Senin, 28 Maret 2011

Tepatilah Janji, Jangan Menjual Manusia dan Berikanlah Upah Pekerja ...

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari janji dan sumpah mereka, karena ingin mendapatkan harta dunia (misal: sumpah palsu, bahwa tanah ini miliknya, padahal bukan miliknya) ...
Mereka itu tidak akan mendapat bagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka ...
Dan Allah tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) mereka disucikan ...
Bagi mereka azab yang sangat pedih ...

Suka mengingkari janji adalah ciri2 orang munafik ...
Dan yg termasuk dosa besar adalah sumpah palsu ...


QS 3.Ali 'Imran:76-77

بَلَىٰ مَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ وَٱتَّقَى فَإِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَّقِينَ
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ ٱللَّهِ وَأَيْمَـٰنِهِمْ ثَمَنًا قَلِيًلا أُوْلَـٰئِكَ لاَ خَلَـٰقَ لَهُمْ فِى ٱلأَْخِرَةِ وَلاَ يُكَلِّمُهُمُ ٱللَّهُ وَلاَ يَنظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya[janji yang telah dibuat seseorang baik terhadap sesama manusia maupun terhadap Allah] dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa."

"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji(nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit (yaitu dng harta dunia), mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih."


Rasulullah SAW bersabda :

قَالَ اللهُ: ثَلاَثَةٌ اَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ: رَجُلٌ اَعْطَى بِى ثُمَّ غَدَرَ، وَ رَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَ رَجُلٌ اسْتَأْجَرَ اَجِيْرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَ لَمْ يُعْطِهِ اَجْرَهُ

“Allah berfirman : Ada tiga golongan yang besok pada hari Qiamat menjadi musuh-Ku;
1. Orang yang berjanji dengan nama-Ku, kemudian dia khianat,
2. Orang yang menjual orang merdeka, lalu ia makan harganya (hasil penjualan itu), dan
3.  orang yang mempekerjakan buruh (karyawan) dan karyawan itu telah bekerja dengan baik, tetapi orang tersebut tidak memberikan upahnya”. [HR. Bukhari, dari Abu Hurairah, juz 3, hal. 41]


Bab. Katakan Insya Allah (ان شاء الله), Semoga Allah Memberikanmu Petunjuk
Jangan berjanji kalau tidak tahu apakah mampu menunaikannya. Dan jangan pula berkata "aku akan mengerjakan ini besok". Namun katakanlah "Insya Allah ...".
Karena manusia dan makhluq lainnya tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi keesokan harinya. Juga tidak akan pernah tahu kebaikan janjinya itu, bisa jadi janjinya itu buruk, sehingga Allah tidak memperkenankannya.
Karena sesungguhnya, hanya Allah-lah yang Maha Mengetahui dan berkuasa atas kejadian yang akan datang, dan juga kebaikan apa-apa yang ada didalamnya.

Surat Al-Kahf Ayat 23

وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا

Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,

Surat Al-Kahf Ayat 24

إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰ أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا

kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

 Menurut riwayat, ada beberapa orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, "Datanglah besok pagi kepadaku agar aku ceritakan". Dan beliau tidak mengucapkan insya Allah (artinya jika Allah menghendaki). Tapi kiranya sampai besok harinya wahyu terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut sehingga Nabi tidak dapat menjawabnya.
Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi; Allah mengingatkan pula bilamana Nabi lupa menyebut insya Allah haruslah segera menyebutkannya kemudian.

Oleh karena manusia memiliki sifat lupa sehingga mungkin ia tidak menyebut "Insya Allah", maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kepadanya agar menyebutkan kalimat itu setelah ingat. Dari firman-Nya, "Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa" terdapat perintah untuk mengingat Allah dan agar jangan sampai termasuk orang-orang yang lalai.
Dalam tafsir ibnu Katsir disebutkan, haruslah segera menyebutkannya kemudian, "insya Allah", meskipun ia telah menyalahi janjinya itu. Jadi meskipun terlambat, ia tetap harus menyebutkan "insya Allah".

Oleh karena seorang hamba butuh kepada taufik Allah agar tetap di atas yang benar, dan tidak salah dalam ucapan dan tindakannya, maka Allah memerintahkan mengatakan kata-kata di atas.

Andaikan Nabi Sulaiman Alaihissallam mengucapkan insyaAllah, niscaya akan lahir sembilan puluh anak laki-laki seluruhnya menjadi penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah!

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّـى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “قَالَ سُلَيْمَانُ: َلأََطُوْفَنَّ اللَّيْلَةَ عَلَى تِسْعِينَ امْرَأَةً كُلُّهُنَّ تَأْتِي بِفَارِسٍ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، فَقَالَ لَهُ صَاحِبُهُ: قُلْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، فَلَمْ يَقُلْ إِنْ شَاءَ اللَّهُ، فَطَافَ عَلَيْهِنَّ جَمِيعًا فَلَمْ يَحْمِلْ مِنْهُنَّ إِلاَّ امْرَأَةٌ وَاحِدَةٌ جَاءَتْ بِشِقِّ رَجُلٍ، وَايْمُ الَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَوْ قَالَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَجَاهَدُواْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فُرْسَانًا أَجْمَعُونَ”.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Pada suatu hari) Nabi Sulaiman Alaihissallam berkata, “Malam ini aku akan berhubungan badan dengan sembilan puluh istriku. Masing-masing (pasti) akan melahirkan lelaki penunggang kuda yang kelak berjihad di jalan Allah Azza wa Jalla. Malaikat berkata padanya, “Katakan insyaAllah!”. Tetapi Nabi Sulaiman tidak mengucapkan insyaAllah. Lalu beliau berhubungan badan dengan seluruh istrinya tersebut, namun tidak seorangpun dari mereka yang mengandung, kecuali hanya satu. Itupun tatkala bersalin, melahirkan bayi hanya setengah badan [HR. Bukhâri dan Muslim]

Demi Allah, andaikan Nabi Sulaiman Alaihissallam mengucapkan insyaAllah; niscaya (akan lahir sembilan puluh anak laki-laki) seluruhnya menjadi penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah”[HR. Bukhâri (XI/524 no. 6639 –al-Fath) dan Muslim (III/1276 no. 1654)].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar