Senin, 15 April 2013

Israiliyyat (bag.4 dari 7)



Israiliyyat (الاء سرائيليات) secara lafad, merupakan bentuk jamak dari kata إ سرائيلية.[1] Israiliyyat diartikan sebagai cerita-cerita atau perkataaan yang dikisahkan dari sumber israily (إسرائلي).[2] Term israily dinisbatkan kepada Ya'qub ibn Ishaq ibn Ibrahim. Adapun Bani Israil, merupakan anak turun Nabi Ya'qub serta orang-orang berikutnya yang memiliki silsilah keturunan dengan beliau. Silsilah keturunan ini menyebar mulai zaman Nabi Ya'qub, Nabi Musa, Nabi Isa, dan sampai pada masa Nabi Muhammad SAW. Sejak dahulu kala, orang-orang ini dikenal dengan sebutan Yahudi (اليهود). Sedangkan orang-orang yang beriman kepada Nabi Isa AS dikenal dengan istilah Nasrani (النصارى). Sementara itu orang-orang yang beriman kepada sang Nabi penutup (yang menjadi penutup para Nabi), yaitu Nabi agung Muhammad SAW, dinamakan Muslim Ahl al-Kitab.[3]
Dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang menyebut dan bercerita tentang keberadaaan Bani Israil misalnya surat al-Maidah ayat 78:
لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ بَنِي اِسْرَائِيْلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَوَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَالِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَا نُوْا يَعْتَدُوْنَ
Artinya; "telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan (kaum) Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu disebabkan karena mereka telah durhaka dan melampaui batas".

Disebutkan juga dalam surat al-Isra ayat 4:

وَقَضَيْنَا اِلَى بَنِي اَسْرَائِيْلَ فِى الْكِتَابِ لَتُفْسِدُ نَّ فِى الْاَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنّّ عُلُوًّا كَبِيْرًا
Artinya;"telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu; Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di mukan bumi ini dua kali, pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar".

Juga dalam surat an-Naml ayat 76:
اِنَّّ هَذَااْلقُرْاَنَ يَقُصُّ عَلَى بَنِي اِسْرَائِيْلَ اَكْثَرُالَّذِيْنَ هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
Artinya: "sesungguhnya al-Quran ini menjelaskan kepada Bani Israil, sebagian besar dari (perkataan-perkataan) yang mereka berselisih tentangnya".

Dalam sejarahnya Bani Israil memiliki beberapa kitab, diantaranya sebagaimana yang telah disebutkan dalam al-Quran surat Ali Imran 1-4.
Taurat adalah kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa, tentunya sebelum mengalami perubahan dan penggantian. Disamping Taurat yang tersurat dalam bentuk tulisan, orang Yahudi juga memiliki Talmud yang di riwayatkan secara tersirat dari mulut ke mulut (Taurat yang dinukil dari mulut ke mulut).  Kitab ini berisikan kumpulan kaidah-kaidah, nasihat, syariat agama, serta akhlak yang di dalamnya terkandung tafsir, penjelasan yang diriwayatkan melalui lisan ke lisan. Selain kitab ini, juga terdapat Injil yang dturunkan kepada Nabi Isa, kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud, serta beberapa naskah-nakah para Nabi terdahulu yang datang setelah Nabi Musa.[4]
Perkataan Israiliyyat pada mulanya dipahami sebagai kisah-kisah yang diriwayatkan dari sumber Yahudi. Namun sejalan dengan berputarnya waktu serta kasus-kasus yang berkembang, Israiliyyat oleh ulama tafsir dan hadith diartikan secara lebih luas daripada itu. Sehingga definisi Israiliyyat mencakup semua cerita-cerita lama yang masuk ke dalam tafsir dan hadith yang bersumber dari Yahudi dan Nasrani ataupun selain dari keduanya. Bahkan sebagain ulama tafsir dan hadith memperluas makna Israiliyyat dengan cerita-cerita yang dimasukkan oleh musuh-musuh Islam, baik yang datang dari Yahudi ataupun sumber lainnya. Dari sini cerita-cerita baru yang bersumber dari musuh-musuh Islam yang berniat buruk ingin merusak akidah Islam melalui ranah kajian tafsir dan hadith, juga menjadi cakupan Israiliyyat.[5] Cerita itu seperti kisah Gharaniq, kisah Zainab ibn Jahsi, dan lain sebagainya. Kisah Gharaniq sebagai contohnya, telah diriwayatkan oleh beberapa orang mufassir dengan  riwayat yang berbeda-beda. Diantaranya oleh Ibn Katsir dalam tafsirnya beliau meriwayatkan Dari Sa'id Ibn Jubair, Ia berkata; Rasulullah ketika di Mekkah membaca surat an-Najm. Lalu ketika sampai pada ayat yang artinya; "Maka apakah kami patut (hai orang-orang musyrik) menganggap al-Latta dan al-Uzza serta Manah yang ketiganya kemudian dianggap sebagai anak perempuan Allah".  Berkata Sa'id Ibn Jubair; lalu setan menyampaikan terhadap ucapan Nabi (menjawab), "itulah Gharaniq al-Ula, sesungguhnya pertolongan mereka sangat diharapkan". Ibn Katsir menetapkan bahwa kisah ini telah diriwayatkan dengan berbagai macam riwayat, yang kesemuanya adalah Mursal. Ia berkata: "aku tidak melihat riwayat-riwayat itu bersumber pada cara yang sahih". Imam al-Alusi dalam kitab tafsirnya juga menggaris bawahi bahwa kisah Gharaniq ini telah diriwayatkan dari sumber yang lemah.[6]
Orang Yahudi adalah Ahl al-Kitab yang banyak  bergaul dengan orang Islam. peradabannya lebih tinggi dibanding dengan yang lainnya. Demikian pula tipu daya yang digunakan untuk menghancurkan Islam. Abdullah Ibn Saba salah satu tokohnya (tokoh penyebar fitnah dan kesesatan). Dibelakang orang Yahudi juga masih banyak orang-orang yang saling membantu dalam menghancurkan Islam. Mereka menyebarluaskan cerita tentang keadaan keluarga Nabi (ahl al-Bait) dengan fitnah dan maksud jahat agar mereka dapat bergerak ditengah-tengah kaum Muslimin. Mereka juga berusaha menghancurkan kesucian akidah kaum Muslimin. Dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 82,[7] mereka digambarkan sebagai kaum yang sangat benci dan selalu memusuhi Islam serta kaum Muslimin. Mereka itu pada umumnya mempunyai andil yang besar dalam memasukkan cerita Israiliyyat ke dalam tafsir dan hadith Rasulullah SAW.  Atas dasar itu, (atas andil orang Yahudi yang besar dalam memasukkan cerita Israiliyyat ke dalam tafsir dan hadith) maka kata Israiliyyat sering dinisbahkan kepada kaum Yahudi.

Baca Kelanjutannya

[1] Muhammad ibn Muhammad Abu Suhbah, al-Israiliyyat wa al-Maudhu'at, (Mesir; al-Amirah, 1973) hal 21
[2] Muhammad Sayid Husain al-Dzahabi, al-Israiliyyat fi al-Tafsir wa al-Hadith, (Mesir: Majmu' al-Buhuts al Islamiy, 1987) hal 22
[3] Abu Suhbah, al-Israiliyyat wa al-Maudhu'at, hal 21
[4] Ibid, hal 22
[5] Al-Dzahabi, al-Israiliyyat fi al-Tafsir wa al-Hadith, hal 23
[6] Ahmad syadzali, Ulum al-Quran, (Bandung; Pustaka Setia, 1997) hal 240
[7] لتجدن اشدالناس عداوةللذين امنوااليهودوالذين اشركوا

Tidak ada komentar:

Posting Komentar