Jangan sekali-kali berkeinginan jadi pejabat ...
Banyak orang yg dulunya idealis, mengatakan mampu menjadi orang yg jujur dan amanah ...
Namun karena terjebak oleh sistem, akhirnya luntur juga, bahkan bisa lebih dahsyat kejahatannya dari para pendahulunya ...
Jika keinginan unt jadi pejabat hanya karena ingin kaya, ingin meluaskan koneksi dll sebaiknya jangan jadi pejabat dan tepislah angan-angan itu ...
Jika keinginan unt jadi pejabat unt mensejahterakan rakyatnya, maka silahkan, namun harus diperhatikan:
1. Yang makmur hrs rakyatnya dulu, tdk boleh ada rakyat yg kelaparan. Jadi pejabat jng makan dulu sebelum rakyatnya makan
2. Utamakan melayani rakyat, jng sampai pejabat itu bs tidur pulas, sebelum rakyatnya bs tidur pulas karena makmur.
Jika tdk sanggup jangan jadi pejabat!
Takutlah dng hisab yang sulit karena tingkah polah ketika menjabat ...
Sesungguhnya hidup ini hanya sebentar ...
Dan kehidupan setelah kematian jauuuh lebih lama ...
Kita hidup paling 60 tahunan, tp hari kiamat, hisab dll, bisa trilyunan tahun hingga tak terbatas !
Biarkanlah mereka menzholimi kita dengan tingkah mereka ...
Kita merasakan kezholiman mereka hanya sebentar ...
Ingatlah kehidupan dunia lebih jauh pendek dari kehidupan akhirat ...
Wahai para pemimpin ...
Jika tiap hari ada 10 juta orang engkau zholimi, tinggal dikalikan berapa lama engkau menjabat, dan hasilnya menjadi berapa lama susahnya anda dalam menjalani SIDANG di hadapan Allah kelak???
Dan berapa lama juga hukuman dan kedahsyatannya yg akan engkau terima ?
Takutlah wahai orang yg bertakwa unt menjadi pemimpin yg tdk amanah!
Bab:Mengangkat pengganti khalifah atau membiarkannya?
Hadis riwayat Umar Radhiyallahu’anhu: Dari Abdullah bin Umar ia berkata: Umar ditanya: Apakah kamu tidak mengangkat khalifah penggantimu? Ia menjawab: Bila aku mengangkat, maka orang yang lebih baik dariku, yaitu Abu Bakar, juga telah mengangkat pengganti khalifah. Dan bila aku membiarkan kamu sekalian (untuk memilih), maka orang yang lebih baik dariku, yaitu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, juga telah membiarkan kamu sekalian. Abdullah bin Umar berkata: Sehingga aku pun mengetahui ketika ia menyebut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bahwa dia tidak akan mengangkat khalifah pengganti. (Shahih Muslim No.3399)
Larangan meminta jabatan (kepemimpinan) serta berambisi memperolehnya:
Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku menemui Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersama dua orang lelaki anak pamanku. Seorang dari keduanya berkata: Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah kekuasaanmu yang telah diberikan Allah azza wa jalla! Yang satu lagi juga berkata seperti itu. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya. (Shahih Muslim No.3402)
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ada tiga orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak dipandang, tidak disucikan dan mereka mendapatkan siksa yang pedih, yaitu; orang yang mempunyai kelebihan air di gurun sahara tetapi tidak mau memberikannya kepada musafir; orang yang membuat perjanjian dengan orang lain untuk menjual barang dagangan sesudah Asar; ia bersumpah demi Allah bahwa telah mengambil (membeli) barang itu dengan harga sekian dan orang lain tersebut mempercayainya, padahal sebenarnya tidak demikian; orang yang berbaiat kepada pemimpin untuk kepentingan dunia. Jika sang pemimpin memberikan keuntungan duniawi kepadanya, ia penuhi janjinya, tapi bila tidak, maka ia tidak penuhi janjinya. (Shahih Muslim No.157)
Bab:Seorang pemimpin itu adalah perisai, dimana rakyat akan berperang serta berlindung di belakangnya
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam beliau bersabda: Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya. (Shahih Muslim No.3428)
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, beliau bersabda: Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada mesjid (selalu melakukan salat jamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk berzina), tapi ia mengatakan: Aku takut kepada Allah, seseorang yang memberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kanannya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kirinya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya. (Shahih Muslim No.1712)
Larangan (Haramnya) memilih pemimpin selain orang Mukmin:
QS.5. Al Maa'idah:
يَـٰۤأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ أَوْلِيَآءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ لاَ يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ
51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
QS.5.Al Maa'idah:
وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِالْلهِ والنَّبِىِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَآءَ وَلَـٰكِنَّ كَثِيراً مِّنْهُمْ فَـٰسِقُونَ
81. Jikalau mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan apa-apa yang diwahyukan padanya, tentulah mereka tidak mengambil orang-orang kafir itu menjadi pemimpin. Tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Takutlah akan pemimpin yang zhalim, yang menyuruh untuk berbuat maksiat terhadap Allah:
QS.28. Al Qashash:
وَجَعَلْنَـٰهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى ٱلنَّارِ وَيَوْمَ ٱلْقِيـٰمَةِ لاَ يُنصَرُونَ
41. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.
QS.33. Al Ahzab:
وَقَالُواْ رَبَّنَآ إِنَّآ أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَآءَنَا فَأَضَلُّونَا ٱلسَّبِيلاْ.
67. Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
Sesungguhnya pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memberikan petunjuk untuk kebajikan, dan pemimpin itu selalu mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Allah mereka selalu menyembah dan berserah diri:
QS.21. Al Anbiyaa':
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِمْ فِعْلَ ٱلْخَيْرَٰتِ وَإِقَامَ ٱلصَّلوٰة وَإِيتَآءَ ٱلزَّكَـوٰةِ وَكَانُواْ لَنَا عَـٰبِدِينَ
73. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,
Bab. Apakah Nikmat Ketenaran itu?
Sesungguhnya ketenaran itu bukan nikmat, bukan pula rahmat, tapi ujian berat. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan kepada Abdul Wahhab Al Warraq rahimahumallah :
أخمل ذكرك ، فإني أنا قد بليت بالشهرة
“(Wahai Abdul Wahab) sembunyikanlah namamu. Karena sungguh aku telah diuji berat dengan ketenaran” (Siyar A’lamin Nubala, 11/226).
Betapa banyak orang karena ketenarannya, ia sedikit-demi-sedikit menyimpang dari jalan yang lurus, dan terjerumus lubang kesesatan.
Bisyr bin Al Harits rahimahullah mengatakan:
لا أعلم رجلاً أحب أن يُعرف إلا ذهب دينه وافتضح
“Yang aku ketahui dari orang yang suka untuk dikenal orang banyak, adalah ia akan luntur agamanya dan akan terungkap aib-aibnya” (Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Ashfiya’, 8/434).
Renungkanlah
Janganlah meminta jabatan ...
Jangan pula mengelola harta anak yatim ...
Begitulah nasehat Nabi SAW pada sahabatnya, Abu Dzar ra...
Begitu juga dengan Ibnu Umar ra, beliau tidak mau diangkat menjadi khalifah, menggantikan ayahnya yg wafat ...
Kalau orang sekaliber Abu Dzar ra. dan Ibnu Umar ra. saja tidak mau menjadi pemimpin, bagaimana dng anda yg malah memperebutkan jabatan?
Apakah sudah merasa lebih baik dari Ibnu Umar ra dan Abu Dzar ra.?
Apakah ketika Rasulullah SAW wafat juga mengangkat pengganti beliau?
Namun Abu Bakar ra. ketika wafat mengangkat Umar ra. sebagai pengganti beliau ...
Ingatlah ...
Jabatan itu merupakan kehinaan kelak diakherat, kecuali bagi pemimpin yg adil. Adil menurut hukum Allah ...
Wahai manusia yg haus kekuasaan dan kekayaan, jangan takut terhadap mukmin yg ikhlash, karena mereka tidak akan mengejar jabatan, yg mereka kejar hanyalah keridloan Allah. Mengenai dunia, ambillah, silahkan ambil sebanyak kamu suka ...
Tahukah Anda?
Umar bin Khaththab r.a. adalah yang pertama kali menggunakan sebutan Amirul mu'minin, pemimpin sekalian kaum mu'minin.
Beliau adalah khalifah kedua sepeninggal Rasulullah s.a.w. dan beliau ditunjuk sebagai penggantinya, oleh khalifah Abu Bakar ra. menjelang wafatnya.
Pada masa Kekhalifahan Abu Bakar ra., sebutan di atas belum digunakan.
Panggilan Amirul mu'minin itu lalu dicontoh dan diteruskan oleh khalifah Usman ra. dan Ali radhiallahu 'anhuma, juga oleh para khalifah Bani Umayyah, Bani Abbas dan selanjutnya.
Adapun Abu Hafs itu adalah gelar kehormatan bagi Umar r.a.
Abu artinya bapak, sedang hafs artinya singa. Beliau r.a. memperoleh gelar Bapak Singa, sebab memang terkenal berani dalam segala hal, seperti dalam menghadapi musuh di medan perang, dalam menegakkan keadilan di antara seluruh rakyatnya dan tanpa pandang bulu dalam menerapkan hukuman kepada siapapun. Ringkasnya yang salah pasti ditindak dengan keras, sedang yang teraniaya dibela dan dilindungi.
Banyak orang yg dulunya idealis, mengatakan mampu menjadi orang yg jujur dan amanah ...
Namun karena terjebak oleh sistem, akhirnya luntur juga, bahkan bisa lebih dahsyat kejahatannya dari para pendahulunya ...
Jika keinginan unt jadi pejabat hanya karena ingin kaya, ingin meluaskan koneksi dll sebaiknya jangan jadi pejabat dan tepislah angan-angan itu ...
Jika keinginan unt jadi pejabat unt mensejahterakan rakyatnya, maka silahkan, namun harus diperhatikan:
1. Yang makmur hrs rakyatnya dulu, tdk boleh ada rakyat yg kelaparan. Jadi pejabat jng makan dulu sebelum rakyatnya makan
2. Utamakan melayani rakyat, jng sampai pejabat itu bs tidur pulas, sebelum rakyatnya bs tidur pulas karena makmur.
Jika tdk sanggup jangan jadi pejabat!
Takutlah dng hisab yang sulit karena tingkah polah ketika menjabat ...
Dan kehidupan setelah kematian jauuuh lebih lama ...
Kita hidup paling 60 tahunan, tp hari kiamat, hisab dll, bisa trilyunan tahun hingga tak terbatas !
Biarkanlah mereka menzholimi kita dengan tingkah mereka ...
Kita merasakan kezholiman mereka hanya sebentar ...
Ingatlah kehidupan dunia lebih jauh pendek dari kehidupan akhirat ...
Wahai para pemimpin ...
Jika tiap hari ada 10 juta orang engkau zholimi, tinggal dikalikan berapa lama engkau menjabat, dan hasilnya menjadi berapa lama susahnya anda dalam menjalani SIDANG di hadapan Allah kelak???
Dan berapa lama juga hukuman dan kedahsyatannya yg akan engkau terima ?
Takutlah wahai orang yg bertakwa unt menjadi pemimpin yg tdk amanah!
Bab:Mengangkat pengganti khalifah atau membiarkannya?
Hadis riwayat Umar Radhiyallahu’anhu: Dari Abdullah bin Umar ia berkata: Umar ditanya: Apakah kamu tidak mengangkat khalifah penggantimu? Ia menjawab: Bila aku mengangkat, maka orang yang lebih baik dariku, yaitu Abu Bakar, juga telah mengangkat pengganti khalifah. Dan bila aku membiarkan kamu sekalian (untuk memilih), maka orang yang lebih baik dariku, yaitu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, juga telah membiarkan kamu sekalian. Abdullah bin Umar berkata: Sehingga aku pun mengetahui ketika ia menyebut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bahwa dia tidak akan mengangkat khalifah pengganti. (Shahih Muslim No.3399)
Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku menemui Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersama dua orang lelaki anak pamanku. Seorang dari keduanya berkata: Wahai Rasulullah, angkatlah kami sebagai pemimpin atas sebagian wilayah kekuasaanmu yang telah diberikan Allah azza wa jalla! Yang satu lagi juga berkata seperti itu. Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Demi Allah, kami tidak akan mengangkat seorang pun yang meminta sebagai pemimpin atas tugas ini dan tidak juga seorang yang berambisi memperolehnya. (Shahih Muslim No.3402)
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ada tiga orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak dipandang, tidak disucikan dan mereka mendapatkan siksa yang pedih, yaitu; orang yang mempunyai kelebihan air di gurun sahara tetapi tidak mau memberikannya kepada musafir; orang yang membuat perjanjian dengan orang lain untuk menjual barang dagangan sesudah Asar; ia bersumpah demi Allah bahwa telah mengambil (membeli) barang itu dengan harga sekian dan orang lain tersebut mempercayainya, padahal sebenarnya tidak demikian; orang yang berbaiat kepada pemimpin untuk kepentingan dunia. Jika sang pemimpin memberikan keuntungan duniawi kepadanya, ia penuhi janjinya, tapi bila tidak, maka ia tidak penuhi janjinya. (Shahih Muslim No.157)
Bab:Seorang pemimpin itu adalah perisai, dimana rakyat akan berperang serta berlindung di belakangnya
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam beliau bersabda: Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai, rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya. Bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah azza wa jalla serta bertindak adil, maka ia akan memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan selainnya, maka ia akan mendapatkan akibatnya. (Shahih Muslim No.3428)
Larangan (Haramnya) memilih pemimpin selain orang Mukmin:
QS.5. Al Maa'idah:
يَـٰۤأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَـٰرَىٰ أَوْلِيَآءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ لاَ يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّـٰلِمِينَ
51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
QS.5.Al Maa'idah:
وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِالْلهِ والنَّبِىِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَآءَ وَلَـٰكِنَّ كَثِيراً مِّنْهُمْ فَـٰسِقُونَ
81. Jikalau mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi dan apa-apa yang diwahyukan padanya, tentulah mereka tidak mengambil orang-orang kafir itu menjadi pemimpin. Tetapi kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.
Takutlah akan pemimpin yang zhalim, yang menyuruh untuk berbuat maksiat terhadap Allah:
QS.28. Al Qashash:
وَجَعَلْنَـٰهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى ٱلنَّارِ وَيَوْمَ ٱلْقِيـٰمَةِ لاَ يُنصَرُونَ
41. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.
QS.33. Al Ahzab:
وَقَالُواْ رَبَّنَآ إِنَّآ أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَآءَنَا فَأَضَلُّونَا ٱلسَّبِيلاْ.
67. Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).
Sesungguhnya pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memberikan petunjuk untuk kebajikan, dan pemimpin itu selalu mengerjakan kebajikan, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Allah mereka selalu menyembah dan berserah diri:
QS.21. Al Anbiyaa':
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِمْ فِعْلَ ٱلْخَيْرَٰتِ وَإِقَامَ ٱلصَّلوٰة وَإِيتَآءَ ٱلزَّكَـوٰةِ وَكَانُواْ لَنَا عَـٰبِدِينَ
73. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,
Bab. Apakah Nikmat Ketenaran itu?
Sesungguhnya ketenaran itu bukan nikmat, bukan pula rahmat, tapi ujian berat. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan kepada Abdul Wahhab Al Warraq rahimahumallah :
أخمل ذكرك ، فإني أنا قد بليت بالشهرة
“(Wahai Abdul Wahab) sembunyikanlah namamu. Karena sungguh aku telah diuji berat dengan ketenaran” (Siyar A’lamin Nubala, 11/226).
Betapa banyak orang karena ketenarannya, ia sedikit-demi-sedikit menyimpang dari jalan yang lurus, dan terjerumus lubang kesesatan.
Bisyr bin Al Harits rahimahullah mengatakan:
لا أعلم رجلاً أحب أن يُعرف إلا ذهب دينه وافتضح
“Yang aku ketahui dari orang yang suka untuk dikenal orang banyak, adalah ia akan luntur agamanya dan akan terungkap aib-aibnya” (Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Ashfiya’, 8/434).
Renungkanlah
Janganlah meminta jabatan ...
Jangan pula mengelola harta anak yatim ...
Begitulah nasehat Nabi SAW pada sahabatnya, Abu Dzar ra...
Begitu juga dengan Ibnu Umar ra, beliau tidak mau diangkat menjadi khalifah, menggantikan ayahnya yg wafat ...
Kalau orang sekaliber Abu Dzar ra. dan Ibnu Umar ra. saja tidak mau menjadi pemimpin, bagaimana dng anda yg malah memperebutkan jabatan?
Apakah sudah merasa lebih baik dari Ibnu Umar ra dan Abu Dzar ra.?
Apakah ketika Rasulullah SAW wafat juga mengangkat pengganti beliau?
Namun Abu Bakar ra. ketika wafat mengangkat Umar ra. sebagai pengganti beliau ...
Ingatlah ...
Jabatan itu merupakan kehinaan kelak diakherat, kecuali bagi pemimpin yg adil. Adil menurut hukum Allah ...
Wahai manusia yg haus kekuasaan dan kekayaan, jangan takut terhadap mukmin yg ikhlash, karena mereka tidak akan mengejar jabatan, yg mereka kejar hanyalah keridloan Allah. Mengenai dunia, ambillah, silahkan ambil sebanyak kamu suka ...
Tahukah Anda?
Umar bin Khaththab r.a. adalah yang pertama kali menggunakan sebutan Amirul mu'minin, pemimpin sekalian kaum mu'minin.
Beliau adalah khalifah kedua sepeninggal Rasulullah s.a.w. dan beliau ditunjuk sebagai penggantinya, oleh khalifah Abu Bakar ra. menjelang wafatnya.
Pada masa Kekhalifahan Abu Bakar ra., sebutan di atas belum digunakan.
Panggilan Amirul mu'minin itu lalu dicontoh dan diteruskan oleh khalifah Usman ra. dan Ali radhiallahu 'anhuma, juga oleh para khalifah Bani Umayyah, Bani Abbas dan selanjutnya.
Adapun Abu Hafs itu adalah gelar kehormatan bagi Umar r.a.
Abu artinya bapak, sedang hafs artinya singa. Beliau r.a. memperoleh gelar Bapak Singa, sebab memang terkenal berani dalam segala hal, seperti dalam menghadapi musuh di medan perang, dalam menegakkan keadilan di antara seluruh rakyatnya dan tanpa pandang bulu dalam menerapkan hukuman kepada siapapun. Ringkasnya yang salah pasti ditindak dengan keras, sedang yang teraniaya dibela dan dilindungi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar