Senin, 26 November 2012

Tidak ada keraguan pada Al Qur'an

Sesungguhnya Al Qur'an adalah sesuatu yg terbaca. Dinamakan Al Kitab berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis ...
Sesungguhnya hanya Al Qur'an, satu²nya kitab / buku yg pada pendahuluannya terdapat jaminan akan kebenaran isinya ...
Tidak ada satupun buku didunia ini yg dapat menjamin kebenaran secara mutlak isi / kandungan didalamnya ...
Walaupun itu adalah buku dalam bentuk jurnal atau yg lainnya, pasti tidak ada jaminan kebenaran mutlak sepanjang waktu, yg ada hanya kebenaran saat² tertentu atau pada saat penelitian dilakukan. Bisa jadi kebenaran suatu penelitian berubah, karena munculnya hasil penelitian baru yg menyanggahnya ...
Namun tidaklah demikian dng Al Qur'an, Allah sendiri yg telah memberikan jaminan, bahwa Al Qur'an itu dijamin mutlak benar (yakni benar selamanya)...

Didalamnya terdapat tanda-tanda kebenaran yg dapat diraba oleh panca indera dan juga terdapat tanda-tanda yg tidak nampak (ghaib) ...
Baik yg tampak ataupun yg tidak tampak, semuanya dinyatakan benar, benar sepanjang waktu dan tidak pernah berubah sedikitpun ...
Karena Al Qur'an adalah Kalamullah, sedangkan ruang dan waktu diciptakan oleh Allah ...
Siapakah yg lebih mengetahui kebenaran yg mutlak ?
Bukankah hanya Sang Pencipta itu sendiri, yg Mahamengetahui ?


Memang, banyak manusia yang membenci Al Qur'an, yaitu dengan mencari-cari kelemahan² atau kesalahan² yang mungkin bisa dibuktikan ...
Namun, mereka tidak dapat menemukannya, dan pasti tidak dapat menemukannya, kecuali ...
Ilmu para pewaris Nabi SAW yang semakin hilang, yakni dengan kematian dari orang² mukmin yang berilmu, yakni para 'alim 'ulama ...
Sehingga kedalaman Al Qur'an dari segi bahasa, balaghoh, asbabun nuzul, dan masih banyak lagi yang belum digali, karena kematian para ulama yang ikhlas ...
Akhirnya para pembenci/pendengki menjadikan seolah² Al Qur'an salah dan ketinggalan jaman ...
Padahal merekalah yang sebenarnya gagal dan salah, karena kedangkalan ilmu mereka dan kedangkalan kita dalam memahami Al Qur'an ...
Karena telah ditinggal oleh para Ulama yang ikhlas, dengan kematian mereka ...

Bagaimana sikap kita, jika para pendengki itu membeberkan sesuatu yang lain dng kebenaran Al Qur'an ...?
Terus belajar mengenai Ilmu Al Qur'an dan terus mengimaninya, tanpa keraguan, sesuai dengan jaminan Allah, dan menyadari kalau sebenarnya ilmu kita sangatlah terbatas dalam mendalami kandungan Al Qur'an ...

Dan pasti mereka tidak akan menemukan petunjuk yg jelas dan benar, kecuali bagi orang-orang yg beriman, yg mendirikan Sholat dan menafkahkan sebagian rejekinya dijalan Allah ...
Yg mau beriman kepada Al Qur'an dan Kitab-kitab sebelumnya ...
Dan orang² yg menjadikan Al Qur'an sebagai petunjuk yg benar ...
Maka mereka itulah yang telah mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung ...
Dan merekalah orang² yg bertakwa ...

Silahkan Baca Juga: Ubar , atlantis di Padang pasir  dan  Tinggalkan orang2 yg memperolok ayat-ayat Allah

Artikel lainnya: http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2015/10/misteri-bangunan-piramida-al-quran.html  dan  http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2016/04/sarang-laba-laba-kuat-atau-lemah.html


QS 2. Al Baqarah:2-5

{ذَٰلِكَ ٱلْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ}
{ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ يُنفِقُونَ}
{وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلأْخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ}
{أُوْلَـٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـٰئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ}

2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya [Allah menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis];
Petunjuk bagi mereka yang bertaqwa [Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja],

3. (yaitu) mereka yang beriman [dengan kepercayaan yang teguh yang disertai dengan ketundukan dan penyerahan jiwa] kepada yang ghaib [logika terendah adalah percaya terhadap segala yang nampak jelas oleh mata kepala sendiri, dan logika tertinggi adalah mampu melihat dengan ilmu dan hatinya, hingga segala sesuatu yang nampak jelas oleh mata adalah sesungguhnya sangat lemah, dan justru yang tidak terlihat oleh mata adalah yang terkuat, misalkan mata kepala melihat jantung bergerak/berdegub, namun ia melihat ada "yang menguasai" jantung itu hingga jantung itu terus berdegub sepanjang usia kehidupan seseorang. Dan seseorang yang berilmu, akan mengatakan: Subhanallah, bukanlah makhluq yang bisa membuat jantung itu terus berdegub, namun hanya Sang Pencipta yang mampu melakukannya, sebagaimana Dia mampu menjadikan yang mati menjadi hidup. Inilah "Super Logika"], (kemudian) yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki [seperti kepada orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain] yang Kami anugerahkan kepada mereka.

4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.

5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

Sesungguhnya Al Qur'an benar-benar kitab yang jelas dan benar, yang tidak ada keraguan didalamnya. Merupakan Firman Allah sebagai petunjuk dan pembeda bagi Manusia dan Jin. Dan tidak ada satupun kitab di dunia ini (kecuali Al Qur'an) yang dijamin "pasti" kebenarannya, oleh Pencipta Semesta Alam ini. Hanya mereka yang beriman dan berilmu yang rendah hati, mampu melihat dan membaca kebenaran Al Qur'an. Yang kebenarannya mutlak, tidak ada sedikitpun keraguan pada Al Qur'an, hingga dijamin sendiri oleh Pencipta Semesta Alam, yakni Allah SWT.

Orang-orang yang memandang bahwa logika terendah dari manusia yang lebih mengutamakan apa-apa yang nampak oleh mata kepala adalah lemah dan sungguh-sungguh lemah!. Dan mereka memandang segala sesuatunya lebih dari pandangan mata kepala, yakni dengan pandangan Ilmu dan hati. Sehingga mereka menggunakan logika yang lebih tinggi lagi, yakni Super logika.
Suatu logika super, dengan pandangan jauh melebihi pandangan mata kepala, dengan alat ataupun tanpa alat bantu. Konsisten dengan logika dasar yang diterapkan hingga puncaknya, yakni mengenai hal-hal yang ghaib, yang diluar pandangan mata kepala, namun sangat berperan terhadap sesuatu itu.
Misalkan:
Mata kepala melihat (dengan menggunakan alat bantu) bahwa jantung itu bergerak/berdegub, namun ia melihat ada "yang menguasai" jantung itu hingga jantung itu terus berdegub sepanjang usia kehidupan seseorang. Dan seseorang yang berilmu, akan mengatakan: Subhanallah, bukanlah makhluq yang bisa membuat jantung itu terus berdegub, namun hanya Sang Pencipta yang mampu melakukannya, sebagaimana Dia mampu menjadikan yang mati menjadi hidup.

Mereka adalah orang2 yang beriman kepada yang ghaib, yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka, dan mereka mengetahui bahwa Allah itu Maha Ghaib, hingga orang-orang itu beriman kepada Allah, dan segala yang diperintahkan-Nya dengan mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Allah anugerahkan kepada mereka, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Ingatlah, mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung ...


Ada sebagian orang kafir yang menuduh Allah membutuhkan kita, karena Dia meminta kita untuk beribadah kepadaNya. Ini jelas pemutarbalikan dari yang sebenarnya.
Padahal yang sebenarnya kitalah yang membutuhkan Allah. Kita butuh Allah sehingga kita beribadah hanya kepadaNya.
Andaikan seluruh makhluq beribadah kepadaNya, Dia tidak diuntungkan. Dan andaikan seluruh makhluq bermaksiat dan ingkar kepadaNya, Dia juga tidak rugi.
Terserah kehendak Allah, mau memasukkan makhluqNya ke Surga atau Neraka.
Dan Dia tidak zhalim, bukankah telah diturunkan petunjuk yang jelas, yakni Al Quran dan sunnah Nabi SAW?
Namun kebanyakan makhlukNya ingkar...
Tidak ada paksaan untuk menerima Islam, tinggal mau apa tidak untuk masuk Surga dengan ridhoNya ...?

Al-Baqarah 2:256

لَآ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِۖ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَىِّۚ فَمَن يَكْفُرْ بِٱلطَّٰغُوتِ وَيُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لَا ٱنفِصَامَ لَهَاۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.


(256) Tidak dibenarkan adanya paksaan untuk menganut agama Islam. Kewajiban kita hanyalah menyampaikan agama Allah kepada manusia dengan cara yang baik dan penuh kebijaksanaan, serta dengan nasihat-nasihat yang wajar, sehingga mereka masuk agama Islam dengan kesadaran dan kemauan sendiri (an-Nahl/16:125). Apabila kita sudah menyampaikan kepada mereka dengan cara yang demikian, tetapi mereka tidak juga mau beriman, itu bukanlah urusan kita, melainkan urusan Allah. Kita tidak boleh memaksa mereka. Dalam ayat yang lain (Yunus/10:99) Allah berfirman yang artinya: "Apakah Engkau ingin memaksa mereka hingga mereka itu menjadi orang-orang yang beriman?"

Ingatlah ada surat Al Fatihah yang artinya pembuka, surat ini dinamakan fatihatul kitab (pembuka kitab) karena kitab Alquran dibuka atau dimulai dengannya.
Dibaca di awal, ketika akan membaca Al Quran, sholat atau yang lainnya.
Mintalah selalu petunjuk kepada Allah, karena kebenaran itu hanya satu dari Allah. Sedangkan kesesatan dan kegelapan itu banyak jalannya.
Dia memberikan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendakiNya dan Dia menyesatkan kepada siapa saja yang dikehendakiNya.
Karena itulah bacalah Al Fatihah dengan segala kerendahan hati dan penuh harap hanya dan hanya kepada Allah SWT ...



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (1)

Segala puji  bagi Allah, Tuhan semesta alam (2)

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang (3)

Yang menguasai  hari pembalasan (4)
[Memiliki makna diantaranya:
1. Dalam kehidupan dunia, manusia diberi "sedikit" kekuasaan untuk mengelola dunia. Karena itu terkesan, seolah-olah Allah tidak berkuasa atas dunia. Hati2 dalam masalah ini, sebab kekuasaan yang dilimpahkan itu harus dipertanggungjawabkan kelak.
2. Manusia tidak diberi kekuasaan sama sekali setelah hari kiamat(hari pembalasan). Kekuasaan mutlak hanya milik Allah. Sehingga banyak manusia menyesal, karena telah berbuat keburukan ketika di dunia.
]

>>> Hanya Engkaulah yang kami sembah,  dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan (5)

Tunjukilah  kami jalan yang lurus (6)

Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat (7)

(surat Al Faatihah : 1-7)
________________________

Murid: Kyai, kita kan sudah mukmin, sudah diberi petunjuk, Alhamdulillah. Namun mengapa setiap hari kita wajib baca "Ihdinasshirothol mustaqiim" (al Fatihah) sebanyak 17 kali?
Kyai: Muridku, andaikan engkau mau ke Jakarta sendirian naik motor. Sedangkan engkau tidak tahu jalan ke sana, maka apakah yang kamu lakukan?
Murid: Saya akan mengarahkan motor saya ke barat, lalu selalu tanya, jalan yang manakah yang menuju ke Jakarta kepada orang2 yang saya lewati.
Kyai: Maka dengarkanlah wahai muridku. Jalan ke Surga hanya Allah yang mengetahui, padahal jalan menuju ke Surga itu banyak sekali, namun hanya satu jalan yang hanya Allah saja yang mengetahui yang menuju Surga, sedangkan yang lainnya ke Neraka.
Andaikan hanya arah barat yang kau ketahui untuk menuju Jakarta. Maka untuk menuju ke Jakarta, tentu engkau mengarahkan motormu ke arah barat lalu selalu bertanya kepada orang2 yang kau jumpai, manakah jalan yang menuju ke Jakarta.?
 Itulah "Ihdinasshirothol mustaqiim" (al Fatihah) yang kau baca minimal sebanyak 17 kali dalam sehari. Semakin banyak bertanya, tentu kamu tidak akan tersesat untuk ke Jakarta.

--->>> Ingatlah hanya Al Qur'an, satu²nya kitab / buku yg pada pembukanya terdapat surat Al Fatihah, sebagai penghubung antara makhluq dengan Tuhannya supaya makhluqNya itu mendapat petunjuk dan tidak tersesat.
Kemudian dilanjutkan dengan, surat Al Baqarah, yang pada pendahuluannya terdapat jaminan akan kebenaran isinya ...
Al Quran merupakan Kalamullah yang penuh kemukjizatan. Perkataan yang padat makna, kedalaman bahasa, bahkan susunan tiap ayat dan surat  sangat berbeda dengan cara manusia menyusunnya, hingga lebih nyata kemukjizatannya ...
Adakah keraguan didalamnya ...?

Subhanallah ...

5 komentar: