Jumat, 07 Juli 2017

Sumpah atau Kesaksian Palsu

Akhir2 ini ada segolongan orang yang mengaku beriman suka/melakukan sumpah palsu atau kesaksian palsu. Ada yang karena uang, kekayaan ataupun hal2 lainnya. Padahal sesungguhnya sumpah palsu atau kesaksian palsu itu termasuk dosa besar, bahkan dalam hadis, dosanya disejajarkan dengan perbuatan syirik.

SHAHIH BUKHARI, No. Hadist: 6182


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا النَّضْرُ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا فِرَاسٌ قَالَ سَمِعْتُ الشَّعْبِيَّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَبَائِرُ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَالْيَمِينُ الْغَمُوسُ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil Telah mengabarkan kepada kami An Nadhr telah mengabarkan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepada kami Firas menuturkan; aku mendengar Asy Sya'bi dari Abdullah bin Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dosa besar ialah menyekutukan Allah, durhaka kepada orangtua, membunuh, dan bersumpah palsu."

Dan dalam hadis lainnya, malah perkataan larangan sumpah palsu atau kesaksian palsu tersebut diulang2, hingga seolah-olah Nabi SAW memberikan penekanan yang lebih, supaya umatnya benar-benar meninggalkan sumpah palsu atau kesaksian palsu sejauh-jauhnya, karena sangatlah besar dosanya.


SHAHIH BUKHARI, No. Hadist: 5519

حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا خَالِدٌ الْوَاسِطِيُّ عَنْ الْجُرَيْرِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قُلْنَا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى قُلْتُ لَا يَسْكُتُ

Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah menceritakan kepada kami Khalid Al Wasithi dari Al Jurairi dari Abdurrahman bin Abu Bakrah dari Ayahnya radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang termasuk dari dosa besar? Kami menjawab; "Tentu wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua." -ketika itu beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya: "Perkataan dusta dan kesaksian palsu, perkataan dusta dan kesaksian palsu." Beliau terus saja mengulanginya hingga saya mengira beliau tidak akan berhenti."


أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ قَالَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ

“Maukah aku kabarkan kepada kamu sebesar-besarnya dosa besar?” Beliau mengucapkannya tiga kali. Mereka (para sahabat) menjawab, “Ya, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda, “Menyekutukan Allah (syirik) dan durhaka kepada kedua orang tua”. Beliau duduk sebelumnya beliau bersandar, lalu beliau bersabda, “Ingat, juga perkataan palsu”, Perawi berkata, “Beliau selalu mengulangi ucapannya, hingga kami berharap beliau diam” [HR Bukhari, no 5918, Muslim no.87, lafazhnya bagi Bukhari]

Demikian juga membuat kedustaan atau fitnah atas orang lain, merupakan dosa besar yang diancam dengan ancaman mengerikan.

مَنْ قَالَ فِى مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ

Barangsiapa mengatakan tentang seorang Mukmin sesuatu yang tidak ada padanya, Allâh akan menempatkannya di lumpur neraka sehingga dia mempertanggung jawabkan perkataannya. [HR. Ahmad, no. 5544; Abu Dawud, no. 3599. Dishahihkan al-Albani; dihasankan oleh Syu’aib al-Arnauth]

Sehingga membuat berita Hoax dengan memfitnah orang lain, membunuh karakter orang tersebut, termasuk dosa besar yang sangat diharamkan oleh Allah.
Jangan pula menshare berita yang kita tidak tahu kebenarannya, termasuk berita yang seolah-olah baik, yakni tentang agama, namun sebenarnya bohong, karena menggunakan hadis palsu.
Demikian juga dengan memberikan kesaksian palsu dalam persidangan, juga termasuk dosa besar, yang besarnya dosa disejajarkan dengan dosa menyekutukan Allah.

Jangan tergiur oleh harta dunia dan kekuasaan yg sementara ini, sedangkan negeri akhirat yang jauh lebih kekal dan abadi menanti kita.
Jangan pula membuat berita yg seolah-olah baik, yakni tentang agama, padahal menggunakan hadis palsu. Karena Kebaikan tidak akan didapatkan jika menggunakan hadis palsu, namun yg didapatkan malah sebaliknya, yakni keburukan dan Neraka!.

Selengkapnya ada di:


Bab. Bagaimana dengan Pencuri yang Bersumpah dengan Nama Allah?
Begitu rendahnya kepercayaan manusia jaman sekarang, bahkan menimpa kyai juga.
Mereka sudah tidak begitu percaya dengan ucapan sumpah dengan nama Allah.
Padahal Seorang Nabi saja, yakni Nabi Isa as, langsung mengingkari penglihatan kedua mata beliau, karena mendengar seorang pencuri yang bersumpah dengan nama Allah ...
Kalau seorang Nabi saja, langsung beriman dan menyerahkan permasalahan tersebut kepada Allah (tentunya nanti disidang dalam persidangan Allah sendiri), namun begitu buruknya manusia bahkan kyai yang tidak mempercayai sumpah ...
Mereka lebih memilih menghakimi sendiri daripada menyerahkan kepada Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

رَأَى عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَجُلاً يَسْرِقُ فَقَالَ لَهُ: أَسَرَقْتَ . قَالَ: كَلاَّ! وَاللَّهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ! فَقَالَ عِيسَى: آمَنْتُ بِاللَّهِ وَكَذَّبْتُ عَيْنِي.

(Nabi) ‘Isa ibni Maryam (‘alaihi al-salam) melihat seorang lelaki mencuri, lalu dia berkata kepadanya: “Apakah kamu mencuri?” Lelaki itu menjawab: “Tidak! Demi Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia!” Maka ‘Isa berkata: “Aku beriman kepada Allah dan aku mendustakan mataku.”[Sahih: Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya, hadis no: 3444]

Nabiyullah Isa AS terpaksa mendustakan fakta yang ia lihat, disebabkan sumpah yang diucapkan oleh pencuri.

Itu kalau yang bersumpah, tidak jujur (meskipun begitu tetap diterima Nabi Isa as).
Nah sekarang, bagaimana kalau yang dituduh mencuri tersebut ternyata memang benar tidak mencuri?
Banyak manusia yang menghajar pencuri tersebut, walaupun pencuri tersebut sudah bersumpah dengan nama Allah kalau tidak mencuri, dan memang benar dia tidak mencuri.
Sungguh besar dosa mereka (yang tidak mempercayai sumpah) dihadapan Allah kelak !!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar