Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir bin Abdullah as Salmi, bahwa seorang arab badui berbaiat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk Islam, lantas si arab badui terkena demam di Madinah, sehingga ia menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, tolong batalkanlah baiatku, " namun Rasulullah enggan. Kemudian ia mendatangi beliau lagi dan berkata, "Tolong batalkanlah baiatku!" Namun Rasulullah tetap enggan. Kemudian ia datang lagi untuk kali ketiga dan berkata, "Tolong batalkanlah baiatku." Namun Rasulullah menolak, lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Madinah itu bagaikan mesin tungku api, ia membersihkan karat-karat (besi) dan menyaring yang baik-baik saja."(No. Hadist: 6777 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Keterangan:
Si Arab badui tersebut merasa mendapatkan "sial" karena telah berbaiat/berjanji setia kepada Rasulullah SAW. Kemungkinan baiatnya adalah mencintai Nabi dan ingin hidup berdekatan dengan Nabi.
Namun karena merasa mendapatkan "sial" dengan terkena demam selama di Madinah, maka si badui tersebut ingin keluar dari Madinah dan ia ingin membatalkan baiatnya itu. Namun hal itu dilarang oleh Nabi SAW, karena sebenarnya penyakitnya itu untuk menghilangkan dosa (bukan merupakan kesialan), dan sangat utama untuk tinggal di Madinah, "Madinah itu bagaikan mesin tungku api, ia membersihkan karat-karat (besi) dan menyaring yang baik-baik saja".
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Ubaidullah bin Abdullah berkata, telah menceritakan kepadaku Ibn Abbas radliallahu 'anhu, ia berkata, "Dahulu aku membacakan Abdurrahman bin Auf. Dikala Umar melakukan haji yang terakhir kalinya, Abdurrahman berkata di Mina, "Sekiranya saja engkau melihat Amirul Mukminin ketika didatangi seseorang yang berkata, si A berkata, 'Kalaulah Amirul Mukminin meninggal, niscaya aku berbaiat kepada si fulan dan si fulan." Lantas Umar berkata, "Niscaya sore ini aku berdiri memberi peringatan orang-orang yang ingin merebut wewenang mereka." Abdurrahman berkata, "Hai, jangan kau lakukan! Sebab musim haji ini menghimpun para pemimpin manusia yang memenuhi majlismu!" Maka aku khawatir jangan-jangan mereka tidak menggunakan saranmu sesuai tempatnya sehingga mereka tafsirkan tidak tepat sasaran, maka tangguhkan saja hingga Madinah menjadi tempat hijrah dan tempat yang aman, serta dipenuhi oleh sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari muhajirin dan Anshar. Kemudian mereka menjaga saran-saranmu dan menafsirkannya sesuai tempatnya." Lantas Ibn Abbas berkata, "Demi Allah, sungguh aku berdiri bersamanya di awal-awal aku berdiri bersamanya di Madinah Munawwarah." Ibn Abbas melanjutkan, "Lantas kami tiba di Madinah, dan ia katakan, "Allah telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa kebenaran dan menurunkan al Kitab bersamanya, yang diantara ayat yang diturunkan adalah ayat rajam."(No. Hadist: 6778 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Zurarah telah menceritakan kepada kami Alqasim bin Malik dari Al Ju'aid aku mendengar As Saib bin Yazid berkata, "Satu sha' di jaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah satu mud lebih sepertiga (mud kalian) hari ini, dan bahkan terkadang ditambahi lagi." Alqasim bin Malik mendengar dari Ju'aid.(No. Hadist: 6785 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Keutamaan Madinah:
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memanjatkan doa: "Ya Allah, berilah barakah bagi mereka dalam takaran mereka, juga berkahilah mereka dalam sha' dan mud mereka, " maksudnya bagi penduduk Madinah."(No. Hadist: 6786 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari 'Amru mantan budak Muththalib, dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu, terlihat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam gunung Uhud, lantas beliau bersabda: "Inilah gunung yang mencintai kami dan kami mencintainya. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Makkah dan aku sekarang mengharamkan apa yang di antara kedua gunungnya (Madinah)." Hadits ini dikuatkan oleh Sahl dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang Uhud."(No. Hadist: 6788 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Malik dari Khubaib bin Abdurrahman dari Hafs bin 'Ashim dari Abu Hurairah mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Antara rumahku dan mimbarku ada taman dari taman-taman surga, dan mimbarku diatas telagaku."(No. Hadist: 6790 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdullah bin Dinar dari Ibn Umar, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan miqat (tempat bermula ibadah haji atau umrah) di qarnul manazil bagi penduduk Nejed, Juhfah untuk penduduk Syam, dan Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah." Ibnu Umar berkata, "Aku mendengar ini dari nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan telah sampai berita kepadaku bahwa nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Dan Yalamlam untuk penduduk Yaman." Lalu Ibnu Umar ditanya bagaimana dengan penduduk Irak, lantas ia menjawab, "Ketika itu Irak belum ada."(No. Hadist: 6798 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Silahkan membaca juga: Janganlah diikuti, membaiat seseorang dengan tanpa musyawarah kaum muslimin
Keterangan:
Si Arab badui tersebut merasa mendapatkan "sial" karena telah berbaiat/berjanji setia kepada Rasulullah SAW. Kemungkinan baiatnya adalah mencintai Nabi dan ingin hidup berdekatan dengan Nabi.
Namun karena merasa mendapatkan "sial" dengan terkena demam selama di Madinah, maka si badui tersebut ingin keluar dari Madinah dan ia ingin membatalkan baiatnya itu. Namun hal itu dilarang oleh Nabi SAW, karena sebenarnya penyakitnya itu untuk menghilangkan dosa (bukan merupakan kesialan), dan sangat utama untuk tinggal di Madinah, "Madinah itu bagaikan mesin tungku api, ia membersihkan karat-karat (besi) dan menyaring yang baik-baik saja".
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Ubaidullah bin Abdullah berkata, telah menceritakan kepadaku Ibn Abbas radliallahu 'anhu, ia berkata, "Dahulu aku membacakan Abdurrahman bin Auf. Dikala Umar melakukan haji yang terakhir kalinya, Abdurrahman berkata di Mina, "Sekiranya saja engkau melihat Amirul Mukminin ketika didatangi seseorang yang berkata, si A berkata, 'Kalaulah Amirul Mukminin meninggal, niscaya aku berbaiat kepada si fulan dan si fulan." Lantas Umar berkata, "Niscaya sore ini aku berdiri memberi peringatan orang-orang yang ingin merebut wewenang mereka." Abdurrahman berkata, "Hai, jangan kau lakukan! Sebab musim haji ini menghimpun para pemimpin manusia yang memenuhi majlismu!" Maka aku khawatir jangan-jangan mereka tidak menggunakan saranmu sesuai tempatnya sehingga mereka tafsirkan tidak tepat sasaran, maka tangguhkan saja hingga Madinah menjadi tempat hijrah dan tempat yang aman, serta dipenuhi oleh sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari muhajirin dan Anshar. Kemudian mereka menjaga saran-saranmu dan menafsirkannya sesuai tempatnya." Lantas Ibn Abbas berkata, "Demi Allah, sungguh aku berdiri bersamanya di awal-awal aku berdiri bersamanya di Madinah Munawwarah." Ibn Abbas melanjutkan, "Lantas kami tiba di Madinah, dan ia katakan, "Allah telah mengutus Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dengan membawa kebenaran dan menurunkan al Kitab bersamanya, yang diantara ayat yang diturunkan adalah ayat rajam."(No. Hadist: 6778 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Zurarah telah menceritakan kepada kami Alqasim bin Malik dari Al Ju'aid aku mendengar As Saib bin Yazid berkata, "Satu sha' di jaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah satu mud lebih sepertiga (mud kalian) hari ini, dan bahkan terkadang ditambahi lagi." Alqasim bin Malik mendengar dari Ju'aid.(No. Hadist: 6785 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Keutamaan Madinah:
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memanjatkan doa: "Ya Allah, berilah barakah bagi mereka dalam takaran mereka, juga berkahilah mereka dalam sha' dan mud mereka, " maksudnya bagi penduduk Madinah."(No. Hadist: 6786 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Ismail telah menceritakan kepadaku Malik dari 'Amru mantan budak Muththalib, dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu, terlihat oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam gunung Uhud, lantas beliau bersabda: "Inilah gunung yang mencintai kami dan kami mencintainya. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Makkah dan aku sekarang mengharamkan apa yang di antara kedua gunungnya (Madinah)." Hadits ini dikuatkan oleh Sahl dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang Uhud."(No. Hadist: 6788 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi telah menceritakan kepada kami Malik dari Khubaib bin Abdurrahman dari Hafs bin 'Ashim dari Abu Hurairah mengatakan, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Antara rumahku dan mimbarku ada taman dari taman-taman surga, dan mimbarku diatas telagaku."(No. Hadist: 6790 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yusuf telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdullah bin Dinar dari Ibn Umar, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menetapkan miqat (tempat bermula ibadah haji atau umrah) di qarnul manazil bagi penduduk Nejed, Juhfah untuk penduduk Syam, dan Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah." Ibnu Umar berkata, "Aku mendengar ini dari nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan telah sampai berita kepadaku bahwa nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda "Dan Yalamlam untuk penduduk Yaman." Lalu Ibnu Umar ditanya bagaimana dengan penduduk Irak, lantas ia menjawab, "Ketika itu Irak belum ada."(No. Hadist: 6798 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Silahkan membaca juga: Janganlah diikuti, membaiat seseorang dengan tanpa musyawarah kaum muslimin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar