Senin, 09 Juni 2014

Sesungguhnya Rasul Allah itu tidak hanya dari golongan Manusia

Sesungguhnya Allah telah memilih utusan-utusan-(Nya) dari golongan malaikat dan dari golongan manusia ...
Namun, utusan Allah yang berdakwah diantara manusia adalah dari golongan manusia juga ...
Tidak mungkin utusan Allah dari golongan Malaikat dapat berjalan-jalan dengan kita, memakan makanan seperti kita atau berbincang-bincang santai dengan kita ...
Yang bisa melakukan itu semua, pastilah utusan Allah dari golongan Manusia ...
Tetapi kenyataannya, mereka malah mendustakan dan mengingkarinya ...

Tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir ...
Di belakang tabir artinya seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya (seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s), atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa² yang Dia kehendaki ...


Dengan kata lain, Allah mengutus seorang Rasul (dari gol Malaikat) untuk menyampaikan wahyu kepada seorang Rasul (dari gol Manusia) ...
Rasul dari golongan manusia inilah yang dapat menyampaikan wahyu dari Allah dengan tindakan/perbuatan yang dapat dilihat dan dengan kata² yang dapat kita dengar ...
Juga dapat bergaul dengan sesama manusia dengan sangat baik, sehingga menjadi contoh tauladan yang sangat baik ...
Sehingga, mungkinkah seorang Rasul dari golongan Malaikat dapat melakukannya (seperti yang bisa dilakukan Rasul dari golongan Manusia) ...?
Begitu juga sebaliknya, mungkinkah seorang Rasul dari golongan Manusia mampu menjumpai dan melihat Allah yang Maha Suci secara langsung, untuk menerima perintah Allah ...?
Jawabannya, tidak ada ...
Nabi Musa a.s, dapat mendengar perintahNya dan bercakap-cakap denganNya, namun beliau tetap tidak mampu menjumpai dan melihatNya (hanya dari belakang tabir) ...
Nabi Muhammad S.A.W, mendapatkan wahyu melalui perantaraan Malaikat Jibril dan juga dapat mendengar perintahNya dan bercakap-cakap denganNya di Sidrotul Muntaha (sewaktu Isra Mi'raj dan mendapat perintah untuk mendirikan Sholat yang 5 waktu), namun beliau tetap tidak mampu menjumpai dan melihatNya ...
Tidak mungkin seorang manusia yang masih hidup dapat melihatNya secara langsung, siapapun dia, walaupun ia seorang Rasul-Nya ...

Ahmad bin Mani' menceritakan kepada kami, Ishaq bin Yusuf menceritakan kepada kami, Daud bin Abu Hind menceritakan kepada kami dari Asy-Sya'bi dari Masruq RA, ia berkata, "Aku pernah duduk bersandar di rumah Aisyah, tiba-tiba Aisyah berkata, 'Hai Abu Aisyah, ada tiga hal, yang siapa saja mengatakan salah satu diantaranya, maka ia telah mengatakan kebohongan terbesar terhadap Allah: 
Barangsiapa yang mengatakan bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, maka ia telah mengatakan kebohongan terbesar terhadap Allah, sebab Allah SWT telah berfirman. 'Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.' (Qs. Al An'aam[6]: 103). 'Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan ia kecuali dengan perantara wahyu atau di belakang tabir.' (Qs. Asy-Syuuraa[26]: 51). Saat itu aku masih bersandar, namun ketika mendengar penjelasan ini aku segera duduk dan berkata, 'Hai Ummul Mukminin, tunggu dulu dan jangan tergesa-gesa. Bukankah Allah SWT berfirman, 'Dan sesungguhnya Muhammad telah melihatnya pada waktu yang lain,'(Qs. An-Najm [53]: 13). 'Dan sesungguhnya Muhammad itu melihatnya di ufuk yang terang?' (Qs. At-Takwiir [81]: 23) Aisyah berkata, 'Aku —demi Allah— orang pertama yang menanyakan hal ini kepada Rasulullah SAW, beliau menjawab, 'Itu adalah Jibril. Aku tidak pernah melihatnya dalam bentuk aslinya kecuali pada dua waktu itu. Aku melihatnya turun dari langit. Besarnya Jibril menutupi antara langit dan bumi.' 
Barangsiapa yang mengatakan bahwa Muhammad telah menyembunyikan sesuatu dari apa yang diturunkan Allah kepadanya maka ia telah mengatakan kebohongan terbesar terhadap Allah, karena Allah SWT berfirman, 'Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.' (Qs. Al Maa'idah [5]: 67).
Barangsiapa yang mengatakan bahwa ia (Muhammad) mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka ia telah mengatakan kebohongan terbesar terhadap Allah, karena Allah SWT telah berfirman, "Katakanlah, 'Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah'."
Shahih: Muttafaqun 'alaih

Keterangan:
Walaupun bentuk asli Jibril yg luar biasa besarnya (hingga disebutkan tubuh Jibril menutupi antara langit dan bumi), dengan kekuatan dan kecerdasan yg luar biasa pula, juga dapat menjelma seperti manusia (sperti kita), tetap saja Jibril adalah makhluq Allah. Tetap ciptaan Allah. Tidak pernah satukalipun Rasulullah dan sahabat2 beliau menyembah Jibril, karena memang Jibril tidak layak untuk disembah.
Hanya Allah yg layak disembah dan diibadahi, karena Dia telah menciptakan dan mengatur Langit dan Bumi yang luasnya tidak terkira, dan Dia tidak merasa repot mengatur semuanya.
Dan Dia tidak perlu sekutu dalam mengurus ciptaan-Nya, semua takut dan tunduk kepada-Nya kecuali beberapa golongan manusia dan jin yg sombong dan dengki ...
Dia tidak menempati dan tidak membutuhkan alam, ruang dan waktu, karena Dia-lah Pencipta semuanya. Menciptakan semuanya dng sangat mudahnya, Dia hanya berfirman, "Kun fa ya kun" maka jadilah semua keinginan dan kehendak-Nya ...
Tidak ada satupun yang dapat memaksa dan mengatur Dia, namun kita semuanya-lah yang tunduk dengan kehendak-Nya ...

Subhanallah ...

QS 22. Al Hajj:75

ٱللَّهُ يَصْطَفِى مِنَ ٱلْمَلَـٰئِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ ٱلنَّاسِ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

QS 16. An Nahl:113

وَلَقَدْ جَآءَهُمْ رَسُولٌ مِّنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ ٱلْعَذَابُ وَهُمْ ظَـٰلِمُونَ

Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.

QS 42. Asy Syuura:51

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلاَّ وَحْياً أَوْ مِن وَرَآءِى حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولاً فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَآءُ إِنَّهُ عَلِىٌّ حَكِيمٌ

Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir[Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Musa a.s] atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

QS 16. An Nahl:2

يُنَزِّلُ ٱلْمَلَـٰئِكَةَ بِٱلْرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوۤاْ أَنَّهُ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَ أَنَاْ فَٱتَّقُونِ

Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar