Senin, 26 Desember 2016

Tentang Diri Nabi SAW.

Nasab Nabi Muhammad

Beliau merupakan keturunan orang-orang pilihan di setiap generasinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ان الله اصطفى من ولد ابراهيم اسماعيل . واصطفى من ولد اسماعيل بنى كنانة . واصطفى من بنى كنانة قريشا . واصطفى من قريش بنى هاشم . واصطفانى من بنى هاشم

“Sesungguhnya Allah memilih Ismail dari anak-anak keturunan Ibrahim. Dan memilih Kinanah dari anak-anak keturunan Ismail. Lalu Allah memilih Quraisy dari anak-anak keturunan Kinanah. Kemudian memilih Hasyim dari anak-anak keturunan Quraisy. Dan memilihku dari anak keturunan Hasyim.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan (Ibnu Hisyam: Sirah an-Nabawiyah, 1:1) kemudian para sejarawan menyebutkan ada empat nama di atasnya hingga sampai ke Nabi Ismail bin Ibrahim.
Tidak ada perselisihan di kalangan ahli sejarah bahwa Adnan adalah anak dari Nabi Ismail ‘alaihissalam. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan Arab Adnaniyah atau al-Arab al-Musta’rabah.

Para ahli sejarah membagi orang-orang Arab menjadi tiga golongan:
Pertama: al-Arab al-Baidah (العرب البائدة) mereka adalah orang-orang Arab kuno yang sudah punah. Seperti kaum ‘Aad, Tsamud, Kan’an, dll.
Kedua: al-Arab al-‘Aribah (العرب العاربة) mereka adalah orang Arab asli dari keturunan Ya’rib bin Yasyjub bin Qahthan. Karena itu, mereka juga disebut Arab Qahthaniyah. Mereka berasal dari Yaman.
Ketiga: al-Arab al-Musta’robah (العرب المستعربة) mereka adalah orang yang ter-arabkan dari keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihimassalam. Mereka dikenal dengan Arab Adnaniyah (al-Mubarakfury: ar-Rahiq al-Makhtum, Hal: 16).

Mengapa Arab Adnaniyah disebut al-Arab al-Musta’robah, orang yang ter-arabkan, karena nenek moyang mereka Nabi Ismail bin Ibrahim ‘alaihimassalam bukanlah seorang yang berasal dari Jazirah Arab. Nabi Ibrahim berasal dari Irak (Utsman al-Khomis: Fabihudahum Iqtadir, Hal:113). Kemudian beliau membawa anaknya Ismail ke Jazirah Arab. Nabi Ismail menetap di sana, menikah dengan orang-orang setempat, dan memiliki keturunan. Inilah yang menyebabkan keturunan Nabi Ismail ini disebut dengan al-Arab al-Musta’robah.
Para ulama berpendapat siapapun yang nasabnya sampai kepada Hasyim, maka dia adalah keluarga ahlul bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berbeda dengan orang-orang Syiah yang hanya mengkategorikan ahlul bait Nabi hanya dari anak keturunan Ali dan Fatimah saja.

Ayah dan Ibu Nabi Muhammad
Ayah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdu Manaf. Kakek Nabi, Abdul Muthalib, awalnya memiliki anak yang sedikit dan kaumnya meremehkannya. Sebagaiseorang yang ditokohkan namun memiliki anak yang sedikit, padahal parameter kemuliaan di zaman itu adalah banyaknya anak, terutama anak laki-laki. Karena hal itu, Abdul Muthalib bernadzar seandainya dikaruniai 10 orang anak lagi, maka ia akan mengorbankan (menyembelih) salah satu anaknya untuk dipersembahkan kepada Allah.
Saat ia mengundi nama-nama anaknya yang keluar adalah nama Abdullah, padahal Abdullah adalah anak kesayangannya. Orang-orang Quraisy, paman-paman Abdullah dari Bani Makhzum melarang Abdul Muthalib merealisasikan nadzarnya. Akhirnya disepakati 100 onta dikorbankan sebagai ganti Abdullah.
Setelah cukup usia, Abdullah dinikahkan dengan Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Ia adalah perempuan yang paling mulia di kalangan Quraisy, baik dari segi nasab maupun kedudukan sosial.
Beberapa waktu setelah pernikahan keduanya, Abdullah pergi menuju Syam untuk berdagang. Ketika hendak kembali ke Mekah, ia jatuh sakit sehingga ia pun tinggal di tempat paman-pamannya di Madinah. Kemudian Abdullah wafat di kota yang kelak menjadi tempat hijrah anaknya ini. Ia dimakamkan di rumah an-Nabighah al-Ja’di. Saat itu usia Abdullah baru 25 tahun dan ia sedang menanti kelahiran anak pertamanya.
Beberapa tahun kemudian, Aminah menyusul kepergian sang suami. Saat itu anak pertama mereka Muhammad bin Abdullah baru menginjak usia 6 tahun (Ibnu Hisyam: Sirah an-Nabawiyah, 1:156).

Paman dan Bibi Nabi
Abdul Muthalib memiliki 12 orang anak, enam laki-laki dan enam perempuan. Anak-anak Abdul Muthalib yang laki-laki adalah Abbas, Abdullah, Hamzah, Abu Thalib, az-Zubair, al-Harits, Hajl, al-Muqawwim, Dhirar, dan Abu Lahab (namanya adalah Abdul Uzza). Dari nama-nama ini, kita ketahui bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki 6 orang paman.
Empat orang paman beliau menjumpai masa-masa Islam. Mereka adalah Abu Thalib, Abu Lahab, namun keduanya tetap dalam kekufuran mereka, tidak memeluk Islam hingga mereka wafat. Dua orang lainnya adalah Hamzah dan Abbas, keduanya memeluk Islam dan wafat sebagai seorang muslim, radhiallahu ‘anhuma.

Adapun anak-anak perempuan Abdul Muthalib ada enam orang. Mereka adalah Shafiyah, Ummu Hakim al-Baidha, ‘Atikah, Umaimah, Arwa, dan Barrah (Ibnu Hisyam: Sirah an-Nabawiyah, 1:108-110).
________________________


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar bin 'Iyyasy dari Sufyan At-Tamar bahwa dia melihat kuburan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sudah ditinggikan tanahnya sedikit."  (No. Hadist: 1302 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Farwah telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Mushir dari Hisyam bin 'Urwah dari bapaknya; Ketika tembok runtuh menimpa kuburan Nabi Shallallahu'alaihiwasallam pada masa kekhilafahan Al Walid bin 'Abdul-Malik, orang-orang mulai membangun kembali. Saat itu mereka menemukan sebuah kaki yang terputus, mereka mengira bahwa itu adalah kaki Nabi Shallallahu'alaihiwasallam. Mereka tidak menemui seseorang yang mengetahui hal itu, hingga akhirnya 'Urwah berkata kepada mereka: "Demi Allah itu bukanlah kaki Nabi Shallallahu'alaihiwasallam, itu adalah kaki Umar radliallahu 'anhu.(No. Hadist: 1303 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah menceritakan kepadaku 'Amru bin Ali telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hani' telah menceritakan kepada kami Hammam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas bin Malik atau dari seorang laki-laki dari Abu Hurairah dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah seorang yang besar kakinya, bagus perawakannya, saya belum pernah melihat seseorang seperti itu sesudah beliau." Hisyam mengatakan; dari Ma'mar dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah seseorang yang lebar telapak kaki dan telapak tangannya." Abu Hilal mengatakan; telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas atau Jabir bin Abdullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah seseorang yang lebar telapak tangan dan telapak kakinya, saya belum pernah melihat orang yang menyerupai setelah beliau." (No. Hadist: 5457 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Qutaibah menceritakan kepada kami, Hafshah bin Ghiyats memberitahukan kepada kami dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dari Aisyah, ia berkata,"Nabi dikafani tiga (lapis) kain Yaman yang putih, yang didalamnya tidak ada baju dan serban."
Urwah berkata, "Mereka mengatakan kepada Aisyah tentang ucapannya (bahwa Nabi dikafani) dengan dua kain dan satu selimut yang bergaris-garis. Lalu Aisyah menjawab, 'Semula memang diberi (alas) selimut (bergaris-garis), tetapi para sahabat menolaknya dan akhirnya mereka tidak mengkafani dengannya'." (Shahih: shahih sunan tirmidzi(996), Ibnu Majah (1469) dan Muttafaq 'alaih)

Zaid bin Ahzam AthTha'i menceritakan kepada kami, Utsman bin Farqad memberitahukan kepada kami, ia berkata, "Aku mendengar Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya, ia berkata, "Yang menggali liang lahat kubur Rasulullah SAW adalah Abu Thalhah, sedangkan yang menaruh selimut beludru (merah) di bawahnya adalah Syuqran hamba sahaya Rasulullah SAW yang telah dimerdekakan. (Shahih: shahih sunan tirmidzi(1047))
Ja'far berkata, "Abdullah bin Abu Rafi' memberitahukan kepada kami, ia berkata, "Aku mendengar Syuqran berkata, 'Demi Allah, aku telah mencabut selimut bludru yang ada di bawah Rasulullah SAW di dalam kubur'."

Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas, bahwa dia tidak senang meletakkan sesuatu di bawah mayit di dalam kuburan.

Abu Kuraib, Nasr bin Abdurrahman Al Kufi dan Yusuf bin Musa Al Qaththan Al Baghdadi menceritakan kepada kami, mereka berkata, Hakam bin Salm memberitahukan kepada kami dari Ali bin Abdil A'laa, dari ayahnya, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata, Nabi SAW bersabda: "Liang tahat (liang yang posisinya miring dalam kubur untuk meletakkan mayit) adalah untuk kami, dan asy­syaqqu (liang ditengah kubur yang cukup untuk mayit) adalah untuk selain kami."
Shahih: shahih sunan tirmidzi (1045) dan Ibnu Majah (1554)

Bisa dibaca artikel selanjutnya tentang Mimpi bertemu Nabi SAW.

Keterangan tambahan:
1. Jubah Nabi SAW. yg bagian bawah, adalah ditengah2 betis Beliau, tidak lebih dan tidak kurang panjangnya.
2. Warna jubah yg Beliau pakai sewaktu masih hidup, warnanya putih biasa, namun putihnya tidak seperti kain kafan Beliau. Kain kafan Beliau sangatlah putih.
3. Warna kaki Beliau seperti putihnya susu, tidak pucat, dan masih lebih putih jubah yg beliau kenakan.
4. Kaki Beliau sangatlah kuat, tidak terlihat kurus ataupun gemuk dan tidak menghunjam ke tanah, namun sangat kuat, andaikan ada angin yg sangat kuat, seolah-olah tidak akan dapat menggoyang kaki Beliau.
5. Lantai di rumah beliau adalah berupa tanah yang keras.
6. Beliau sangatlah kuat. Dalam peperangan, Beliau sangat berani dan kuat sekali, seolah-olah seperti kekuatan beberapa laki2.
7. Makam atau kuburan Beliau, sedikit lebih tinggi, kira2 setinggi satu batu-bata yg ditidurkan (ceper).
8. Kain kafan Beliau sedikit terbuka pada bagian kepala, dimana kepala Beliau sedikit miring kekanan.
9. Beliau dimakamkan di tempat yg sekelilingnya seperti batu marmer putih yang sangat keras-kuat. Seolah-olah ada yg menjaga jasad Beliau dibagian kaki Beliau.
10. Kadangkala sewaktu bepergian, Beliau menaiki binatang seperti kuda yg lebih besar dari tunggangan yang dinaiki Istri Beliau, dan Beliau naik binatang tersebut didepan Istri Beliau yg juga menunggangi binatang.
11. Ada 2 istri Nabi SAW yg masih terlihat muda. Yang satu lebih muda dari yang satunya. Dan yang lebih muda terlihat sedikit lebih rendah. Ada disuatu tempat yg terang, ada Nabi SAW. Nabi SAW sendiri terlihat masih lincah, tidak muda dan juga tidak tua. Semuanya terlihat tapi tidak terlihat jelas, sebab cahaya terang namun tidak menyilaukan pada tubuh mereka telah meliputinya. (Pertengahan Romadlon 1440H).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar