Jumat, 03 November 2017

KETIKA RASULULLAH MENGHADAPI PERMUSUHAN

Beragam teror atau tekanan Rasulullah SAW rasakan; dari yang bersifat teror verbal melalui caci maki, sampai pada teror fisik terhadap beliau dan para sahabatnya. Teror verbal dilakukan terhadap beliau dengan menyebutnya sebagai sebagai majnun (gila) (QS. Al Hijr 6) dan tukang sihir dan pendusta (QS. Shad 4). Al Quran sebagai wahyu yang beliau terima juga disebut sebagai dongeng-dongeng kaum terdahulu (QS. Al Mutaffifin 13).


Surat Al-Hijr Ayat 6

وَقَالُوا يَا أَيُّهَا الَّذِي نُزِّلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ إِنَّكَ لَمَجْنُونٌ

6. Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.

Surat Sad Ayat 4

وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ ۖ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَٰذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ

4. Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta".

Surat Al-Tatfif Ayat 13

إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ

13. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu"

Teror fisik dilakukan kepada beliau dengan melempar isi perut domba dan meletakkan kotoran onta di punggungnya ketika sedang shalat. Dua putri beliau, Ruqayyah dan Ummu Kultsum, bahkan diceraikan dari suaminya yang merupakan keturunan petinggi kaum Quraisy. Paman beliau, Abu Thalib, juga mendapatkan ancaman dari mereka yang tidak suka dengan dakwah Muhammad saw. Perlakuan yang sangat berat dari orang-orang kafir terhadap Rasulullah saw. adalah ketika beliau pergi berdakwah ke Thaif, sebuah wilayah berjarak enam mil dari Makkah Al-Mukarramah. Ia melakukan dakwah dari pintu ke pintu, mengajak para pemuka wilayah itu untuk menerima seruan Allah.
Namun yang terjadi, beliau diusir dan dicaci maki. Di tengah jalan, orang-orang kafir yang mengerubunginya melempari batu hingga darah yang mengucur dari tumit dan kepala beliau.

Apa yang dilakukan Rasulullah ketika itu? Dengan tubuh yang lemah karena luka, beliau berteduh di bawah pohon anggur, lalu berdoa, ”Ya Allah, kepadaMu juga aku mengadukan kelemahan kekuatanku, kekurangan siasatku dan kehinaanku di hadapan manusia. Wahai Yang Paling Pengasih, Engkau adalah Rabb orang-orang yang lemah, Engkulah Rabbku, kepada siapa hendak Kau serahkan diriku? Kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, ataukah musuh yang akan menguasai urusanku? Aku tidak peduli asalkan Engkau tidak murka kepadaku, sebab sungguh teramat luas afiat yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung dengan cahaya wajahMu yang menyinari segala kegelapan dan yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menurunkan kemarahanMu kepadaku atau murka kepadaku. Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan kekuatan selain denganMu.

Melawan Dengan Kesabaran dan Doa (Meminta Rahmat Allah)
Beliau terus memohon dan berdoa, meminta perlindungan dan keridhaan dari Allah Swt. ”Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridha. Tidak ada daya dan kekuatan selain dengan kekuatan-Mu,” pinta beliau lirih. Sampai akhirnya malaikat penjaga gunung datang menghampiri beliau dan menawarkan untuk menimpakan dua gunung kepada warga Thaif jika beliau menginginkan.
Apa jawaban Rasulullah saw? ”Tidak, aku hanya berharap kepada Allah untuk mengeluarkan (melahirkan) dari tulang-tulang sulbi mereka, orang-orang yang menyembah Allah Swt. semata dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikitpun.”
Kisah ini bisa dibaca dalam kitab ArRahiq Al-Makhtum yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam bab Dakwah Rasulullah di Luar Makkah.

Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah saw. ketika berdakwah dan dalam posisi yang tidak memiliki kekuatan. Dalam surat Al-'Asr Ayat 3 disebutkan kunci dalam berdakwah dan menyeru kepada kebenaran adalah kesabaran. Kesabaran disebut terakhir karena dalam menyeru kebenaran, pasti akan timbul pergolakan dan pertentangan. Baik posisi kita saat itu kuat ataupun lemah. Sehingga pada keadaan bagaimanapun juga, setelah menyeru kepada kebaikan, hendaknya bersabar. Tidak dengan kebengisan yang malah menjadikan mereka menjauh atau bahkan bisa tewas.

Surat Al-'Asr Ayat 3

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.   

Surat Al-Ahqaf Ayat 35

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ

Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka.

Surat An-Nahl Ayat 127

وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ

Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. 

Beliau menjadikan kesabaran dan doa sebagai senjata untuk menghadapi orang-orang kafir. Beliau menyadari lemahnya kekuatan dakwah ketika itu. Karena itu, beliau memilih untuk bersabar dan memohon pertolongan Allah agar memberikan kekuatan kepadanya dan membukakan pintu hidayah kepada orang-orang yang menolak dakwahnya.
Beliau juga pernah mendoakan, ”Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

Jika sikap frontal yang dilakukan oleh beliau ketika itu, maka dengan sangat mudah dakwah akan ditumpas dan dihabisi. Karena saat itu Nabi SAW dalam posisi lemah tanpa kekuatan. Atau bisa juga sebaliknya, dakwah bisa gagal karena mereka yang durhaka akan langsung diadzab oleh Allah (tewas semua), karena doa adzab yang minta supaya disegerakan (bukan doa minta Rahmat dan hidayah).

Kesabaran dan strategi beliau dalam berjuang terbukti memberikan buah manis pada masa depan. Doa beliau kepada Allah Swt. agar lahir generasi penduduk Thaif suatu saat suatu kaum yang menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Dan Allah mengabulkan doa ini.
Thaif termasuk wilayah yang steril dari orang-orang murtad atau pemurtadan (riddah) setelah wafatnya Nabi saw.

Begitu juga apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. terhadap Umar bin AlKhathab ra, seorang yang sangat disegani karena keberanian dan keganasannya ketika menghadapi musuh? Ketika Umar dengan penuh amarah mendatangi Rasulullah saw. untuk membunuhnya, beliau mempersilakan Umar RA masuk ke rumah. Umar yang sebelumnya sudah membaca surat Thaha ayat 1-14, kemudian bersyahadat dan memeluk Islam, diiringi takbir para sahabat yang ada di situ.
Masuk Islamnya Umar bin Al-Khathab ra adalah buah dari kesabaran Rasulullah saw. dan bukti dari nubuwwah dalam doa beliau, ”Ya Allah kokohkanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang Engkau cintai, dengan Umar bin Al-Khathab atau dengan Amr bin Hisyam (Abu Jahal, Red.) ” (HR. At-Tirmidzi dari Ibnu Umar). Kelak, orang yang dipilih Allah Swt. adalah Umar bin Al Khathab yang berjuluk Al-Faruq.

Inilah kepribadian Rasulullah saw. Beliau memiliki pikiran yang cemerlang dalam strategi dakwahnya. Beliau sosok yang selalu menjadikan kesabaran sebagai nafas panjang perjuangan. Ketika berada dalam posisi lemah, beliau bersabar dengan tetap menyusun strategi untuk kejayaan Islam.
Ketika berkuasa, beliau tidak melakukan kezaliman kepada musuh-musuhnya. Beliau sosok yang taat pada perjanjian dan tidak akan pernah terpikir baginya untuk mengingkari perjanjian, sebagaimana ia tercermin dalam Piagam Madinah yang menjadi Magna Charta dalam sejarah peradaban manusia. Beliau melindungi kafir dzimmi (orang yang meminta perlindungan kepada pemimpin muslim dengan syarat membayar jizyah) dan juga kafir mu’ahad (orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum muslimin). Beliau dengan tegas mengatakan, “Siapa saja yang menyakiti kafir dzimmi, maka ia akan menjadi musuhku pada hari kiamat” (HR. Muslim).

Tegas Di Momen Tertentu
Namun, di balik pesona kelembutan pribadinya, Rasulullah juga merupakan sosok yang tegas dan pemberani dalam menghadapi kafir harbi (orang kafir yang mengobarkan permusuhan terhadap Islam).
Tercatat dalam sejarah, ada 27 peperangan (ghazwah) yang diikuti secara langsung oleh Rasulullah saw. dan 38 peperangan yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw. tetapi berdasarkan penunjukkan dan persetujuan beliau (sariyah). Semua peperangan -ghazwah ataupun sariyah bertujuan untuk menegakkan kemuliaan Islam, meninggikan kalimatullah, dan melawan kezaliman, bukan untuk kepentingan pribadi beliau semata.
Peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat pun dilakukan dengan cara-cara yang elegan, dengan batasan-batasan yang sangat menghargai kemanusiaan. Karena itulah, Rasulullah menjadi sosok yang sangat disegani oleh kawan atau pun lawan.
Wallahu a’lam bish-shawab.

>>> Hati2, Senjata Setan Setelah Tauhid Diserang adalah Perselisihanhttp://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2017/10/senjata-setan-setelah-tauhid-diserang.html

Oleh: Artawijaya
(majalah-donatur-al-falah-edisi-345-des-2016)
--diedit dan ditambah oleh Admin--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar