Senin, 29 Desember 2014

Sholat dapat mencegah Kemungkaran?

Seringkali dalam benak kebanyakan manusia bertanya-tanya ...
Dia kan seorang muslim, tapi kok berbuat kejahatan?
Dia kan rajin mengerjakan sholat, mengapa masih berbuat kejahatan?
Katanya dari Al Qur'an, "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan- perbuatan keji dan mungkar"?
Kok dia masih mengerjakan perbuatan keji dan mungkar?

Senin, 22 Desember 2014

Bolehnya menikah dengan Gadis atau Janda

QS.4. An Nisaa':

وَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تُقْسِطُواْ فِى ٱلْيَتَـٰمَىٰ فَٱنكِحُواْ مَا طَابَ لَكُمْ مِّنَ ٱلنِّسَآءِ مَثْنَىٰ وَثُلَـٰثَ وَرُبَاعَ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلاَّ تَعْدِلُواْ فَوَٰحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَـٰنُكُمْ ذٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلاَّ تَعُولُواْ

3. Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu SENANGI : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil[Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah], maka (kawinilah) seorang saja [Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. Ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja], atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

Senin, 15 Desember 2014

Perang Uhud

Sebab-sebab kekalahan umat Islam dalam perang Uhud:
QS.3. Ali 'Imran:

وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ ٱللَّهُ وَعْدَهُ إِذْ تَحُسُّونَهُمْ بِإِذْنِهِ حَتَّىٰ إِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَـٰزَعْتُمْ فِى ٱلأَْمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِّن بَعْدِ مَآ أَرَاكُمْ مَّا تُحِبُّونَ مِنكُم مَّن يُرِيدُ الدُّنْيَا وَمِنكُم مَّن يُرِيدُ ٱلأَْخِرَةَ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ وَٱللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ
إِذْ تُصْعِدُونَ وَلاَ تَلْوُونَ عَلَىٰ أحَدٍ وَٱلرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ فِىۤ أُخْرَاكُمْ فَأَثَـٰبَكُمْ غَمّاً بِغَمٍّ لِّكَيْلاَ تَحْزَنُواْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمْ وَلاَ مَآ أَصَـٰبَكُمْ وَٱللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
ثُمَّ أَنزَلَ عَلَيْكُمْ مِّن بَعْدِ ٱلْغَمِّ أَمَنَةً نُّعَاساً يَغْشَىٰ طَآئِفَةً مِّنْكُمْ وَطَآئِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ ظَنَّ ٱلْجَـٰهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ ٱلأَْمْرِ مِن شَىْءٍ قُلْ إِنَّ ٱلأَْمْرَ كُلَّهُ للَّهِ يُخْفُونَ فِىۤ أَنْفُسِهِم مَّا لاَ يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ ٱلأَْمْرِ شَىْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَـٰهُنَا قُل لَّوْ كُنتُمْ فِى بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ ٱلَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ ٱلْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ وَلِيَبْتَلِىَ ٱللَّهُ مَا فِى صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِى قُلُوبِكُمْ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ
إِنَّ ٱلَّذِينَ تَوَلَّوْاْ مِنكُمْ يَوْمَ ٱلْتَقَى ٱلْجَمْعَانِ إِنَّمَا ٱسْتَزَلَّهُمُ ٱلشَّيْطَـٰنُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُواْ وَلَقَدْ عَفَا ٱللَّهُ عَنْهُمْ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

152. Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu[urusan pelaksanaan perintah Nabi Muhammad s.a.w. karena beliau telah memerintahkan agar regu pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditunjukkan oleh beliau dalam keadaan bagaimanapun] dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai[kemenangan dan harta rampasan]. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka[kaum muslimin tidak berhasil mengalahkan mereka] untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah mema'afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.
153. (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan[Kesedihan kaum muslimin disebabkan mereka tidak mentaati perintah Rasul yang mengakibatkan kekalahan bagi mereka], supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
154. Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu[orang-orang Islam yang kuat keyakinannya], sedang segolongan lagi[orang-orang Islam yang masih ragu-ragu] telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah[sangkaan bahwa kalau Muhammad s.a.w. itu benar-benar nabi dan rasul Allah, tentu dia tidak akan dapat dikalahkan dalam peperangan]. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?." Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini." Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh." Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
155. Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu[pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin], hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi ma'af kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
[Sesungguhnya kekalahan pasukan Muslim itu merupakan akibat godaan setan. Karena tidak kuat menahan godaan itu, mereka ingin langsung ikut menikmati harta rampasan perang yang didapatkan pada kemenangan paruh pertama. Namun demikian, Allah SWT. mengampuni apa yang telah mereka perbuat(Al Mishbah Al Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Katsir, 1999:201-202)]

Senin, 08 Desember 2014

Berwudlu sebelum Mandi Junub

Sesungguhnya sebelum mandi Junub, Rasulullah SAW. memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat, namun menunda dalam mencuci kaki beliau (sebagaimana layaknya berwudlu).
Setelah itu, menyiramkan air ke atas kepala beliau dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, dan menyela-nyelanya supaya basahnya merata hingga kekulit kepala.
Kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya (mandi) dan diakhiri dengan mencuci kedua kaki beliau.

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Hisyam bin 'Urwah dari Bapaknya dari 'Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa jika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mandi karena janabat, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana wudlu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dalam air lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya."(No. Hadist: 240 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Senin, 01 Desember 2014

Bolehkah gosok gigi ketika Berpuasa ?

Bersiwak atau gosok gigi termasuk berkumur, tidak membatalkan puasa. Boleh kapanpun, baik pagi atau siang hari.
Bukan berarti berpuasa yg mulutnya berbau, semakin bau semakin banyak pahalanya, namun justru kalau menghilangkan bau dng sering bersiwak, maka lebih afdlol.
Sunnah menggosok lidah (selain menggosok gigi), hingga agak kepangkal lidah, hingga terdengar u' u', seperti mau muntah. Hal ini dilakukan untuk sempurnanya menggosok gigi dan lidah (mulut). Namun jangan berlebih-lebihan dalam menggosok gigi, pada waktu berpuasa, karena dikawatirkan muntah, atau ada sesuatu yang tertelan, yang tentunya bisa membatalkan puasa.

Sehingga maksud hadis bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah, bukan berarti semakin bau semakin banyak pahalanya, namun lebih merupakan penghormatan bagi orang yang berpuasa:
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang shaum (ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta'ala dari pada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa". (No. Hadist: 1761 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)