Kadangkala kita bertanya-tanya, siapakah Allah Tuhan kita yang selalu kita sembah, namun kita tidak bisa melihatNya?
Ketahuilah, sesungguhnya SEMUA apa yang dapat kita lihat dengan kedua mata kita adalah LEMAH. Tidak kekal dan tidak abadi, yakni tidak akan memiliki ketetapan wujud, melainkan akan berubah wujud tergantung pada waktu dan cahaya yang meneranginya ataupun yang lainnya. Apa yang tampak oleh kedua mata kita, suatu ketika akan lenyap.
Mungkinkah Allah Sang Pencipta akan lenyap atau tergantung kepada makhluq-Nya, padahal Dia mampu menjaga alam semesta ini tetap utuh dan kokoh, mulai kita, ayah kita, Nabi Adam as, belum diciptakan, hingga kelak alam semesta ini hancur semua yakni pada hari kiamat, yang merupakan kehendakNya?
Dia sendirian MENJAGA alam semesta ini, tanpa bantuan manusia, jin, malaikat dan semuanya. Semua takut dan tunduk kepada perintahNya, kecuali manusia dan jin yang ada sebagiannya yang membangkang/ingkar kepada Allah.
Allah Sendiri membiarkan manusia dan jin pembangkang hingga waktu yang ditentukan, yakni supaya mereka mau bertaubat, kembali kepadaNya, atau malah akan semakin dijebloskan kepada murkaNya karena mereka tidak mau bertobat dan terus membangkang.
Kita tidak bisa menduga-duga siapa Tuhan kita, atau bahkan mendefinisikan sendiri Tuhan kita. Pasti tidak akan ketemu dan salah. Karena pikiran kita terbatas, dan Allah sendiri kekuasaanNya Tidak Terbatas. Sebagai bukti adalah dari keterangan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa alam semesta ini sangatlah kokoh, tidak ada cacat sedikitpun, dan tidak hancur/saling bertabrakan antar galaxi, bintang2 ataupun matahari. Padahal alam semesta ini telah ada, jauh sebelum kita ada, dan kita sama sekali tidak membantuNya dalam mengurusi alam semesta dan bintang2 ini supaya tidak bertabrakan ...
Ataukah ada manusia yang mengatakan/mengaku telah membantuNya dalam mengurusi bintang2 dan galaxi supaya tidak bertabrakan???
Bahkan yang terjadi malah Hanya Dia sendirilah yang mengaku, bahwa Tuhan kita hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya/Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu ...
QS.20. Thaahaa:
إِنَّمَآ إِلَـٰهُكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لاۤ إِلَـٰهَ إِلاَّ هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَىْءٍ عِلْماً
"98. Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu." "
QS.13. Ar Ra'd:
ٱللَّهُ ٱلَّذِى رَفَعَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِى لأَجَلٍ مُّسَمًّـى يُدَبَّرُ ٱلأَْمْرَ يُفَصِّلُ ٱلأَيَـٰتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَآءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
"2. Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."
Terus Siapakah Dia??? Kok BERANI mengaku sebagai Tuhan? Pasti kita penasaran, karena Dia itu Ada, WujudNya Ada, namun kita semua tidak bisa dan belum pernah melihat wujudNya? Padahal Dia Sendiri mengaku kalau Hanya Dia-lah Tuhan Semesta Alam.
Penasaran ingin berjumpa dengan Allah??? Kita pasti bertemu dengan Dia, dapat Melihat Dia secara langsung, seperti pada ayat berikut ini ...
QS.29. Al 'Ankabuut:
مَن كَانَ يَرْجُو لِقَآءَ ٱللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ لأَتٍ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
"5. Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."
Kemudian apa syaratnya supaya dapat berjumpa dengan Dia (Allah)? Apakah semua dari kita dapat berjumpa dengan-Nya? Ternyata tidak semuanya dapat Melihat Dzat-Nya kelak, hanya hamba2Nya yang memenuhi syarat2 berikut yang dapat melihat dan berjumpa dengan Allah ...
QS.18. Al Kahfi:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَاْ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَـٰلِحاً وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدَا
"110. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." "
Mengapa syaratnya adalah mengerjakan amal yang saleh dan jangan sampai mempersekutukan Allah dengan sesuatupun?
Sesungguhnya, amal saleh yang kita kerjakan itu, cepat atau lambat, akan membawa kepada-Nya. Yakni, setelah kematian, amal Saleh itulah (sewaktu hidup kita kerjakan hanya untukNya) yang akan membawa kita untuk menemui dan berjumpa dengan Dia ...
Dan sesungguhnya, Allah itu adalah Dzat yang Maha Perkasa dan Maha Sombong, Tidak akan sudi Dia disamakan, disekutukan ataupun diserupakan dengan apapun juga. Apalagi diserupakan dengan manusia yang memang lemah dan sangat lemah. Apakah pantas seorang manusia yang lemah, yang masih membutuhkan lainnya bisa diserupakan dengan Dia???
Ingatlah, Tidak ada satupun dari makhluqNya yang serupa dengan Dia ...
Walaupun ada yg memiliki kecepatan jauh melebihi kec. cahaya, yg tentunya sifat materinya luruh (atau mungkin ini disebut gelombang? immateri? partikel tuhan?) dia tetaplah makhluk, walau hebat. Karena tidak mungkin kalau itu Dzat Allah, karena kalau itu Dzat Allah berarti Allah itu lemah, masih tergantung pada ruang-waktu, kecepatan, materi, gelombang, energi, cahaya dll, padahal itu bukanlah sifat Allah. Allah adalah Pemilik semua itu, Dia Tidak tergantung pada apapun juga, namun segala sesuatu tergantung kepada Dia. Mahasuci Allah, Subhanallah ...
Ingatlah, semua itu, semuanya, berada di ranah makhluk, yakni hanya sampai pada pengetahuan makhluk, dimana ada lagi pengetahuan diluar makhluk yakni di sidratul muntaha, yang tidak ada satu makhlukpun yang dapat menjangkaunya.
Dia-lah yang Membentuk kita semua, dan bukan kita yang Membentuk-Nya !!!.
إِنَّ ٱللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـٰلاً بَعِيداً
"116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya."
Subhanallah, sungguh maha Suci Engkau yaa Allah, Tuhan semesta alam ...
Tidak ada Tuhan melainkan hanya Engkau, yaa Allah, yaa Ahad ...
Bab: Dunia ini Bukan Bagian dari DiriNya
Semua yang ada didunia ini, semua yang kita lihat, kita rasakan, itu BUKAN bagian dari diriNya. Sangatlah berbeda antara Tuhan dengan makhluk. Segalanya itu ciptaan Allah, dan semua ciptaanNya itu BUKAN-lah bagian dari Dzat Allah.
QS 43. Az Zukhruf:15
وَجَعَلُواْ لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ ٱلإنسَـٰنَ لَكَفُورٌ مُّبِينٌ
"Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya (makhlukNya) sebagai BAGIAN daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah)."
Subhanallah, sungguh maha Suci Engkau yaa Allah, Tuhan semesta alam ...
Tidak ada Tuhan melainkan hanya Engkau, yaa Allah, yaa Ahad ...
Selengkapnya ada di:
http://tausyiahaditya.blogspot.com/2013/02/dunia-ini-bukan-bagian-dari-dirinya.html
-------------------------------------
Bab: Mengenai Lafazh Allah
Ilah yang berarti tuhan itu belum jelas, belum menunjuk ke sesuatu. Belum jelas dzatnya, karena menggunakan isim nakiroh. Sedangkan Allah, dari isim nakiroh Ilah, yang menggunakan isim ma'rifat dengan Alif-lam, Al, menjadi jelas, jelas ada DzatNya, dan menunjuk ke Dzat yang Maha Tunggal, yakni Allah. Bahkan ada ulama nahwu yang berpendapat bahwa isim yang paling ma’rifat adalah Allah karena seluruh makhluq pada fitrahnya mengenali siapa penciptanya, yakni hanya Allah dan bukan ilah.
___________________
Coba perhatikan, ternyata Nama Allah itu kalau dibongkar, tetap menunjuk kepada Allah.
Sangat berbeda dengan nama manusia, jika dibongkar menunjuk ke orang lain.
Misal:
Aditya, menunjuk orang yang bernama Aditya.
Adi, bisa menunjuk orang lain,
tya, bisa menunjuk orang yang lainnya lagi.
Bagaimana dengan Nama Allah?
اللَّهِ itu menunjuk kepada Tuhan (Nama-Nya)
لِلَّهِ itu artinya Untuk Tuhan, juga menunjuk kepada Tuhan
إله itu artinya Tuhan, bukankah Allah itu pasti Tuhan?
له itu artinya kepunyaanNya
ه itu artinya Dia (Hu/Huwa), berarti menunjuk kepada Allah
Perhatikan kalau NamaNya itu tetap menunjuk kepada Allah ...
___________________
Allah sendiri memiliki 100 nama dikurangi 1, yakni memiliki 99 Nama. Nama-nama Allah disebut juga Asmaul Husna, atau Nama-nama yang Baik.
Tiada satupun manusia yang hapal semua Nama-nama Dia, melainkan akan dijamin masuk Surga. Hal ini dikarenakan manusia itu telah mengenal Allah, sehingga ia tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Atau ia tidak akan menyerupakan Dia dengan segala sesuatu, dimana segala sesuatu itu adalah pasti makhluqNya.
Segala sesuatu, baik yang terlihat ataupun tidak, baik yang nampak jelas ataupun hanya terlintas dalam hati, itu semua adalah makhluqNya, dan bukan DzatNya!.
DzatNya tidak terjangkau oleh panca indera, pikiran, atau bahkan hati manusia. Namun ke-Ada-anNya (bukan DzatNya) yang Maha Tunggal, sangat jelas nampak oleh panca indera, pikiran, dan hati manusia. Itulah Allah, Tuhan kita yang sesungguhnya!.
Ibarat angka nol, tidak terlihat nilainya namun angka nol itu ada, yakni 0 itu sendiri, dan bukan 'kosong' (yang berarti tidak ada sama sekali).
-------------------------------------
Bab: Mengenai Nama-Nama yang dimiliki Allah
Nama mempunyai arti dan peranan penting. Sebuah nama dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk membangun relasi sosial. Sebuah nama juga bisa mewakili the holder of the name untuk bisa dihadirkan meski secara fisik ia tidak bisa hadir untuk disapa dan dikenal.
Bagaimana kita bisa berhubungan dengan yang lainnya, berkomunikasi, bekerjasama dengan baik jika kita tidak mengenalnya?. Dengan mengetahui dan menyebut namanya, berarti kita juga menghormati dan menghargainya. Dengan demikian, sebuah kerjasama atau hubungan akan dapat terjalin dengan baik.
Bagaimana dengan Tuhan?. Kita tidak pernah bercakap-cakap dan tidak pernah mampu melihatNya. Terus bagaimana kita dapat mengenal dan berkomunikasi dengan-Nya? Bagaimana kita curhat dan memohon kepadaNya jika kita tidak mengenalNya dan tidak mengetahui NamaNya?.
Jika Allah tidak mengenalkan diri, maka manusia tidak akan mengenalnya, hanya menduga-duga, mengingat Allah itu Maha ghaib. Oleh karena itulah, Allah memperkenalkan diri-Nya melalui medium-medium; melalui para Nabi, Rasul dan Kitab suci, misal: Al Qur'an. Melalui medium2 tersebut manusia bisa mengenal siapakah Tuhannya.
Asmaul Husna merupakan Nama-Nama yang dimiliki Allah. Tidak hanya Nama-Nama yang indah tetapi juga merupakan sifat-sifat mulia yang dimilikiNya. Dengan mengetahui dan merasakannya lebih dalam, maka manusia akan dapat merasakan bahwa Allah begitu dekat bahkan sangat dekat, walau kita tidak bisa dan tidak mampu melihat wujudNya.
QS.59. Al Hasyr:
هُوَ ٱللَّهُ ٱلْخَـٰلِقُ ٱلْبَارِىءُ ٱلْمُصَوِّرُ لَهُ ٱلأَْسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلأَْرْضِ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
"24. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Berikut ini Asmaaul Husna, yang dapat membuat kita lebih MENGENAL siapakah Allah, Tuhan kita ...
*) Nama-Nama Dia (Allah) yang Baik ( Asmaul Husna ):
Dengarkan: https://drive.google.com/drive/folders/1g21s3bSF7mRwLeokJWc791YSJY5dB2MZ?usp=sharing
1. Ar Rahman = الرحمن = Yang Maha Pengasih
2. Ar Rahiim = الرحيم = Yang Maha Penyayang
3. Al Malik = الملك = Yang Maha Merajai/Memerintah
4. Al Quddus = القدوس = Yang Maha Suci
5. As Salaam = السلام = Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6. Al Mu'min = المؤمن = Yang Maha Memberi Keamanan
7. Al Muhaimin = المهيمن = Yang Maha Pemelihara
8. Al `Aziiz = العزيز = Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9. Al Jabbar = الجبار = Yang Maha Perkasa
10. Al Mutakabbir = المتكبر = Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11. Al Khaliq = الخالق = Yang Maha Pencipta
12. Al Baari' = البارئ = Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13. Al Mushawwir = المصور = Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14. Al Ghaffaar = الغفار = Yang Maha Pengampun
15. Al Qahhaar = القهار = Yang Maha Memaksa
16. Al Wahhaab = الوهاب = Yang Maha Pemberi Karunia
17. Ar Razzaaq = الرزاق = Yang Maha Pemberi Rejeki
18. Al Fattaah = الفتاح = Yang Maha Pembuka Rahmat
19. Al `Aliim = العليم = Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20. Al Qaabidh = القابض = Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21. Al Baasith = الباسط = Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22. Al Khaafidh = الخافض = Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23. Ar Raafi` = الرافع = Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24. Al Mu`izz = المعز = Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25. Al Mudzil = المذل = Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26. Al Samii` = السميع = Yang Maha Mendengar
27. Al Bashiir = البصير = Yang Maha Melihat
28. Al Hakam = الحكم = Yang Maha Menetapkan
29. Al `Adl = العدل = Yang Maha Adil
30. Al Lathiif = اللطيف = Yang Maha Lembut
31. Al Khabiir = الخبير = Yang Maha Mengenal
32. Al Haliim = الحليم = Yang Maha Penyantun
33. Al `Azhiim = العظيم = Yang Maha Agung
34. Al Ghafuur = الغفور = Yang Maha Pengampun
35. As Syakuur = الشكور = Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36. Al `Aliy = العلى = Yang Maha Tinggi
37. Al Kabiir = الكبير = Yang Maha Besar
38. Al Hafizh = الحفيظ = Yang Maha Memelihara
39. Al Muqiit = المقيت = Yang Maha Pemberi Kecukupan
40. Al Hasiib = الحسيب = Yang Maha Membuat Perhitungan
41. Al Jaliil = الجليل = Yang Maha Mulia
42. Al Kariim = الكريم = Yang Maha Mulia
43. Ar Raqiib = الرقيب = Yang Maha Mengawasi
44. Al Mujiib = المجيب = Yang Maha Mengabulkan
45. Al Waasi` = الواسع = Yang Maha Luas
46. Al Hakiim = الحكيم = Yang Maha Maka Bijaksana
47. Al Waduud = الودود = Yang Maha Mengasihi
48. Al Majiid = المجيد = Yang Maha Mulia
49. Al Baa`its = الباعث = Yang Maha Membangkitkan
50. As Syahiid = الشهيد = Yang Maha Menyaksikan
51. Al Haqq = الحق = Yang Maha Benar
52. Al Wakiil = الوكيل = Yang Maha Memelihara
53. Al Qawiyyu = القوى = Yang Maha Kuat
54. Al Matiin = المتين = Yang Maha Kokoh
55. Al Waliyy = الولى = Yang Maha Melindungi
56. Al Hamiid = الحميد = Yang Maha Terpuji
57. Al Muhshii = المحصى = Yang Maha Mengkalkulasi
58. Al Mubdi' = المبدئ = Yang Maha Memulai
59. Al Mu`iid = المعيد = Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60. Al Muhyii = المحيى = Yang Maha Menghidupkan
61. Al Mumiitu = المميت = Yang Maha Mematikan
62. Al Hayyu = الحي = Yang Maha Hidup
63. Al Qayyuum = القيوم = Yang Maha Mandiri
64. Al Waajid = الواجد = Yang Maha Penemu
65. Al Maajid = الماجد = Yang Maha Mulia
66. Al Wahiid = الواحد = Yang Maha Tunggal
67. Al Ahad = الاحد = Yang Maha Esa
68. As Shamad = الصمد = Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69. Al Qaadir = القادر = Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70. Al Muqtadir = المقتدر = Yang Maha Berkuasa
71. Al Muqaddim = المقدم = Yang Maha Mendahulukan
72. Al Mu'akkhir = المؤخر = Yang Maha Mengakhirkan
73. Al Awwal = الأول = Yang Maha Awal
74. Al Aakhir = الأخر = Yang Maha Akhir
75. Az Zhaahir = الظاهر = Yang Maha Nyata
76. Al Baathin = الباطن = Yang Maha Ghaib
77. Al Waali = الوالي = Yang Maha Memerintah
78. Al Muta`aalii = المتعالي = Yang Maha Tinggi
79. Al Barri = البر = Yang Maha Penderma
80. At Tawwaab = التواب = Yang Maha Penerima Tobat
81. Al Muntaqim = المنتقم = Yang Maha Pemberi Balasan
82. Al `Afuww = العفو = Yang Maha Pemaaf
83. Ar Ra'uuf = الرؤوف = Yang Maha Pengasuh
84. Malikul Mulk = مالك الملك = Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85. Dzul Jalaali Wal Ikraam = ذو الجلال و الإكرام = Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al Muqsith = المقسط = Yang Maha Pemberi Keadilan
87. Al Jamii` = الجامع = Yang Maha Mengumpulkan
88. Al Ghaniyy = الغنى = Yang Maha Kaya
89. Al Mughnii = المغنى = Yang Maha Pemberi Kekayaan
90. Al Maani` = المانع = Yang Maha Mencegah
91. Ad Dhaar = الضار = Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92. An Nafii` = النافع = Yang Maha Memberi Manfaat
93. An Nuur = النور = Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94. Al Haadi' = الهادئ = Yang Maha Pemberi Petunjuk
95. Al Baadii` = البديع = Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96. Al Baaqii = الباقي = Yang Maha Kekal
97. Al Waarits = الوارث = Yang Maha Pewaris
98. Ar Rasyiid = الرشيد = Yang Maha Pandai (rasional)
99. As Shabuur = الصبور = Yang Maha Sabar
*) Sifat Wajib Allah
1. Wujud (Ada)
Sifat wajib Allah yang pertama adalah wujud yang artinya ada. Maksudnya, Allah adalah Dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun, dan tidak Ada tuhan selain Allah SWT.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
As-Sajdah 32:4
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِۖ مَا لَكُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَلِىٍّ وَلَا شَفِيعٍۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian ia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi Syafa’at. Maka kamu tidak memperhatikan?” (QS. As – Sajadah : 4)
Thaa Ha 20:14
إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaha : 14)
2. Qidam (Terdahulu/Awal)
Dialah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Maksudnya, Allah telah ada lebih dulu daripada apa yang diciptakannya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Al-Hadid 57:3
هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al – Hadid : 3)
3. Baqa’ (Kekal)
Maksudnya Allah maha kekal. Tidak akan punah, binasa, atau mati. Dia akan tetap ada selamanya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Al-Qasas 28:88
وَلَا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan".(QS. Al – Qasas : 88)
Ar-Rahman 55:26
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa,"
Ar-Rahman 55:27
وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ
"tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (QS. Ar – Rahman : 26-27)
4. Mukholafatul Lilhawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaanya)
Allah sudah pasti berbeda dengan ciptaanya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatupun yang mampu menandingi dan menyerupai keagunganNya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Ikhlas Ayat 4
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al – Ikhlas : 4)
Surat Asy-Syura Ayat 11
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat”. (QS. Asy – Syura : 11)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri)
Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-'Ankabut Ayat 6
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
"Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Al – Ankabut : 6)
6. Wahdaniyah (Tunggal/Esa)
Allah maha esa atau tunggal. Maksudnya, tidak ada sekutu bagiNya. Dialah satu – satunya Tuhan pencipta alam semesta.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Anbiya Ayat 22
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan – tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”. (QS Al – Anbiya : 22)
7. Qudrat (Berkuasa)
Maksudnya, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah SWT. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Baqarah Ayat 20
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” (QS. Al – Baqarah : 20)
8. Iradat (Berkehendak)
Maksudnya, apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak ada seorangpun yang mampu mencegahNya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Hud Ayat 107
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki”. (QS. Hud : 107)
9. ‘Ilmun (Mengetahui)
Maksudnya, Allah SWT Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Baik yang tampak maupun yang tidak tampak.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Qaf Ayat 16
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. (QS. Qaf : 16)
10. Hayat (Hidup)
Allah SWt adalah Maha Hidup, tidak akan pernah mati, binasa, ataupun musnah. Dia kekal selamanya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Furqan Ayat 58
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al – Furqon : 58)
11. Sama’ (Mendengar)
Maksudnya, Allah Maha Mendengar baik yang diucapkan maupun yang disembunyikan dalam hati.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Ma'idah Ayat 76
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
" Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al – Maidah : 76)
12. Bashor (Melihat)
Maksudnya, Allah melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apapun yang terjadi di dunia ini.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Hujurat Ayat 18
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al – Hujurat : 18)
Surat Al-Baqarah Ayat 265
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan perumpamaan orang – orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”. (QS Al – Baqarah : 265)
13. Qalam (Berfirman)
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dari kitab – kitab yang diturunkan lewat para Nabi.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surah Al-A'raaf 143
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya”. (QS. Al – A’raf : 143)
14. Qadiran (Berkuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Baqarah Ayat 20
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al – Baqarah : 20)
15. Muridan (Berkehendak)
Maksudnya, bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa menolak kehendakNya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Hud Ayat 107
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki”. (QS. Hud : 107)
16. ‘Aliman (Mengetahui)
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Baik yang ditampakan maupun disembunyikan. Tidak ada yang bisa menandingi pengetahuan Allah Yang Maha Esa.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” … (QS. An – Nisa : 176)
17. Hayyan (hidup)
Allah adalah dzat yang hidup. Allah tidak akan mati, tidak akan tidur ataupun lengah.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Furqan Ayat 58
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al – Furqon : 58)
18. Sami’an (Mendengar)
Maksudnya, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan, ataupun doa hambaNya.
19. Bashiran (Melihat)
Keadaan Allah yang melihat tiap – tiap yang maujudat (benda yang ada). Allah selalu melihat gerak gerik kita. Oleh arena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
Al-Furqan 25:20
وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
"...Dan Tuhanmu Maha Melihat."
20. Mutakalliman (Berfirman atau berkata – kata)
Sama dengan Qalam, Mutakalliman juga berarti berfirman. Firman Allah terwujud lewat kitab – kitab suci yang diturunkan lewat para Nabi.
*) Sifat Mustahil Allah
1. ‘Adam = Tiada (bisa mati)
2. Huduth = Baharu (bisa di perbaharui)
3. Fana’ = Binasa (tidak kekal/mati)
4. Mumatsalatu lil hawaditsi = Menyerupai makhluknya
5. Qiyamuhu Bighayrihi = Berdiri dengan yang lain
6. Ta’addud = Berbilang – bilang (lebih dari satu)
7. Ajzun = Lemah
8. Karahah = Terpaksa
9. Jahlun = Bodoh
10. Mautun = Mati
11. Shamamun = Tuli
12. ‘Umyun = Buta
13. Bukmun = Bisu
14. Kaunuhu ‘Ajizan = Zat yang lemah
15. Kaunuhu Karihan = Zat yang terpaksa
16. Kaunuhu Jahilan = Zat yang bodoh
17. Kaunuhu Mayyitan = Zat yang mati
18. Kaunuhu Asshama = Zat yang tuli
19. Kaunuhu ‘Ama = Zat yang buta
20. Kaunuhu Abkama = Zat yang bisu
Ketahuilah, sesungguhnya SEMUA apa yang dapat kita lihat dengan kedua mata kita adalah LEMAH. Tidak kekal dan tidak abadi, yakni tidak akan memiliki ketetapan wujud, melainkan akan berubah wujud tergantung pada waktu dan cahaya yang meneranginya ataupun yang lainnya. Apa yang tampak oleh kedua mata kita, suatu ketika akan lenyap.
Mungkinkah Allah Sang Pencipta akan lenyap atau tergantung kepada makhluq-Nya, padahal Dia mampu menjaga alam semesta ini tetap utuh dan kokoh, mulai kita, ayah kita, Nabi Adam as, belum diciptakan, hingga kelak alam semesta ini hancur semua yakni pada hari kiamat, yang merupakan kehendakNya?
Dia sendirian MENJAGA alam semesta ini, tanpa bantuan manusia, jin, malaikat dan semuanya. Semua takut dan tunduk kepada perintahNya, kecuali manusia dan jin yang ada sebagiannya yang membangkang/ingkar kepada Allah.
Allah Sendiri membiarkan manusia dan jin pembangkang hingga waktu yang ditentukan, yakni supaya mereka mau bertaubat, kembali kepadaNya, atau malah akan semakin dijebloskan kepada murkaNya karena mereka tidak mau bertobat dan terus membangkang.
Kita tidak bisa menduga-duga siapa Tuhan kita, atau bahkan mendefinisikan sendiri Tuhan kita. Pasti tidak akan ketemu dan salah. Karena pikiran kita terbatas, dan Allah sendiri kekuasaanNya Tidak Terbatas. Sebagai bukti adalah dari keterangan sebelumnya, yang menunjukkan bahwa alam semesta ini sangatlah kokoh, tidak ada cacat sedikitpun, dan tidak hancur/saling bertabrakan antar galaxi, bintang2 ataupun matahari. Padahal alam semesta ini telah ada, jauh sebelum kita ada, dan kita sama sekali tidak membantuNya dalam mengurusi alam semesta dan bintang2 ini supaya tidak bertabrakan ...
Ataukah ada manusia yang mengatakan/mengaku telah membantuNya dalam mengurusi bintang2 dan galaxi supaya tidak bertabrakan???
Bahkan yang terjadi malah Hanya Dia sendirilah yang mengaku, bahwa Tuhan kita hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya/Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu ...
QS.20. Thaahaa:
إِنَّمَآ إِلَـٰهُكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لاۤ إِلَـٰهَ إِلاَّ هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَىْءٍ عِلْماً
"98. Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu." "
QS.13. Ar Ra'd:
ٱللَّهُ ٱلَّذِى رَفَعَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ وَسَخَّرَ ٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِى لأَجَلٍ مُّسَمًّـى يُدَبَّرُ ٱلأَْمْرَ يُفَصِّلُ ٱلأَيَـٰتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَآءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
"2. Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu."
Terus Siapakah Dia??? Kok BERANI mengaku sebagai Tuhan? Pasti kita penasaran, karena Dia itu Ada, WujudNya Ada, namun kita semua tidak bisa dan belum pernah melihat wujudNya? Padahal Dia Sendiri mengaku kalau Hanya Dia-lah Tuhan Semesta Alam.
Penasaran ingin berjumpa dengan Allah??? Kita pasti bertemu dengan Dia, dapat Melihat Dia secara langsung, seperti pada ayat berikut ini ...
QS.29. Al 'Ankabuut:
مَن كَانَ يَرْجُو لِقَآءَ ٱللَّهِ فَإِنَّ أَجَلَ ٱللَّهِ لأَتٍ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ
"5. Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."
Kemudian apa syaratnya supaya dapat berjumpa dengan Dia (Allah)? Apakah semua dari kita dapat berjumpa dengan-Nya? Ternyata tidak semuanya dapat Melihat Dzat-Nya kelak, hanya hamba2Nya yang memenuhi syarat2 berikut yang dapat melihat dan berjumpa dengan Allah ...
QS.18. Al Kahfi:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَاْ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَآءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَـٰلِحاً وَلاَ يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدَا
"110. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." "
Mengapa syaratnya adalah mengerjakan amal yang saleh dan jangan sampai mempersekutukan Allah dengan sesuatupun?
Sesungguhnya, amal saleh yang kita kerjakan itu, cepat atau lambat, akan membawa kepada-Nya. Yakni, setelah kematian, amal Saleh itulah (sewaktu hidup kita kerjakan hanya untukNya) yang akan membawa kita untuk menemui dan berjumpa dengan Dia ...
Dan sesungguhnya, Allah itu adalah Dzat yang Maha Perkasa dan Maha Sombong, Tidak akan sudi Dia disamakan, disekutukan ataupun diserupakan dengan apapun juga. Apalagi diserupakan dengan manusia yang memang lemah dan sangat lemah. Apakah pantas seorang manusia yang lemah, yang masih membutuhkan lainnya bisa diserupakan dengan Dia???
Ingatlah, Tidak ada satupun dari makhluqNya yang serupa dengan Dia ...
Walaupun ada yg memiliki kecepatan jauh melebihi kec. cahaya, yg tentunya sifat materinya luruh (atau mungkin ini disebut gelombang? immateri? partikel tuhan?) dia tetaplah makhluk, walau hebat. Karena tidak mungkin kalau itu Dzat Allah, karena kalau itu Dzat Allah berarti Allah itu lemah, masih tergantung pada ruang-waktu, kecepatan, materi, gelombang, energi, cahaya dll, padahal itu bukanlah sifat Allah. Allah adalah Pemilik semua itu, Dia Tidak tergantung pada apapun juga, namun segala sesuatu tergantung kepada Dia. Mahasuci Allah, Subhanallah ...
Ingatlah, semua itu, semuanya, berada di ranah makhluk, yakni hanya sampai pada pengetahuan makhluk, dimana ada lagi pengetahuan diluar makhluk yakni di sidratul muntaha, yang tidak ada satu makhlukpun yang dapat menjangkaunya.
Dia-lah yang Membentuk kita semua, dan bukan kita yang Membentuk-Nya !!!.
QS.4. An Nisaa':
إِنَّ ٱللَّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَـٰلاً بَعِيداً
"116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya."
Subhanallah, sungguh maha Suci Engkau yaa Allah, Tuhan semesta alam ...
Tidak ada Tuhan melainkan hanya Engkau, yaa Allah, yaa Ahad ...
Jangan mensifati Allah dng apa2 yg Tidak disebutkan OlehNya sendiri ---> https://tausyiahaditya.blogspot.com/2012/09/jangan-mensifati-allah-dng-apa2-yg.html
Dimana Allah???
> https://tausyiahaditya.blogspot.com/2016/03/dimana-allah.html
Dimana Allah???
> https://tausyiahaditya.blogspot.com/2016/03/dimana-allah.html
-------------------------------------
Bab: Dunia ini Bukan Bagian dari DiriNya
Semua yang ada didunia ini, semua yang kita lihat, kita rasakan, itu BUKAN bagian dari diriNya. Sangatlah berbeda antara Tuhan dengan makhluk. Segalanya itu ciptaan Allah, dan semua ciptaanNya itu BUKAN-lah bagian dari Dzat Allah.
QS 43. Az Zukhruf:15
وَجَعَلُواْ لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ ٱلإنسَـٰنَ لَكَفُورٌ مُّبِينٌ
"Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hamba-Nya (makhlukNya) sebagai BAGIAN daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah)."
Subhanallah, sungguh maha Suci Engkau yaa Allah, Tuhan semesta alam ...
Tidak ada Tuhan melainkan hanya Engkau, yaa Allah, yaa Ahad ...
http://tausyiahaditya.blogspot.com/2013/02/dunia-ini-bukan-bagian-dari-dirinya.html
-------------------------------------
Bab: Mengenai Lafazh Allah
Ilah yang berarti tuhan itu belum jelas, belum menunjuk ke sesuatu. Belum jelas dzatnya, karena menggunakan isim nakiroh. Sedangkan Allah, dari isim nakiroh Ilah, yang menggunakan isim ma'rifat dengan Alif-lam, Al, menjadi jelas, jelas ada DzatNya, dan menunjuk ke Dzat yang Maha Tunggal, yakni Allah. Bahkan ada ulama nahwu yang berpendapat bahwa isim yang paling ma’rifat adalah Allah karena seluruh makhluq pada fitrahnya mengenali siapa penciptanya, yakni hanya Allah dan bukan ilah.
___________________
Coba perhatikan, ternyata Nama Allah itu kalau dibongkar, tetap menunjuk kepada Allah.
Sangat berbeda dengan nama manusia, jika dibongkar menunjuk ke orang lain.
Misal:
Aditya, menunjuk orang yang bernama Aditya.
Adi, bisa menunjuk orang lain,
tya, bisa menunjuk orang yang lainnya lagi.
Bagaimana dengan Nama Allah?
اللَّهِ itu menunjuk kepada Tuhan (Nama-Nya)
لِلَّهِ itu artinya Untuk Tuhan, juga menunjuk kepada Tuhan
إله itu artinya Tuhan, bukankah Allah itu pasti Tuhan?
له itu artinya kepunyaanNya
ه itu artinya Dia (Hu/Huwa), berarti menunjuk kepada Allah
Perhatikan kalau NamaNya itu tetap menunjuk kepada Allah ...
___________________
Allah sendiri memiliki 100 nama dikurangi 1, yakni memiliki 99 Nama. Nama-nama Allah disebut juga Asmaul Husna, atau Nama-nama yang Baik.
Tiada satupun manusia yang hapal semua Nama-nama Dia, melainkan akan dijamin masuk Surga. Hal ini dikarenakan manusia itu telah mengenal Allah, sehingga ia tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun. Atau ia tidak akan menyerupakan Dia dengan segala sesuatu, dimana segala sesuatu itu adalah pasti makhluqNya.
Segala sesuatu, baik yang terlihat ataupun tidak, baik yang nampak jelas ataupun hanya terlintas dalam hati, itu semua adalah makhluqNya, dan bukan DzatNya!.
DzatNya tidak terjangkau oleh panca indera, pikiran, atau bahkan hati manusia. Namun ke-Ada-anNya (bukan DzatNya) yang Maha Tunggal, sangat jelas nampak oleh panca indera, pikiran, dan hati manusia. Itulah Allah, Tuhan kita yang sesungguhnya!.
Ibarat angka nol, tidak terlihat nilainya namun angka nol itu ada, yakni 0 itu sendiri, dan bukan 'kosong' (yang berarti tidak ada sama sekali).
-------------------------------------
Bab: Mengenai Nama-Nama yang dimiliki Allah
Nama mempunyai arti dan peranan penting. Sebuah nama dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk membangun relasi sosial. Sebuah nama juga bisa mewakili the holder of the name untuk bisa dihadirkan meski secara fisik ia tidak bisa hadir untuk disapa dan dikenal.
Bagaimana kita bisa berhubungan dengan yang lainnya, berkomunikasi, bekerjasama dengan baik jika kita tidak mengenalnya?. Dengan mengetahui dan menyebut namanya, berarti kita juga menghormati dan menghargainya. Dengan demikian, sebuah kerjasama atau hubungan akan dapat terjalin dengan baik.
Bagaimana dengan Tuhan?. Kita tidak pernah bercakap-cakap dan tidak pernah mampu melihatNya. Terus bagaimana kita dapat mengenal dan berkomunikasi dengan-Nya? Bagaimana kita curhat dan memohon kepadaNya jika kita tidak mengenalNya dan tidak mengetahui NamaNya?.
Jika Allah tidak mengenalkan diri, maka manusia tidak akan mengenalnya, hanya menduga-duga, mengingat Allah itu Maha ghaib. Oleh karena itulah, Allah memperkenalkan diri-Nya melalui medium-medium; melalui para Nabi, Rasul dan Kitab suci, misal: Al Qur'an. Melalui medium2 tersebut manusia bisa mengenal siapakah Tuhannya.
Asmaul Husna merupakan Nama-Nama yang dimiliki Allah. Tidak hanya Nama-Nama yang indah tetapi juga merupakan sifat-sifat mulia yang dimilikiNya. Dengan mengetahui dan merasakannya lebih dalam, maka manusia akan dapat merasakan bahwa Allah begitu dekat bahkan sangat dekat, walau kita tidak bisa dan tidak mampu melihat wujudNya.
QS.59. Al Hasyr:
هُوَ ٱللَّهُ ٱلْخَـٰلِقُ ٱلْبَارِىءُ ٱلْمُصَوِّرُ لَهُ ٱلأَْسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلأَْرْضِ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
"24. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Berikut ini Asmaaul Husna, yang dapat membuat kita lebih MENGENAL siapakah Allah, Tuhan kita ...
*) Nama-Nama Dia (Allah) yang Baik ( Asmaul Husna ):
Dengarkan: https://drive.google.com/drive/folders/1g21s3bSF7mRwLeokJWc791YSJY5dB2MZ?usp=sharing
1. Ar Rahman = الرحمن = Yang Maha Pengasih
2. Ar Rahiim = الرحيم = Yang Maha Penyayang
3. Al Malik = الملك = Yang Maha Merajai/Memerintah
4. Al Quddus = القدوس = Yang Maha Suci
5. As Salaam = السلام = Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6. Al Mu'min = المؤمن = Yang Maha Memberi Keamanan
7. Al Muhaimin = المهيمن = Yang Maha Pemelihara
8. Al `Aziiz = العزيز = Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9. Al Jabbar = الجبار = Yang Maha Perkasa
10. Al Mutakabbir = المتكبر = Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11. Al Khaliq = الخالق = Yang Maha Pencipta
12. Al Baari' = البارئ = Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13. Al Mushawwir = المصور = Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14. Al Ghaffaar = الغفار = Yang Maha Pengampun
15. Al Qahhaar = القهار = Yang Maha Memaksa
16. Al Wahhaab = الوهاب = Yang Maha Pemberi Karunia
17. Ar Razzaaq = الرزاق = Yang Maha Pemberi Rejeki
18. Al Fattaah = الفتاح = Yang Maha Pembuka Rahmat
19. Al `Aliim = العليم = Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20. Al Qaabidh = القابض = Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21. Al Baasith = الباسط = Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22. Al Khaafidh = الخافض = Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23. Ar Raafi` = الرافع = Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24. Al Mu`izz = المعز = Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25. Al Mudzil = المذل = Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26. Al Samii` = السميع = Yang Maha Mendengar
27. Al Bashiir = البصير = Yang Maha Melihat
28. Al Hakam = الحكم = Yang Maha Menetapkan
29. Al `Adl = العدل = Yang Maha Adil
30. Al Lathiif = اللطيف = Yang Maha Lembut
31. Al Khabiir = الخبير = Yang Maha Mengenal
32. Al Haliim = الحليم = Yang Maha Penyantun
33. Al `Azhiim = العظيم = Yang Maha Agung
34. Al Ghafuur = الغفور = Yang Maha Pengampun
35. As Syakuur = الشكور = Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36. Al `Aliy = العلى = Yang Maha Tinggi
37. Al Kabiir = الكبير = Yang Maha Besar
38. Al Hafizh = الحفيظ = Yang Maha Memelihara
39. Al Muqiit = المقيت = Yang Maha Pemberi Kecukupan
40. Al Hasiib = الحسيب = Yang Maha Membuat Perhitungan
41. Al Jaliil = الجليل = Yang Maha Mulia
42. Al Kariim = الكريم = Yang Maha Mulia
43. Ar Raqiib = الرقيب = Yang Maha Mengawasi
44. Al Mujiib = المجيب = Yang Maha Mengabulkan
45. Al Waasi` = الواسع = Yang Maha Luas
46. Al Hakiim = الحكيم = Yang Maha Maka Bijaksana
47. Al Waduud = الودود = Yang Maha Mengasihi
48. Al Majiid = المجيد = Yang Maha Mulia
49. Al Baa`its = الباعث = Yang Maha Membangkitkan
50. As Syahiid = الشهيد = Yang Maha Menyaksikan
51. Al Haqq = الحق = Yang Maha Benar
52. Al Wakiil = الوكيل = Yang Maha Memelihara
53. Al Qawiyyu = القوى = Yang Maha Kuat
54. Al Matiin = المتين = Yang Maha Kokoh
55. Al Waliyy = الولى = Yang Maha Melindungi
56. Al Hamiid = الحميد = Yang Maha Terpuji
57. Al Muhshii = المحصى = Yang Maha Mengkalkulasi
58. Al Mubdi' = المبدئ = Yang Maha Memulai
59. Al Mu`iid = المعيد = Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60. Al Muhyii = المحيى = Yang Maha Menghidupkan
61. Al Mumiitu = المميت = Yang Maha Mematikan
62. Al Hayyu = الحي = Yang Maha Hidup
63. Al Qayyuum = القيوم = Yang Maha Mandiri
64. Al Waajid = الواجد = Yang Maha Penemu
65. Al Maajid = الماجد = Yang Maha Mulia
66. Al Wahiid = الواحد = Yang Maha Tunggal
67. Al Ahad = الاحد = Yang Maha Esa
68. As Shamad = الصمد = Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69. Al Qaadir = القادر = Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70. Al Muqtadir = المقتدر = Yang Maha Berkuasa
71. Al Muqaddim = المقدم = Yang Maha Mendahulukan
72. Al Mu'akkhir = المؤخر = Yang Maha Mengakhirkan
73. Al Awwal = الأول = Yang Maha Awal
74. Al Aakhir = الأخر = Yang Maha Akhir
75. Az Zhaahir = الظاهر = Yang Maha Nyata
76. Al Baathin = الباطن = Yang Maha Ghaib
77. Al Waali = الوالي = Yang Maha Memerintah
78. Al Muta`aalii = المتعالي = Yang Maha Tinggi
79. Al Barri = البر = Yang Maha Penderma
80. At Tawwaab = التواب = Yang Maha Penerima Tobat
81. Al Muntaqim = المنتقم = Yang Maha Pemberi Balasan
82. Al `Afuww = العفو = Yang Maha Pemaaf
83. Ar Ra'uuf = الرؤوف = Yang Maha Pengasuh
84. Malikul Mulk = مالك الملك = Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85. Dzul Jalaali Wal Ikraam = ذو الجلال و الإكرام = Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al Muqsith = المقسط = Yang Maha Pemberi Keadilan
87. Al Jamii` = الجامع = Yang Maha Mengumpulkan
88. Al Ghaniyy = الغنى = Yang Maha Kaya
89. Al Mughnii = المغنى = Yang Maha Pemberi Kekayaan
90. Al Maani` = المانع = Yang Maha Mencegah
91. Ad Dhaar = الضار = Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92. An Nafii` = النافع = Yang Maha Memberi Manfaat
93. An Nuur = النور = Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94. Al Haadi' = الهادئ = Yang Maha Pemberi Petunjuk
95. Al Baadii` = البديع = Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96. Al Baaqii = الباقي = Yang Maha Kekal
97. Al Waarits = الوارث = Yang Maha Pewaris
98. Ar Rasyiid = الرشيد = Yang Maha Pandai (rasional)
99. As Shabuur = الصبور = Yang Maha Sabar
*) Sifat Wajib Allah
1. Wujud (Ada)
Sifat wajib Allah yang pertama adalah wujud yang artinya ada. Maksudnya, Allah adalah Dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, tidak diciptakan oleh siapapun, dan tidak Ada tuhan selain Allah SWT.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
As-Sajdah 32:4
ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِۖ مَا لَكُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَلِىٍّ وَلَا شَفِيعٍۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ
“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian ia bersemayam di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi Syafa’at. Maka kamu tidak memperhatikan?” (QS. As – Sajadah : 4)
Thaa Ha 20:14
إِنَّنِىٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعْبُدْنِى وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكْرِىٓ
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (QS. Thaha : 14)
2. Qidam (Terdahulu/Awal)
Dialah sang pencipta yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Maksudnya, Allah telah ada lebih dulu daripada apa yang diciptakannya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Al-Hadid 57:3
هُوَ ٱلْأَوَّلُ وَٱلْءَاخِرُ وَٱلظَّٰهِرُ وَٱلْبَاطِنُۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al – Hadid : 3)
3. Baqa’ (Kekal)
Maksudnya Allah maha kekal. Tidak akan punah, binasa, atau mati. Dia akan tetap ada selamanya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Al-Qasas 28:88
وَلَا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. BagiNya-lah segala penentuan, dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan".(QS. Al – Qasas : 88)
Ar-Rahman 55:26
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa,"
Ar-Rahman 55:27
وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَامِ
"tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (QS. Ar – Rahman : 26-27)
4. Mukholafatul Lilhawaditsi (Berbeda dengan makhluk ciptaanya)
Allah sudah pasti berbeda dengan ciptaanya. Dialah dzat yang Maha Sempurna dan Maha Besar. Tidak ada sesuatupun yang mampu menandingi dan menyerupai keagunganNya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Ikhlas Ayat 4
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS. Al – Ikhlas : 4)
Surat Asy-Syura Ayat 11
فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat”. (QS. Asy – Syura : 11)
5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri)
Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-'Ankabut Ayat 6
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
"Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS. Al – Ankabut : 6)
6. Wahdaniyah (Tunggal/Esa)
Allah maha esa atau tunggal. Maksudnya, tidak ada sekutu bagiNya. Dialah satu – satunya Tuhan pencipta alam semesta.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Anbiya Ayat 22
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ فَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ
“Seandainya di langit dan di bumi ada tuhan – tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu akan binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”. (QS Al – Anbiya : 22)
7. Qudrat (Berkuasa)
Maksudnya, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah SWT. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Baqarah Ayat 20
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu” (QS. Al – Baqarah : 20)
8. Iradat (Berkehendak)
Maksudnya, apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak ada seorangpun yang mampu mencegahNya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Hud Ayat 107
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki”. (QS. Hud : 107)
9. ‘Ilmun (Mengetahui)
Maksudnya, Allah SWT Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Baik yang tampak maupun yang tidak tampak.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Qaf Ayat 16
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. (QS. Qaf : 16)
10. Hayat (Hidup)
Allah SWt adalah Maha Hidup, tidak akan pernah mati, binasa, ataupun musnah. Dia kekal selamanya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Furqan Ayat 58
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al – Furqon : 58)
11. Sama’ (Mendengar)
Maksudnya, Allah Maha Mendengar baik yang diucapkan maupun yang disembunyikan dalam hati.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Ma'idah Ayat 76
قُلْ أَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا ۚ وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
" Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al – Maidah : 76)
12. Bashor (Melihat)
Maksudnya, Allah melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas. Dia mengetahui apapun yang terjadi di dunia ini.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Hujurat Ayat 18
إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al – Hujurat : 18)
Surat Al-Baqarah Ayat 265
وَمَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَتَثْبِيتًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ أَصَابَهَا وَابِلٌ فَآتَتْ أُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ فَإِنْ لَمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan perumpamaan orang – orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”. (QS Al – Baqarah : 265)
13. Qalam (Berfirman)
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dari kitab – kitab yang diturunkan lewat para Nabi.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surah Al-A'raaf 143
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَىٰ لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ ۚ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَٰكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي ۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya”. (QS. Al – A’raf : 143)
14. Qadiran (Berkuasa)
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di alam semesta.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Baqarah Ayat 20
يَكَادُ الْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَارَهُمْ ۖ كُلَّمَا أَضَاءَ لَهُمْ مَشَوْا فِيهِ وَإِذَا أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al – Baqarah : 20)
15. Muridan (Berkehendak)
Maksudnya, bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa menolak kehendakNya.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Hud Ayat 107
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki”. (QS. Hud : 107)
16. ‘Aliman (Mengetahui)
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Baik yang ditampakan maupun disembunyikan. Tidak ada yang bisa menandingi pengetahuan Allah Yang Maha Esa.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” … (QS. An – Nisa : 176)
17. Hayyan (hidup)
Allah adalah dzat yang hidup. Allah tidak akan mati, tidak akan tidur ataupun lengah.Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur’an:
Surat Al-Furqan Ayat 58
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚ وَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
"Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya." (QS. Al – Furqon : 58)
18. Sami’an (Mendengar)
Maksudnya, Allah selalu mendengar pembicaraan manusia, permintaan, ataupun doa hambaNya.
19. Bashiran (Melihat)
Keadaan Allah yang melihat tiap – tiap yang maujudat (benda yang ada). Allah selalu melihat gerak gerik kita. Oleh arena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
Al-Furqan 25:20
وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيرًا
"...Dan Tuhanmu Maha Melihat."
20. Mutakalliman (Berfirman atau berkata – kata)
Sama dengan Qalam, Mutakalliman juga berarti berfirman. Firman Allah terwujud lewat kitab – kitab suci yang diturunkan lewat para Nabi.
*) Sifat Mustahil Allah
1. ‘Adam = Tiada (bisa mati)
2. Huduth = Baharu (bisa di perbaharui)
3. Fana’ = Binasa (tidak kekal/mati)
4. Mumatsalatu lil hawaditsi = Menyerupai makhluknya
5. Qiyamuhu Bighayrihi = Berdiri dengan yang lain
6. Ta’addud = Berbilang – bilang (lebih dari satu)
7. Ajzun = Lemah
8. Karahah = Terpaksa
9. Jahlun = Bodoh
10. Mautun = Mati
11. Shamamun = Tuli
12. ‘Umyun = Buta
13. Bukmun = Bisu
14. Kaunuhu ‘Ajizan = Zat yang lemah
15. Kaunuhu Karihan = Zat yang terpaksa
16. Kaunuhu Jahilan = Zat yang bodoh
17. Kaunuhu Mayyitan = Zat yang mati
18. Kaunuhu Asshama = Zat yang tuli
19. Kaunuhu ‘Ama = Zat yang buta
20. Kaunuhu Abkama = Zat yang bisu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar