Rabu, 14 Agustus 2013

Keutamaan Sahabat Nabi SAW (24-30)

  1. Di antara keutamaan Jarir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu
    • Hadis riwayat Jarir bin Abdullah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Sejak aku masuk Islam, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tidak pernah melarangku untuk menemuinya dan beliau tidak melihatku kecuali selalu tersenyum. (Shahih Muslim No.4522)
  2. Di antara keutamaan Abdullah bin Abbas Radhiyallahu’anhu
    • Hadis riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam menuju ke kamar kecil lalu aku menyediakan air wudu untuk beliau. Ketika keluar beliau bertanya: Siapakah yang menyediakan air wudu ini? Dalam riwayat Zuhair: Mereka menjawab. Dalam riwayat Abu Bakar: Aku menjawab: Ibnu Abbas. Beliau berdoa: Ya Allah! Jadikanlah ia pandai dalam ilmu agama. (Shahih Muslim No.4526)
  3. Di antara keutamaan Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu
    • Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Di dalam tidur aku bermimpi seakan-akan di tanganku terdapat sehelai kain sutra dan tidak ada satu tempat pun di surga yang ingin aku tuju kecuali kain sutra itu akan terbang ke sana. Lalu mimpi itu aku ceritakan kepada Hafshah dan Hafshah segera menceritakannya lagi kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wassalam berkata: Aku melihat Abdullah itu sebagai seorang yang saleh. (Shahih Muslim No.4527)
  4. Di antara keutamaan Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu
    • Hadis riwayat Ummu Sulaim Radhiyallahu’anhu ia berkata: Wahai Rasulullah! Tolonglah doakan Anas, pembantumu. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pun berdoa: Ya Allah! Banyakkanlah harta dan anaknya serta berkahilah apa yang Engkau berikan padanya. (Shahih Muslim No.4529)
    • Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menghampiriku ketika aku sedang bermain bersama beberapa anak sebayaku. Beliau mengucapkan salam kepada kami. Kemudian beliau menyuruhku untuk suatu keperluan sehingga aku terlambat pulang menemui ibuku. Ketika aku datang, ibuku bertanya: Apa yang membuatmu terlambat? Aku menjawab: Aku diutus oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk suatu keperluan. Ibuku bertanya: Apa keperluan beliau? Aku menjawab: Itu rahasia. Ibuku berkata: Kalau begitu jangan kamu ceritakan rahasia Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam kepada siapa pun. (Shahih Muslim No.4533)
  5. Di antara keutamaan Abdullah bin Salam Radhiyallahu’anhu
    • Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku tidak pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berkata kepada orang yang hidup dan masih berjalan di bumi ini bahwa dia akan masuk surga kecuali kepada Abdullah bin Salam Radhiyallahu’anhu. (Shahih Muslim No.4535)
    • Hadis riwayat Abdullah bin Salam Radhiyallahu’anhu: Dari Qais bin Ubbad ia berkata: Aku berada di Madinah dan berkumpul dengan banyak orang, di antara mereka terdapat beberapa sahabat Nabi Shallallahu alaihi wassalam Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang dari raut wajahnya terlihat tanda kekhusyuan. Lalu beberapa orang di antara mereka mengatakan: Lelaki ini termasuk ahli surga, lelaki ini termasuk ahli surga. Kemudian lelaki itu melakukan salat dua rakaat dengan membaca surat pendek dan segera keluar lagi. Aku mengikutinya sampai dia memasuki rumahnya dan aku pun meminta izin masuk menemuinya. Kami lalu saling bercakap-cakap. Ketika dia telah merasa lebih akrab, aku katakan padanya: Sesungguhnya ketika kamu memasuki (mesjid) tadi, ada orang yang berbicara begini begitu. Lelaki itu berkata: Maha Suci Allah, tidak pantas seseorang mengatakan apa yang belum diketahuinya. Akan aku ceritakan kepadamu mengapa begitu. Pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam aku pernah bermimpi dan telah aku ceritakan mimpiku itu kepada beliau. Dalam mimpi itu aku seperti melihat diriku berada di sebuah taman yang luas, asri dan hijau. Di tengah-tengah taman itu terdapat sebuah tiang dari besi di mana ujung bawahnya menancap ke bumi dan ujung atasnya menjulang tinggi ke langit di sana terdapat tali pegangan. Lalu dikatakan kepadaku: Naiklah! Aku jawab: Aku tidak bisa. Tiba-tiba muncul seorang pelayan (minshaf). Berkata Ibnul Aun: Minshaf adalah pelayan. Lalu ia menarik bajuku dari arah belakang untuk membantuku, sehingga aku dapat naik ke atas tiang tersebut. Aku lalu memegang tali pegangan itu. Dikatakan padaku: Peganglah erat-erat! Seketika aku terbangun dan tali itu benar-benar berada di tanganku. Aku pun menceritakan hal itu kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda: Taman itu adalah Islam, tiang itu juga tiang Islam dan tali pegangan itu ialah urwatul wutsqa kuat. Kamu akan tetap memeluk Islam sampai mati. Kata perawi: Lelaki itu adalah Abdullah bin Salam Radhiyallahu’anhu. (Shahih Muslim No.4536)
  6. Di antara keutamaan Hassan bin Tsabit Radhiyallahu’anhu
    • Hadis riwayat Hassan bin Tsabit Radhiyallahu’anhu: Dari Said bin Musayyab dari Abu Hurairah bahwa Umar pernah lewat di hadapan Hassan ketika ia sedang melantunkan syair di dalam mesjid. Lalu Umar memperhatikan (menegur) kepadanya sehingga berkatalah Hassan: Aku pernah melantunkan syair di dalam mesjid ketika di dalamnya terdapat orang yang lebih baik dari kamu (Rasulullah). Kemudian dia menoleh ke arah Abu Hurairah dan berkata: Demi Allah, apakah Anda pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Balaslah untuk membelaku! Ya Allah, kuatkanlah dia dengan Roh Kudus! Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu menjawab: Ya. (Shahih Muslim No.4539)
    • Hadis riwayat Barra’ bin Azib Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda kepada Hassan bin Tsabit: Sindirlah mereka (dengan syair) semoga Jibril senantiasa bersamamu. (Shahih Muslim No.4541)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu: dari Urwah bahwa Hassan bin Tsabit adalah salah seorang yang berlebih-lebihan mencela Aisyah sehingga aku lalu mencacinya. Aisyah menegurku: Wahai keponakanku, biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia adalah orang yang pernah membela Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. (Shahih Muslim No.4542)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Hassan berkata: Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk menyindir Abu Sufyan. Beliau bertanya: Bagaimana dengan hubungan kekerabatanku dengannya? Hassan berkata: Demi Zat yang telah memuliakanmu, aku tidak akan menyindir mereka dengan nasab kamu seperti sehelai rambut yang disisihkan dari adonan roti. Selanjutnya Hassan melantunkan bait syairnya: Dan sesungguhnya puncak keluhuran adalah dari keluarga Hasyim, sedangkan orang-orang keturunan Bani Makhzum dan ayahmu adalah budak. (Shahih Muslim No.4544)
  7. Di antara keutamaan Abu Hurairah Ad-Dausi Radhiyallahu’anhu
    • Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Kamu sekalian menganggap bahwa Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sedangkan kita semua akan menemui Allah. Aku adalah orang miskin yang melayani Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam agar aku dapat mengisi perutku. Orang-orang Muhajirin sibuk melakukan transaksi jual beli di pasar dan orang-orang Ansar sibuk dengan usaha mengembangkan harta mereka. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang membentangkan pakaiannya, maka dia tidak akan lupa sedikitpun apa yang dia dengar dariku. Aku lalu membentangkan pakaianku sampai beliau menyelesaikan hadisnya. Kemudian aku mendekap pakaian itu sehingga aku tidak pernah lupa sesuatu yang aku pernah dengar dari beliau. (Shahih Muslim No.4547)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anhu: Bahwa ia berkata kepada Urwah bin Zubair: Tidakkah kamu terkagum dengan Abu Hurairah ketika ia datang lalu duduk di sebelah kamarku menyampaikan hadis dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan memperdengarkannya kepadaku, dan saat itu aku sedang bertasbih, lalu ia bangkit beranjak pergi sebelum aku menyelesaikan tasbihku. Kalau seandainya aku bisa menyusulnya pasti akan aku katakan kepadanya bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tidak pernah memberikan hadis dengan tergesa-gesa seperti yang kamu sekalian lakukan. (Shahih Muslim No.4548)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar