Minggu, 27 Maret 2016

Melihat Dzat Allah

QS.10. Yunus:

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّـٰلِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلأَْنْهَـٰرُ فِي جَنَّـٰتِ ٱلنَّعِيمِ

9. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya[diberi petunjuk oleh Allah untuk mengerjakan amal-amal yang menyampaikan surga], di bawah mereka mengalir sungai- sungai di dalam syurga yang penuh kenikmatan. 

دَعْوَٰهُمْ فِيهَا سُبْحَـٰنَكَ ٱللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلاَمٌ وَءَاخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ ٱلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ

10. Do'a[puja dan puji mereka kepada Allah] mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma"[Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami], dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam"[sejahtera dari segala bencana]. Dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin"[segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam]. 

QS 2.Al Baqarah:118

وَقَالَ ٱلَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ لَوْلاَ يُكَلِّمُنَا ٱللَّهُ أَوْ تَأْتِينَآ ءَايَةٌ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِم مِّثْلَ قَوْلِهِمْ تَشَـٰبَهَتْ قُلُوبُهُمْ قَدْ بَيَّنَّا ٱلآيَـٰتِ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.

QS 2.Al Baqarah:55

وَإِذْ قُلْتُمْ يَـٰمُوسَىٰ لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى ٱللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ ٱلصَّـٰعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ

Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang [melihat Allah dengan mata kepala sendiri], karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya [Karena permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakaburan mereka, sebab itu mereka disambar halilintar sebagai azab dari Tuhan]."

Senin, 21 Maret 2016

Dimana Allah ?

Tulisan ini dibuat bukan untuk mempermasalahkan mengenai bagaimana Dzat Allah, namun dengan tujuan agar tidak ada yang menganggap Allah itu berdimensi dan membutuhkan dimensi. Mengapa demikian? Sebab diakhir jaman, Dajjal yg berdimensi dan membutuhkan dimensi itu akan muncul dan menganggap dirinya tuhan. Dengan banyak tipu daya, yang manusia bilang itu merupakan keajaiban yang dahsyat, sehingga ada muslim yg mengikutinya. Itulah yang hendak dicegah dengan mengangkat masalah ini.
Jadi pembahasan sebenarnya bukan membahas tentang Dzat Allah, karena kita memang tidak tahu, dan tidak pernah melihat-Nya, melainkan hanya dari nash. Seperti 3 orang buta dari lahir, yang tidak pernah lihat gajah, lalu dijelaskan oleh seseorang yang dapat melihat gajah, maka interprestasi mereka bertiga pasti macam², dan pasti tidak akan sama persis dengan orang yang melihat gajah dengan jelas.
Dengan kata lain, tujuannya bukan menjelaskan apa dan bagaimana itu gajah, namun menjelaskan kalau ada yg mengatakan gajah itu berkaki dua, maka itu pasti BUKAN gajah.
Jadi kalau ada yg mengatakan sesuatu yg nampak itu tuhan, atau dia mengaku tuhan maka dia itu pasti BUKAN tuhan.
Meng-Esakan Allah adalah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan diri-Nya. Kekhususan itu meliputi perkara rububiyah, uluhiyah dan asma’ wa shifat.
Kalau menggunakan logika, itu menggunakan logika 'AND', sehingga jika ada satu saja sifat, yang tidak dimiliki "pengaku tuhan" maka dia sudah dapat dipastikan kalau BUKAN Tuhan. Dia itu Dajjal, sang pendusta besar.

Minggu, 13 Maret 2016

Haramnya Riba, Larangan Jual-Beli Secara Kredit dan Buruknya Orang yang Berhutang

QS.2. Al Baqarah:

يَمْحَقُ ٱللَّهُ ٱلْرِّبَوٰاْ وَيُرْبِى ٱلصَّدَقَـٰتِ وَٱللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ

276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya]. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa[orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya]

QS.2. Al Baqarah:

يٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِىَ مِنَ ٱلرِّبَوٰاْ إِن كُنتُمْ مُّؤْمِنِينَ

278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (jangan diambil yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. 

QS.2. Al Baqarah:

فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِن تُبتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَٰلِكُمْ لاَ تَظْلِمُونَ وَلاَ تُظْلَمُونَ

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. 

QS.30. Ar Ruum:

وَمَآ ءَاتَيْتُمْ مِّن رِّباً لِّيَرْبُوَاْ فِى أَمْوَالِ ٱلنَّاسِ فَلاَ يَرْبُواْ عِندَ ٱللَّهِ وَمَآ ءاتَيْتُمْ مِّن زَكَوٰةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ ٱللَّهِ فَأُوْلَـٰئِكَ هُمُ ٱلْمُضْعِفُونَ

39. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). 

QS.3. Ali 'Imran:

وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُواْ فَـٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوۤاْ أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُواْ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُواْ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلاَّ ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّواْ عَلَىٰ مَا فَعَلُواْ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti zina, dan riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. 

QS.4. An Nisaa':

وَأَخْذِهِمُ ٱلرِّبَا وَقَدْ نُهُواْ عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَٰلَ ٱلنَّاسِ بِٱلْبَـٰطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَـٰفِرِينَ مِنْهُمْ عَذَاباً أَلِيماً

161. dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. 

Senin, 07 Maret 2016

Bersungguh-sungguh diJalan Allah

Barang siapa yang takut kepada Allah...
Maka cepat dan bersegeralah dalam kebaikan dan ketaqwaan...
Barangsiapa yang bersegera, maka ia akan cepat sampai ketujuan ...
Yaitu keridloan Allah...

Ingatlah, dagangan Allah itu sangat mahal ...
Ingatlah, dagangan Allah itu Surga yang penuh kenikmatan...
Dan Surga tidak bisa diperoleh melainkan dengan keridloan-Nya ...
 
Bagaimana caranya supaya mendapatkan Surga dengan selamat?

Yakni ...

1. Menyebarkan Salam, 
2. Bersedekah saat kamu kaya, miskin, susah dan senang,
3. Memberi makan pada orang miskin dan yang membutuhkan,
4. Tidak suka bermusuhan,
5. Tidak hasad dan dengki,
6. Menjaga Sholat malam disaat orang2 tidur,
7. Dan menjaga sholat2 fardlu berjamaah di Masjid ...

Ingatlah pula, sesungguhnya Allah itu sangat membenci hamba2Nya yg sombong ...

Karena itu lakukan semua amal baik itu dengan segera dan dengan segala kerendahan hati dan penuh harap kepadaNya ...


Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ، أَلاَ إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الجَنَّةُ
“Ketahuilah, bahwa barang dagangan Allah itu mahal. Dan ketahuilah, bahwa barang dagangan Allah itu adalah Surga.” [HR. Tirmidzi]

Hadits ini merupakan sindiran bagi makhlukNya yang mempunyai watak dasar pedagang. Yakni kikir dan tidak mau merugi. Inginnya mendapatkan untung yang sebesar²nya dengan pengeluaran yang sekecil²nya. Sehingga mereka kalau sedekah ada yang dengan barang² jelek yang ia sudah tidak suka, dan dengan bilangan yang sedikit. Menyumbang Rp.1000 namun mintanya Surga dan bidadari yang cantik² dan banyak (layakkah minta seperti itu?). Padahal ia kaya raya, dengan dalih biar ikhlas. Katanya lebih baik sedikit tapi ikhlash, daripada banyak tapi dengan menggerutu. Itulah watak dasar manusia. 

Sehingga dalam hadits tersebut, diibaratkan Allah sebagai pedagang dengan barang dagangan yang sangat² mahal. Dagangan Allah sangatlah mahal yakni Surga Nya. Maka dari itu berikanlah infak dan sedekah yang terbaik dan banyak sesuai perintah Nya dan tidak perlu ikhlas. Loh???
Iya benar, melatih hati dan melenyapkan watak dasar manusia yang buruk memang harus dipaksa. Nanti lama² akan terasa nikmat untuk sedekah dengan yang baik dan banyak. 
_________
Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw juga menggunakan istilah dalam perdagangan seperti dalam artikel ini: 
_________

Bersungguh²lah dalam perdagangan dengan Allah, karena keridloan Allah sangatlah mahal jauh lebih mahal daripada kemewahan dunia beserta isinya. Bersungguh² ini merupakan makna dari berjihad, seperti ditunjukkan dalam ayat berikut ini...