Kamis, 07 Juni 2012

Dasar Hukum Berdakwah

Dakwah merupakan kewajiban bagi setiap Mukmin ...
Namun, dakwah dilakukan dng cara yang bijaksana dan dng hikmah ...
Sehingga, manusia tidak tersinggung ataupun antipati terhadap seruan pendakwah ...

Perbaikilah kemungkaran dng tanganmu selagi bisa, atau dengan lisanmu atau dng tulisan ...
Namun, tetap dng cara yang bijaksana dan dng hikmah ...
Andaikata mereka menolak dan mendustakan bahkan mengingkarinya ...
Tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka ...
Akan tetapi kewajiban mereka ialah mengingatkan agar mereka bertakwa juga ...

Tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama Islam sebagai main-main dan senda gurau ...
Main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh ...
Dan mereka telah ditipu oleh kehidupan DUNIA ...


Peringatkanlah mereka dengan AL QUR'AN agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri ...
Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah ...
Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya ... Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka ...
Bagi mereka disediakan minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran dan pengingkaran mereka dahulu ...
Alangkah menyedihkan akhir bagi orang2 yg ingkar dan banyak melakukan dosa juga kerusakan ...

Karena itu ...
Dirikanlah Sholat, dan bertakwalah kepada Allah, Tuhan Semesta Alam ...
Mintalah pengampunan pada sepertiga malam terakhir, dengan Sholat Tahajjud dan Witir ...
Insya Allah, kita dimasukkan kedalam golongan hambaNya yg beruntung ...

QS 6. Al An'aam:69-70

وَمَا عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِم مِّن شَىْءٍ وَلَـٰكِن ذِكْرَىٰ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
وَذَرِ الَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ دِينَهُمْ لَعِباً وَلَهْواً وَغَرَّتْهُمُ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَن تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِىٌّ وَلاَ شَفِيعٌ وَإِن تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لاَّ يُؤْخَذْ مِنْهَآ أُوْلَـٰئِكَ ٱلَّذِينَ أُبْسِلُواْ بِمَا كَسَبُواْ لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُواْ يَكْفُرُونَ

"Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikitpun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa. "

"Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama[agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya dengan sungguh-sungguh] mereka sebagai main-main dan senda gurau[Arti menjadikan agama sebagai main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh], dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir] selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu. "

 Sebagai pengemban risalah Islam, Nabi saw. berdakwah di tengah-tengah masyarakat dengan metode penyampaian dakwah yang khas:
(1) Dengan hikmah (bil hikmah), yaitu dengan kata-kata yang tegas dan benar, yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil;
(2) Dengan nasihat yang baik (al-maw’izhah al-hasanah);
(3) Dengan membantah orang-orang yang menentang beliau dengan argumentasi yang jauh lebih baik (jadilhum billati hiya ahsan). Inilah yang Allah SWT gambarkan dalam al-Quran:

اُدْعُ اِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهَوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sungguh Tuhanmu, Dialah Yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat  dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (QS an-Nahl [16]: 125).

Bahkan dengan dakwah yang baik, mereka yang memusuhi beliau bisa berubah menjadi teman setia. Allah SWT berfirman:

وَلاَ تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلاَ السَّيِّئَةُ اِدْفَعْ بِالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ

Tidak sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik. Lalu tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia (QS Fushshilat [41]: 34).

Keberhasilan dakwah Nabi Muhammad saw. tentu ditunjang oleh kepribadian beliau yang sangat mulia antara lain: selalu bersikap lemah-lembut; senantiasa memaafkan kesalahan pihak lain selama kesalahan itu terkait pribadi beliau; biasa memintakan ampunan kepada Allah SWT atas dosa dan kesalahan orang lain; selalu mengajak bermusyawarah dengan para sahabat beliau dalam urusan dunia dan beliau selalu konsekuen memegang hasil keputusan musyawarah; jika beliau ingin melakukan sesuatu, beliau selalu bertawakal kepada Allah SWT (Lihat: QS Ali Imran [3]: 159).


"ORANG BAIK" ITU BANYAK TEMAN,  TETAPI "PENYERU KEBAIKAN" AKAN BANYAK MUSUH
 Imam Ibnu Qudamah pernah ditanya, "Apa bedanya Orang Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)?"

Beliau menjawab:
 *الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.*

1.Orang Baik (Shalih), melakukan kebaikan untuk dirinya, sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain.

*الصالح  تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس .*

2. Orang Baik, dicintai manusia, Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia.

Beliau ditanya lagi oleh muridnya, "Kenapa demikian?"

Jawabnya:
*الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه  لأنه صالح .*

Rasulullah sebelum diutus sebagai Rasul, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik.

*ولكن لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.*

Namun ketika Allah ta'ala mengutus nya sebagai Penyeru Kebaikan, kaum nya langsung memusuhinya dengan menggelarinya sebagai Tukang sihir, Pendusta, Gila, dll.

Ibnu Qudamah kemudian menambah kan:
 *لأن المصلح يصطدم بصخرة*
*أهواء من يريد أن يصلح من فسادهم*

Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan.

Itulah sebabnya kenapa Luqman al Hakim menasihati anaknya agar BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan. Disebutkan dalam Al Quran:

*يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك.*

"(Lukman berkata) Hai anakku tegakkan shalat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabar lah atas apa yang menimpamu."

Berkata Ahlul Ilmi:

*مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين.*

"Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan orang baik (yang tidak menyerukan kebaikkan)."

Sesungguhnya melalui penyeru kebaikan itulah, Allah menjaga umat ini. Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri
--------------------

Berdakwah wajib dilakukan oleh sebagian Mukmin, dimana kalau sebagian Mukmin sdh melakukan (dakwah) maka semua mukmin bebas dari dosa.
Berdakwah pasti ada resikonya, baik resiko kegagalan ataupun keberhasilan:

>> Resiko kegagalan:
1. Dicuekin
2. Disindir, misal 'loe aja blm baik spt Nabi, tp omongan lu sdh kayak Nabi' dan 'uruslah dirimu dan keluargamu sj, jng urusi kami, emangnya loe ini ahli Surga?'
3. Diboikot
4. Dikucilkan
Kesimpulan: Semua mengandung kebaikan bagi pendakwah, klo ia bersabar ...

>> Resiko keberhasilan
1. Menjadi banyak orang yg ke Masjid, shg pendakwah yg biasanya santai, skrng harus berpagi2an ke Masjid, spy dpt shof 1 -> mengurangi waktu unt dunia
2. Masjid menjadi ramai dng jamaah yg baca Al Quran, shg pendakwah harus lebih banyak dan lebih baik bacaannya drpd mereka -> mengurangi waktu unt dunia
3. Jamaah menjadi semakin banyak yg ikut pengajian, berarti pendakwah jg hrs lebih tekun mengikuti pengajian -> mengurangi waktu unt dunia
4. Jika pendakwah lebih memilih dunia, dan keberatan unt mengurangi waktu unt dunia, yg tentunya ibadahnya tidak lebih baik dari orang yg menerima dakwahnya, bisa-bisa pendakwah tersebut termasuk golongan orang2 yg munafik.
Kesimpulan: Semua mengandung kebaikan bagi pendakwah, kalau ia bersabar dan mau melakukan perbaikan diri ...
--------------------

Silahkan Baca Juga: Mengapa kita harus Mengajak kebaikan dan Mencegah kemungkaran ?    DAN    Larangan Meminta Upah dalam Berdakwah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar