Selasa, 25 Juni 2013

Di antara keutamaan Aisyah Radhiyallahu’anha

    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pernah bersabda: Tiga malam aku bermimpi melihat kamu. Malaikat datang kepadaku mengantarkanmu dengan memakai sepotong baju sutera seraya berkata: Inilah istrimu. Ketika aku buka wajahmu, ternyata itu memang benar-benar kamu. Lalu aku katakan: Kalau itu memang datang dari sisi Allah, maka Allah pasti akan menjadikannya kenyataan. (Shahih Muslim No.4468)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pernah berkata kepadaku: Sesungguhnya aku tahu saat kamu sedang senang kepadaku, dan saat kamu sedang marah kepadaku. Aku bertanya: Dari mana engkau mengetahui hal itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Sebab kalau kamu sedang senang padaku, maka kamu akan mengatakan: Tidak, demi Tuhan Muhammad tetapi kalau kamu sedang marah, maka kamu akan mengatakan: Tidak, demi Tuhan Ibrahim. Aku katakan: Benar itu, wahai Rasulullah. Demi Allah, aku hanya meninggalkan namamu. (Shahih Muslim No.4469)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha: Bahwa ia pernah bermain-main dengan beberapa kawan perempuannya di hadapan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, Aisyah berkata: Tiba-tiba kawan-kawanku mendekati aku karena mereka ingin bersembunyi dari rasa malu kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam Beliau kemudian menyuruh mereka untuk menemuiku. (Shahih Muslim No.4470)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha: Bahwa orang-orang menanti-nantikan untuk memberikan hadiah pada waktu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berada di rumah Aisyah. Mereka melakukan hal itu untuk mendapatkan keridaan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. (Shahih Muslim No.4471)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam, ia berkata: Beberapa orang istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam mengutus Fatimah binti Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam untuk menemui beliau. Lalu Fatimah meminta izin masuk, sedang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam masih bersamaku dalam selimut. Lalu beliau mengizinkannya, kemudian Fatimah berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya istri-istrimu yang lain mengutusku untuk menemuimu, mereka meminta keadilan seperti yang engkau berikan kepada putri Abu Quhafah. Saat itu aku hanya diam saja. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berkata kepada Fatimah: Wahai putriku! Tidakkah kamu menyukai apa yang aku sukai? Fatimah menjawab: Benar. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berkata lagi: Maka cintailah istriku yang satu ini. Mendengar perkataan ayahnya tersebut, Fatimah lalu segera beranjak meninggalkan Rasulullah untuk kembali kepada para istri beliau yang lain dan mengabarkan kepada mereka apa yang telah ia katakan dan apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam kepadanya. Lalu mereka berkata kepadanya: Kami merasa kamu belum berbuat sesuatu apapun untuk kami, maka kembalilah menghadap Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan katakan kepada beliau: Sesungguhnya istri-istrimu yang lain sangat mendambakan keadilan seperti yang engkau perlihatkan kepada putri Abu Quhafah itu. Fatimah menjawab: Demi Allah aku tidak mau mengajak bicara beliau tentang Aisyah selama-lamanya. Aisyah berkata: Lalu istri-istri Nabi Shallallahu alaihi wassalam itu menyuruh Zainab binti Jahsy Radhiyallahu’anhu, istri Nabi dan dialah yang menandingiku di antara mereka untuk merebut kedudukan di hati Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, dan aku tidak pernah melihat seorang wanita pun selain Zainab yang lebih baik dalam beragama, lebih bertakwa kepada Allah, lebih jujur bicaranya, paling kuat bersilaturahmi, paling banyak bersedekah dan paling sering mengalami cobaan dalam dirinya dalam melakukan pekerjaan untuk bersedekah dan mendekatkan diri kepada Allah kecuali perilaku mudah emosi dan marah yang ada pada dirinya namun ia cepat kembali (tenang). Ia berkata: Lalu Zainab meminta izin menemui Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam yang pada waktu itu beliau sedang (tidur) bersama Aisyah dalam selimutnya seperti saat Fatimah menemuinya. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mempersilakannya, dan Zainab pun berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya istri-istrimu yang lain mengutusku untuk menemuimu, mereka meminta keadilan seperti yang engkau berikan kepada putri Abu Quhafah. Aisyah berkata: Kemudian ia menyinggung tentang diriku dan melampaui batas, namun aku tetap memandang Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan melihat ke arah mata beliau apakah beliau mengizinkan aku untuk ikut berbicara. Aisyah melanjutkan: Zaenab tetap tidak beranjak sampai aku ketahui bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sudah tidak merasa keberatan kalau aku membela diri. Aisyah melanjutkan: Ketika aku menyinggungnya dan terus tidak memberi kesempatan sedikitpun padanya sampai aku selesai membalasnya. Aisyah melanjutkan: Lalu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tersenyum dan berkata: Ia memang benar-benar putri Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4472)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha: Apabila Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sedang merasa gundah, beliau akan bertanya-tanya: Di manakah aku hari ini, di manakah aku esok hari, karena merasa lama menunggu hari giliran Aisyah. Aisyah melanjutkan: Ketika pada hari giliranku Allah mencabut nyawa beliau yang masih berada dalam pelukanku. (Shahih Muslim No.4473)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam apabila hendak melakukan perjalanan, beliau selalu mengadakan undian di antara istri-istrinya, lalu keluarlah undian tersebut untuk Aisyah dan Hafshah sehingga mereka berdua berangkat bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam Dan pada malam hari, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berjalan bersama Aisyah untuk bercakap-cakap dengannya. Suatu kali berkatalah Hafshah kepada Aisyah: Maukah kamu malam ini menunggangi untaku dan aku menunggangi untamu sehingga kamu dapat melihat begitu juga aku. Aisyah menjawab: Baiklah. Maka Aisyah lalu menunggangi unta milik Hafshah dan Hafshah menunggangi unta Aisyah. Lalu datanglah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menghampiri unta milik Aisyah yang ditunggangi oleh Hafshah kemudian mengucapkan salam dan berjalan bersamanya sampai mereka turun berhenti. Tiba-tiba Aisyah merasa kehilangan Rasulullah dan merasa cemburu. Ketika mereka turun berhenti, mulailah Aisyah menendangkan kakinya ke tumbuh-tumbuhan izkhir yang harum baunya sambil berkata: Ya Tuhanku! Semoga ada kalajengking atau ular yang menggigitku sedang aku tidak dapat mengatakan sesuatu apapun kepada rasul-Mu. (Shahih Muslim No.4477)
    • Hadis riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anha, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Keutamaan Aisyah atas wanita-wanita lain adalah seperti keutamaan tsarid (bubur daging dan roti) atas makanan yang lainnya. (Shahih Muslim No.4478)
    • Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu’anha: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wassalam pernah berkata kepadanya: Sesungguhnya malaikat Jibril mengucapkan salam kepadamu. Aisyah berkata: Lalu aku menjawab: Wa alaihissalam wa rahmatullahi (Semoga keselamatan serta rahmat Allah selalu terlimpahkan atasnya). (Shahih Muslim No.4479)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar