Kisah Nabi Adam AS kali ini akan menceritakan dengan lengkap bagaimana sejarah penciptaan Nabi Adam AS dan perjalanan hidupnya hingga wafat. Suatu ketika, Allah berbicara di hadapan para malaikat. Isi pembicaraan berkisar tentang penciptaan Adam, leluhur manusia. Adam dan keturunannya ini kelak akan menjadi khalifah (wakil) Allah di bumi. Tugas mereka memakmurkan bumi. Mendengar penjelasan itu, para malaikat heran. Kenapa harus Adam dan anak cucunya yang menjadi khalifah? Mestinya, malaikat yang diberi kehormatan seperti itu. Bukankah malaikat senantiasa bertasbih kepada Allah? Bumi akan aman bila dihuni malaikat. Tak akan ada kerusakan dan pertumpahan darah.
"Setiap orang boleh diambil perkataannya dan boleh pula ditolak, kecuali perkataan penghuni qubur ini" (sambil menunjuk kearah makam Nabi SAW). [Pesan Imam Malik]---"Tidak boleh diterima perkataan seseorang jika berlawanan dengan sunnah Rasulullah SAW." [Pesan Imam Syafi'i]---"Apabila telah shah satu hadits, maka itulah madzhabku." [Pesan Imam Syafi'i]--- Tambahan Artikel Renungan: Renungan Jumat
Jumat, 24 November 2017
Jumat, 17 November 2017
SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERBEDAAN MAZHAB dan JANGAN BERSELISIH
Bermadzab itu baik karena memudahkan kita untuk lebih bisa memahami ajaran Islam.
Masing2 imam memiliki kelebihan dan alasan tersendiri dalam menggali ajaran Islam. Sehingga seringkali berbeda pendapat diantara para Imam tersebut. Bahkan antara guru dan murid juga bisa berbeda pendapat. Seperti keterangan berikut ini:
Imam Malik (imam Madzhab) punya murid imam Syafii (imam Madzhab juga). Imam Syafii punya murid Imam Ahmad Bin Hambal (imam Madzhab lagi).
Imam Syafii juga berguru kepada murid-murid Imam Hanafi (imam Madzhab) di irak.
Bahkan imam Bukhary pun merupakan madzhab tersendiri, menurut sebagian ulama, meskipun beberapa hal menggunakan metodologi dari imam Syafii.
Mereka tidak ada yang bertengkar mengenai perbedaan pendapat diantara mereka.
Karena itu, boleh menggunakan madzhab yang berbeda, tidak perlu fanatik madzhab, sebab suatu keadaan tertentu menjadi sebab terjadinya perbedaan dalam fikih (kalau mengenai aqidah, semua imam satu pendapat, mutlak).
Demikian pendapat ustadz KH. Firanda.
"Setiap orang boleh diambil perkataannya dan boleh pula ditolak, kecuali perkataan penghuni qubur ini" (sambil menunjuk kearah makam Nabi SAW). [Pesan Imam Malik]
Baca selengkapnya: https://tausyiahaditya.blogspot.com/2017/11/pesan-pesan-imam-madzhab-kepada-umat.html
Masing2 imam memiliki kelebihan dan alasan tersendiri dalam menggali ajaran Islam. Sehingga seringkali berbeda pendapat diantara para Imam tersebut. Bahkan antara guru dan murid juga bisa berbeda pendapat. Seperti keterangan berikut ini:
Imam Malik (imam Madzhab) punya murid imam Syafii (imam Madzhab juga). Imam Syafii punya murid Imam Ahmad Bin Hambal (imam Madzhab lagi).
Imam Syafii juga berguru kepada murid-murid Imam Hanafi (imam Madzhab) di irak.
Bahkan imam Bukhary pun merupakan madzhab tersendiri, menurut sebagian ulama, meskipun beberapa hal menggunakan metodologi dari imam Syafii.
Mereka tidak ada yang bertengkar mengenai perbedaan pendapat diantara mereka.
Karena itu, boleh menggunakan madzhab yang berbeda, tidak perlu fanatik madzhab, sebab suatu keadaan tertentu menjadi sebab terjadinya perbedaan dalam fikih (kalau mengenai aqidah, semua imam satu pendapat, mutlak).
Demikian pendapat ustadz KH. Firanda.
"Setiap orang boleh diambil perkataannya dan boleh pula ditolak, kecuali perkataan penghuni qubur ini" (sambil menunjuk kearah makam Nabi SAW). [Pesan Imam Malik]
Baca selengkapnya: https://tausyiahaditya.blogspot.com/2017/11/pesan-pesan-imam-madzhab-kepada-umat.html
Jumat, 10 November 2017
Pesan - Pesan Imam Madzhab Kepada Umat Islam
1. Pesan Imam Abu Hanifah
Ia berkata sebagai berikut:
اُتــْرُكُوْا قَوْلــِى لِقَوْلِ اللهِ وَ رَسُوْلــِهِ وَ الصَّحَابَةِ.
Tinggalkanlah perkataan (pendapatku) yang berlawanan dengan firman Allah dan Sabda Rasul-Nya dan perkataan shahabat.
لاَ يَحِلُّ ِلاَحَدٍ اَنْ يَقُوْلَ بِقَوْلـــِنَا حَتَّى يَعْلَمَ مِنْ اَيــْنَ قُلْنَاهُ.
Tidak halal bagi seseorang yang berkata dengan perkataan kami hingga mengetahui dari mana kami mengatakannya.
حَرَامٌ عَلَى مَنْ لَمْ يَعْرِفْ دَلِـيـْلِى اَنْ يُفْتِيَ كَلاَمِى.
Haram atas orang yang belum mengetahui dalil (alasan) fatwaku untuk berfatwa dengan perkataanku.
اِنَّهُ قِيْلَ ِلاَبِى حَنِيْفَةَ: اِذَا قُلْتَ قَوْلاً وَ كِـتَابُ اللهِ يُخَالِفُهُ ؟ قَالَ: اُتْرُكُـوْا قَوْلــِى بِكِـتَابِ اللهِ. فَقِيْلَ لَهُ: اِذَا كَانَ خَبَرُ الرَّسُوْلِ يُخَالِفُهُ ؟ قَالَ: اُتْرُكُوْا قَوْلــِى بِخَبَرِ الرَّسُوْلِ ص. فَقِيْلَ لَهُ: اِذَا كَانَ قَوْلُ الصَّحَابِيِّ يُخَالِفُهُ ؟ قَالَ: اُتْرُكُوْا قَوْلــِى بِقَوْلِ الصَّحَابِيِّ.
Bahwasanya Imam Abu Hanifah pernah ditanya : "Bagaimana apabila engkau mengatakan suatu pendapat, sedangkan Kitab Allah menyalahkannya?" Beliau menjawab : "Tinggalkanlah pendapatku dan ikutilah Kitab Allah". Lalu beliau ditanya lagi : "Bagaimana kalau hadits Rasulullah SAW menyalahkannya?" Beliau menjawab: 'Tinggalkanlah pendapatku dan ikutilah hadits Rasulullah SAW." Dan beliau ditanya lagi : "Bagaimana kalau perkataan shahabat menyalahkannya?". Beliau menjawab : "Tinggalkanlah pendapatku dan ikutilah perkataan shahabat itu''.
Jumat, 03 November 2017
KETIKA RASULULLAH MENGHADAPI PERMUSUHAN
Beragam teror atau tekanan Rasulullah SAW rasakan; dari yang bersifat teror verbal melalui caci maki, sampai pada teror fisik terhadap beliau dan para sahabatnya. Teror verbal dilakukan terhadap beliau dengan menyebutnya sebagai sebagai majnun (gila) (QS. Al Hijr 6) dan tukang sihir dan pendusta (QS. Shad 4). Al Quran sebagai wahyu yang beliau terima juga disebut sebagai dongeng-dongeng kaum terdahulu (QS. Al Mutaffifin 13).