Senin, 08 Februari 2016

Mengapa Sebuah Negeri yg Penduduknya beriman kepada Allah malah dihancurkanNya?

QS.11. Huud:

فَلَوْلاَ كَانَ مِنَ ٱلْقُرُونِ مِن قَبْلِكُمْ أُوْلُواْ بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْفَسَادِ فِى ٱلأَْرْضِ إِلاَّ قَلِيلاً مِّمَّنْ أَنجَيْنَا مِنْهُمْ وَٱتَّبَعَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مَآ أُتْرِفُواْ فِيهِ وَكَانُواْ مُجْرِمِينَ

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

116. Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.

117. Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. 


Keterangan:
Suatu negeri yg penduduknya melakukan kebaikan, mau melarang orang lain supaya tidak melakukan kerusakan/keburukan, maka Allah tidak akan menghancurkan negeri itu, walaupun penduduknya tidak beriman kepada Allah. Ada yang berpendapat, kalau negeri tersebut terlihat lebih Islami daripada negeri yg mayoritas penduduknya adalah Muslim.
Dan sebaliknya, apabila penduduk suatu negeri beriman kepada Allah, namun malah melakukan kerusakan, kecurangan, dan tidak mau melarang orang lain supaya tidak melakukan kerusakan/keburukan/kecurangan (kecuali hanya sedikit sekali), maka negeri tersebut akan DIHANCURKAN oleh Allah.
Biasanya (tambahan), penduduknya hanya mementingkan kenikmatan yang ada pada mereka sendiri (egois dengan tidak mau melarang yg mungkar dan juga tidak mau mengajak untuk melakukan kebaikan).

Kalau memperhatikan negeri yg penduduknya melakukan kebaikan, sangat maju dalam teknologi namun tidak beriman kepada Allah, cara mereka sangat elok dan bagus dalam melakukan kebaikan dan dalam mencegah kerusakan/keburukan. Tidak terkesan anarkis, namun cara mereka apik, sehingga penduduknya menjadi sadar sendiri akan pentingnya kebaikan dan buruknya kerusakan/kecurangan.
Kita bisa meniru yang baik² dari mereka namun kita juga beriman dan bertakwa kepada Allah. Itulah tujuan dan do'a kita yg sebenarnya, kebaikan dunia dan akhirat.

Tujuan suatu negeri yg penduduknya melakukan kebaikan, namun penduduknya tidak beriman kepada Allah, adalah kebaikan dunia. Dan ternyata Allah memberikannya. Allah tidak menzholimi mereka, karena Allah adalah ArRohman. Mereka mendapatkan kebaikan, kemajuan teknologi dan kemewahan dunia, dengan tidak dihancurkanNya, karena mereka memang berbuat baik. Namun diakhirat mereka tidak memperoleh kebaikan sedikitpun.
Sedangkan kita, hendaknya kita melakukan kebaikan untuk dunia ataupun untuk tujuan akhirat, karena tujuan kita memang untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.

Akhir kata, sebagai orang yang beriman kepada Allah dan NabiNya, kita harus berbuat kebaikan (diri sendiri), menganjurkan kebaikan dan melarang kemungkaran yang batas2nya sudah ditentukan oleh Allah dan NabiNya. Atau kalau kita tidak mau melakukannya, maka tunggulah kehancuran kita semua.
Subhanallah ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar