Senin, 29 Desember 2014

Sholat dapat mencegah Kemungkaran?

Seringkali dalam benak kebanyakan manusia bertanya-tanya ...
Dia kan seorang muslim, tapi kok berbuat kejahatan?
Dia kan rajin mengerjakan sholat, mengapa masih berbuat kejahatan?
Katanya dari Al Qur'an, "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan- perbuatan keji dan mungkar"?
Kok dia masih mengerjakan perbuatan keji dan mungkar?


Subhanallah ...
Jangan tergesa-gesa berprasangka buruk ...
Apakah tidak kita perhatikan didalam Al Qur'an, apakah Allah memerintahkan untuk mengerjakan Sholat ataukah Mendirikan sholat? Ternyata setelah diteliti, perintahNya adalah MENDIRIKAN Sholat dan bukan mengerjakan Sholat!
Bagaimanakah arti dari mendirikan sholat? Marilah kita mencari arti/maksudnya dengan melihat contoh dari Nabi SAW, apakah yg dikerjakan beliau dalam MENDIRIKAN Sholat (tentunya Nabi SAW, PASTI mendirikan Sholat dan bukan sekedar mengerjakan Sholat)
Allah telah menurunkan syaria'atNya melalui NabiNya, dan NabiNya telah membuktikan kebenaran ayat tersebut. Nabi SAW. adalah contoh teladan yang baik, bagi orang² yang mau mengikuti beliau. Apakah orang yg telah berbuat kemungkaran tersebut telah menjalankan syariat Sholat dengan benar, sesuai dengan yg dicontohkan Nabi SAW? atau orang tersebut hanya melakukan sholat dng caranya sendiri, tanpa mencontoh Nabi SAW.?
Mari kita perhatikan satu-persatu contoh teladan Nabi SAW., supaya kita bisa terhindar dari kejahatan dan tindakan² batil ataupun tindakan buruk lainnya ...

1. Sudahkah ia mendirikan sholat fardlu, 5 waktu, di Masjid ketika terdengar adzan panggilan sholat dan dilakukan berjamaah? Bahkan ada pendapat, yang menyatakan, tidak sahnya solat fardlu, bagi laki² yg sdh baligh, apabila tidak dilakukan di Masjid, padahal adzan telah terdengar, kecuali ada udzur yg memang diperbolehkan (misal: sakit keras shg tdk bs pergi ke Masjid).
2. Sudahkah ia berdzikir setelah selesai Sholat, ataukah ia langsung beranjak pergi setelah sholat?
3. Seberapa banyak ia memperhatikan dosa² dirinya sendiri dan seberapa banyak ia beristighfar?
4. Apakah ia mengerjakan beberapa solat sunnah, seperti sholat tahajjud dan witir?
5. Tidak ada seorang manusiapun yang tidak pernah terlintas kejahatan didalam hatinya, sudahkah ia mengucapkan istighfar, dan segera mengingat Allah ketika ada lintasan kejahatan dalam hatinya?
6. Sudahkah kita menunggu sholat satu dng sholat berikutnya, dengan beri'tikaf di Masjid?
7. Sudahkah kita berkumpul dengan para ahli kebaikan yang berlaku lemah-lembut sesamanya dan selalu belajar tentang Al Islam?

Semakin banyak yang dikerjakan dari contoh diatas, maka semakin sedikit kemungkinan ia berbuat keji dan mungkar, kecuali beberapa cobaan berupa fitnah  kecil yang memang terkadang dibebankan Allah kepada hamba²Nya yang dekat denganNya.
Berat? bisa ya bisa tidak, namun itulah perintah Allah melalui Nabi SAW, utusanNya. Beberapa dari kita, mungkin tidak bisa melakukan semuanya, namun sdh selayaknyalah bagi kita untuk selalu berusaha menta'ati segala perintahNya melalui perkataan dan perbuatan Nabi SAW, utusan dan hambaNya yang selalu dijagaNya.

QS. 29. Al 'Ankabuut:

ٱتْلُ مَا أُوْحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dalam KITAB SHAHIH BUKHARI telah dijelaskan mengenai Wajibnya shalat fardlu dengan berjama'ah:
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh aku ingin memerintahkan seseorang mengumpulkan kayu bakar kemudian aku perintahkan seseorang untuk adzan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat. Sedangkan aku akan mendatangi orang-orang (yang tidak ikut shalat berjama'ah) lalu aku bakar rumah-rumah mereka. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya seseorang di antara kalian mengetahui bahwa ia akan memperoleh daging yang gemuk, atau dua potongan daging yang bagus, pasti mereka akan mengikuti shalat 'Isya berjama'ah." (No. Hadist: 608 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Sedangkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan (diambil dari kitab Riyadhus Solihin):
1064. Dari Abdullah, ada yang mengatakan: 'Amr bin Qais yang terkenal dengan sebutan Ibnu Ummi Maktum, seorang muazzin r.a. bahwasanya ia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Madinah ini banyak sekali binatang melatanya - seperti ular, kala dan Iain-Iain - juga banyak binatang buasnya." Kemudian Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Apakah engkau mendengar ucapan Hayya 'alas shalah dan Hayya 'alal falah? - maksudnya: Apakah engkau mendengar bunyi azan? Kalau memang mendengar, maka marilah datang ke tempat berjamaah."

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Para Malaikat berdo'a untuk salah seorang dari kalian selama dia masih pada posisi shalatnya dan belum berhadats, 'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti palaksanaan shalat. Dimana tidak ada yang menghalangi dia untuk kembali kepada keluarganya kecuali shalat itu."(No. Hadist: 619 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus berkata, telah menceritakan kepada kami Za'idah dari Musa bin Abu Aisyah dari 'Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Utbah berkata, "Aku masuk menemui 'Aisyah aku lalu berkata kepadanya, "Maukah engkau menceritakan kepadaku tentang peristiwa yang pernah terjadi ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang sakit?" 'Aisyah menjawab, "Ya. Pernah suatu hari ketika sakit Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semakin berat, beliau bertanya: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab, "Belum, mereka masih menunggu tuan." Beliau pun bersabda: "Kalau begitu, bawakan aku air dalam bejana." Maka kamipun melaksanakan apa yang diminta beliau. Beliau lalu mandi, lalu berusaha berdiri dan berangkat, namun beliau jatuh pingsan. Ketika sudah sadarkan diri, beliau kembali bertanya: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab, "Belum wahai Rasulullah, mereka masih menunggu tuan." Kemudian beliau berkata lagi: "Bawakan aku air dalam bejana." Beliau lalu duduk dan mandi. Kemudian beliau berusaha untuk berdiri dan berangkat, namun beliau jatuh pingsan lagi. Ketika sudah sadarkan diri kembali, beliau berkata: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab lagi, "Belum wahai Rasulullah, mereka masih menunggu tuan." Kemudian beliau berkata lagi: "Bawakan aku air dalam bejana." Beliau lalu duduk dan mandi. Kemudian beliau berusaha untuk berdiri dan berangkat, namun beliau jatuh dan pingsan lagi. Ketika sudah sadarkan diri, beliau pun bersabda: "Apakah orang-orang sudah shalat?" Saat itu orang-orang sudah menunggu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di masjid untuk shalat 'Isya di waktu yang akhir. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang untuk menemui Abu Bakar dan memintanya untuk mengimami shalat. Maka utusan tersebut menemui Abu Bakar dan berkata, kepadanya, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memerintahkan anda untuk mengimami shalat jama'ah!" Lalu Abu Bakar -orang yang hatinya lembut- berkata, "Wahai 'Umar, pimpinlah orang-orang melaksanakan shalat." Umar menjawab, "Anda lebih berhak dalam masalah ini." Maka Abu Bakar memimpin shalat pada hari-hari sakitnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tersebut. kemudian ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendapati tubuhnya lebih segar, beliau pun keluar rumah sambil berjalan dipapah oleh dua orang laki-laki, satu diantaranya adalah 'Abbas untuk melaksanakan shalat Zhuhur. Ketika itu Abu Bakar sedang mengimami shalat, ketika ia melihat beliau datang, Abu Bakar berkehendak untuk mundur dari posisinya namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat supaya dia tidak mundur. Kemudian beliau bersabda: "Dudukkanlah aku disampingnya." Maka kami mendudukkan beliau di samping Abu Bakar." Perawi berkata, "Maka jadilah Abu Bakar shalat dengan mengikuti shalatnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sementara orang-orang mengikuti shalatnya Abu Bakar, dan saat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat sambil duduk". 'Ubaidullah berkata, "Aku menemui ' Abdullah bin 'Abbas dan berkata kepadanya, "Maukan anda saya ceritakan sebuah hadits tentang sakitnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti yang disampaikan 'Aisyah?" Dia menjawab, "Sampaikanlah!" Maka aku ceritakan hadits yang disampaikan 'Aisyah. 'Abdullah bin 'Abbas tidak mengingkari sedikitpun apa yang aku ceritakan selain dia bertanya kepadaku, "Apakah 'Aisyah menyebutkan nama laki-laki yang bersama 'Abbas? Aku menjawab, "Tidak." Ia pun berkata, "Dia adalah 'Ali bin Abu Thalib."(No. Hadist: 646 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Ali Bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus memberitahukan kepada kami dari Muhammad bin Umar, dari Ubaidah bin Sufyan, dari Abu Al Ja'd yaitu AdhDhamri dan ia pernah bertemu dan menemani Rasulullah sebagaimana yang diperkirakan oleh Muhammad bin Amr, ia berkata, "Rasullulah SAW bersabda, 'Barangsiapa meninggalkan shalat Jum'at tiga kali karena meremehkannya, maka Allah akan mencap (menutup) hatinya[sehingga tidak mau lagi menerima kebenaran]'."
Hasan Shahih: Ibnu Majah (1125)

Abdullah bin Abu Ziyad Al Kufi dan Harun bin Abdullah Al Bazzar Al Baghdadi menceritakan kepada kami, mereka berkata, "Sayyar bin Hatim memberitahukan kepada kami, Ja'far bin Sulaiman memberitahukan kepada kami dari Tsabit, dari Anas, ia berkata,"Nabi SAW menjenguk seorang pemuda yang hampir mati Nabi lalu bertanya, 'Bagaimana keadaanmu?' Dia menjawab, 'Demi Allah hai Rasulullah aku mengharapkan (rahmat) Allah dan aku takut akan dosaku'. Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak berkumpul dihati seorang hamba dua perkara (mengharapkan rahmat Allah dan takut dosa) pada waktu seperti ini, kecuali Allah akan memberi kepadanya apa yang diharapkannya dan Allah mengamankannya dari apa yang ia takuti'."
Hasan; UmuMajah (4261)

Memang, terkadang apa yang tersimpan di dalam fikiran dan dilaksanakan oleh jasad, tidak meresap ke dalam atau tidak didorong oleh hati yang baik. Sehingga terkadang solat yang difahami fikiran dan dilaksanakan jasad tidak mencegah dari perbuatan munkar.
Namun semua ada prosesnya, kalau niat untuk menjadi baik itu ada, maka solat yg dilakukan, secara perlahan atau cepat, pasti Allah akan menjadikan baik pada hatinya.

"Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.” (HR. Ath-Thabarani)
"…Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila ia (segumpal daging) tersebut baik, baiklah seluruh jasadnya, dan apabila ia (segumpal daging) tersebut rusak (buruk), maka rusaklah (buruklah) seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging tersebut adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan perilaku yang baik dan dekat dengan kebenaran, itu merupakan buah dari shalat yang baik, seperti sholat yg diajarkan dan dicontohkan Nabi SAW., dan shalat yang baik itu karena hatinya baik ...
Supaya hati menjadi baik, semua ada prosesnya. Dan solat yg dilakukan, seperti sholat yg diajarkan dan dicontohkan Nabi SAW., secara perlahan atau cepat, pasti Allah akan menjadikan baik pada hatinya ... Dan dimanakah tempat terbaik untuk sholat, lalu berapa waktu sholat fardlu, 3 ataukah 5? Selengkapnya: https://tausyiahaditya.blogspot.com/2014/07/perintah-sholat.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar