Sabtu, 17 Agustus 2013

Keutamaan Sahabat Nabi SAW dan Tabi'in

  1. Keutamaan para sahabat, para tabiin serta orang-orang yang datang sesudah zaman mereka
    • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam bahwa beliau bersabda: Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana segolongan manusia akan berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian yang pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam? Mereka menjawab: Ya, ada. Lalu mereka diberi kemenangan (mengalahkan musuh). Kemudian datang lagi segolongan manusia yang berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian orang yang pernah melihat para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam Mereka menjawab: Ya, ada. Kemudian mereka pun diberi kemenangan. Kemudian datang lagi segolongan menusia yang juga berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian orang yang pernah melihat tabiin? Mereka menjawab: Ya, ada. Akhirnya mereka juga diberi kemenangan. (Shahih Muslim No.4597)
    • Hadis riwayat Abdullah bin Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sebaik-baik umatku adalah yang hidup pada kurun sahabatku, kemudian setelah kurun mereka (tabiin), kemudian setelah kurun mereka (tabiit tabiin). Kemudian akan datang suatu kaum di mana kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya. (Shahih Muslim No.4599)
    • Hadis riwayat Imran bin Hushain Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu ialah yang hidup pada zaman kurunku (sahabat), kemudian orang-orang yang hidup sesudah kurunku (tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka (tabiit tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka. Imran berkata: Aku tidak tahu apakah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mengatakan setelah kurun beliau dua kali atau tiga kali. Kemudian setelah mereka akan datang suatu kaum yang memberikan kesaksian sedangkan mereka tidak dimintai kesaksian, dan mereka berkhianat sehingga tidak dapat dipercaya, mereka selalu bernazar namun tidak pernah memenuhinya dan akan tampak pada mereka kegemukan. (Shahih Muslim No.4603)
  2. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wassalam dalam waktu seratus tahun yang akan datang, tidak akan ada lagi di muka bumi orang yang hidup sekarang
    • Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Pada suatu malam Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam salat Isyak berjamaah bersama kami di akhir hayatnya. Setelah mengucapkan salam, beliau berdiri dan bersabda: Tahukah kalian apa arti malam ini? Sesungguhnya dalam kurun waktu seratus tahun yang akan datang sudah tidak ada lagi seorang pun yang masih hidup di muka bumi. Kata Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu: Lalu orang-orang banyak yang salah mengartikan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tersebut. Mereka ramai membicarakan mengenai sabda beliau tersebut, terutama mengenai kalimat seratus tahun itu. Padahal Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam hanya ingin bersabda bahwa tidak seorang pun dari menusia yang hidup sekarang ini akan tetap hidup pada kurun waktu seratus tahun yang akan datang. Yang beliau maksudkan adalah akan berakhirnya kurun waktu sahabat. (Shahih Muslim No.4605)
  3. Haram hukumnya mencaci-maki para sahabat Nabi Shallallahu alaihi wassalam
    • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin Auf telah terjadi sesuatu lalu Khalid pun mencaci-makinya. Mendengar itu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam lalu bersabda: Janganlah kamu mencaci-maki seorang pun dari para sahabatku. Sekalipun salah seorang kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak dapat menandingi satu bahkan setengah mud (1 mud=543 gram) salah seorang mereka. (Shahih Muslim No.4611)
  4. Mengenai kaum Tsaqif yang tukang dusta dan perusak
    • Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu’anhu: Dari Abu Nauval dari Hajjaj ia berkata kepada Asma binti Abu Bakar Radhiyallahu’anhu: Bagaimana menurutmu dengan apa yang aku lakukan terhadap musuh Allah? Dia menjawab: Saya melihat kamu telah menghancurkan kehidupan dunianya dan dia telah menghancurkan kehidupan akhiratmu. Saya mendengar bahwa kamu telah memanggilnya dengan sebutan “anak seorang wanita yang selalu mengenakan dua potong kain (Zatunnithaqain)” dan ketahuilah bahwa akulah wanita Zatunnithaqain itu, yang satu aku gunakan untuk mengangkat makanan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan makanan Abu Bakar dari binatang tunggangan, sedangkan yang sepotong lagi itu adalah sebagai ikat pinggang kaum wanita yang selalu dibutuhkan. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pernah bercerita kepada kami bahwa di antara kaum Tsaqif itu terdapat seorang pendusta dan perusak. Yang pendusta dapat kami lihat sendiri, adapun yang perusak, aku kira kamu orangnya. Mendengar kata-kata tajam dari wanita itu, ia segera beranjak pergi meninggalkannya tanpa membantahnya. (Shahih Muslim No.4617)
  5. Keutamaan Persia
    • Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Seandainya agama itu berada pada gugusan bintang yang bernama Tsuraya niscaya salah seorang dari Persia atau dari putra-putra Persia akan pergi ke sana untuk mendapatkannya. (Shahih Muslim No.4618)
  6. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wassalam: Manusia itu seperti seratus ekor unta tetapi sebanyak itu tidak ada seekor pun unta yang bisa dijadikan tunggangan
    • Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Kamu sekalian akan mendapati manusia itu seperti seratus ekor unta, di mana seseorang tidak akan mendapati seekor pun yang dapat dijadikan binatang tunggangan. (Shahih Muslim No.4620)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar