Kita belum pernah merasakan
kematian dan tidak punya sedikitpun pengalaman mengenai kematian. Namun cepat atau lambat pasti kematian atau al-maut akan mendatangi kita, kemanapun dan dimanapun kita berada ...
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ali r.a. pernah berkata: "Pada mulanya kami sangsi akan siksa qubur. Setelah turunnya ayat ini (S.102:1-4) hilanglah kesangsian itu."
(Diriwayatkan oleh Ibnu jarir yang bersumber dari Ali.r.a.)
QS 102.At Takaatsur:1-8
أَلْهَـٰكُمُ ٱلتَّكَّاثُرُ * حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ * كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ * ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ * كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ ٱلْيَقِينِ * لَتَرَوُنَّ ٱلْجَحِيمَ * ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ ٱلْيَقِينِ * ثُمَّ لَتُسْـئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,"
"sampai kamu masuk ke dalam kubur."
"Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), "
"dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui."
عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنَ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقُلُّ لِلْحِسَابِ.
Dari Mahmud bin Labid bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua perkara yang dibenci anak Adam, (pertama) kematian, padahal kematian itu lebih baik bagi seorang mukmin daripada fitnah (kesesatan di dalam agama). (Kedua) dia membenci sedikit harta, padahal sedikit harta itu lebih menyedikitkan hisab (perhitungan amal). [HR. Ahmad, dan lain-lain, dishahihkan oleh al-Albâni di dalam ash-Shahîhah, no. 813]
وعَنِ أَبِى قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِىٍّ الأَنْصَارِىِّ أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ فَقَالَ : مُسْتَرِيحٌ ، وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ قَالَ: الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
Dari Abu Qatadah bin Rib’i al-Anshâri, dia menceritakan bahwa ada jenazah yang (dipikul) melewati Rasûlullâh n , maka beliau bersabda, “Orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya”. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah (maksud) orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya?” Beliau menjawab, “Seorang hamba yang Mukmin beristirahat dari kepayahan dan gangguan dunia menuju rahmat Allâh. Sedangkan hamba yang fajir (jahat), maka banyak manusia, bumi, pepohonan, dan binatang, beristirahat darinya”. [HR. Bukhari dan Muslim]
......................................................................
Tulisan ini diambil dari karya seorang penulis yang bernama Abdul Malik Ali Kulaib dan diterbitkan oleh penerbit Darul Qolam Beirut-Libanon. Dan diterjemahkan oleh Husein Bahreisj.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ali r.a. pernah berkata: "Pada mulanya kami sangsi akan siksa qubur. Setelah turunnya ayat ini (S.102:1-4) hilanglah kesangsian itu."
(Diriwayatkan oleh Ibnu jarir yang bersumber dari Ali.r.a.)
QS 102.At Takaatsur:1-8
أَلْهَـٰكُمُ ٱلتَّكَّاثُرُ * حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ * كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ * ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُونَ * كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ ٱلْيَقِينِ * لَتَرَوُنَّ ٱلْجَحِيمَ * ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ ٱلْيَقِينِ * ثُمَّ لَتُسْـئَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ
"Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,"
"sampai kamu masuk ke dalam kubur."
"Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), "
"dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui."
عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنَ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقُلُّ لِلْحِسَابِ.
Dari Mahmud bin Labid bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua perkara yang dibenci anak Adam, (pertama) kematian, padahal kematian itu lebih baik bagi seorang mukmin daripada fitnah (kesesatan di dalam agama). (Kedua) dia membenci sedikit harta, padahal sedikit harta itu lebih menyedikitkan hisab (perhitungan amal). [HR. Ahmad, dan lain-lain, dishahihkan oleh al-Albâni di dalam ash-Shahîhah, no. 813]
وعَنِ أَبِى قَتَادَةَ بْنِ رِبْعِىٍّ الأَنْصَارِىِّ أَنَّهُ كَانَ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرَّ عَلَيْهِ بِجِنَازَةٍ فَقَالَ : مُسْتَرِيحٌ ، وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْمُسْتَرِيحُ وَالْمُسْتَرَاحُ مِنْهُ قَالَ: الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
Dari Abu Qatadah bin Rib’i al-Anshâri, dia menceritakan bahwa ada jenazah yang (dipikul) melewati Rasûlullâh n , maka beliau bersabda, “Orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya”. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah (maksud) orang yang beristirahat, dan orang yang diistirahatkan darinya?” Beliau menjawab, “Seorang hamba yang Mukmin beristirahat dari kepayahan dan gangguan dunia menuju rahmat Allâh. Sedangkan hamba yang fajir (jahat), maka banyak manusia, bumi, pepohonan, dan binatang, beristirahat darinya”. [HR. Bukhari dan Muslim]
......................................................................
Tulisan ini diambil dari karya seorang penulis yang bernama Abdul Malik Ali Kulaib dan diterbitkan oleh penerbit Darul Qolam Beirut-Libanon. Dan diterjemahkan oleh Husein Bahreisj.
Ketahuilah bahwa kuburan
adalah merupakan permulaan tempat menuju akhirat. Setelah diketahui bahwa
setiap muncul suatu kematian, maka baginya telah menghadapi kiamat, tetapi
kiamat kecil.
Manusia yang telah dikubur
atau mati, maka berarti ia telah melihat bentuknya Surga atau Neraka.
Orang-orang yang mati tersebut, sejak pagi hingga sore pasti ditampakkan
pemandangan Surga jika yang bersangkutan akan menjadi penduduk Surga. Dan
pemandangan Neraka jika yang bersangkutan akan menjadi penduduk Neraka. Bagi
setiap orang mukmin kuburannya diperluas hingga 70 hasta, dan dipenuhi dengan
sesuatu yang menghijau, yang terus berlangsung hingga hari kebangkitan kiamat.
Tetapi bagi mereka yang kafir, maka dikuburannya dipukul dengan palu besi (gaib) dan kuburannya disempitkan hingga tulang rusuknya pecah-pecah.
Seorang yang kafir jika
menjelang kematiannya dan akan terputus rohnya dari dunia ini menuju akhirat,
maka datanglah padanya seorang Malaikat yang mukanya hitam sedangkan pakaiannya
dari bulu rambut dan mereka duduk dari padanya sejauh mata memandang. Kemudian
datanglah Malaikat maut (menurut hadits yang shohih bahwa nama Malaikat Izroil
itu tidak pernah disebut-sebut, yang kemungkinan berasal dari cerita
Israiliyat). Kemudian Malaikat maut itu duduk didekat kepalanya dengan
mengatakan : “Hai roh yang jahat,
keluarlah kamu sekarang menuju kemurkaan Allah dan kemarahanNya”. (Hadits).
Dan keluarlah roh tersebut
setelah ditarik dengan keras, dengan
keadaannya yang berbau busuk. Maka
dibawalah roh itu keatas tanpa diantar oleh para Malaikat (pasukan Malaikat),
kecuali mereka mengatakan : “Siapakah roh
buruk itu ?“. Lalu dijawab oleh Malaikat yang akan mengantarkan roh
tersebut dengan menyebutkan bahwa dia adalah si Anu anak si Anu. Namanya
disebut dengan nama yang paling jelek ketika didunia. Ternyata dilangit
tersebut tidak dibukakan pintunya. Lalu Rosululloh SAW, membacakan firman Allah
ketika menceritakan hal tersebut :
“Sekali-kali
tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit (yaitu amalnya tidak
diterima Allah) dan tidak pula mereka memasuki Surga, kecuali jika Unta bisa
memasuki lubang jarum”.
(QS. A’rof: 40)
Kemudian Allah berfirman agar ditetapkan
(dimasukkan) dalam Sijjin yaitu dalam penjara dan kesempitan dilangit bagian
bawah sekali. Firman Allah: “Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar
oleh burung atau diterbangkan ketempat yang jauh “. (QS. Hajj: 31).
Lalu
dikembalikan rohnya kedalam tubuhnya dan datanglah dua Malaikat dengan
mendudukkan lalu mengatakan, “Siapakah
Tuhanmu ?” Dia (jenazah) itu menjawab : “Hah … hah …. (terengah-engah/gagap) aku tidak mengetahui”. Malaikat itu lalu bertanya pula, “Apakah agamamu?”. Maka dijawabnya, “Hah …hah …aku tidak mengetahui”. Kedua orang Malaikat itu bertanya, “Siapakah yang telah diutus sebagai Rasul kepadamu?”. Dijawabnya pula, “Hah …hah …aku tidak mengetahui”. Kemudian terdengarlah suara panggilan dari Langit dengan mengatakan, “Sesungguhnya dia adalah pendusta, maka beri tikarlah dia dari api Neraka dan bukakanlah baginya pintu ke Neraka”. Selanjutnya ia merasakan panasnya api neraka itu dan segala apa yang dapat menyebabkan tubuhnya merasa sakit. Kuburannya juga disempitkan dan meremukkan tulang rusuknya. Dan juga ia didatangi oleh seseorang yang mukanya jelek, pakaiannya buruk dan baunya busuk. Maka orang itu mengatakan, “Bergembiralah kamu sekarang dengan kejelekan yang menimpamu pada hari yang dijanjikan ini “. Lalu jenazah itu bertanya, “Siapakah engkau yang berwajah jelek dan datang dengan membawa kejelekan ini ?”. Maka jawabnya, “Aku adalah amalmu yang jelek”. Kemudian jenazah itu mengatakan, “Ya Tuhanku, janganlah kiamat itu terjadi”.(Hadits).
“ (Mereka yang kafir) hingga datangnya kematian seseorang dari mereka, ia
berkata: Ya, Tuhanku kembalikanlah aku kedunia. Agar aku beramal saleh
(kebaikan) terhadap apa yang aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya
itu adalah perkataan yang diucapkan (oleh mereka) saja. Dan dihadapan mereka
ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”. (Qs. Al-Mukminun: 99-100)
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah r.a mengatakan
bahwa Rasululloh SAW. bersabda yang artinya : Jika mayat dikubur lalu ia
didatangi oleh dua Malaikat yang warnanya hitam dan warnanya biru (yaitu kedua
belah matanya yang keadaannya dapat mengerikan orang yang terkubur). Dinyatakan
bahwa yang satu bernama Malaikat Munkar dan yang lain adalah Malaikat Nakir.
Malaikat itu bertanya, “Apakah yang
engkau katakan tentang orang ini (Nabi Muhammad SAW) ?. Maka dia mengatakan
(Jika Jenazahnya Mukmin) : “ Dia
(Muhammad SAW) adalah hamba Allah dan RasulNya dan aku bersaksi bahwa tidak ada
Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah hambaNya dan RasulNya”. Lalu
diluaskan kuburannya sejauh 70 hasta dan baginya diberi cahaya. Lalu dikatakan
oleh Malaikat itu padanya, “Tidurlah”.
Orang itu mengatakan, “Aku akan kembali
pada keluargaku dan aku akan memberi tahu pada mereka”. Kemudian dua
Malaikat itu mengatakan: “Tidurlah engkau
seperti tidurnya pengantin, yang tidak akan dibangunkan dari tidurnya kecuali
jika ia sendiri menghendaki hingga Allah akan membangkitkan nanti (pada hari
kiamat) dari tempat berbaringnya itu “. (HR. Turmudzi)
Dan jika mayat itu termasuk golongan orang munafik
(yaitu yang diluarnya mengaku beragama Islam tapi hatinya kafir), maka
mengatakan: “Aku mendengar dari beberapa
orang yang mengatakan, yang aku juga menirunya sama (ikut-ikutan saja), yaitu
aku tidak mengetahuinya”. Maka kedua Malaikat itu mengatakan: “ Kami telah mengetahuinya bahwa kamu akan
mengatakan demikian “. Maka dikatakan kepada bumi : “Himpitlah dia”. Maka dihimpitlah oleh bumi mayat tersebut, hingga tulangnya remuk dan merasakan siksaan yang demikian dahsyat hingga Allah
membangkitkan nanti (pada hari kiamat) untuk keluar dari tempat
berbaringnya. (Hadits ini dinyatakan Shohih dan diriwayatkan oleh Turmudzi).
“Tiap-tiap
yang bernyawa pasti akan merasakan mati.
Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan”. (QS. Al Ankabuut:57).
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rizki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu
(kembali). Adakah diantara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu ? Maha sucilah Dia
dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”. (Ar Ruum : 40)
Sesungguhnya saat² menjelang kematian adalah sangatlah berat ...
Bisa jadi seseorang yang dulunya beriman bisa berubah keimanannya, pada saat² menjelang kematian (sakaratul maut) ...
Hati²lah dengan sakaratul maut, karena bisa jadi keimanan berubah pada saat itu ...
Karena itu tuntunlah dan bacakan Al Qur'an disamping orang yang sakaratul maut ...
Jangan memperberatnya dengan tangisan yang luar-biasa, namun tuntunlah ia, supaya dapat melewati sakaratul maut dengan baik ...
Tuntunlah ia dengan membaca Al Qur'an, misalnya surat Yaasiiin, atau tuntunlah ia dengan ucapan keimanan atau syahadat (yang dirasa mudah bagi orang yang sedang sakaratul maut) ...
Sekali lagi, janganlah memperberatnya dengan tangisan yang menderu-deru yang diiringi ratapan yang memilukan ...
Ingatlah ! Maut datangnya tiba-tiba, mungkin saja setelah ini maut menjemput kita. Sudah siapkah kita ....???
Bab. Malaikat Izrail Sendirian Mencabut Nyawa Banyak Manusia?
Allah menjelaskan bahwa malaikat maut memiliki banyak rekan di kalangan malaikat ketika mematikan para hamba Allah.
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لا يُفَرِّطُونَ
Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (QS. Al-An’am: 61)
Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa makna ’ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami’ adalah bahwa ada banyak malaikat yang ditugaskan untuk mewafatkan.
Kemudian al-Hafidz Ibnu Katsir membawakan riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
قال ابن عباس وغير واحد: لملك الموت أعوان من الملائكة، يخرجون الروح من الجسد، فيقبضها ملك الموت إذا انتهت إلى الحلقوم
Ibnu Abbas dan ulama lainnya mengatakan, ”Malaikat maut memiliki beberapa teman di kalangan malaikat. Mereka mengeluarkan ruh dari jasad. Hingga ketika ruh sudah mencapai tenggorokan, malakul maut yang mencabutnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/267).
Dalil lain yang menunjukkan bahwa malakul maut (malaikat pencabut nyawa) ditemani banyak malaikat ketika mematikan manusia, adalah hadis dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ
Sesungguhnya hamba yang beriman ketika hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya putih, wajahnya seperti matahari. Mereka membawa kafan dari surga dan hanuth (minyak wangi) dari surga. Merekapun duduk di sekitar mayit sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut ‘alaihis salam. Dia duduk di samping kepalanya.. (HR. Ahmad 18543, Abu Daud 4753, dishahihkan Syuaib al-Arnauth dan al-Albani)
--------------------
Silahkan membaca juga: http://tausyiahaditya.blogspot.com/2012/04/tiap-tiap-yang-berjiwa-akan-merasakan.html
Subhanallah
BalasHapus