Bab: Larangan Meminta-minta kepada Sesama Makhluq
Qutaibah dan Al Hujr menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami bahwa Ali berkata, "Syarik menceritakan kepada kami dengan maksud yang sama dari Hakim bin Jubair, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Yazid, dari ayahnya, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa meminta-minta kepada sesama orang sedangkan ia mempunyai harta yang cukup, maka pada hari Kiamat ia datang dan apa yang ia minta akan berwujud tamparan, garukan, atau cakaran pada mukanya". Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah SAW, berapa harta yang cukup itu? " Beliau bersabda, "Lima puluh Dirham atau emas yang seharga dengannya." ==sekitar Rp.1.640.000==
Shahih: Shahih Abu Daud(1438) dan Al Misykah (1847), Shahih Sunan Tirmidzi (650)
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Waki' memberitahukan kepada kami, Sufyan memberitahukan kepada kami dari Abdullah Malik bin Umar, dari Zaid bin Uqbah, dari Samurah bin Jundub, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya meminta-minta adalah suatu tamparan kepada muka sendiri, kecuali bila orang itu meminta-minta kepada penguasa atau dalam urusan yang diharuskan untuk meminta-minta'."
Shahih: Ta'liqur-Raghib (2/2), Shahih Sunan Tirmidzi (681)
Keterangan (ta'liq):
Termasuk dibolehkan meminta-minta adalah bagi pekerja yang meminta haknya(kepada juragan), setelah kewajibannya dipenuhi. Dan juga seorang istri yang meminta haknya kepada Suaminya.
Diriwayatkan dalam hadits lain dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Tidak boleh meminta-minta bagi orang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan sempurna (jasmani dan akal)."
Apabila orang itu mempunyai kekuatan namun dia orang yang membutuhkan dan dia tidak mempunyai apa-apa, kemudian ia diberi zakat, maka menurut para ulama, zakat itu sah (memenuhi syarat) bagi orang yang berzakat.
Suwaid menceritakan kepada kami, Abdullah mengabarkan kepada kami dari Yunus, dari AzZuhri, dari Urwah dan Ibnu Al Musayyab, bahwasanya Hakim bin Hizam mengatakan, "Aku meminta kepada Rasulullah SAW, dan beliau pun memberiku. Kemudian aku kembali meminta kepadanya, maka beliau pun memberiku. Lalu, aku kembali memintanya, dan beliau pun memberiku."
Beliau lantas bersabda, "Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini hijau (menarik) dan manis. Siapa saja yang meraihnya dengan jiwa yang lapang, maka harta itu akan diberkahi baginya. Siapa saja yang meraihnya dengan jiwa yang serakah, maka harta itu tidak akan diberkahi untuknya.
Orang seperti ini adalah seperti orang yang makan namun tidak pernah merasa kenyang. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah"
Hakim berkata, aku berkata, "Wahai Rasulullah, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan memohon sesuatu kepada siapa pun sepeninggalmu hingga aku meninggal dunia."
Abu Bakar lalu memanggil Hakim untuk mengambil haknya (berupa pemberian dari harta fa'i). Umar juga memanggilnya untuk memberikan haknya. Namun ia tidak mau menerima sesuatu pun dari pemberian itu. Umar lantas berkata. "Aku menjadi saksi bagi kalian wahai sekalian kaum muslimin terhadap diri Hakim. Aku telah menawarkan haknya dari harta fa'i ini, dan dia tidak mau menerimanya. Hakim tidak lagi pernah meminta-minta (bersandar) pada siapa pun setelah Rasulullah wafat hingga dirinya (Hakim) meninggal dunia".
Shahih: Shahih Sunan Tirmidzi(2463) dan Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah shahih".
Hannad menceritakan kepada kami. Waki' menceritakan kepada kami, dari ArRab'i bin Shabih, dari Yazid bin Aban -ArRaqasyi-, dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda. "Barangsiapa yang akhirat menjadi tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaannya ada dalam hatinya. Allah akan mengumpulkan segala urusannya, dan dunia pun datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Barangsiapa yang dunia menjadi tujuan (hidupnya), maka Allah akan menjadikan kefakiran itu dekat dengan kedua matanya dan memisahkan segala urusan-urusannya. Dunia pun tidak akan mendatanginya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya saja ".
Shahih: Ash-Shahihah (949-950), Shahih Sunan Tirmidzi(2465).
Muhammad bin Abdul A'la AshShan'ani menceritakan kepada kami, Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Yunus bin Ubaid, Hasan menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Samurah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Hai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, karena jika kekuasaan itu datang kepadamu dengan sebab permintaan, maka kamu —sendirian— menyelesaikannya, namun jika ia datang kepadamu dengan tanpa diminta, maka kamu pasti dibantu untuk menyelesaikannya. Jika kamu bersumpah atas suatu sumpah, lalu kamu melihat ada yang lebih baik darinya, maka lakukanlah yang lebih baik dan bayarlah kafarat untuk sumpahmu ".
Shahih: Al Irwa' (7/166, 8/228, 2601), Shahih Abu Daud (2601), Shahih Sunan Tirmidzi(1529) dan Muttafaq alaih.
Bolehnya Meminta karena Kebutuhan Dasar Yang Belum Terpenuhi (Terpaksa)
Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami. Abdullah bin Al Mubarak mengabarkan kepada kami, dari Ma'mar, dari Ibnu Syihab, dari Abdullah bin Abu Bakar bin Hazm, dari 'Urwah. dari Aisyah, ia berkata, "Seorang wanita bersama dua orang anak perempuannya masuk, kemudian ia meminta (sesuatu kepadaku), (namun) ia tidak mendapatkan apapun dari diriku kecuali sebutir kurma. Aku memberikan kurma itu kepadanya dan ia membaginya di antara dua orang anak perempuannya, sementara ia tidak memakan (sedikitpun). Ia kemudian berdiri dan keluar. Rasulullah kemudian masuk dan aku memberitahukan (hal itu) kepadanya. Beliau bersabda. 'Barangsiapa yang diberi cobaan dengan sesuatu dari anak-anak perempuan ini, niscaya mereka akan menjadi penghalang baginya dari api nereka'
Shahih: At-Ta'liq Ar Raghib (3/83), Shahih Sunan Tirmidzi (1915) dan Sahih Muslim
Beribadahlah, maka Kefakiranmu akan Lenyap
Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami, dari Imran bin Zaidah bin Nasyith, dari bapaknya, dari Abu Khalid Al Walibi, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Allah berfirman,' Wahai manusia, luangkanlah waktu untuk beribadah kepadaKu, niscaya Aku akan mengisi hatimu (dadamu) dengan kekayaan dan aku akan tutupi kefakiranmu. Jika kamu tidak beribadah, maka aku akan memenuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku tutupi kefakiranmu'."
Shahih: Ibnu Majah (4107), Shahih Sunan Tirmidzi(2466).
Anjuran untuk Bersedekah dan Larangan Meminta-minta
Muhammad bin Ismail menceritakan kepada kami. Abu Nu'aim menceritakan kepada kami, Ubadah bin Muslim menceritakan kepada kami, Yunus bin Khabbab menceritakan kepada kami, dari Sa'id AthTha'i Abu Al Bakhtari, ia berkata: Abu Kabsyah Al Annamari menceritakan kepadaku, ia perah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga macam yang aku bersumpah atasnya. Aku akan memberitahukan sebuah hadits kepada kalian, maka hafalkanlah!"
Beliau melanjutkan,
"[1]Tidak akan berkurang harta seseorang karena sedekah.
[2]Tidaklah seseorang dizhalimi dengan suatu perbuatan zhalim, lalu ia bersabar atas kezhaliman tersebut, malainkan Allah akan menambahkan kemuliaan pada dirinya.
[3]Tidaklah seseorang membukakan pintu meminta-minta, melainkan Allah akan membukakan baginya pintu kefakiran —atau dengan redaksi kalimat yang serupa dengan ini—.
Aku akan memberitahukan sebuah hadits kepada kalian, maka hafalkanlah!"
Beliau melanjutkan, "Sesungguhnya dunia itu untuk empat macam orang, yaitu:
[1]Seorang hamba yang diberi rezeki oleh Allah berupa harta dan ilmu, lalu ia bertakwa dengannya kepada Rabbnya dan terus menjalin hubungan silaturahim, serta menyadari bahwa ada hak Allah pada rezekinya itu. Ini adalah derajat (kedudukan) yang paling utama.
[2]Kemudian seorang hamba yang dikaruniai ilmu pengetahuan namun tidak dikaruniai harta. Lalu, dengan niat yang benar (tulus) dia berkata, 'Seandainya aku memiliki harta, maka aku akan melakukan amal (kebaikan) seperti amal yang dilakukan oleh si Fulan. Ia akan mendapat ganjaran (pahala) dengan niatnya itu. dan ganjaran keduanya (dirinya dengan si Fulan) sama.
[3]Kemudian, seorang hamba yang diberikan rezeki berupa harta oleh Allah namun tidak dikaruniai ilmu. Lalu dia membelanjakan hartanya itu tanpa menggunakan ilmu, tidak bertakwa kepada Rabbnya, dan tidak menyambung hubungan silaturahim, serta tidak menyadari bahwa ada hak Allah pada hartanya itu. Maka. orang seperti ini mendapatkan kedudukan (derajat) yang paling buruk.
[4]Kemudian, seorang hamba yang tidak diberikan rezeki berupa harta dan tidak dikaruniai ilmu oleh Allah. Lalu dia berkata, 'Seandainya aku memiliki harta maka aku akan melakukan amal perbuatan (dosa) seperti si Fulan.' Maka, dengan niatnya ini dia akan mendapatkan dosa, dan dosa keduanya (dirinya dan si Fulan) sama "
Shahih: Ibnu Majah (4228), Shahih Sunan Tirmidzi (2325).
Hannad menceritakan kepada kami, Abu Al Ahwash memberitahukan kepada kami dari Bayan bin Bisyr, dari Qais bin Abu Hazim, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya bila seseorang di antara kalian pergi pagi-pagi kemudian mengumpulkan kayu bakar (dan membawanya) di atas punggungnya, lantas bersedekah dari hasilnya itu serta tidak memerlukan orang, maka itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada seseorang, baik orang (yang dimintai) itu memberi atau tidak memberinya, karena sesungguhnya tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, dan mulailah dengan orang yang kamu tanggung'."
Shahih: Irwa Al Ghalil (834), Shahih Sunan Tirmidzi (680) dan Shahih Muslim
Pemimpin itu Harus Lebih Mengutamakan Rakyatnya daripada Dirinya Sendiri/keluarganya
Abdurrahim bin Hazim Al Balkhi menceritakan kepadaku dan ia mengatakan bahwa dirinya mendengar Al Makki bin Ibrahim berkata, "Kami sedang berada di rumah Ibnu Juraij, kemudian seorang peminta-minta datang dan meminta kepadanya. Ibnu Juraij kemudian berkata kepada bendaharanya, 'Berilah ia satu dinar!' Bendahara itu menjawab, 'Aku hanya punya satu dinar. Jika aku memberikan satu dinar ini kepadanya, niscaya engkau dan keluargamu akan kelaparan.' Ibnu Juraij marah dan berkata, 'Berikan (itu) kepadanya!'."
Haramnya Meminta kepada Orang yang Musyrik
Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami. dari Al Fudhail bin Abu Abdullah, dari Abdullah bin Niyar Al Aslami, dari Urwah, dari Aisyah, Sesungguhnya Rasulullah SAW keluar menuju Badar, hingga ketika berada di Harrah Al Wabarah, ada seorang lelaki musyrik —yang dikenal gagah berani— menyusulnya. Beliau kemudian bersabda kepada lelaki itu, "Bukankah engkau beriman kepada Allah dan rasulNya?" Lelaki itu menjawab, "Tidak". Beliau bersabda, "Kembalilah (engkau), (sebab) aku tidak akan pernah meminta bantuan kepada orang yang musyrik"
Shahih: Ibnu Majah (2832), Shahih Sunan Tirmidzi (1558) dan Muslim.
Bab: Dunia Itu Sangat Remeh/Hina, Mengapa Harus Meminta2 pada Makhluq?
Qutaibah menceritakan kepada kami. Abdul Hamid bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Abu Hazim. dari Sahal bin Sa'ad, ia berkata, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya dunia ini di sisi Allah sebanding (dengan) sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir meski hanya satu tetes air".
Shahih: Ash Shahihah (940) dan shahih sunan tirmidzi (2320).
Suwaid bin Nashr menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak mengabarkan kepada kami, dari Mujahid, dari Qais bin Abu Hazim, dari Mustaurid bin Syaddad, ia berkata, Saya pernah bersama rombongan yang sedang berhenti bersama Rasulullah di hadapan bangkai anak kambing. Rasulullah kemudian bertanya, "Apakah kalian berpendapat bahwa binatang ini hina bagi pemiliknya ketika ia melemparkannya (membuangnya)?" Mereka menjawab, "Karena kehinaannya itulah mereka melemparkannya (membuangnya), wahai Rasulullah". Beliau bersabda. "Dunia ini lebih hina dalam pandangan Allah daripada binatang ini dalam pandangan pemiliknya ".
Shahih: Ibnu Majah (4111) dan shahih sunan tirmidzi(2321).
Bab: Anjuran untuk Bersedekah dan Bukannya Meminta-minta
Abdullah bin Abu Ziyad Al Qathawani Al Kufi menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Musa memberitahukan kepada kami, Ghalib -ayah Bisyr- memberitahukan kepada kami dari Ayub bin A'idz AthThai, dari Qais bin Muslim, dari Thariq bin Syihab, dari Ka'ab bin Ujrah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda kepadaku, 'Aku meminta kepada Allah untuk melindungimu wahai Ka'ab bin Ujrah dari pemimpin setelah aku. Barangsiapa datang ke rumah mereka kemudian ia membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezhaliman mereka, maka ia tidak termasuk golonganku dan akupun tidak termasuk golongannya, dan ia tidak akan mendatangi telagaku. Barangsiapa datang ke rumah mereka atau ia tidak mendatanginya namun ia tidak membenarkan kebohongan mereka serta tidak membantu kezhaliman mereka, maka ia termasuk golonganku dan akupun termasuk golongannya, dan ia nanti akan mendatangi telagaku. Wahai Ka'ab bin Ujrah, Sholat adalah bukti, puasa adalah perisai yang kokoh, dan sedekah menghilangkan dosa sebagaimana air memadamkan api. Wahai Ka 'ab bin Ujrah! Sesungguhnya daging yang tumbuh dari makanan yang haram tidak akan berkembang kecuali api neraka lebih pantas untuk (melahap)nya'."
Shahih: Ta'liqur-Raghib (3/15 dan 150), Shahih Sunan Tirmidzi (614)
Keutamaan Sedekah
Qutaibah menceritakan kepada kami, Al Laits bin Sa'ad memberitahukan kepada kami dari Sa'id Al Maqburi, dari Sa'id bin Yasar, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah seseorang bersedekah dengan sesuatu yang baik dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik melainkan Dzat yang Maha Pemurah akan mengambil sedekah itu dengan tangan kananNya [berarti sedekah itu pasti diterimaNya]. Jika sedekah itu berupa satu butir kurma, maka ia akan berkembang (bertambah) pada peliharaan Dzat Yang Maha Pengasih, sehingga ia menjadi lebih besar dari gunung, sebagaimana salah seorang di antaramu memelihara anak kuda atau anak unta'."
Shahih: Zhilal Al Jamiah (633), Ta'liq Ar Raghib, lrwa Al Ghalil (886), shahih sunan tirmidzi (661) dan Muttafaq 'alaih
Bab: Meminta-minta itu Hanya kepada Allah
QS.1.Al Faatihah:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
5.Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Qutaibah menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Abdurrahman Al Iskandarani memberitahukan kepada kami dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia ketika telah berlalu sepertiga malam yang pertama. Lalu Allah berfirman, 'Akulah Raja. Barangsiapa berdoa kepadaKu, maka akan Aku kabulkan permintaannya, dan barangsiapa meminta ampun kepadaKu, maka akan Aku ampuni dia'.
Allah selalu berfirman begitu sampai Fajar terang. "
Shahih: Ibnu Majah (1366), Shahih Sunan Tirmidzi (446) dan Muttafaq 'alaih
Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Basyir Abu Ismail, dari Sayyar, dari Thariq bin Syihab, dari Abdullah bin Mas'ud. ia berkata: dia pernah mendengar Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang tertimpa kemiskinan lalu dia meminta pertolongan kepada manusia (dengan mengeluh dan minta-minta), maka kemiskinannya itu tidak akan ditutupi (ditolong). Siapa saja yang tertimpa kemiskinan lalu ia memohon kepada Allah, maka pasti Allah akan memberikan rezeki baginya, baik cepat ataupun lambat".
Shahih: namun dengan lafazh "mati dengan segera atau kaya dengan segera",
Shahih Abu Daud (1452), Shahih Sunan Tirmidzi (2326) dan AshShahihah (2787).
Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami, dari Zuhri, dari Atha' bin Yazid, dari Abu Sa'id, bahwa ada sekelompok orang Anshar yang meminta (sesuatu) kepada Nabi SAW, kemudian beliau memberikan (nya) kepada mereka. Mereka kemudian meminta (sesuatu) kepadanya, dan beliau pun memberikan(nya) kepada mereka. Beliau kemudian bersabda, "Harta yang ada padaku, aku tidak akan menyimpannya [sembunyikan] dari kalian. Barangsiapa yang meminta kecukupan, maka Allah akan mencukupinya. Barangsiapa yang meminta dipelihara dirinya, maka Allah akan memeliharanya. Barangsiapa yang meminta kesabaran, maka Allah akan memberinya kesabaran. Tidaklah seseorang diberikan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran ".
Shahih: At Ta'liq Ar Raghib (2/11); Shahih Abu Daud (1451), Shahih Sunan Tirmidzi (2024) dan Muttafaq alaih.
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami. Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami. dari Al A'masy, dari Khaitsamah, dari Al Hasan, dari Imran bin Hushain bahwasanya ia pernah melewati seseorang yang sedang membaca Al Qur'an kemudian ia meminta-minta. Maka, ia pun ber-istirja' (mengucapkan 'innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un'). Ia lalu berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa saja yang membaca Al Qur'an, maka hendaklah meminta kepada Allah dengan bacaannya itu. Sesungguhnya akan datang kaum yang membaca Al Qur'an namun mereka meminta-minta kepada manusia'."
Hasan: Ash-Shahihah (257), Shahih Sunan Tirmidzi (2917).
> Sungguh, Mintalah Hanya Kepada Allah!
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«يَدُ اللهِ مَلأَ َى ، لاَ تَغِيْضُهَا نَفَقَةٌ سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ» قَالَ : «أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُنْذُ خَلَقَ السَّمَاءَ وَاْلأَرْضَ ، فَإِنَّهُ لَـمْ يَغِضْ مَا فِـيْ يَدِهِ…»
Tangan Allah Azza wa Jalla penuh dan tidak berkurang oleh infak dan banyak memberi pada malam dan siang hari. Tahukah kalian apa yang telah Dia infakkan sejak Dia menciptakan langit dan bumi? Sesungguhnya itu semua tidak mengurangi apa yang ada di tangan-Nya.[Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 4684), Muslim (no. 993),at-Tirmidzi (no. 3045) dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلاَ يَقُلْ : اللَّـهُمَّ اغْفِرْ لِـيْ إِنْ شِئْتَ ، وَلَكِنْ لِيَعْزِمِ الْـمَسْأَلَةَ ، وَلْيُعَظِّمِ الرَّغْبَةَ ، فَإِنَّ اللهَ لاَ يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ أَعْطَاهُ
Jika salah seorang dari kalian berdoa, janganlah ia berkata, ‘Ya Allah Azza wa Jalla , ampunilah aku jika Engkau berkehendak,’ namun hendaklah ia serius dalam meminta dan memperbesar keinginan, karena Allah Azza wa Jalla tidaklah dimintai dengan serius dan sungguh-sungguh melainkan Dia memberinya.”[Shahih: HR. Muslim (no. 2679) dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِـي الدُّعَاءِ. وَلاَ يَقُلِ : اللَّـهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِـيْ ، فَإِنَّ اللهَ لاَ مُسْتَـكْرِهَ لَهُ
Apabila salah seorang dari kalian berdoa maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, janganlah ia mengatakan, ‘Ya Allah Azza wa Jalla , jika Engkau berkehendak, berikanlah kepadaku,’ Karena tidak ada yang memaksa Allah [Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 6338) dan Muslim (no. 2678) dari Anas bin Malik rahimahullah]
Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhuberkata, “Jika kalian berdoa kepada Allah Azza wa Jalla , tinggikan permintaan kalian, karena apa yang ada di sisi-Nya tidak bisa dikurangi oleh sesuatu apa pun.”
> Adab Berdoa
1. Memulai Doa dengan Memuji Allah dan Bershalawat Kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar ada orang yang berdoa dalam shalatnya dan dia tidak memuji Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bersabda, “Orang ini terburu-buru.” kemudian beliau bersabda,
إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميد ربه جل وعز والثناء عليه ثم ليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بما شاء
“Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
2. Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam. (HR. Muslim)
Dari Salman radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan beliau hasankan)
Cara mengangkat tangan:
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdoa, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya dan mengangkatnya setinggi wajahnya (wajah menghadap telapak tangan). (HR. Thabrani)
Catatan: Tidak boleh melihat ke atas ketika berdoa.
3. Khusyu’, Merendahkan Hati, dan Penuh Harap
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
Bab: Kalau Allah Maha Kaya, Apakah Kita hanya Berdoa lalu Rejeki Turun dari Langit atau Bagaimana?
> Sesungguhnya Allah Maha Kaya: Apakah kita hanya berdoa, lalu menunggu hujan Emas dari Langit?
QS.35. Faathir:
يٰأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ
15. Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu, namun Dialah yang memiliki segala sesuatu) lagi Maha Terpuji.
> Bukannya Menunggu Hujan Emas/Rejeki dari Langit, namun Berdoalah kemudian Berusahalah Sendiri dengan Usaha yang Semestinya!
QS.62. Al Jumu'ah:
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِى ٱلأَْرْضِ وَٱبْتَغُواْ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
10. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
-------------------------------
Ada yang Mengatakan:"Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah!" Kemudian ia Berlaku Seolah-olah dengan amalan tertentu ia pasti bisa melakukannya!
Jawabannya: Jika ia berbuat seperti itu, Siapakah Tuhannya? Allah ataukah ia? Kalau ia merasa sebagai hambaNya, tentunya ia tidak akan berbuat seperti itu. Ia akan berdoa kepada Allah, sedangkan keputusan tetap ia serahkan kepada Allah, dan ia bertawakkal kepada Allah juga ridlo terhadap segala keputusanNya ...
Ingatlah, kehendak Allah itu mutlak, tidak ada yang bisa mempengaruhiNya!
Dan sesungguhnya seorang mukmin itu hanya dibebani usaha dan doa, sedangkan hasil akhir hanyalah milik Allah ...
QS.48. Al Fath:
قُلْ فَمَن يَمْلِكُ لَكُمْ مِّنَ ٱللَّهِ شَيْئاً إِنْ أَرَادَ بِكُمْ ضَرّاً أَوْ أَرَادَ بِكُمْ نَفْعاً بَلْ كَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً
11. ...Katakanlah : "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Qutaibah dan Al Hujr menceritakan kepada kami, Syarik menceritakan kepada kami bahwa Ali berkata, "Syarik menceritakan kepada kami dengan maksud yang sama dari Hakim bin Jubair, dari Muhammad bin Abdurrahman bin Yazid, dari ayahnya, dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa meminta-minta kepada sesama orang sedangkan ia mempunyai harta yang cukup, maka pada hari Kiamat ia datang dan apa yang ia minta akan berwujud tamparan, garukan, atau cakaran pada mukanya". Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah SAW, berapa harta yang cukup itu? " Beliau bersabda, "Lima puluh Dirham atau emas yang seharga dengannya." ==sekitar Rp.1.640.000==
Shahih: Shahih Abu Daud(1438) dan Al Misykah (1847), Shahih Sunan Tirmidzi (650)
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami, Waki' memberitahukan kepada kami, Sufyan memberitahukan kepada kami dari Abdullah Malik bin Umar, dari Zaid bin Uqbah, dari Samurah bin Jundub, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya meminta-minta adalah suatu tamparan kepada muka sendiri, kecuali bila orang itu meminta-minta kepada penguasa atau dalam urusan yang diharuskan untuk meminta-minta'."
Shahih: Ta'liqur-Raghib (2/2), Shahih Sunan Tirmidzi (681)
Keterangan (ta'liq):
Termasuk dibolehkan meminta-minta adalah bagi pekerja yang meminta haknya(kepada juragan), setelah kewajibannya dipenuhi. Dan juga seorang istri yang meminta haknya kepada Suaminya.
Diriwayatkan dalam hadits lain dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Tidak boleh meminta-minta bagi orang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan sempurna (jasmani dan akal)."
Apabila orang itu mempunyai kekuatan namun dia orang yang membutuhkan dan dia tidak mempunyai apa-apa, kemudian ia diberi zakat, maka menurut para ulama, zakat itu sah (memenuhi syarat) bagi orang yang berzakat.
Suwaid menceritakan kepada kami, Abdullah mengabarkan kepada kami dari Yunus, dari AzZuhri, dari Urwah dan Ibnu Al Musayyab, bahwasanya Hakim bin Hizam mengatakan, "Aku meminta kepada Rasulullah SAW, dan beliau pun memberiku. Kemudian aku kembali meminta kepadanya, maka beliau pun memberiku. Lalu, aku kembali memintanya, dan beliau pun memberiku."
Beliau lantas bersabda, "Wahai Hakim, sesungguhnya harta ini hijau (menarik) dan manis. Siapa saja yang meraihnya dengan jiwa yang lapang, maka harta itu akan diberkahi baginya. Siapa saja yang meraihnya dengan jiwa yang serakah, maka harta itu tidak akan diberkahi untuknya.
Orang seperti ini adalah seperti orang yang makan namun tidak pernah merasa kenyang. Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah"
Hakim berkata, aku berkata, "Wahai Rasulullah, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak akan memohon sesuatu kepada siapa pun sepeninggalmu hingga aku meninggal dunia."
Abu Bakar lalu memanggil Hakim untuk mengambil haknya (berupa pemberian dari harta fa'i). Umar juga memanggilnya untuk memberikan haknya. Namun ia tidak mau menerima sesuatu pun dari pemberian itu. Umar lantas berkata. "Aku menjadi saksi bagi kalian wahai sekalian kaum muslimin terhadap diri Hakim. Aku telah menawarkan haknya dari harta fa'i ini, dan dia tidak mau menerimanya. Hakim tidak lagi pernah meminta-minta (bersandar) pada siapa pun setelah Rasulullah wafat hingga dirinya (Hakim) meninggal dunia".
Shahih: Shahih Sunan Tirmidzi(2463) dan Muttafaq alaih.
Abu Isa berkata, "Hadits ini adalah shahih".
Hannad menceritakan kepada kami. Waki' menceritakan kepada kami, dari ArRab'i bin Shabih, dari Yazid bin Aban -ArRaqasyi-, dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda. "Barangsiapa yang akhirat menjadi tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaannya ada dalam hatinya. Allah akan mengumpulkan segala urusannya, dan dunia pun datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Barangsiapa yang dunia menjadi tujuan (hidupnya), maka Allah akan menjadikan kefakiran itu dekat dengan kedua matanya dan memisahkan segala urusan-urusannya. Dunia pun tidak akan mendatanginya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya saja ".
Shahih: Ash-Shahihah (949-950), Shahih Sunan Tirmidzi(2465).
Muhammad bin Abdul A'la AshShan'ani menceritakan kepada kami, Mu'tamir bin Sulaiman menceritakan kepada kami dari Yunus bin Ubaid, Hasan menceritakan kepada kami dari Abdurrahman bin Samurah, dia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Hai Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, karena jika kekuasaan itu datang kepadamu dengan sebab permintaan, maka kamu —sendirian— menyelesaikannya, namun jika ia datang kepadamu dengan tanpa diminta, maka kamu pasti dibantu untuk menyelesaikannya. Jika kamu bersumpah atas suatu sumpah, lalu kamu melihat ada yang lebih baik darinya, maka lakukanlah yang lebih baik dan bayarlah kafarat untuk sumpahmu ".
Shahih: Al Irwa' (7/166, 8/228, 2601), Shahih Abu Daud (2601), Shahih Sunan Tirmidzi(1529) dan Muttafaq alaih.
Bolehnya Meminta karena Kebutuhan Dasar Yang Belum Terpenuhi (Terpaksa)
Ahmad bin Muhammad menceritakan kepada kami. Abdullah bin Al Mubarak mengabarkan kepada kami, dari Ma'mar, dari Ibnu Syihab, dari Abdullah bin Abu Bakar bin Hazm, dari 'Urwah. dari Aisyah, ia berkata, "Seorang wanita bersama dua orang anak perempuannya masuk, kemudian ia meminta (sesuatu kepadaku), (namun) ia tidak mendapatkan apapun dari diriku kecuali sebutir kurma. Aku memberikan kurma itu kepadanya dan ia membaginya di antara dua orang anak perempuannya, sementara ia tidak memakan (sedikitpun). Ia kemudian berdiri dan keluar. Rasulullah kemudian masuk dan aku memberitahukan (hal itu) kepadanya. Beliau bersabda. 'Barangsiapa yang diberi cobaan dengan sesuatu dari anak-anak perempuan ini, niscaya mereka akan menjadi penghalang baginya dari api nereka'
Shahih: At-Ta'liq Ar Raghib (3/83), Shahih Sunan Tirmidzi (1915) dan Sahih Muslim
Beribadahlah, maka Kefakiranmu akan Lenyap
Ali bin Khasyram menceritakan kepada kami, Isa bin Yunus mengabarkan kepada kami, dari Imran bin Zaidah bin Nasyith, dari bapaknya, dari Abu Khalid Al Walibi, dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Allah berfirman,' Wahai manusia, luangkanlah waktu untuk beribadah kepadaKu, niscaya Aku akan mengisi hatimu (dadamu) dengan kekayaan dan aku akan tutupi kefakiranmu. Jika kamu tidak beribadah, maka aku akan memenuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku tutupi kefakiranmu'."
Shahih: Ibnu Majah (4107), Shahih Sunan Tirmidzi(2466).
Muhammad bin Ismail menceritakan kepada kami. Abu Nu'aim menceritakan kepada kami, Ubadah bin Muslim menceritakan kepada kami, Yunus bin Khabbab menceritakan kepada kami, dari Sa'id AthTha'i Abu Al Bakhtari, ia berkata: Abu Kabsyah Al Annamari menceritakan kepadaku, ia perah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Ada tiga macam yang aku bersumpah atasnya. Aku akan memberitahukan sebuah hadits kepada kalian, maka hafalkanlah!"
Beliau melanjutkan,
"[1]Tidak akan berkurang harta seseorang karena sedekah.
[2]Tidaklah seseorang dizhalimi dengan suatu perbuatan zhalim, lalu ia bersabar atas kezhaliman tersebut, malainkan Allah akan menambahkan kemuliaan pada dirinya.
[3]Tidaklah seseorang membukakan pintu meminta-minta, melainkan Allah akan membukakan baginya pintu kefakiran —atau dengan redaksi kalimat yang serupa dengan ini—.
Aku akan memberitahukan sebuah hadits kepada kalian, maka hafalkanlah!"
Beliau melanjutkan, "Sesungguhnya dunia itu untuk empat macam orang, yaitu:
[1]Seorang hamba yang diberi rezeki oleh Allah berupa harta dan ilmu, lalu ia bertakwa dengannya kepada Rabbnya dan terus menjalin hubungan silaturahim, serta menyadari bahwa ada hak Allah pada rezekinya itu. Ini adalah derajat (kedudukan) yang paling utama.
[2]Kemudian seorang hamba yang dikaruniai ilmu pengetahuan namun tidak dikaruniai harta. Lalu, dengan niat yang benar (tulus) dia berkata, 'Seandainya aku memiliki harta, maka aku akan melakukan amal (kebaikan) seperti amal yang dilakukan oleh si Fulan. Ia akan mendapat ganjaran (pahala) dengan niatnya itu. dan ganjaran keduanya (dirinya dengan si Fulan) sama.
[3]Kemudian, seorang hamba yang diberikan rezeki berupa harta oleh Allah namun tidak dikaruniai ilmu. Lalu dia membelanjakan hartanya itu tanpa menggunakan ilmu, tidak bertakwa kepada Rabbnya, dan tidak menyambung hubungan silaturahim, serta tidak menyadari bahwa ada hak Allah pada hartanya itu. Maka. orang seperti ini mendapatkan kedudukan (derajat) yang paling buruk.
[4]Kemudian, seorang hamba yang tidak diberikan rezeki berupa harta dan tidak dikaruniai ilmu oleh Allah. Lalu dia berkata, 'Seandainya aku memiliki harta maka aku akan melakukan amal perbuatan (dosa) seperti si Fulan.' Maka, dengan niatnya ini dia akan mendapatkan dosa, dan dosa keduanya (dirinya dan si Fulan) sama "
Shahih: Ibnu Majah (4228), Shahih Sunan Tirmidzi (2325).
Hannad menceritakan kepada kami, Abu Al Ahwash memberitahukan kepada kami dari Bayan bin Bisyr, dari Qais bin Abu Hazim, dari Abu Hurairah, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya bila seseorang di antara kalian pergi pagi-pagi kemudian mengumpulkan kayu bakar (dan membawanya) di atas punggungnya, lantas bersedekah dari hasilnya itu serta tidak memerlukan orang, maka itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada seseorang, baik orang (yang dimintai) itu memberi atau tidak memberinya, karena sesungguhnya tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, dan mulailah dengan orang yang kamu tanggung'."
Shahih: Irwa Al Ghalil (834), Shahih Sunan Tirmidzi (680) dan Shahih Muslim
Abdurrahim bin Hazim Al Balkhi menceritakan kepadaku dan ia mengatakan bahwa dirinya mendengar Al Makki bin Ibrahim berkata, "Kami sedang berada di rumah Ibnu Juraij, kemudian seorang peminta-minta datang dan meminta kepadanya. Ibnu Juraij kemudian berkata kepada bendaharanya, 'Berilah ia satu dinar!' Bendahara itu menjawab, 'Aku hanya punya satu dinar. Jika aku memberikan satu dinar ini kepadanya, niscaya engkau dan keluargamu akan kelaparan.' Ibnu Juraij marah dan berkata, 'Berikan (itu) kepadanya!'."
Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami. dari Al Fudhail bin Abu Abdullah, dari Abdullah bin Niyar Al Aslami, dari Urwah, dari Aisyah, Sesungguhnya Rasulullah SAW keluar menuju Badar, hingga ketika berada di Harrah Al Wabarah, ada seorang lelaki musyrik —yang dikenal gagah berani— menyusulnya. Beliau kemudian bersabda kepada lelaki itu, "Bukankah engkau beriman kepada Allah dan rasulNya?" Lelaki itu menjawab, "Tidak". Beliau bersabda, "Kembalilah (engkau), (sebab) aku tidak akan pernah meminta bantuan kepada orang yang musyrik"
Shahih: Ibnu Majah (2832), Shahih Sunan Tirmidzi (1558) dan Muslim.
Bab: Dunia Itu Sangat Remeh/Hina, Mengapa Harus Meminta2 pada Makhluq?
Qutaibah menceritakan kepada kami. Abdul Hamid bin Sulaiman menceritakan kepada kami, dari Abu Hazim. dari Sahal bin Sa'ad, ia berkata, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya dunia ini di sisi Allah sebanding (dengan) sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir meski hanya satu tetes air".
Shahih: Ash Shahihah (940) dan shahih sunan tirmidzi (2320).
Suwaid bin Nashr menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak mengabarkan kepada kami, dari Mujahid, dari Qais bin Abu Hazim, dari Mustaurid bin Syaddad, ia berkata, Saya pernah bersama rombongan yang sedang berhenti bersama Rasulullah di hadapan bangkai anak kambing. Rasulullah kemudian bertanya, "Apakah kalian berpendapat bahwa binatang ini hina bagi pemiliknya ketika ia melemparkannya (membuangnya)?" Mereka menjawab, "Karena kehinaannya itulah mereka melemparkannya (membuangnya), wahai Rasulullah". Beliau bersabda. "Dunia ini lebih hina dalam pandangan Allah daripada binatang ini dalam pandangan pemiliknya ".
Shahih: Ibnu Majah (4111) dan shahih sunan tirmidzi(2321).
Bab: Anjuran untuk Bersedekah dan Bukannya Meminta-minta
Abdullah bin Abu Ziyad Al Qathawani Al Kufi menceritakan kepada kami, Ubaidillah bin Musa memberitahukan kepada kami, Ghalib -ayah Bisyr- memberitahukan kepada kami dari Ayub bin A'idz AthThai, dari Qais bin Muslim, dari Thariq bin Syihab, dari Ka'ab bin Ujrah, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda kepadaku, 'Aku meminta kepada Allah untuk melindungimu wahai Ka'ab bin Ujrah dari pemimpin setelah aku. Barangsiapa datang ke rumah mereka kemudian ia membenarkan kebohongan mereka dan membantu kezhaliman mereka, maka ia tidak termasuk golonganku dan akupun tidak termasuk golongannya, dan ia tidak akan mendatangi telagaku. Barangsiapa datang ke rumah mereka atau ia tidak mendatanginya namun ia tidak membenarkan kebohongan mereka serta tidak membantu kezhaliman mereka, maka ia termasuk golonganku dan akupun termasuk golongannya, dan ia nanti akan mendatangi telagaku. Wahai Ka'ab bin Ujrah, Sholat adalah bukti, puasa adalah perisai yang kokoh, dan sedekah menghilangkan dosa sebagaimana air memadamkan api. Wahai Ka 'ab bin Ujrah! Sesungguhnya daging yang tumbuh dari makanan yang haram tidak akan berkembang kecuali api neraka lebih pantas untuk (melahap)nya'."
Shahih: Ta'liqur-Raghib (3/15 dan 150), Shahih Sunan Tirmidzi (614)
Keutamaan Sedekah
Qutaibah menceritakan kepada kami, Al Laits bin Sa'ad memberitahukan kepada kami dari Sa'id Al Maqburi, dari Sa'id bin Yasar, bahwa ia mendengar Abu Hurairah berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidaklah seseorang bersedekah dengan sesuatu yang baik dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik melainkan Dzat yang Maha Pemurah akan mengambil sedekah itu dengan tangan kananNya [berarti sedekah itu pasti diterimaNya]. Jika sedekah itu berupa satu butir kurma, maka ia akan berkembang (bertambah) pada peliharaan Dzat Yang Maha Pengasih, sehingga ia menjadi lebih besar dari gunung, sebagaimana salah seorang di antaramu memelihara anak kuda atau anak unta'."
Shahih: Zhilal Al Jamiah (633), Ta'liq Ar Raghib, lrwa Al Ghalil (886), shahih sunan tirmidzi (661) dan Muttafaq 'alaih
Bab: Meminta-minta itu Hanya kepada Allah
QS.1.Al Faatihah:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
5.Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Qutaibah menceritakan kepada kami, Ya'qub bin Abdurrahman Al Iskandarani memberitahukan kepada kami dari Suhail bin Abu Shalih, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Allah Tabaraka wa Ta'ala turun ke langit dunia ketika telah berlalu sepertiga malam yang pertama. Lalu Allah berfirman, 'Akulah Raja. Barangsiapa berdoa kepadaKu, maka akan Aku kabulkan permintaannya, dan barangsiapa meminta ampun kepadaKu, maka akan Aku ampuni dia'.
Allah selalu berfirman begitu sampai Fajar terang. "
Shahih: Ibnu Majah (1366), Shahih Sunan Tirmidzi (446) dan Muttafaq 'alaih
Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Abdurrahman bin Mahdi menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, dari Basyir Abu Ismail, dari Sayyar, dari Thariq bin Syihab, dari Abdullah bin Mas'ud. ia berkata: dia pernah mendengar Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang tertimpa kemiskinan lalu dia meminta pertolongan kepada manusia (dengan mengeluh dan minta-minta), maka kemiskinannya itu tidak akan ditutupi (ditolong). Siapa saja yang tertimpa kemiskinan lalu ia memohon kepada Allah, maka pasti Allah akan memberikan rezeki baginya, baik cepat ataupun lambat".
Shahih: namun dengan lafazh "mati dengan segera atau kaya dengan segera",
Shahih Abu Daud (1452), Shahih Sunan Tirmidzi (2326) dan AshShahihah (2787).
Al Anshari menceritakan kepada kami, Ma'n menceritakan kepada kami, Malik bin Anas menceritakan kepada kami, dari Zuhri, dari Atha' bin Yazid, dari Abu Sa'id, bahwa ada sekelompok orang Anshar yang meminta (sesuatu) kepada Nabi SAW, kemudian beliau memberikan (nya) kepada mereka. Mereka kemudian meminta (sesuatu) kepadanya, dan beliau pun memberikan(nya) kepada mereka. Beliau kemudian bersabda, "Harta yang ada padaku, aku tidak akan menyimpannya [sembunyikan] dari kalian. Barangsiapa yang meminta kecukupan, maka Allah akan mencukupinya. Barangsiapa yang meminta dipelihara dirinya, maka Allah akan memeliharanya. Barangsiapa yang meminta kesabaran, maka Allah akan memberinya kesabaran. Tidaklah seseorang diberikan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran ".
Shahih: At Ta'liq Ar Raghib (2/11); Shahih Abu Daud (1451), Shahih Sunan Tirmidzi (2024) dan Muttafaq alaih.
Mahmud bin Ghailan menceritakan kepada kami. Abu Ahmad menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami. dari Al A'masy, dari Khaitsamah, dari Al Hasan, dari Imran bin Hushain bahwasanya ia pernah melewati seseorang yang sedang membaca Al Qur'an kemudian ia meminta-minta. Maka, ia pun ber-istirja' (mengucapkan 'innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un'). Ia lalu berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Siapa saja yang membaca Al Qur'an, maka hendaklah meminta kepada Allah dengan bacaannya itu. Sesungguhnya akan datang kaum yang membaca Al Qur'an namun mereka meminta-minta kepada manusia'."
Hasan: Ash-Shahihah (257), Shahih Sunan Tirmidzi (2917).
> Sungguh, Mintalah Hanya Kepada Allah!
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«يَدُ اللهِ مَلأَ َى ، لاَ تَغِيْضُهَا نَفَقَةٌ سَحَّاءُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ» قَالَ : «أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْفَقَ مُنْذُ خَلَقَ السَّمَاءَ وَاْلأَرْضَ ، فَإِنَّهُ لَـمْ يَغِضْ مَا فِـيْ يَدِهِ…»
Tangan Allah Azza wa Jalla penuh dan tidak berkurang oleh infak dan banyak memberi pada malam dan siang hari. Tahukah kalian apa yang telah Dia infakkan sejak Dia menciptakan langit dan bumi? Sesungguhnya itu semua tidak mengurangi apa yang ada di tangan-Nya.[Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 4684), Muslim (no. 993),at-Tirmidzi (no. 3045) dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلاَ يَقُلْ : اللَّـهُمَّ اغْفِرْ لِـيْ إِنْ شِئْتَ ، وَلَكِنْ لِيَعْزِمِ الْـمَسْأَلَةَ ، وَلْيُعَظِّمِ الرَّغْبَةَ ، فَإِنَّ اللهَ لاَ يَتَعَاظَمُهُ شَيْءٌ أَعْطَاهُ
Jika salah seorang dari kalian berdoa, janganlah ia berkata, ‘Ya Allah Azza wa Jalla , ampunilah aku jika Engkau berkehendak,’ namun hendaklah ia serius dalam meminta dan memperbesar keinginan, karena Allah Azza wa Jalla tidaklah dimintai dengan serius dan sungguh-sungguh melainkan Dia memberinya.”[Shahih: HR. Muslim (no. 2679) dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
إِذَا دَعَا أَحَدُكُمْ فَلْيَعْزِمْ فِـي الدُّعَاءِ. وَلاَ يَقُلِ : اللَّـهُمَّ إِنْ شِئْتَ فَأَعْطِنِـيْ ، فَإِنَّ اللهَ لاَ مُسْتَـكْرِهَ لَهُ
Apabila salah seorang dari kalian berdoa maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, janganlah ia mengatakan, ‘Ya Allah Azza wa Jalla , jika Engkau berkehendak, berikanlah kepadaku,’ Karena tidak ada yang memaksa Allah [Shahih: HR. Al-Bukhari (no. 6338) dan Muslim (no. 2678) dari Anas bin Malik rahimahullah]
Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhuberkata, “Jika kalian berdoa kepada Allah Azza wa Jalla , tinggikan permintaan kalian, karena apa yang ada di sisi-Nya tidak bisa dikurangi oleh sesuatu apa pun.”
> Adab Berdoa
1. Memulai Doa dengan Memuji Allah dan Bershalawat Kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar ada orang yang berdoa dalam shalatnya dan dia tidak memuji Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bersabda, “Orang ini terburu-buru.” kemudian beliau bersabda,
إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميد ربه جل وعز والثناء عليه ثم ليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بما شاء
“Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
2. Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di Padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus berdoa sampai matahari terbenam. (HR. Muslim)
Dari Salman radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan beliau hasankan)
Cara mengangkat tangan:
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berdoa, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya dan mengangkatnya setinggi wajahnya (wajah menghadap telapak tangan). (HR. Thabrani)
Catatan: Tidak boleh melihat ke atas ketika berdoa.
3. Khusyu’, Merendahkan Hati, dan Penuh Harap
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
Bab: Kalau Allah Maha Kaya, Apakah Kita hanya Berdoa lalu Rejeki Turun dari Langit atau Bagaimana?
> Sesungguhnya Allah Maha Kaya: Apakah kita hanya berdoa, lalu menunggu hujan Emas dari Langit?
QS.35. Faathir:
يٰأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ
15. Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu, namun Dialah yang memiliki segala sesuatu) lagi Maha Terpuji.
> Bukannya Menunggu Hujan Emas/Rejeki dari Langit, namun Berdoalah kemudian Berusahalah Sendiri dengan Usaha yang Semestinya!
QS.62. Al Jumu'ah:
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِى ٱلأَْرْضِ وَٱبْتَغُواْ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
10. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
-------------------------------
Ada yang Mengatakan:"Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah!" Kemudian ia Berlaku Seolah-olah dengan amalan tertentu ia pasti bisa melakukannya!
Jawabannya: Jika ia berbuat seperti itu, Siapakah Tuhannya? Allah ataukah ia? Kalau ia merasa sebagai hambaNya, tentunya ia tidak akan berbuat seperti itu. Ia akan berdoa kepada Allah, sedangkan keputusan tetap ia serahkan kepada Allah, dan ia bertawakkal kepada Allah juga ridlo terhadap segala keputusanNya ...
Ingatlah, kehendak Allah itu mutlak, tidak ada yang bisa mempengaruhiNya!
Dan sesungguhnya seorang mukmin itu hanya dibebani usaha dan doa, sedangkan hasil akhir hanyalah milik Allah ...
QS.48. Al Fath:
قُلْ فَمَن يَمْلِكُ لَكُمْ مِّنَ ٱللَّهِ شَيْئاً إِنْ أَرَادَ بِكُمْ ضَرّاً أَوْ أَرَادَ بِكُمْ نَفْعاً بَلْ كَانَ ٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً
11. ...Katakanlah : "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar