QS 4. An Nisaa':120
يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمْ ٱلشَّيْطَـٰنُ إِلاَّ غُرُوراً
"Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka."
Dalam suatu hadits, bersabda Nabi saw. : “Sesuatu
yang paling mengkhawatirkan dan aku khawatir atas kamu adalah dua hal : Panjang
angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Dan sesungguhnya panjang angan-angan
membuat lupa kepada akhirat, sedang mengikuti hawa nafsu akan menghalangi dari
kebenaran”.
Nabi Adam as memberi wasiat kepada anaknya Syits as dengan
1. Katakanlah kepada anak-anakmu: “ Janganlah kamu tenang
kepada dunia, karena aku pernah tenang dengan surga yang abadi, tetapi lalu
Allah mengeluarkan aku dari sana
“.
2. “Janganlah kamu bertindak menurut kesenangan
perempuan-perempuan, karena aku pernah bertindak menurut kesenangan isteriku
dan aku makan syajarah, lalu penyesalan menyusulku”.
3. “Setiap perbuatan yang kamu menghendakinya
perhatikanlah akibatnya, karena aku seandainya memperhatikan sesuatu hal
(akibatnya), tentu tidak menimpaku apa yang menimpaku itu (dikeluarkan dari
Surga) “.
4. “Apabila hatimu terguncang terhadap sesuatu (tertarik
terhadap sesuatu yang diharamkan Allah), maka jauhilah. Karena aku ketika makan syajarah tergoncanglah
hatiku, tetapi aku tidak mau kembali. Maka penyesalan menyusulku”.
5. “Musyawarahlah di dalam segala hal (dengan orang-orang
yang benar-benar baik), karena aku apabila bermusyawarah dengan para Malaikat,
tentu tidak menimpaku apa yang telah menimpaku itu (dikeluarkan dari Surga)”.
Dalam suatu hadits dikatakan kepada sahabat-sahabat Nabi SAW. : “Apakah kalian semua menghendaki Surga ?”. Mereka menjawab :” Ya, ya Rasululloh”. Beliau bersabda : “Pendekkanlah angan-angan dan malulah kepada Allah dengan sepenuh malu “. Mereka berkata :” Semua dari kami malu kepada Allah swt “. Bersabdalah beliau, “Bukan itu yang disebut malu. Tetapi malu kepada Allah swt ialah kamu mengingat kuburan dan binasa, dan menjaga perut beserta isinya, dan kepala beserta yang dikandungnya. “ Orang yang menginginkan kemuliaan akhirat akan meninggalkan perhiasan dunia. Disanalah kemaluan seorang hamba kepada Allah dengan sepenuh rasa malu akan muncul, dan dengan dia pula seorang hamba memperoleh kesayangan Allah swt ”.
Dalam hadits lainnya :” Keshalehan permulaan umat ini berkat mengasingkan duniawi dan yakin, sedang kebinasaan terakhir umat ini akibat kebakhilan (pelit) dan panjang angan-angan “.
Dari Abi Sa’id Al-Khudri dia berkata : “Usamah bin
Zaid membeli dari Zaid bin Tsabit budak walidah dengan harga seratus dinar
dengan ditangguhkan pembayarannya sampai sebulan (hutang). Lalu aku mendengar
Rasululloh saw bersabda: “Tidakkah kamu merasa heran terhadap Usamah yang
membeli sampai sebulan (menangguhkan pembayaran sampai sebulan) ?. Sesungguhnya
Usamah sungguh orang panjang angan-angan. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam
kekuasaanNya, tidak pernah memandang kedua mataku kecuali aku selalu menyangka
bahwa kedua tepi pelupuk mataku tidak akan bertemu, sehingga Allah mencabut
nyawaku sebelumnya. Tidak pernah aku mengangkat pemandanganku lalu aku
menyangka bahwa sesungguhnya aku akan meletakkannya sehingga aku dicabut. Dan
tidak pernah aku menyuap sebuah suapan-pun kecuali aku menyangka bahwa
sesungguhnya aku tidak akan menelannya sehingga aku tercekik dengannya sampai
mati “. Kemudian beliau bersabda : “Wahai anak cucu Adam, kalau kamu dapat
berpikir maka hitunglah dirimu di antara orang-orang mati. Demi Tuhan yang
jiwaku berada dalam kekuasaanNya, sesungguhnya apa yang dijanjikan kapada kamu
tentu akan datang dan tidaklah kamu dapat membuat lemah (semua yang dijanjikan Allah
kepada hambaNya yang beriman pasti datang dan tidak mungkin dapat dihentikan
oleh siapapun) “.
Suatu ketika Nabi Isa as sedang duduk, sedang seorang yang sudah sangat tua bekerja dengan cangkul, mengolah tanah dengannya . berkatalah Isa as : “Ya Allah, cabutlah darinya angan-angan”. Orang tua itu lalu meletakkan cangkul dan bertiduran. Dia (Nabi Isa) berdiam diri sesaat. Isa berkata lagi “Ya Allah, kembalikanlah angan-angan padanya”. Berdirilah orang tua itu dan mulai bekerja. Bertanyalah Isa kepadanya tentang semua itu. Dia menjawab : “Pada saat aku bekerja, tiba-tiba berkatalah hatiku pada diriku sendiri :”Sampai kapan engkau harus bekerja, sedang engkau adalah orang tua yang sangat lanjut “. Maka aku melemparkan cangkul dan bertiduran. Kemudian berkata lagi hatiku pada diriku sendiri : “Demi Allah, tidak boleh bagimu tidak bekerja, selama engkau masih tetap hidup “. Maka berdirilah aku dan mengambil cangkulku.
(Mukasyafatul Qulub)
--------------------
Silahkan membaca juga: http://tausyiahaditya.blogspot.com/2012/10/ingin-masuk-surga-jangan-berangan2-saja.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar