Penentuan mulainya tahun ke 1 di tahun Hijrah biasanya dilakukan selama 6 tahun sesudah wafatnya Rasulullah SAW. Akan tetapi, sistem yang paling mendasari dari kalender hijriah ini sebenarnya sudah ada sejak zaman sebelum Islam!
Sebelum penanggalan hijriyah ditetapkan (yang berarti Islam telah datang), masyarakat Arab dahulu menjadikan peristiwa-peristiwa besar sebagai acuan tahun. Tahun renovasi Ka’bah misalnya, karena pada tahun tersebut, Ka’bah direnovasi ulang akibat banjir. Tahun fijar, karena saat itu terjadi perang fijar. Tahun fiil (gajah), karena saat itu terjadi penyerbuan Ka’bah oleh pasukan bergajah. Oleh karena itu kita mengenal tahun kelahiran Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dengan istilah tahun fiil/tahun gajah. Terkadang mereka juga menggunakan tahun kematian seorang tokoh sebagai patokan, misal 7 tahun sepeninggal Ka’ab bin Luai.” Sedangkan untuk acuan bulan, mereka menggunakan sistem bulan qomariyah (penetapan awal bulan berdasarkan fase-fase bulan).
Nah bulan qomariyah inilah yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam.
Sistem penanggalan seperti ini berlanjut sampai ke masa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dan khalifah Abu Bakr Ash-Sidiq radhiyallahu’anhu. Barulah di masa khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu, ditetapkan kalender hijriyah yang menjadi pedoman penanggalan bagi kaum muslimin.
إنَّه يأتينا مِن أمير المؤمنين كُتبٌ، فلا نَدري على أيٍّ نعمَل، وقد قرأْنا كتابًا محلُّه شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي
“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Karena kejadian inilah kemudian Umar bin Khatab mengajak para sahabat untuk bermusyawarah; menentukan kalender yang nantinya menjadi acuan penanggalan bagi kaum muslimin.
Penentuan Awal Tahun Hijriah
Sesungguhnya para sahabat sepakat menjadikan peristiwa hijrah sebagai patokan penanggalan (awal tahun hijriah), karena merujuk kepada firman Allah ta’ala,
Surat At-Taubah Ayat 108
لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Sudah suatu hal yang maklum; maksud hari pertama (dalam ayat ini) bukan berarti tak menunjuk pada hari tertentu. Nampak jelas ia dinisbatkan pada sesuatu yang tidak tersebut dalam ayat. Yaitu hari pertama kemuliaan islam. Hari pertama Nabi shallallahu’alaihiwasallam bisa menyembah Rabbnya dengan rasa aman. Hari pertama dibangunnya masjid (red. masjid pertama dalam peradaban Islam, yaitu masjid Quba). Karena alasan inilah, para sahabat sepakat untuk menjadikan hari tersebut sebagai patokan penanggalan (awal tahun hijriah).
Dari keputusan para sahabat tersebut, kita bisa memahami, maksud “sejak hari pertama” (dalam ayat) adalah, hari pertama dimulainya penanggalan umat Islam. Demikian kata beliau. Dan telah diketahui bahwa makna firman Allah ta’ala: min awwali yaumin (sejak hari pertama) adalah, hari pertama masuknya Nabi shallallahu’alaihiwasallam dan para sahabatnya ke kota Madinah.
Allahua’lam. ” (Fathul Bari, 7/335)
Penentuan Awal Bulan
Perbincangan berlanjut seputar penentuan awal bulan kalender hijriyah. Sebagian sahabat mengusulkan bulan Ramadhan. Sahabat Umar bin Khatab dan Ustman bin Affan mengusulkan bulan Muharram.
بل بالمحرم فإنه منصرف الناس من حجهم
“Sebaiknya dimulai bulan Muharam. Karena pada bulan itu orang-orang usai melakukan ibadah haji.” Kata Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu.
Akhirnya para sahabatpun sepakat.
Alasan lain dipilihnya bulan muharam sebagai awal bulan diutarakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah,
لأن ابتداء العزم على الهجرة كان في المحرم ؛ إذ البيعة وقعت في أثناء ذي الحجة وهي مقدمة الهجرة ، فكان أول هلال استهل بعد البيعة والعزم على الهجرة هلال المحرم فناسب أن يجعل مبتدأ ، وهذا أقوى ما وقفت عليه من مناسبة الابتداء بالمحرم
“Karena tekad untuk melakukan hijrah terjadi pada bulan muharam. Dimana baiat terjadi dipertengahan bulan Dzulhijah (bulan sebelum muharom)
Dari peristiwa baiat itulah awal mula hijrah. Bisa dikatakan hilal pertama setelah peristiwa bai’at adalah hilal bulan muharam, serta tekad untuk berhijrah juga terjadi pada hilal bulan muharam (red. awal bulan muharam). Karena inilah muharam layak dijadikan awal bulan. Ini alasan paling kuat mengapa dipilih bulan muharam.” (Fathul Bari, 7/335)
1. Bulan Muharram
Bulan Muharam merupakan bulan pertama dalam kalender Islam dengan banyaknya hari 30 hari. Kata Muharam menurut bahasa sendiri artinya diharamkan. Menurut Abu Amr ibn Al’Alaa sendiri berkata dimana “Dinamakan sebagai bulan Muharam sebab peperangan atau jihad diharamkan di bulan-bulan tersebut. Bila saja jihad disyariatkan dan hukumnya terlarang di bulan tersebut, dengan begitu hal tersebut bermakna dimana perbuatan-perbuatan secara asal sudah dilarang Allah Ta’ala mempunyai penekanan pengharaman agar lebih dihindari khusus di bulan Muharram ini. Di bulan tersebut Allah melarang agar umatnya tak melakukan segala perbuatan yang telah di larang-Nya.
Rasulullah SAW. bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di "bulan" Allah Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, Nasai’ dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah dengan status hadis marfu’)
2. Bulan Safar
Dalam kalender Islam sendiri bulan Safar yaitu bulan kedua sesudah Muharam pada kalender Hijriyah atau Islam yang berdasarkan dengan tahun Qamariyah. Bulan Safar artinya adalah kosong, dinamakan sebagai bulan Safar sebab di bulan ini dulu orang-orang dari Arab sering sekali meninggalkan rumah menyerang musuh. Berdasarkan bahasa, arti Safar kosong, namun ada juga yang mengartikannya bahwa Safar adalah kuning. Dinamakan sebagai Safar, sebab kebiasaan dari orang-orang di zaman dulu orang Arab meninggalkan rumah atau tempat kediaman mereka dalam keadaan kosong.
3. Bulan Rabiul Awal
Bulan Rabiul Awal merupakan bulan ketiga pada penanggalan hijriah. Di bulan ini tepat pada tanggal 12 rabiul awal, diyakini sebagai hari dimana lahirnya Nabi Muhammad SAW yakni Maulid Nabi Muhammad SAW. Adapun penamaan bulan Rabiul Awal sendiri berdasarkan istilah dimana Rabi’ artinya menetap sedangkan awal artinya pertama.
4. Bulan Rabiul Akhir
Rabiul Akhir termasuk bulan keempat dalam kalender hijriah. Pada bulan ini, ada beberapa peristiwa atau hari penting dimana tanggal 8 atau 10 Rabiul Akhir merupakan kelahiran dari salah seorang imam termasuk ke dalam golongan 12 Imam pada kepercayaan Syiah, dan Hasan Al-Askari. Sedangkan pada 10 atau 12 Rabiul akhir adalah kematian dari Fatimah Al-Ma’sumah. 12 Rabiul akhir, merupakan kematian dari Hazrat Shaykh Abdul Wadir Dilani, adapun sufi yang meyakini adanya keberadaan dari orang-orang yang suci.
5. Bulan Jumadil Awal
Jumadil Awal adalah bulan kelima dari kalender hijriah. Adapun lamanya hari yang terdapat pada bulan kelima kalender hijriah ini yaitu sebanyak 30 hari.
6. Bulan Jumadil Akhir
Jumadil Akhir adalah bulan keenam menurut kalender hijriah atau kalender Islam. Termasuk bulan keenam pula dalam penanggalan Jawa. Adapun hari yang terdapat pada bulan keenam kalender hijriah ini yaitu sebanyak 29 hari.
7. Bulan Rajab
Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh pada penanggalan Jawa dan penanggalan hijriah. Dimana bulan Rajab sendiri disebut juga dengan bulannya Allah. Di tanggal 27 pada bulan rajab, setiap umat Islam yang ada di seluruh dunia pun merayakan hari Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, yakni ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan mulai dari Makkah tepatnya di Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha di Palestina bersama Buraq serta dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Ta’ala.
8. Bulan Sya’ban
Bulan Sya’ban adalah bulan ke-8 dalam penanggalan Jawa dan penanggalan Hijriah dengan lamanya hari 29 hari. Adapun nama Sya’ban sendiri memiliki arti yaitu pemisahan sebab orang-orang dari Arab berpisah dan berpencar di bulan ini demi mencari air.
9. Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan termasuk bulan ke sembilan dalam penanggalan Jawa dan penanggalan Hijriah yang memiliki lama hari sekitar 30 hari. Di sepanjang bulan Ramadhan setiap orang Muslim melakukan aktivitas keagamaan, seperti berpuasa, ibadah shalat tarawih, ibadah di malam Lailatul Qadar, memperingati turunnya Al-Quran, membayar zakat fitrah, memperbanyak membaca ayat suci Alquran serta i'tikaf di 10 malam terakhir Ramadhan.
10. Bulan Syawal
Bulan syawal sebagai bulan ke 10 dalam kalender Islam dengan sebanyak 29 hari. Di tanggal 1 Syawal, biasanya umat Islam akan merayakan Idul Fitri yakni sebagai hari kemenangan sesudah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.
11. Bulan Dzulkaidah
Bulan Dzulkaidah sebagai bulan ke-11 dalam penanggalan Islam yang memiliki sebanyak 30 hari. Bulan ini termasuk bulan dengan makna sakral sebab di bulan ini ada larangan untuk berperang. Adapun makna dari Zulkaidah sendiri yaitu Penguasa dari Gencatan Senjata, karena di saat inilah bangsa Arab menghentikan peperangan di bulan Zulkaidah.
12. Bulan Zulhijah
Bulan Zulhijah masuk dalam urutan bulan hijriyah yang terakhir atau ke-12 dari penanggalan hijriah. Ada banyak perbedaan pendapat umat Islam untuk menentukan awal dari bulan Zulhijah. Diantaranya ada yang memakai rukyah, hisab atau mengikuti penetapan di Arab Saudi.
QS.2. Al Baqarah:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ
217. Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah.
Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas "bulan" diantaranya terdapat "Empat Bulan" yang dihormati, tiga "bulan" diantaranya berturut-turut Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara "bulan" Jumada tsaniah/akhir dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah)
Sebelum penanggalan hijriyah ditetapkan (yang berarti Islam telah datang), masyarakat Arab dahulu menjadikan peristiwa-peristiwa besar sebagai acuan tahun. Tahun renovasi Ka’bah misalnya, karena pada tahun tersebut, Ka’bah direnovasi ulang akibat banjir. Tahun fijar, karena saat itu terjadi perang fijar. Tahun fiil (gajah), karena saat itu terjadi penyerbuan Ka’bah oleh pasukan bergajah. Oleh karena itu kita mengenal tahun kelahiran Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dengan istilah tahun fiil/tahun gajah. Terkadang mereka juga menggunakan tahun kematian seorang tokoh sebagai patokan, misal 7 tahun sepeninggal Ka’ab bin Luai.” Sedangkan untuk acuan bulan, mereka menggunakan sistem bulan qomariyah (penetapan awal bulan berdasarkan fase-fase bulan).
Nah bulan qomariyah inilah yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam.
Sistem penanggalan seperti ini berlanjut sampai ke masa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam dan khalifah Abu Bakr Ash-Sidiq radhiyallahu’anhu. Barulah di masa khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu, ditetapkan kalender hijriyah yang menjadi pedoman penanggalan bagi kaum muslimin.
إنَّه يأتينا مِن أمير المؤمنين كُتبٌ، فلا نَدري على أيٍّ نعمَل، وقد قرأْنا كتابًا محلُّه شعبان، فلا ندري أهو الذي نحن فيه أم الماضي
“Telah sampai kepada kami surat-surat dari Amirul Mukminin, namun kami tidak tau apa yang harus kami perbuat terhadap surat-surat itu. Kami telah membaca salah satu surat yang dikirim di bulan Sya’ban. Kami tidak tahu apakah Sya’ban tahun ini ataukah tahun kemarin.”
Karena kejadian inilah kemudian Umar bin Khatab mengajak para sahabat untuk bermusyawarah; menentukan kalender yang nantinya menjadi acuan penanggalan bagi kaum muslimin.
Penentuan Awal Tahun Hijriah
Sesungguhnya para sahabat sepakat menjadikan peristiwa hijrah sebagai patokan penanggalan (awal tahun hijriah), karena merujuk kepada firman Allah ta’ala,
Surat At-Taubah Ayat 108
لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
Sudah suatu hal yang maklum; maksud hari pertama (dalam ayat ini) bukan berarti tak menunjuk pada hari tertentu. Nampak jelas ia dinisbatkan pada sesuatu yang tidak tersebut dalam ayat. Yaitu hari pertama kemuliaan islam. Hari pertama Nabi shallallahu’alaihiwasallam bisa menyembah Rabbnya dengan rasa aman. Hari pertama dibangunnya masjid (red. masjid pertama dalam peradaban Islam, yaitu masjid Quba). Karena alasan inilah, para sahabat sepakat untuk menjadikan hari tersebut sebagai patokan penanggalan (awal tahun hijriah).
Dari keputusan para sahabat tersebut, kita bisa memahami, maksud “sejak hari pertama” (dalam ayat) adalah, hari pertama dimulainya penanggalan umat Islam. Demikian kata beliau. Dan telah diketahui bahwa makna firman Allah ta’ala: min awwali yaumin (sejak hari pertama) adalah, hari pertama masuknya Nabi shallallahu’alaihiwasallam dan para sahabatnya ke kota Madinah.
Allahua’lam. ” (Fathul Bari, 7/335)
Penentuan Awal Bulan
Perbincangan berlanjut seputar penentuan awal bulan kalender hijriyah. Sebagian sahabat mengusulkan bulan Ramadhan. Sahabat Umar bin Khatab dan Ustman bin Affan mengusulkan bulan Muharram.
بل بالمحرم فإنه منصرف الناس من حجهم
“Sebaiknya dimulai bulan Muharam. Karena pada bulan itu orang-orang usai melakukan ibadah haji.” Kata Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu.
Akhirnya para sahabatpun sepakat.
Alasan lain dipilihnya bulan muharam sebagai awal bulan diutarakan oleh Ibnu Hajar rahimahullah,
لأن ابتداء العزم على الهجرة كان في المحرم ؛ إذ البيعة وقعت في أثناء ذي الحجة وهي مقدمة الهجرة ، فكان أول هلال استهل بعد البيعة والعزم على الهجرة هلال المحرم فناسب أن يجعل مبتدأ ، وهذا أقوى ما وقفت عليه من مناسبة الابتداء بالمحرم
“Karena tekad untuk melakukan hijrah terjadi pada bulan muharam. Dimana baiat terjadi dipertengahan bulan Dzulhijah (bulan sebelum muharom)
Dari peristiwa baiat itulah awal mula hijrah. Bisa dikatakan hilal pertama setelah peristiwa bai’at adalah hilal bulan muharam, serta tekad untuk berhijrah juga terjadi pada hilal bulan muharam (red. awal bulan muharam). Karena inilah muharam layak dijadikan awal bulan. Ini alasan paling kuat mengapa dipilih bulan muharam.” (Fathul Bari, 7/335)
1. Bulan Muharram
Bulan Muharam merupakan bulan pertama dalam kalender Islam dengan banyaknya hari 30 hari. Kata Muharam menurut bahasa sendiri artinya diharamkan. Menurut Abu Amr ibn Al’Alaa sendiri berkata dimana “Dinamakan sebagai bulan Muharam sebab peperangan atau jihad diharamkan di bulan-bulan tersebut. Bila saja jihad disyariatkan dan hukumnya terlarang di bulan tersebut, dengan begitu hal tersebut bermakna dimana perbuatan-perbuatan secara asal sudah dilarang Allah Ta’ala mempunyai penekanan pengharaman agar lebih dihindari khusus di bulan Muharram ini. Di bulan tersebut Allah melarang agar umatnya tak melakukan segala perbuatan yang telah di larang-Nya.
Rasulullah SAW. bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di "bulan" Allah Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, Nasai’ dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah dengan status hadis marfu’)
2. Bulan Safar
Dalam kalender Islam sendiri bulan Safar yaitu bulan kedua sesudah Muharam pada kalender Hijriyah atau Islam yang berdasarkan dengan tahun Qamariyah. Bulan Safar artinya adalah kosong, dinamakan sebagai bulan Safar sebab di bulan ini dulu orang-orang dari Arab sering sekali meninggalkan rumah menyerang musuh. Berdasarkan bahasa, arti Safar kosong, namun ada juga yang mengartikannya bahwa Safar adalah kuning. Dinamakan sebagai Safar, sebab kebiasaan dari orang-orang di zaman dulu orang Arab meninggalkan rumah atau tempat kediaman mereka dalam keadaan kosong.
3. Bulan Rabiul Awal
Bulan Rabiul Awal merupakan bulan ketiga pada penanggalan hijriah. Di bulan ini tepat pada tanggal 12 rabiul awal, diyakini sebagai hari dimana lahirnya Nabi Muhammad SAW yakni Maulid Nabi Muhammad SAW. Adapun penamaan bulan Rabiul Awal sendiri berdasarkan istilah dimana Rabi’ artinya menetap sedangkan awal artinya pertama.
4. Bulan Rabiul Akhir
Rabiul Akhir termasuk bulan keempat dalam kalender hijriah. Pada bulan ini, ada beberapa peristiwa atau hari penting dimana tanggal 8 atau 10 Rabiul Akhir merupakan kelahiran dari salah seorang imam termasuk ke dalam golongan 12 Imam pada kepercayaan Syiah, dan Hasan Al-Askari. Sedangkan pada 10 atau 12 Rabiul akhir adalah kematian dari Fatimah Al-Ma’sumah. 12 Rabiul akhir, merupakan kematian dari Hazrat Shaykh Abdul Wadir Dilani, adapun sufi yang meyakini adanya keberadaan dari orang-orang yang suci.
5. Bulan Jumadil Awal
Jumadil Awal adalah bulan kelima dari kalender hijriah. Adapun lamanya hari yang terdapat pada bulan kelima kalender hijriah ini yaitu sebanyak 30 hari.
6. Bulan Jumadil Akhir
Jumadil Akhir adalah bulan keenam menurut kalender hijriah atau kalender Islam. Termasuk bulan keenam pula dalam penanggalan Jawa. Adapun hari yang terdapat pada bulan keenam kalender hijriah ini yaitu sebanyak 29 hari.
7. Bulan Rajab
Bulan Rajab merupakan bulan ketujuh pada penanggalan Jawa dan penanggalan hijriah. Dimana bulan Rajab sendiri disebut juga dengan bulannya Allah. Di tanggal 27 pada bulan rajab, setiap umat Islam yang ada di seluruh dunia pun merayakan hari Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, yakni ketika Rasulullah SAW melakukan perjalanan mulai dari Makkah tepatnya di Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha di Palestina bersama Buraq serta dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah Ta’ala.
8. Bulan Sya’ban
Bulan Sya’ban adalah bulan ke-8 dalam penanggalan Jawa dan penanggalan Hijriah dengan lamanya hari 29 hari. Adapun nama Sya’ban sendiri memiliki arti yaitu pemisahan sebab orang-orang dari Arab berpisah dan berpencar di bulan ini demi mencari air.
9. Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan termasuk bulan ke sembilan dalam penanggalan Jawa dan penanggalan Hijriah yang memiliki lama hari sekitar 30 hari. Di sepanjang bulan Ramadhan setiap orang Muslim melakukan aktivitas keagamaan, seperti berpuasa, ibadah shalat tarawih, ibadah di malam Lailatul Qadar, memperingati turunnya Al-Quran, membayar zakat fitrah, memperbanyak membaca ayat suci Alquran serta i'tikaf di 10 malam terakhir Ramadhan.
10. Bulan Syawal
Bulan syawal sebagai bulan ke 10 dalam kalender Islam dengan sebanyak 29 hari. Di tanggal 1 Syawal, biasanya umat Islam akan merayakan Idul Fitri yakni sebagai hari kemenangan sesudah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.
11. Bulan Dzulkaidah
Bulan Dzulkaidah sebagai bulan ke-11 dalam penanggalan Islam yang memiliki sebanyak 30 hari. Bulan ini termasuk bulan dengan makna sakral sebab di bulan ini ada larangan untuk berperang. Adapun makna dari Zulkaidah sendiri yaitu Penguasa dari Gencatan Senjata, karena di saat inilah bangsa Arab menghentikan peperangan di bulan Zulkaidah.
12. Bulan Zulhijah
Bulan Zulhijah masuk dalam urutan bulan hijriyah yang terakhir atau ke-12 dari penanggalan hijriah. Ada banyak perbedaan pendapat umat Islam untuk menentukan awal dari bulan Zulhijah. Diantaranya ada yang memakai rukyah, hisab atau mengikuti penetapan di Arab Saudi.
QS.2. Al Baqarah:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ
217. Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah.
Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas "bulan" diantaranya terdapat "Empat Bulan" yang dihormati, tiga "bulan" diantaranya berturut-turut Dzulqaidah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara "bulan" Jumada tsaniah/akhir dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar