Akhir-akhir ini ada sebagian yang mengaku mukmin, namun malah mengolok-olok ayat Alquran.
Dikatakan ayat Alquran tersebut sudah tidak berlaku lagi, dan sudah kadaluarsa ...
Ia merasa memiliki ilmu yang sangat banyak tentang ayat itu, dengan ilmunya itu ia menganggap Ayat tersebut sudah tidak cocok dan tidak berlaku lagi pada jaman ini ...
Atau mereka akan mengatakan kalau Alquran telah ketinggalan jaman, tidak cocok untuk jaman "modern" seperti sekarang ini, ayat itu hanyalah dongengan orang2 dahulu ...
QS. 16. An Nahl
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ ۙ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
Dengan beraninya ia mengatakan itu, seolah-olah dia lebih pandai dari Nabi SAW atau bahkan merasa lebih pandai dari Allah ...???
Na udzubillahi min dzalika ...
Subhanallah, Allahu akbar ...
Na udzubillahi min dzalika ...
Subhanallah, Allahu akbar ...
Surat An-Nahl Ayat 25
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ
"(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu"
Tidak semua memang, namun seiring dengan perkembangan jaman, berkembangnya ilmu modern dan berkembangnya arah kehidupan kearah teknologi modern, menjadikan cara berpikir mereka yang juga berubah ...
Tidak semua, namun tetap ada diantara para "ilmuwan", atau "ulama" yang mengaku beriman dan juga mengaku berilmu ...
QS. 45. Al Jaatsiyah:
وَإِذَا عَلِمَ مِنْ آيَاتِنَا شَيْئًا اتَّخَذَهَا هُزُوًا ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
9. Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang memperoleh azab yang menghinakan.
Kalau dahulu seseorang harus berdoa jika ingin menurunkan hujan, sekarang dengan teknologi manusia, mereka bisa menolak, meramal, ataupun dapat pula mendatangkan hujan ...
Tidak perlu susah2 meminta kepada Allah, cukup dengan teknologi yang canggih, semua bisa dilakukan ...
Ngapain meminta kepada Allah, kalau dengan teknologi sudah bisa dilakukan ...?
Itulah teknologi, yang bisa menjadikan manusia diberi petunjuk atau malah disesatkanNya, sesesat-sesatnya ...
Faktor gemerlap dunia juga berpengaruh ...
Dengan harta, apa yang tidak bisa dilakukan dijaman ini ...?
Akhirnya ada yang menjual agamaNya, ilmuNya dan cahayaNya untuk harta dunia ini ...
Mereka merasa hebat dan tidak takut kepada Allah ...
Mereka menganggap harta, dan teknologi bisa menjadikannya kekal dan hebat di dunia ini
...
Kalau sudah begini, takutlah kepada Allah akan AdzabNya yang sangat dahsyat ...
Surat Al-Baqarah Ayat 257 (Dengarkan Bacaan)
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."
Sesungguhnya dengan ilmu ---> Allah akan mengeluarkan orang-orang yang beriman dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).
Dan sebaliknya, bagi orang-orang kafir (atau yang mengaku beriman tapi sebenarnya ingkar), Allah mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan (kekafiran), hingga mereka layak menjadi penghuni Neraka dan kekal didalamnya ...
Mengapa dengan ilmu, Allah malah mengeluarkan mereka dari cahaya petunjuk kepada kekafiran? jawabannya adalah:
QS. 45. Al Jaatsiyah:
ذَٰلِكُمْ بِأَنَّكُمُ اتَّخَذْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا وَغَرَّتْكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ لَا يُخْرَجُونَ مِنْهَا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ
35. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari Neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat.
Bertaubatlah sebelum TERLAMBAT: http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2017/03/taubat-yang-diterima-dan-yang-ditolak.html
Jangan sampai taubat anda ditolak, atau bahkan anda sudah tidak mampu lagi untuk bertobat, dikarenakan Allah telah mengunci mati hati anda, karena perbuatan anda yang sudah sangat keterlaluan, seperti dijelaskan dalam ayat-ayat ini ...
Surat At-Taubah Ayat 66
لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ ۚ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ
"Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa."
Surat Al-Munafiqun Ayat 3
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ
"Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti."
Subhanallah, Allahu akbar ...
Beberapa tahapan mengolok2 dan mengabaikan Al Quran:
1. Meragukan hukum2 dalam Al Quran bahkan meremehkan dan menghinanya dengan mengatakan sudah tidak relevan/ketinggalan jaman.
2. Meremehkan amalan "minimalis" seorang mukmin, yakni:
a. Meremehkan amalan sholat Fardlu berjamaah di Masjid. Bahkan dianggapnya sebagai teroris atau calon teroris.
b. Meremehkan zakat.
c. Meremehkan puasa di bulan Romadlon. Bahkan menghina dan melecehkannya dengan terang2an makan-minum dimuka umum disiang hari, padahal dia sendiri tidak sedang udzur.
d. Meremehkan ibadah haji, bahkan mengatakan ditipu oleh orang Arab dengan semakin memperkaya mereka.
3. Meremehkan Jihad fii Sabilillah, dengan membelokkan makna jihad yang diidentikkan dengan aksi terorisme. Bahkan dibuat opini, kalau jihad itu harus dihapus dari Al Quran.
Mereka beranggapan atau malah menganggap kalau jihad itu identik dengan aksi terorisme, sehingga wajib dihapuskan dari Al Quran. Padahal makna jihad yang sebenarnya adalah suatu usaha yang kuat dan dengan sungguh-sungguh untuk menghasilkan sesuatu yang diridai Allah SWT.
Sekarang, apakah aksi terorisme itu diridloi Allah SWT? Tentu tidak.
Aksi terorisme itu bukan jihad namun "jahat".
Kalau sudah demikian (penjelasan diatas) adakah alasan bagi Allah untuk tidak menarik (mengangkat) kembali Al Quran?
Karena itu jagalah Al Quran, sekuat dan sebisa Anda, wahai orang mukmin ...
Siapakah yang menjaga Al Quran?
Allah, RasulNya, MalaikatNya dan hamba2Nya yang beriman dan sholih.
Andaikan sudah tidak ada dari kalangan manusia yang menjaganya (Al Quran) maka Allah sendiri yg menjaganya dengan menarik kembali (diangkat) Al Quran kepadaNya.
Sehingga tidak akan tersisa satu ayat pun di muka bumi. Al Qur’an akan hilang dari ingatan manusia dan lembaran-lembaran mushaf Al Qur’an pun akan kosong. Peristiwa ini akan terjadi ketika ajaran Islam memudar secara perlahan hingga puncaknya, ritual ibadah seperti shalat, puasa, haji, dan sedekah tidak lagi dikenal orang, itulah saat hari kiamat, yakni Nasib Al Qur’an di Hari Kiamat.
Dicabut dan diangkatnya Al Quran dari Dunia ini
Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda tentang hukum shalat sambil membaca quran, “Islam akan pudar secara perlahan seperti pudarnya sulaman baju sehingga puasa, shalat, haji, dan sedekah tidak lagi dikenal. Al Qur’an juga akan diangkat dalam satu malam sehingga tidak ada satu ayat pun tersisa di muka bumi. Orang-orang lanjut usia yang tersisa dari umat manusia akan berkata “Kami mendapati orang-orang tua kami mengucapkan kalimat “Laa ilaha illallah” maka kami pun ikut mengucapkannya”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)
Ibnu Mas’ud menjelaskan bahwa ajaran agama yang pertama-tama hilang adalah amanah atau kejujuran, menyusul shalat, dan terakhir adalah Al Qur’an yang memiliki hukum, lalu meragukan isi al quran, bahkan tidak mempercayainya, sehingga dicabut dari muka bumi. Terkait dengan hal ini, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya,
“Bagaimana mungkin Al Qur’an akan dicabut dari manusia, sementara Allah telah menetapkannya didalam hati mereka dan mereka pun telah menuliskannya didalam mushaf?”
Ibnu Mas’ud menjawab “Pada suatu malam, Al Qur’an akan dihilangkan dari dalam hati atau ingatan dan akan dihapus dari dalam mushaf sehingga pada esok harinya orang-orang tidak lagi memilikinya sama sekali.” Setelah menyampaikan hal ini, Ibnu Mas’ud membaca firman Allah “Dan Sesungguhnya jika kami menghendaki, niscaya kami lenyapkan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap kami,” [QS. Al Israa’: 86] (HR. Ibnu Abi Syaibah)
Dengan demikian, jika kelak setelah Al Qur’an diangkat kembali ke langit maka tak ada lagi yang tersisa di muka bumi. Orang-orang yang memiliki hafalan Al Qur’an tak lagi memilikinya (hilang dari ingatannya), sementara kitab Al Qur’an yang penuh dengan tulisan Al Qur’an akan kosong (tak menyisakan satu huruf pun) di dalamnya. Wallahu a’lam.
Lalu bagaimana pengangkatan Al Qur’an itu terjadi?
Tak ada keterangan bagaimana Al Qur’an itu kembali, apakah satu per satu hurufnya ditarik oleh Allah ke langit ataukah kalimat per kalimat atau langsung seluruh surah Al Qur’an ditarik secara bersamaan. Wallahu a’lam.
Tidak ada keterangan yang menjelaskan proses pengangkatan itu. Tapi berdasarkan keterangan beberapa riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Al Qur’an itu diangkat ke langit di malam hari dan di pagi harinya seluruh Al Qur’an di muka bumi sudah menghilang.
Meski tak diketahui seperti apa pengangkatan Al Qur’an tapi sebuah riwayat dari Ibnu Umar menjelaskan bahwa pengangkatan Al Qur’an itu menimbulkan suara gemuruh yang terdengar di sekitar Arsy bagaikan suara kawanan lebah. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum Al Qur’an pulang kembali ke asalnya sehingga menimbulkan suara gemuruh di sekitar Arsy seperti suara lebah kemudian Allah subhanahu wa ta’ala bertanya ”Ada apa denganmu?” Al Qur’an menjawab “Dari-Mu aku keluar dan kepada-Mu aku kembali. Aku dibaca tapi tidak diamalkan.” Ketika itulah Al Qur’an diangkat ke haribaan Allah.” (HR. Dailami)
Setelah Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu menuturkan hadits tentang pengangkatan Al Qur’an di akhir zaman, orang-orang yang mendengarnya merasa heran lalu Shilah bin Zafar yang berada di tengah-tengah mereka bertanya “Wahai Hudzaifah, apa gunanya mereka mengucap kalimat “Laa ilaha illallah” sedangkan mereka tidak mengenal lagi apa itu puasa, haji, dan sedekah?”
mendengar pertanyaan ini Hudzaifah berpaling tak menjawab. Shilah pun mengulang kembali pertanyaan yang sama namun Hudzaifah tetap diam. Baru setelah diajukan tiga kali, Hudzaifah mengarahkan pandangannya kepada Shilah dan menjawab “Wahai Shilah, kalimat itu akan menyelamatkan mereka dari api neraka.” Hudzaifah menyebutkan tiga kali. (HR. Hakim)
Lalu kapan peristiwa itu akan terjadi?
Al Qurthubi menyebutkan bahwa peristiwa pengangkatan Al Qur’an ini terjadi saat keluarnya binatang aneh dari perut bumi. Binatang yang memberikan kesaksian bahwa manusia yang hidup pada saat itu tidak yakin pada ayat-ayat Allah. Hal ini dipahami dari tafsir surah An Naml ayat 82,
Surat An-Naml Ayat 82
۞ وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ
"Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (QS. An Naml: 82)
Kalimat “perkataan Telah jatuh/berlaku atas mereka” adalah matinya para ulama, hilangnya ilmu, dan diangkatnya Al Qur’an. Oleh karena itu, Ibnu Mas’ud berpesan banyak-banyaklah membaca Al Qur’an sebelum Al Qur’an diangkat ke tempat asalnya.
Baca Juga:
Ancaman bagi Peng-edit Al Quran
https://tausyiahaditya.blogspot.com/2012/06/ancaman-bagi-orang-yg-memalsukan-ayat2.html
Renungkanlah
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kita supaya selalu belajar dan mencari ilmu ...
Sesungguhnya ilmu itu cahaya terang yang menerangi ...
Semakin dipelajari, semakin teranglah jalan yg ditempuh ...
Sehingga idealnya, semakin berilmu, semakin tunduklah manusia itu kepada Sang Pencipta ...
Namun, beberapa manusia malah berlaku sebaliknya ...
Semakin berilmu, semakin sombonglah ia ...
Semakin berilmu, semakin ia tidak membutuhkan Allah ...
Semakin berilmu, semakin ia meremehkan orang lain atau bahkan Allah ...
Jika demikian, sia2-lah ia mencari ilmu ...
Ilmu itu tidak menjadikannya dekat kepada Allah ...
Malah menjadikannya semakin jauh dari Allah ...
Ilmu yang semestinya menjadi cahaya terang, malah dipadamkan cahayanya ...
Setiap kali cahaya dari ilmu memancar terang, setiap kali pula dipadamkannya ...
Dengan kesombongan, dan keangkuhan ...
Merasa tidak butuh Allah ...
Merasa bisa segalanya ...
Maka berilah mereka peringatan, karena sesungguhnya kita hanyalah orang yang memberi peringatan ...
Supaya mereka kembali kepada Allah ...
Sesungguhnya kewajiban Allah-lah menghisab mereka ...
Kewajiban kita hanya menyampaikan saja ...
Sesungguhnya ilmu itu cahaya terang yang menerangi ...
Semakin dipelajari, semakin teranglah jalan yg ditempuh ...
Sehingga idealnya, semakin berilmu, semakin tunduklah manusia itu kepada Sang Pencipta ...
Namun, beberapa manusia malah berlaku sebaliknya ...
Semakin berilmu, semakin sombonglah ia ...
Semakin berilmu, semakin ia tidak membutuhkan Allah ...
Semakin berilmu, semakin ia meremehkan orang lain atau bahkan Allah ...
Jika demikian, sia2-lah ia mencari ilmu ...
Ilmu itu tidak menjadikannya dekat kepada Allah ...
Malah menjadikannya semakin jauh dari Allah ...
Ilmu yang semestinya menjadi cahaya terang, malah dipadamkan cahayanya ...
Setiap kali cahaya dari ilmu memancar terang, setiap kali pula dipadamkannya ...
Dengan kesombongan, dan keangkuhan ...
Merasa tidak butuh Allah ...
Merasa bisa segalanya ...
Maka berilah mereka peringatan, karena sesungguhnya kita hanyalah orang yang memberi peringatan ...
Supaya mereka kembali kepada Allah ...
Sesungguhnya kewajiban Allah-lah menghisab mereka ...
Kewajiban kita hanya menyampaikan saja ...
Surat As-Saff Ayat 14 (Dengarkan Bacaan)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ ۖ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ ۖ فَآمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ ۖ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَىٰ عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar