Sebab-sebab kekalahan umat Islam dalam perang Uhud:
QS.3. Ali 'Imran:
وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ ٱللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّىٰ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَـٰزَعْتُمْ فِى ٱلأَْمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِّن بَعْدِ مَآ أَرَاكُمْ مَّا تُحِبُّونَ مِنكُم مَّن يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلأَْخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَٱللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ
إِذْ تُصْعِدُونَ وَلاَ تَلْوُونَ عَلَىٰ أحَدٍ وَٱلرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ فِىۤ أُخْرَاكُمْ فَأَثَـٰبَكُمْ غَمّاً بِغَمٍّ لِّكَيْلاَ تَحْزَنُواْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلاَ مَآ أَصَـٰبَكُمْ وَٱللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
ثُمَّ أَنزَلَ عَلَيْكُمْ مِّن بَعْدِ ٱلْغَمِّ أَمَنَةً نُّعَاساً يَغْشَىٰ طَآئِفَةً مِّنْكُمْ وَطَآئِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ ظَنَّ ٱلْجَـٰهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ ٱلأَْمْرِ مِن شَىْءٍ قُلْ إِنَّ ٱلأَْمْرَ كُلَّهُ للَّهِ يُخْفُونَ فِىۤ أَنْفُسِهِم مَّا لاَ يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ ٱلأَْمْرِ شَىْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَـٰهُنَا قُل لَّوْ كُنتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ ٱلَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ ٱلْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ وَلِيَبْتَلِىَ ٱللَّهُ مَا فِى صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِى قُلُوبِكُمْ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَلَّوْاْ مِنكُمْ يَوْمَ ٱلْتَقَى ٱلْجَمْعَانِ إِنَّمَا ٱسْتَزَلَّهُمُ ٱلشَّيْطَـٰنُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُواْ وَلَقَدْ عَفَا ٱللَّهُ عَنْهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ
152. Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu[urusan pelaksanaan perintah Nabi Muhammad s.a.w. karena beliau telah memerintahkan agar regu pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditunjukkan oleh beliau dalam keadaan bagaimanapun] dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai[kemenangan dan harta rampasan]. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka[kaum muslimin tidak berhasil mengalahkan mereka] untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah mema'afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.
153. (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan[Kesedihan kaum muslimin disebabkan mereka tidak mentaati perintah Rasul yang mengakibatkan kekalahan bagi mereka], supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
154. Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu[orang-orang Islam yang kuat keyakinannya], sedang segolongan lagi[orang-orang Islam yang masih ragu-ragu] telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah[sangkaan bahwa kalau Muhammad s.a.w. itu benar-benar nabi dan rasul Allah, tentu dia tidak akan dapat dikalahkan dalam peperangan]. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?." Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini." Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh." Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
155. Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu[pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin], hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma'af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.[Sesungguhnya kekalahan pasukan Muslim itu merupakan akibat godaan setan. Karena tidak kuat menahan godaan itu, mereka ingin langsung ikut menikmati harta rampasan perang yang didapatkan pada kemenangan paruh pertama. Namun demikian, Allah SWT. mengampuni apa yang telah mereka perbuat(Al Mishbah Al Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Katsir, 1999:201-202)]
Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Israil dari Abu Ishaq dari Al Barra radliallahu 'anhu, dia berkata, "Suatu ketika kami bertemu pasukan Musyrikin, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menempatkan pasukan pemanah di bawah komando Abdullah. Beliau berpesan: "Diamlah kalian di sini, walaupun kalian melihat kami menang atas mereka, janganlah kalian meninggalkan tempat ini, dan jika kalian melihat kami kalah, janganlah kalian (pindah tempat) untuk menolong kami." Ketika perang mulai berkecamuk, maka pasukan musuh dapat dipukul mundur hingga aku melihat para wanita berlarian ke gunung hingga tersingkap betis mereka dan tampaklah gelang kaki mereka. Lalu kaum Muslimin (pasukan pemanah) berebut mengambil (ghanimah) sambil berkata, "Ghanimah, ghanimah!" Abdullah pun akhirnya berteriak, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah berpesan, janganlah kalian meninggalkan tempat kalian!" Namun mereka tidak peduli, ketika mereka tidak memperdulikan wasiat Nabi, maka wajah mereka menjadi terseret (kocar kacir) hingga menyebabkan tujuh puluh sahabat gugur, kemudian Abu Sufyan naik ke tempat yang tinggi dan berseru, "Apakah di antara kalian ada Muhammad?" beliau bersabda: "Jangan dijawab." Abu Sufyan kembali bertanya, "Apakah di antara kalian terdapat Abu Quhafah?" Beliau bersabda: "Jangan dijawab." Dia kembali bertanya, "Apakah di antara kalian terdapat Ibnul Khattab?" Abu Sufyan melanjutkan, "Sesungguhnya mereka telah tewas, sekiranya mereka masih hidup, tentu mereka akan menjawabnya." Ternyata Umar tidak dapat menahan dirinya dan berkata, "Kamu telah berdusta wahai musuh Allah, Allah akan tetap membuat kalian terhina." Abu Sufyan berkata, "Tinggilah Hubal." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jawablah." Para sahabat bertanya, "Apa yang harus kami katakan?" Beliau bersabda: "Katakanlah, 'Allah lebih tinggi dan lebih mulia'." Abu Sufyan kemudian berkata, "Kami memiliki 'Uzza sementara kalian tidak memilikinya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jawablah." Para sahabat bertanya, "Apa yang harus kami katakan?" Beliau bersabda: "Katakanlah, 'Allah adalah penolong kami dan kalian tidak memiliki penolong'." Abu Sufyan kembali berkata, "Hari ini adalah hari pembalasan untuk hari Badr, dan perang silih berganti, dan kalian akan menemukan penyincangan yang tidak aku perintahkan, namun aku tidak membencinya."(No. Hadist: 3737 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Luka yang diderita Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pada perang Uhud:
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Nashr telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Ma'mar dari Hammam dia mendengar Abu Hurairah radliallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam bersabda: "Allah sangat murka kepada suatu kaum yang telah memperlakukan Nabi-Nya seperti ini -seraya menunjuk ke gigi serinya-, Allah sangat murka kepada seseorang yang telah diperangi oleh Rasulullah dijalan Allah."(No. Hadist: 3765 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepadaku Makhlad bin Malik telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Amawy telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Amru bin Dinar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, dia berkata, "Allah sangat murka kepada seseorang yang telah dibunuh oleh Nabi Shallallahu 'alahi wasallam (yang berperang) di jalan Allah, Allah sangat murka kepada suatu kaum yang telah membuat wajah Nabiyullah Shallallahu 'alahi wasallam berdarah."(No. Hadist: 3766 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Ya'qub dari Abu Hazim bahwa dia mendengar Sahl bin Sa'd bertanya tentang luka Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam, dia berkata, "Demi Allah, sungguh aku telah mengetahui orang yang telah mengobati luka Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam, orang yang menuangkan air, dan dengan apa beliau diobati." Dia melanjutkan, "Fatimah, putri Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam lah yang telah mencuci (luka beliau), sementara Ali bin Abu Thalib menuangkan air dengan menggunakan perisai, ketika Fatimah melihat darah semakin mengalir deras, dia langsung mengambil potongan tikar dan membakarnya, setelah itu dia menempelkan (bekas pembakaran tersebut) pada luka beliau hingga darahnya terhenti, pada waktu itu gigi seri beliau tanggal, wajah beliau terluka dan topi baja beliau pecah."(No. Hadist: 3767 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Amru bin Dinar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dia berkata, "Allah sangat murka terhadap orang yang telah dibunuh Nabi, dan Allah sangat murka kepada seseorang yang membuat wajah Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam terluka."(No. Hadist: 3768 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd dari Ayahnya dari Kakeknya dari Sa'd bin Abu Waqash radliallahu 'anhu, dia berkata, "Pada perang Uhud, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dua orang laki-laki yang sedang bertempur, keduanya mengenakan pakaian putih, seolah-olah singa dalam medan pertempuran, aku belum pernah melihatnya baik sebelum mamupun sesudahnya."(No. Hadist: 3748 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz dari Anas radliallahu 'anhu, dia berkata, "Orang-orang kabur dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang Uhud, sedangkan Abu Thalhah tetap bertahan di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk melindungi beliau dengan perisainya. Abu Thalhah adalah seorang pemanah yang handal. Pada perang itu, dia telah mematahkan dua atau tiga anak panah karena sangat kerasnya bidikan. Ketika seorang laki-laki lewat di hadapannya sambil membawa sarung anak panah, beliau bersabda: "Berikan ini kepada Abu Thalhah." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu mendongakkan kepala melihat keberadaan musuh, Abu Thalhah berkata, "Wahai Nabiyullah, demi ayah ibuku sebagai tebusannya, janganlah tuan mendongakkan kepala, sebab panah musuh akan mengenai anda. Cukup aku saja sebagai taruhannya." Sungguh, aku melihat 'Aisyah binti Abu Bakr dan Ummu Sulaim, tengah menyingsingkan pakaiannya setinggi mata kakinya, hingga terlihat perhiasan yang ada pada betisnya. Keduanya membawa kendi-kendi air untuk memberi minum orang-orang yang terluka. Sementara itu, badan Abu Thalhah telah terkena sabetan pedang musuh hingga dua atau tiga kali."(No. Hadist: 3757 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' dari Isma'il dari Qais dia berkata, "Aku pernah melihat tangan Thalhah lumpuh karena untuk melindungi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Uhud."(No. Hadist: 3756 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Hadis riwayat Sahal bin Sa`ad Radhiyallahu’anhu: Bahwa dia ditanya tentang luka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Uhud, Sahal menjawab: Wajah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam terluka, gigi seri beliau patah serta topi perang beliau juga hancur. Fatimah putri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam lalu membersihkan darah beliau sementara Ali bin Abu Thalib menuangkan air ke atas luka dengan menggunakan perisai. Ketika Fatimah melihat ternyata air hanya menambah pendarahan, ia lalu mengambil sepotong tikar dan membakarnya hingga menjadi abu. Kemudian Fatimah menempelkan abu tersebut pada luka beliau hingga berhentilah aliran darah itu. (Shahih Muslim No.3345)
Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Seakan-akan aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tengah mengisahkan kisah seorang nabi yang dipukul oleh kaumnya sambil beliau mengusap darah dari wajahnya dan berdoa: Ya Tuhanku! Berilah ampunan kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui. (Shahih Muslim No.3347)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahim telah mengabarkan kepada kami Zakariya bin 'Adi telah mengabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarrak dari Haiwah dari Yazid bin Abu Habib dari Abu Al Khair dari 'Uqbah bin 'Amir dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menshalati para korban Uhud setelah delapan tahun, seolah-olah seperti perpisahan antara orang yang hidup dengan orang yang telah mati. Kemudian beliau naik mimbar seraya bersabda: "Sesungguhnya aku mendahului kalian, dan aku adalah saksi atas kalian. Sungguh, yang dijanjikan bagi kalian adalah telaga, dan aku benar-benar telah melihatnya di tempatku ini. Aku tidak lebih khawatir terhadap syirik yang kalian perbuat, akan tetapi aku sangat khawatir terhadap dunia yang akan kalian perebutkan." 'Uqbah berkata, "Dan itu adalah terakhir kali aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."(No. Hadist: 3736 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah menceritakan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Sa'd bin Ibrahim dari ayahnya Ibrahim bahwa saat Abdurrahman bin 'Auf sedang berpuasa ia pernah diberi hidangan makanan, kemudian dia berkata, "Mush'ab bin 'Umair telah gugur, padahal dia lebih mulia daripadaku, dia di kafani dengan kain burdah, apabila kepalanya ditutup maka kakinya akan tersingkap, dan jika kakinya ditutup maka kepalanya akan tersingkap. -dan seingatku dia mengatakan- Hamzah gugur padahal dia lebih baik daripadaku, setelah itu (kenikmatan) dunia dibentangkan untuk kami -atau dia mengatakan-, Kami telah diberi (kenikmatan) dunia sebagaimana yang telah diberikan kepada kami, aku khawatir bahwa itu adalah (balasan) kebaikan kami yang didahulukan, " kemudian ia menangis dan meninggalkan hidangan tersebut.[maksudnya:para sahabat takut kalau kenikmatan dunia yang telah didapatkan merupakan balasan kebaikan ketika didunia, dan takut kalau kenikmatan akhirat berkurang karena adanya kenikmatan dunia tsb]."(No. Hadist: 3739 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Haramnya mundur dari medan pertempuran:
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Adi bin Tsabit aku mendengar Abdullah bin Yazid bercerita dari Zaid bin Tsabit radliallahu 'anhu, dia berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat ke medan Uhud, di tengah perjalanan beberapa orang yang ikut bersama beliau kembali pulang, dan sebab itu sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terpecah menjadi dua kelompok; kelompok yang mengatakan, "Kami akan memerangi mereka, " dan kelompok yang mengatakan, "Kami tidak akan memerangi mereka." Maka turunlah ayat: '(Maka Mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah Telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri?) ' (Qs. An Nisaa: 88), beliau bersabda: "Sesungguhnya hal itu terdapat suatu kebaikan, yang dapat menghapuskan dosa sebagaimana api menghilangkan karat pada perak."(No. Hadist: 3744 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
QS.3. Ali 'Imran:
وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ ٱللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّىٰ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَـٰزَعْتُمْ فِى ٱلأَْمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِّن بَعْدِ مَآ أَرَاكُمْ مَّا تُحِبُّونَ مِنكُم مَّن يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلأَْخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَٱللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ
إِذْ تُصْعِدُونَ وَلاَ تَلْوُونَ عَلَىٰ أحَدٍ وَٱلرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ فِىۤ أُخْرَاكُمْ فَأَثَـٰبَكُمْ غَمّاً بِغَمٍّ لِّكَيْلاَ تَحْزَنُواْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلاَ مَآ أَصَـٰبَكُمْ وَٱللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
ثُمَّ أَنزَلَ عَلَيْكُمْ مِّن بَعْدِ ٱلْغَمِّ أَمَنَةً نُّعَاساً يَغْشَىٰ طَآئِفَةً مِّنْكُمْ وَطَآئِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ ظَنَّ ٱلْجَـٰهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ ٱلأَْمْرِ مِن شَىْءٍ قُلْ إِنَّ ٱلأَْمْرَ كُلَّهُ للَّهِ يُخْفُونَ فِىۤ أَنْفُسِهِم مَّا لاَ يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ ٱلأَْمْرِ شَىْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَـٰهُنَا قُل لَّوْ كُنتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ ٱلَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ ٱلْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ وَلِيَبْتَلِىَ ٱللَّهُ مَا فِى صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِى قُلُوبِكُمْ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَلَّوْاْ مِنكُمْ يَوْمَ ٱلْتَقَى ٱلْجَمْعَانِ إِنَّمَا ٱسْتَزَلَّهُمُ ٱلشَّيْطَـٰنُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُواْ وَلَقَدْ عَفَا ٱللَّهُ عَنْهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ
152. Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu[urusan pelaksanaan perintah Nabi Muhammad s.a.w. karena beliau telah memerintahkan agar regu pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditunjukkan oleh beliau dalam keadaan bagaimanapun] dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai[kemenangan dan harta rampasan]. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka[kaum muslimin tidak berhasil mengalahkan mereka] untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah mema'afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.
153. (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan[Kesedihan kaum muslimin disebabkan mereka tidak mentaati perintah Rasul yang mengakibatkan kekalahan bagi mereka], supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
154. Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu[orang-orang Islam yang kuat keyakinannya], sedang segolongan lagi[orang-orang Islam yang masih ragu-ragu] telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah[sangkaan bahwa kalau Muhammad s.a.w. itu benar-benar nabi dan rasul Allah, tentu dia tidak akan dapat dikalahkan dalam peperangan]. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?." Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini." Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh." Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
155. Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu[pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin], hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma'af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.[Sesungguhnya kekalahan pasukan Muslim itu merupakan akibat godaan setan. Karena tidak kuat menahan godaan itu, mereka ingin langsung ikut menikmati harta rampasan perang yang didapatkan pada kemenangan paruh pertama. Namun demikian, Allah SWT. mengampuni apa yang telah mereka perbuat(Al Mishbah Al Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Katsir, 1999:201-202)]
Telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin Musa dari Israil dari Abu Ishaq dari Al Barra radliallahu 'anhu, dia berkata, "Suatu ketika kami bertemu pasukan Musyrikin, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menempatkan pasukan pemanah di bawah komando Abdullah. Beliau berpesan: "Diamlah kalian di sini, walaupun kalian melihat kami menang atas mereka, janganlah kalian meninggalkan tempat ini, dan jika kalian melihat kami kalah, janganlah kalian (pindah tempat) untuk menolong kami." Ketika perang mulai berkecamuk, maka pasukan musuh dapat dipukul mundur hingga aku melihat para wanita berlarian ke gunung hingga tersingkap betis mereka dan tampaklah gelang kaki mereka. Lalu kaum Muslimin (pasukan pemanah) berebut mengambil (ghanimah) sambil berkata, "Ghanimah, ghanimah!" Abdullah pun akhirnya berteriak, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah berpesan, janganlah kalian meninggalkan tempat kalian!" Namun mereka tidak peduli, ketika mereka tidak memperdulikan wasiat Nabi, maka wajah mereka menjadi terseret (kocar kacir) hingga menyebabkan tujuh puluh sahabat gugur, kemudian Abu Sufyan naik ke tempat yang tinggi dan berseru, "Apakah di antara kalian ada Muhammad?" beliau bersabda: "Jangan dijawab." Abu Sufyan kembali bertanya, "Apakah di antara kalian terdapat Abu Quhafah?" Beliau bersabda: "Jangan dijawab." Dia kembali bertanya, "Apakah di antara kalian terdapat Ibnul Khattab?" Abu Sufyan melanjutkan, "Sesungguhnya mereka telah tewas, sekiranya mereka masih hidup, tentu mereka akan menjawabnya." Ternyata Umar tidak dapat menahan dirinya dan berkata, "Kamu telah berdusta wahai musuh Allah, Allah akan tetap membuat kalian terhina." Abu Sufyan berkata, "Tinggilah Hubal." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jawablah." Para sahabat bertanya, "Apa yang harus kami katakan?" Beliau bersabda: "Katakanlah, 'Allah lebih tinggi dan lebih mulia'." Abu Sufyan kemudian berkata, "Kami memiliki 'Uzza sementara kalian tidak memilikinya." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jawablah." Para sahabat bertanya, "Apa yang harus kami katakan?" Beliau bersabda: "Katakanlah, 'Allah adalah penolong kami dan kalian tidak memiliki penolong'." Abu Sufyan kembali berkata, "Hari ini adalah hari pembalasan untuk hari Badr, dan perang silih berganti, dan kalian akan menemukan penyincangan yang tidak aku perintahkan, namun aku tidak membencinya."(No. Hadist: 3737 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Luka yang diderita Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam pada perang Uhud:
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Nashr telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dari Ma'mar dari Hammam dia mendengar Abu Hurairah radliallahu 'anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam bersabda: "Allah sangat murka kepada suatu kaum yang telah memperlakukan Nabi-Nya seperti ini -seraya menunjuk ke gigi serinya-, Allah sangat murka kepada seseorang yang telah diperangi oleh Rasulullah dijalan Allah."(No. Hadist: 3765 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepadaku Makhlad bin Malik telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Amawy telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Amru bin Dinar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, dia berkata, "Allah sangat murka kepada seseorang yang telah dibunuh oleh Nabi Shallallahu 'alahi wasallam (yang berperang) di jalan Allah, Allah sangat murka kepada suatu kaum yang telah membuat wajah Nabiyullah Shallallahu 'alahi wasallam berdarah."(No. Hadist: 3766 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Bab telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Ya'qub dari Abu Hazim bahwa dia mendengar Sahl bin Sa'd bertanya tentang luka Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam, dia berkata, "Demi Allah, sungguh aku telah mengetahui orang yang telah mengobati luka Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam, orang yang menuangkan air, dan dengan apa beliau diobati." Dia melanjutkan, "Fatimah, putri Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam lah yang telah mencuci (luka beliau), sementara Ali bin Abu Thalib menuangkan air dengan menggunakan perisai, ketika Fatimah melihat darah semakin mengalir deras, dia langsung mengambil potongan tikar dan membakarnya, setelah itu dia menempelkan (bekas pembakaran tersebut) pada luka beliau hingga darahnya terhenti, pada waktu itu gigi seri beliau tanggal, wajah beliau terluka dan topi baja beliau pecah."(No. Hadist: 3767 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Amru bin Dinar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dia berkata, "Allah sangat murka terhadap orang yang telah dibunuh Nabi, dan Allah sangat murka kepada seseorang yang membuat wajah Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam terluka."(No. Hadist: 3768 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa'd dari Ayahnya dari Kakeknya dari Sa'd bin Abu Waqash radliallahu 'anhu, dia berkata, "Pada perang Uhud, aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersama dua orang laki-laki yang sedang bertempur, keduanya mengenakan pakaian putih, seolah-olah singa dalam medan pertempuran, aku belum pernah melihatnya baik sebelum mamupun sesudahnya."(No. Hadist: 3748 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Abu Ma'mar telah menceritakan kepada kami Abdul Warits telah menceritakan kepada kami Abdul 'Aziz dari Anas radliallahu 'anhu, dia berkata, "Orang-orang kabur dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang Uhud, sedangkan Abu Thalhah tetap bertahan di dekat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk melindungi beliau dengan perisainya. Abu Thalhah adalah seorang pemanah yang handal. Pada perang itu, dia telah mematahkan dua atau tiga anak panah karena sangat kerasnya bidikan. Ketika seorang laki-laki lewat di hadapannya sambil membawa sarung anak panah, beliau bersabda: "Berikan ini kepada Abu Thalhah." Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu mendongakkan kepala melihat keberadaan musuh, Abu Thalhah berkata, "Wahai Nabiyullah, demi ayah ibuku sebagai tebusannya, janganlah tuan mendongakkan kepala, sebab panah musuh akan mengenai anda. Cukup aku saja sebagai taruhannya." Sungguh, aku melihat 'Aisyah binti Abu Bakr dan Ummu Sulaim, tengah menyingsingkan pakaiannya setinggi mata kakinya, hingga terlihat perhiasan yang ada pada betisnya. Keduanya membawa kendi-kendi air untuk memberi minum orang-orang yang terluka. Sementara itu, badan Abu Thalhah telah terkena sabetan pedang musuh hingga dua atau tiga kali."(No. Hadist: 3757 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Waki' dari Isma'il dari Qais dia berkata, "Aku pernah melihat tangan Thalhah lumpuh karena untuk melindungi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Uhud."(No. Hadist: 3756 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Hadis riwayat Sahal bin Sa`ad Radhiyallahu’anhu: Bahwa dia ditanya tentang luka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Uhud, Sahal menjawab: Wajah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam terluka, gigi seri beliau patah serta topi perang beliau juga hancur. Fatimah putri Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam lalu membersihkan darah beliau sementara Ali bin Abu Thalib menuangkan air ke atas luka dengan menggunakan perisai. Ketika Fatimah melihat ternyata air hanya menambah pendarahan, ia lalu mengambil sepotong tikar dan membakarnya hingga menjadi abu. Kemudian Fatimah menempelkan abu tersebut pada luka beliau hingga berhentilah aliran darah itu. (Shahih Muslim No.3345)
Hadis riwayat Abdullah bin Mas`ud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Seakan-akan aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tengah mengisahkan kisah seorang nabi yang dipukul oleh kaumnya sambil beliau mengusap darah dari wajahnya dan berdoa: Ya Tuhanku! Berilah ampunan kepada kaumku karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui. (Shahih Muslim No.3347)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahim telah mengabarkan kepada kami Zakariya bin 'Adi telah mengabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarrak dari Haiwah dari Yazid bin Abu Habib dari Abu Al Khair dari 'Uqbah bin 'Amir dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menshalati para korban Uhud setelah delapan tahun, seolah-olah seperti perpisahan antara orang yang hidup dengan orang yang telah mati. Kemudian beliau naik mimbar seraya bersabda: "Sesungguhnya aku mendahului kalian, dan aku adalah saksi atas kalian. Sungguh, yang dijanjikan bagi kalian adalah telaga, dan aku benar-benar telah melihatnya di tempatku ini. Aku tidak lebih khawatir terhadap syirik yang kalian perbuat, akan tetapi aku sangat khawatir terhadap dunia yang akan kalian perebutkan." 'Uqbah berkata, "Dan itu adalah terakhir kali aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."(No. Hadist: 3736 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah menceritakan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Sa'd bin Ibrahim dari ayahnya Ibrahim bahwa saat Abdurrahman bin 'Auf sedang berpuasa ia pernah diberi hidangan makanan, kemudian dia berkata, "Mush'ab bin 'Umair telah gugur, padahal dia lebih mulia daripadaku, dia di kafani dengan kain burdah, apabila kepalanya ditutup maka kakinya akan tersingkap, dan jika kakinya ditutup maka kepalanya akan tersingkap. -dan seingatku dia mengatakan- Hamzah gugur padahal dia lebih baik daripadaku, setelah itu (kenikmatan) dunia dibentangkan untuk kami -atau dia mengatakan-, Kami telah diberi (kenikmatan) dunia sebagaimana yang telah diberikan kepada kami, aku khawatir bahwa itu adalah (balasan) kebaikan kami yang didahulukan, " kemudian ia menangis dan meninggalkan hidangan tersebut.[maksudnya:para sahabat takut kalau kenikmatan dunia yang telah didapatkan merupakan balasan kebaikan ketika didunia, dan takut kalau kenikmatan akhirat berkurang karena adanya kenikmatan dunia tsb]."(No. Hadist: 3739 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Haramnya mundur dari medan pertempuran:
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Adi bin Tsabit aku mendengar Abdullah bin Yazid bercerita dari Zaid bin Tsabit radliallahu 'anhu, dia berkata, "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat ke medan Uhud, di tengah perjalanan beberapa orang yang ikut bersama beliau kembali pulang, dan sebab itu sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terpecah menjadi dua kelompok; kelompok yang mengatakan, "Kami akan memerangi mereka, " dan kelompok yang mengatakan, "Kami tidak akan memerangi mereka." Maka turunlah ayat: '(Maka Mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah Telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka sendiri?) ' (Qs. An Nisaa: 88), beliau bersabda: "Sesungguhnya hal itu terdapat suatu kebaikan, yang dapat menghapuskan dosa sebagaimana api menghilangkan karat pada perak."(No. Hadist: 3744 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar