin Mas'ud seraya berkata, "Aku senantiasa mencintainya. Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Ambillah Al Qur`an itu dari empat orang. Yaitu dari, Abdullah bin Mas'ud, Salim, Mu'adz bin Jabal dan Ubay bin Ka'ab.'" (HR.BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Mahdi telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Ya'qub dari Ibnu Abu Nu'm dia berkata; saya pernah menyaksikan Ibnu Umar bahwa dia ditanya seorang laki-laki tentang darah nyamuk, Ibnu Umar bertanya; "Dari manakah kamu?" laki-laki itu menjawab; "Dari negeri Irak." Ibnu Umar berkata; "Lihatlah kepada orang ini, dia bertanya kepadaku tentang darah nyamuk, sementara mereka (penduduk Irak) telah membunuh cucu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan saya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "keduanya (Hasan dan Husain) adalah kebanggaanku di dunia."(HR.BUKHARI)

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Katsir Telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Al A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah ia berkata; Suatu ketika, kami berada di Himsh, lalu Ibnu Mas'ud membaca surat Yusuf. Kemudian seorang laki-laki berkata, "Bacaan surat ini diturunkan tidaklah seperti itu." Ibnu Mas'ud berkata, "Aku telah membacanya di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau bersabda: 'Bacaanmu adalah benar.'" Dan ternyata Ibnu Mas'ud mendapatkan bau khamer dari mulut laki-laki itu, maka ia pun langsung berkata, "Apakah kamu akan menggabungkan antara pendustaan atas Allah dan meminum khamer." Setelah itu, ia pun menegakkan hukuman padanya. (HR. BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadll Telah mengabarkan kepada kami Yahya dari Sufyan dari Habib bin Abu Tsabit dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas ia berkata, Umar berkata,"Orang yang paling baik bacaannya dan paling baik pemahamannya (mengenai Al Qur'an) di antara kita adalah Ubay, dan yang paling baik dalam mengambil keputusan adalah Ali, namun kita akan meninggalkan sebagian pernyataan (sebagian bacaan) Ubay, karena Ubay pernah berkata, "Aku telah mengambilnya langsung dari bibir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam (bacaan Al Qur'an), karena itu aku tidak akan meninggalkannya lantaran karena suatu masalah". Padahal dalam Al Qur'an, Allah Ta'ala telah berfirman: 'MAA NANSAKH MIN AAYATIN AW NUNSIHAA NAKTI BIKHAIRIN MINHAA AW MITSLIHAA (Tidaklah kami menghapus suatu ayat pun, atau ayat itu dihapus, kecuali kami akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya atau semisalnya). (QS. Al baqarah 106).'" (HR. BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar Telah menceritakan kepada kami Hammam Telah menceritakan kepada kami Qatadah ia berkata; Aku bertanya kepada Anas bin Malik radliallahu 'anhu, "Siapakah yang mengumpulkan Al Qur`an pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" ia menjawab, "Ada empat orang dan semuanya dari kaum Anshar. Yaitu, Ubay bin Ka'ab, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid." Hadits ini diperkuat oleh Al Fadllu dari Husain bin Waqid dari Tsumamah dari Anas. (HR. BUKHARI)

Bab: Mengenai Penyusunan Tertib/urut²an Surah
Bahwa susunan surat itu tauqifi dan ditangani langsung oleh Nabi sebagaimana diberitahukan Jibril kepadanya atas perintah Allah.
Dengan demikian, Qur'an pada masa Nabi telah tersusun surah-surahnya secara tertib, sebagaimana tertib ayat-ayatnya. Seperti yang ada ditangan kita sekarang ini. Yaitu tertib Mushaf Utsmani yang tak ada seorang sahabatpun menentangnya. Ini menunjukkan telah terjadi kesepakatan (ijma') atas tertib surah, tanpa suatu perselisihan apa pun. 

Namun dikalangan sahabat (perorangan/pribadi) ada sedikit perbedaan berdasarkan ijtihad masing², yaitu:
Mushaf Ali bin Abi Tholib disusun menurut tertib nuzul, yakni dimulai dengan Iqra',kemudian Muddassir, lalu Nun, Qalam, kemudian Muzammil, dst Hingga akhir surah Makki dan Madani.
Dalam Mushaf Ibn Mas'ud yang pertama ditulis adalah surah Al-Baqarah, An-Nisa' dan Ali-'Imran. 
Dalam Mushaf Ubay bin Ka'ab yang pertama ditulis ialah Al-Fatihah, Al-Baqarah, An-Nisa' dan Ali-'Imran.

Sedangkan Mushaf yg sampai ke kita sekarang ini (wilayah Asia/Indonesia) adalah: Dari Qiraat Imam 'Ashim yg diriwayatkan oleh Hafsh, dengan sanad para sahabat, yakni dari (Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka'ab) dan langsung mendapatkannya dari Rosulullah SAW (Sumber:Mushhaf Al Qur'an cetakan Madinah) ---> Sehingga sampai pada derajat Mutawatir (qiraat yang dinukil oleh sejumlah besar periwayat yang tidak mungkin bersepakat untuk berdusta, dan sanadnya bersambung hingga penghabisannya, yakni Rasulullah Saw. Juga sesuai dengan kaidah bahasa arab dan rasam Utsmani).


Akan datang suatu kaum yang akan meremehkan Sholat, suka menunda-nunda sholat dan tidak mau berjamaah di Masjid ...
Juga akan datang suatu kaum yang akan meremehkan puasa, yakni pada bulan puasa namun tidak mau berpuasa padahal sebenarnya ia mampu ...
Mereka suka ceramah, menganjurkan kebaikan pada orang lain, namun malah melupakan diri mereka sendiri ...
Amal kebaikan mereka amatlah sedikit, malah cenderung suka berbuat dosa dan kemaksiatan, padahal mengaku seorang Muslim atau lebih tinggi lagi ...
Mereka juga membaca Al Qur`an, namun bacaan mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan, yakni hanya sekedar membaca saja, tidak mengambil hikmah didalamnya ...
Mereka melakukannya karena riya', pamer kalau bisa membaca Al Qur'an dng indahnya, menjadikannya lahan mencari makan, atau sombong karenanya ...
Atau mereka berselisih mengenai Al Qur'an tanpa ilmu yg mendukung, melainkan hanya berdasarkan hawa nafsu mereka saja ...
Bahkan yg terparah, dikatakan bahwa mereka telah keluar dari agama Islam, namun mereka tidak menyadarinya atau menyadari namun mereka mengingkarinya ...

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad ibn Ibrahim bin Al Harits At Taimi dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Said Al Khudri radliallahu 'anhu, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Akan ada suatu kaum yang berada ditengah-tengah kalian, dan kalian akan meremehkan shalat kalian bila melihat shalat mereka, begitu juga dengan shaum kalian jika melihat shaum mereka, serta amal kalian jika melihat amal mereka. Akan tetapi, mereka membaca Al Qur`an, namun bacaan mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan, mereka keluar dari Din, sebagaimana meluncurnya anak panah dari busurnya. Ia melihat pada ujung panahnya, namun ia tidak mendapatkan sesuatu, kemudian melihat pada lubangnya, juga tak menemukan sesuatu, lalu ia melihat pada bulunya juga tidak melihat sesuatu. Ia pun saling berselisih akan ujung panahnya."(No. Hadist: 4670 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
--------------

Silahkan membaca artikel lainnya:
1. Hati-hati dalam membaca al Quran
2. Jaminan Allah akan kebenaran al Quran
3. Beberapa hal mengenai kedengkian para ...
4. Apabila dibacakan al Quran maka ...
5. Tidak ada keraguan pada al Quran

Bab:Bacaan Tujuh yang berbeda ("tujuh" dalam bahasa Arab, berarti banyak)
>> Mohon jangan meniru-niru bacaan berikut, tanpa seorang Guru yg memang ahli <<


Contoh 10 qiraat yg berbeda oleh Qari Mishary Al-Rashid Al Afasy:

2 komentar:

  1. Bisa di Akses gitu lo ????? Mana katanya di BLOKIR Bos....:)

    BalasHapus
  2. iya, sebagian wilayah surabaya dan jakarta memang diblokir. tidak tau apa maksudnya ...

    BalasHapus