Dahulu, pada jaman kenabian Nabi Musa, memang pernah ada syariat pertobatan dengan cara bunuh-diri. Hal ini karena tindakan mereka yang sudah sangat keterlaluan. Namun syariat bunuh-diri ini, dihapuskan pada jaman kenabian Nabi Muhammad SAW hingga akhir jaman.
Surat Al-Baqarah Ayat 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu
[ada yang mengartikan: orang-orang yang tidak menyembah anak lembu itu membunuh orang yang menyembahnya. Adapula yang mengartikan: orang yang menyembah patung anak lembu itu saling bunuh-membunuh, dan apa pula yang mengartikan: mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing untuk bertaubat.].
Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang".
Ayat ini menerangkan perintah Allah kepada Bangsa Yahudi di zaman Musa as. agar melakukan bunuh diri masal karena kedurhakaan mereka kepada Allah dengan melakukan penyembahan berhala ketika Nabi Musa sedang berada di atas bukit Tursina. Bangsa Yahudi merupakan bangsa yang sangat durhaka karena mereka menyembah patung anak sapi sebagai ganti dari menyembah Allah, Pencipta sekalian alam.
Di dalam ayat ini disebutkan kata-kata “bunuhlah diri-diri kamu” yang dapat berarti bahwa orang-orang yang durhaka di antara ummat Nabi Musa as. disuruh bunuh diri masal, atau dapat pula berarti bahwa orang-orang yang telah menyembah berhala disuruh oleh Allah agar dibunuh oleh orang-orang yang tetap beriman.
Kisah pembunuhan massal ummat Nabi Musa ini termaktub dalam Kitab Taurat yang ada sampai sekarang. Disebutkan bahwa Nabi Musa berseru kepada mereka: “Siapa yang memihak kepada Tuhan datanglah kepadaku”. Lalu berkumpullah seluruh Bani Levi.
Nabi Musa menyuruh mereka mengangkat pedang mereka. Kemudian sebagian mereka membunuh sebagian lainnya. Bani Levi melakukan seperti yang diperintahkan Musa. Dan pada hari itu tewaslah kira-kira 3000 orang dan menurut tafsiran lain ada yang menyebutkan 70.000 orang.
Taubat dengan bunuh diri massal atau membunuh orang yang menyembah berhala yang diperintahkan kepada Bangsa Yahudi ini adalah dimaksudkan membersihkan diri mereka dari bibit orang orang durhaka yang ada di tengah-tengah masyarakat mereka, sehingga kelak kemudian hari masyarakat ini diharapkan menjadi bersih dan baik.
Di dalam sejarah, hanya Bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Allah untuk melakukan bunuh diri massal sebagai jalan bertaubat secara tuntas. Hal ini membuktikan bahwa Bangsa Yahudi merupakan golongan manusia yang sangat bobrok dalam kerusakan mental dan moralnya.
--------------------------
Sesungguhnya syariat bunuh-diri ini, telah dihapuskan pada jaman kenabian Nabi Muhammad SAW hingga akhir jaman. Perhatikan ayat berikut ini:
Surat An-Nisa' Ayat 29:
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
" ... Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Bunuh diri telah diharamkan, apapun alasannya!. Termasuk didalamnya, karena berputus asa. Mungkin telah melakukan kesalahan yang luar biasa, kegagalan yang terus menerus, cobaan yang sangat berat, beban hidup yang tak tertahankan, atau apapun juga. Seperti disebutkan dalam ayat dibawah ini:
QS 12. Yusuf:87.
وَلاَ تَايْـَسُواْ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَايْـَسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلاَّ ٱلْقَوْمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ
"... dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."
Surat Az-Zumar Ayat 53
۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bagi manusia yang merasa telah berbuat dosa yang banyak, sehingga mendapatkan cobaan yang berat. Maka jangalah berputus-asa dari Rahmat Allah. Karena sesungguhnya, Dia Maha Pengampun lagi Maha Penolong terhadap segala kesulitan yang dihadapi hamba2Nya, selama mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Andaikan anda berbuat dosa, lalu minta ampun kepada-Nya, lalu berbuat dosa lagi hingga 70 kali, lalu meminta ampun kepada Allah, maka sesungguhnya hal tersebut bukanlah mengolok-olok Allah. Namun, hal itu disebabkan karena kelemahan manusia yang memang sering berbuat dosa.
Yang penting segera bertaubat, dan berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi, walaupun dalam prakteknya mengulangi dosa lagi, namun kemudian tobat lagi.
Karena sesungguhnya Rahmat dan Ampunan Allah tidak ada batasnya ...!
Apapun alasannya, baik itu karena dosa yang menumpuk, beratnya cobaan, kesalahan yang sangat dahsyat, tetap saja bunuh diri itu diharamkan, atau bahkan untuk alasan jihad sekalipun, tetap diharamkan (untuk penjelasannya, bisa dibaca hadis berikut ini).
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku ikut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Hunain. Kepada seseorang yang diakui keIslamannya beliau bersabda: Orang ini termasuk ahli neraka. Ketika kami telah memasuki peperangan, orang tersebut berperang dengan garang dan penuh semangat, kemudian ia terluka. Ada yang melapor kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Wahai Rasulullah, orang yang baru saja engkau katakan sebagai ahli neraka, ternyata pada hari ini berperang dengan garang dan sudah meninggal dunia. Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ia pergi ke neraka. Sebagian kaum muslimin merasa ragu. Pada saat itulah datang seseorang melapor bahwa ia tidak mati, tetapi mengalami luka parah. Pada malam harinya, orang itu tidak tahan menahan sakit lukanya, maka ia bunuh diri. Hal itu dikabarkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam Beliau bersabda: Allah Maha besar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk memanggil para sahabat: Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali jiwa yang pasrah. Dan sesungguhnya Allah mengukuhkan agama ini dengan orang yang jahat. (Shahih Muslim No.162)
Keterangan:
Maksudnya memiliki jiwa yang pasrah, yang hanya kepada Allah-lah diserahkan segala urusan. Dan seorang mukmin akan terus mendapatkan cobaan dari orang yang jahat/dengki/hasud, hingga orang mukmin tersebut menjadi kuat, kuat agamanya. Hingga menghadapNya kelak ...
Ancaman Bagi Pelaku Bunuh-Diri
Telah menceritakan kepada kami Abu AL Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka".(No. Hadist: 1276 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Surat Al-Baqarah Ayat 54
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu
[ada yang mengartikan: orang-orang yang tidak menyembah anak lembu itu membunuh orang yang menyembahnya. Adapula yang mengartikan: orang yang menyembah patung anak lembu itu saling bunuh-membunuh, dan apa pula yang mengartikan: mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing untuk bertaubat.].
Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang".
Ayat ini menerangkan perintah Allah kepada Bangsa Yahudi di zaman Musa as. agar melakukan bunuh diri masal karena kedurhakaan mereka kepada Allah dengan melakukan penyembahan berhala ketika Nabi Musa sedang berada di atas bukit Tursina. Bangsa Yahudi merupakan bangsa yang sangat durhaka karena mereka menyembah patung anak sapi sebagai ganti dari menyembah Allah, Pencipta sekalian alam.
Di dalam ayat ini disebutkan kata-kata “bunuhlah diri-diri kamu” yang dapat berarti bahwa orang-orang yang durhaka di antara ummat Nabi Musa as. disuruh bunuh diri masal, atau dapat pula berarti bahwa orang-orang yang telah menyembah berhala disuruh oleh Allah agar dibunuh oleh orang-orang yang tetap beriman.
Kisah pembunuhan massal ummat Nabi Musa ini termaktub dalam Kitab Taurat yang ada sampai sekarang. Disebutkan bahwa Nabi Musa berseru kepada mereka: “Siapa yang memihak kepada Tuhan datanglah kepadaku”. Lalu berkumpullah seluruh Bani Levi.
Nabi Musa menyuruh mereka mengangkat pedang mereka. Kemudian sebagian mereka membunuh sebagian lainnya. Bani Levi melakukan seperti yang diperintahkan Musa. Dan pada hari itu tewaslah kira-kira 3000 orang dan menurut tafsiran lain ada yang menyebutkan 70.000 orang.
Taubat dengan bunuh diri massal atau membunuh orang yang menyembah berhala yang diperintahkan kepada Bangsa Yahudi ini adalah dimaksudkan membersihkan diri mereka dari bibit orang orang durhaka yang ada di tengah-tengah masyarakat mereka, sehingga kelak kemudian hari masyarakat ini diharapkan menjadi bersih dan baik.
Di dalam sejarah, hanya Bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Allah untuk melakukan bunuh diri massal sebagai jalan bertaubat secara tuntas. Hal ini membuktikan bahwa Bangsa Yahudi merupakan golongan manusia yang sangat bobrok dalam kerusakan mental dan moralnya.
--------------------------
Sesungguhnya syariat bunuh-diri ini, telah dihapuskan pada jaman kenabian Nabi Muhammad SAW hingga akhir jaman. Perhatikan ayat berikut ini:
Surat An-Nisa' Ayat 29:
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
" ... Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Bunuh diri telah diharamkan, apapun alasannya!. Termasuk didalamnya, karena berputus asa. Mungkin telah melakukan kesalahan yang luar biasa, kegagalan yang terus menerus, cobaan yang sangat berat, beban hidup yang tak tertahankan, atau apapun juga. Seperti disebutkan dalam ayat dibawah ini:
QS 12. Yusuf:87.
وَلاَ تَايْـَسُواْ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِنَّهُ لاَ يَايْـَسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلاَّ ٱلْقَوْمُ ٱلْكَـٰفِرُونَ
"... dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."
Surat Az-Zumar Ayat 53
۞ قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
53. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Bagi manusia yang merasa telah berbuat dosa yang banyak, sehingga mendapatkan cobaan yang berat. Maka jangalah berputus-asa dari Rahmat Allah. Karena sesungguhnya, Dia Maha Pengampun lagi Maha Penolong terhadap segala kesulitan yang dihadapi hamba2Nya, selama mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Andaikan anda berbuat dosa, lalu minta ampun kepada-Nya, lalu berbuat dosa lagi hingga 70 kali, lalu meminta ampun kepada Allah, maka sesungguhnya hal tersebut bukanlah mengolok-olok Allah. Namun, hal itu disebabkan karena kelemahan manusia yang memang sering berbuat dosa.
Yang penting segera bertaubat, dan berkeinginan untuk tidak mengulanginya lagi, walaupun dalam prakteknya mengulangi dosa lagi, namun kemudian tobat lagi.
Karena sesungguhnya Rahmat dan Ampunan Allah tidak ada batasnya ...!
Apapun alasannya, baik itu karena dosa yang menumpuk, beratnya cobaan, kesalahan yang sangat dahsyat, tetap saja bunuh diri itu diharamkan, atau bahkan untuk alasan jihad sekalipun, tetap diharamkan (untuk penjelasannya, bisa dibaca hadis berikut ini).
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Aku ikut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Hunain. Kepada seseorang yang diakui keIslamannya beliau bersabda: Orang ini termasuk ahli neraka. Ketika kami telah memasuki peperangan, orang tersebut berperang dengan garang dan penuh semangat, kemudian ia terluka. Ada yang melapor kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Wahai Rasulullah, orang yang baru saja engkau katakan sebagai ahli neraka, ternyata pada hari ini berperang dengan garang dan sudah meninggal dunia. Nabi Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ia pergi ke neraka. Sebagian kaum muslimin merasa ragu. Pada saat itulah datang seseorang melapor bahwa ia tidak mati, tetapi mengalami luka parah. Pada malam harinya, orang itu tidak tahan menahan sakit lukanya, maka ia bunuh diri. Hal itu dikabarkan kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam Beliau bersabda: Allah Maha besar, aku bersaksi bahwa aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Kemudian beliau memerintahkan Bilal untuk memanggil para sahabat: Sesungguhnya tidak akan masuk surga, kecuali jiwa yang pasrah. Dan sesungguhnya Allah mengukuhkan agama ini dengan orang yang jahat. (Shahih Muslim No.162)
Keterangan:
Maksudnya memiliki jiwa yang pasrah, yang hanya kepada Allah-lah diserahkan segala urusan. Dan seorang mukmin akan terus mendapatkan cobaan dari orang yang jahat/dengki/hasud, hingga orang mukmin tersebut menjadi kuat, kuat agamanya. Hingga menghadapNya kelak ...
Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bertemu dengan orang-orang musyrik dan terjadilah peperangan, dengan dukungan pasukan masing-masing. Seseorang di antara sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam tidak membiarkan musuh bersembunyi, tapi ia mengejarnya dan membunuhnya dengan pedang. Para sahabat berkata: Pada hari ini, tidak seorang pun di antara kita yang memuaskan seperti yang dilakukan oleh si fulan itu. Mendengar itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ingatlah, si fulan itu termasuk ahli neraka. Salah seorang sahabat berkata: Aku akan selalu mengikutinya. Lalu orang itu keluar bersama orang yang disebut Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam sebagai ahli neraka. Kemana pun ia pergi, orang itu selalu menyertainya. Kemudian ia terluka parah dan ingin mempercepat kematiannya dengan cara meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada di dadanya, lalu badannya ditekan pada pedang hingga meninggal. Orang yang selalu mengikuti datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan berkata: Aku bersaksi bahwa engkau memang utusan Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bertanya: Ada apa ini? Orang itu menjawab: Orang yang engkau sebut sebagai ahli neraka, orang-orang menganggap besar (anggapan itu), maka aku menyediakan diri untuk mengikutinya, lalu aku mencarinya dan aku dapati ia terluka parah, ia berusaha mempercepat kematian dengan meletakkan pedangnya di tanah, sedangkan ujung pedang berada di dadanya, kemudian ia menekan badannya hingga meninggal. Pada saat itulah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya ada orang yang melakukan perbuatan ahli surga, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal sebenarnya ia ahli neraka. Dan ada orang yang melakukan perbuatan ahli neraka, seperti yang tampak pada banyak orang, padahal ia termasuk ahli surga. (Shahih Muslim No.163)
Hadis riwayat Jundab Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: Ada seorang lelaki yang hidup sebelum kalian, keluar bisul pada tubuhnya. Ketika bisul itu membuatnya sakit, ia mencabut anak panah dari tempatnya, lalu membedah bisul itu. Akibatnya, darah tidak berhenti mengalir sampai orang itu meninggal. Tuhan kalian berfirman: Aku haramkan surga atasnya. (Shahih Muslim No.164)
Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Khalid dari Abu Qalabah dari Tsabit bin Adh-Dhahhak radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah setia dengan agama selain Islam secara dusta dan sengaja, maka dia seperti apa yang dikatakannya, dan barangsiapa membunuh dirinya sendiri dengan besi, maka dia akan disiksa di dalam neraka Jahanam". Dan berkata, Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim dari Al Hasan telah menceritakan kepada kami Jundab radliallahu 'anhu: "Didalam masjid ini tidak akan kami lupakan dan kami tidak takut bahwa Jundab akan berdusta atas nama Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, dia berkata,: "Pernah ada seorang yang terluka lalu dia bunuh diri maka Allah berfirman: "HambaKu mendahului aku dalam hal nyawanya sehingga aku haramkan baginya surga".(No. Hadist: 1275 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Ancaman Bagi Pelaku Bunuh-Diri
Telah menceritakan kepada kami Abu AL Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka".(No. Hadist: 1276 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang bunuh diri dengan benda tajam, maka benda tajam itu akan dipegangnya untuk menikam perutnya di neraka Jahanam. Hal itu akan berlangsung terus selamanya. Barang siapa yang minum racun sampai mati, maka ia akan meminumnya pelan-pelan di neraka Jahanam selama-lamanya. Barang siapa yang menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan jatuh di neraka Jahanam selama-lamanya. (Shahih Muslim No.158)
Hadis riwayat Tsabit bin Dhahhak Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang bersumpah dengan agama selain Islam secara dusta, maka ia seperti apa yang ia ucapkan. Barang siapa yang bunuh diri dengan sesuatu, maka ia akan disiksa dengan sesuatu itu pada hari kiamat. Seseorang tidak boleh bernazar dengan sesuatu yang tidak ia miliki. (Shahih Muslim No.159)
---------------------------------------------
---------------------------------------------
BOM BUNUH DIRI MERUSAK KEINDAHAN ISLAM
Perlu diperhatikan bahwa:
kelompok-kelompok bersenjata pada zaman sekarang,
- yang mengkafirkan orang-orang menyelisihi mereka,
- dan yang berkeyakinan untuk memberontak melawan penguasa kaum muslimin,
- serta menyimpang dari jalannya jama'ah kaum muslimin dan umumnya kaum muslimin,
- mereka menghalalkan darah yang terjaga dengan nama jihad,
- dan mereka menempuh jalan-jalan pengeboman dan pengrusakkan untuk mewujudkan hal tersebut,
- yang mana HAL-HAL TERSEBUT MERUSAK GAMBARAN KEINDAHAN ISLAM !!!
kelompok-kelompok bersenjata pada zaman sekarang,
- yang mengkafirkan orang-orang menyelisihi mereka,
- dan yang berkeyakinan untuk memberontak melawan penguasa kaum muslimin,
- serta menyimpang dari jalannya jama'ah kaum muslimin dan umumnya kaum muslimin,
- mereka menghalalkan darah yang terjaga dengan nama jihad,
- dan mereka menempuh jalan-jalan pengeboman dan pengrusakkan untuk mewujudkan hal tersebut,
- yang mana HAL-HAL TERSEBUT MERUSAK GAMBARAN KEINDAHAN ISLAM !!!
Dan hal-hal semcam itu hanya akan "MEMBUAT MANUSIA LARI DARI AGAMA ISLAM DAN MENGHALANGI MEREKA DARI JALAN ALLAH, serta menjadikan ahli agama sebagai fitnah (bahan celaan) bagi orang lain.
Dan permusuhan pun terus berlanjut sampai orang-orang bodoh mencela dan mencaci Rasulullah -shallallaahu 'alaihi wa sallam-. Padahal Allah telah mengajari kaum muslimin dalam kitab-Nya: sebuah kaidah yang besar:
{وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ ...}
"Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan..." (QS. Al-An'aam: 108)
Ini larangan untuk mencela saja, bagaimana kalau yang dilakukan adalah pembunuhan dan pengemboman?
Sungguh mereka akan memikul beban dosa besar yang bertumpuk karenanya ...!!!
bunuh diri itu takdir ya ustad?
BalasHapusSesungguhnya semua yang terjadi merupakan ketetapan dariNya. Namun apakah layak seorang hamba hendak mengujiNya? menguji Takdir Allah apakah yg ditetapkan untuk hamba itu? Kalau ternyata Dia malah menakdirkan buruk, gara2 hamba itu hendak mengujiNya bagaimana? Sanggupkah dng Neraka yang sangat Panas selama2nya?
HapusDiriwayatkan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam pada suatu hari berdiam di atas gunung. Lantas Iblis mendatanginya dan berkata kepadanya, “Bukankah engkau mengatakan bahwa manusia yang telah dikehendaki mati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, pastilah dia mati?” Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, “Iya.” Iblis bertanya lagi, “Kalau tidak?” Dia menjawab, “Tidak akan mati.” Ketika itu Iblis –laknat Allah atasnya- berkata kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, “Kalau demikian, lemparkanlah dirimu dari atas gunung. Apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki engkau mati, maka engkau akan mati. Dan jika Dia tidak menghendaki, maka engkau tidak akan mati.” Lantas Nabi Isa berkata kepadanya, “Enyahlah kau, wahai makhluk terkutuk! Sesungguhnya Allah-lah yang menguji hamba-Nya. Sedangkan hamba-Nya tidak berhak menguji-Nya.”
Pak Bro ... :)
HapusSesungguhnya semua yang terjadi merupakan ketetapan dariNya. Namun apakah layak seorang hamba hendak mengujiNya? Menguji Takdir Allah apakah yg ditetapkan untuk hamba itu?
BalasHapusBukankah kita tidak pernah tahu sedikitpun takdir yang ditetapkanNya?
Bukankah kita bisa tahu, karena peristiwa itu sudah terjadi? Kalau belum terjadi?
Kalau ternyata Dia malah menakdirkan buruk, gara2 hamba itu hendak mengujiNya bagaimana? Sanggupkah dng Neraka yang sangat Panas selama2nya?
Diriwayatkan bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam pada suatu hari berdiam di atas gunung. Lantas Iblis mendatanginya dan berkata kepadanya, “Bukankah engkau mengatakan bahwa manusia yang telah dikehendaki mati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, pastilah dia mati?” Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, “Iya.” Iblis bertanya lagi, “Kalau tidak?” Dia menjawab, “Tidak akan mati.” Ketika itu Iblis –laknat Allah atasnya- berkata kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, “Kalau demikian, lemparkanlah dirimu dari atas gunung. Apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki engkau mati, maka engkau akan mati. Dan jika Dia tidak menghendaki, maka engkau tidak akan mati.” Lantas Nabi Isa berkata kepadanya, “Enyahlah kau, wahai makhluk terkutuk! Sesungguhnya Allah-lah yang menguji hamba-Nya. Sedangkan hamba-Nya tidak berhak menguji-Nya.”