Majlis yang
paling mulia adalah majlis dzikir dan ilmu. Sekarang, bagaimana menurutmu bila
seorang manusia terpilih dan pembimbing umat maju mengetengahkan pembicaraan dan
pengarahan dan bimbingannya!
Beliau selalu mengoreksi orang yang keliru, meluruskan kesalahan orang yang jahil, memperingatkan orang yang lalai, sama sekali tidak di dapatkan dalam majlis beliau kecuali kebaikan-kebaikan. Hal itu adalah salah satu bukti kesucian majlis dan ketulusan hati beliau . Beliau selalu menyimak dengan baik dan mendengarkan dengan saksama orang yang berbicara kepada-nya. Akan tetapi beliau tidak mau mendengarkan ghibah (gunjingan) dan tidak rela mendengarkan namimah (hasutan) dan buhtan (tuduhan palsu dan ucapan bohong). Beliau selalu membela kehormatan orang lain.
Dari 'Itban bin Malik Radhiallahu'anhu ia berkata: "Pada sebuah kunjungan, beliau mengerjakan shalat rumah kami. Seusai shalat beliau bertanya: "Di mana gerangan Malik bin Ad-Dukhsyum?" Ada seseorang yang menyahut: "Dia adalah seorang munafik, dia tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam segera menegur seraya berkata: "Jangan ucapkan demikian, bukankah kamu mengetahui dia telah mengucapkan kalimat syahadat Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Allah?" Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala telah mengharamkan atas neraka setiap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Allah ! Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas Neraka setiap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Allah ! (Muttafaq 'alaih)
Beliau sangat memperingatkan dari persaksian palsu dan perampasan hak!
Dari Abu Bakar radhillaahu anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
"Inginkah aku kabarkan kepadamu tentang dosa-dosa yang paling besar?" Kami menjawab: "Tentu saja wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" Beliau berkata: "Mempersekutukan Allah , mendurhakai kedua orang tua, lalu beliau bangkit dari sandarannya sambil berkata: "Ketahuilah, berikutnya adalah persaksian palsu!" beliau terus mengulangi ucapan itu sehingga kami berharap beliau menghentikannya." (Muttafaq 'alaih)
Meskipun beliau mencintai 'Aisyah radhiallaahu anha, beliau tetap menyanggah ghibah yang diucapkan istri beliau tercinta itu. beliau jelaskan kepadanya betapa besar bahaya ghibah.
'Aisyahradhiyallahu 'anha pernah berkata: "Cukuplah bagimu tentang kekurangan Shafiyyah radhiyallahu 'anha bahwa dia begini dan begini." Perawi menjelaskan: Yaitu pendek tubuhnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung menegur:
"Engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mengotorinya." (HR. Abu Daud)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira bagi orang yang membela kehormatan saudaranya (seagama). Beliau bersabda:
"Barangsiapa yang membela kehormatan saudara-nya dari perkataan ghibah, niscaya Allah Subhanahu wata’ala akan membebaskannya dari api Neraka." (HR. Ahmad)
-------------
Sumber dicuplik dan diedit dari buku Sehari Di Kediaman Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, oleh : Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim
Beliau selalu mengoreksi orang yang keliru, meluruskan kesalahan orang yang jahil, memperingatkan orang yang lalai, sama sekali tidak di dapatkan dalam majlis beliau kecuali kebaikan-kebaikan. Hal itu adalah salah satu bukti kesucian majlis dan ketulusan hati beliau . Beliau selalu menyimak dengan baik dan mendengarkan dengan saksama orang yang berbicara kepada-nya. Akan tetapi beliau tidak mau mendengarkan ghibah (gunjingan) dan tidak rela mendengarkan namimah (hasutan) dan buhtan (tuduhan palsu dan ucapan bohong). Beliau selalu membela kehormatan orang lain.
Dari 'Itban bin Malik Radhiallahu'anhu ia berkata: "Pada sebuah kunjungan, beliau mengerjakan shalat rumah kami. Seusai shalat beliau bertanya: "Di mana gerangan Malik bin Ad-Dukhsyum?" Ada seseorang yang menyahut: "Dia adalah seorang munafik, dia tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam segera menegur seraya berkata: "Jangan ucapkan demikian, bukankah kamu mengetahui dia telah mengucapkan kalimat syahadat Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Allah?" Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala telah mengharamkan atas neraka setiap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Allah ! Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas Neraka setiap orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallaahu semata-mata mengharapkan pahala melihat wajah Allah ! (Muttafaq 'alaih)
Beliau sangat memperingatkan dari persaksian palsu dan perampasan hak!
Dari Abu Bakar radhillaahu anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:
"Inginkah aku kabarkan kepadamu tentang dosa-dosa yang paling besar?" Kami menjawab: "Tentu saja wahai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" Beliau berkata: "Mempersekutukan Allah , mendurhakai kedua orang tua, lalu beliau bangkit dari sandarannya sambil berkata: "Ketahuilah, berikutnya adalah persaksian palsu!" beliau terus mengulangi ucapan itu sehingga kami berharap beliau menghentikannya." (Muttafaq 'alaih)
Meskipun beliau mencintai 'Aisyah radhiallaahu anha, beliau tetap menyanggah ghibah yang diucapkan istri beliau tercinta itu. beliau jelaskan kepadanya betapa besar bahaya ghibah.
'Aisyahradhiyallahu 'anha pernah berkata: "Cukuplah bagimu tentang kekurangan Shafiyyah radhiyallahu 'anha bahwa dia begini dan begini." Perawi menjelaskan: Yaitu pendek tubuhnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam langsung menegur:
"Engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicampur dengan air lautan niscaya akan mengotorinya." (HR. Abu Daud)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira bagi orang yang membela kehormatan saudaranya (seagama). Beliau bersabda:
"Barangsiapa yang membela kehormatan saudara-nya dari perkataan ghibah, niscaya Allah Subhanahu wata’ala akan membebaskannya dari api Neraka." (HR. Ahmad)
-------------
Sumber dicuplik dan diedit dari buku Sehari Di Kediaman Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, oleh : Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar