Kamis, 18 September 2014

Cinta

Cintailah Allah dengan mengingat semua nikmat gratis yang telah diberikan ...
Cintailah Allah dengan memikirkan dan merenungkan alam semesta ini ...
Cintailah Allah dengan memikirkan dan merenungkan bagaimanakah kita dan semua makhluk lain diciptakan ...

Cintailah agama Islam dengan mencintai Allah ...
Cintailah Rasulullah SAW. dengan mencintai Allah ...
Cintailah keluarga Nabi Muhammad SAW. dengan mencintai Nabi Muhammad SAW ...

Cintailah para sahabat terdekat Nabi SAW dengan mencintai Nabi Muhammad SAW ...
Walaupun amal kebaikan kita tidak sebanyak mereka ...
Namun, dng mencintai mereka, kita berharap bisa bersama-sama dng mereka di akhirat kelak ...


Sesungguhnya seseorang akan bersama dengan yang dicintainya ...
Karena itu berhati-hatilah kepada siapa kita mencintai ...
Jangan meletakkan cinta yang sejati kepada dunia, wanita atau yang lainnya ...

Apa yang diharapkan dari cinta sesaat atau cinta hawa nafsu belaka?
Apa pula yang diharapkan dari cinta yang hanya dibibir saja namun tidak dengan perilaku yang menunjukkan cinta yang sebenarnya?
Sehingga berhati-hatilah dalam meletakkan cinta yang sejati ...

Karena semuanya pasti lenyap ...
Hanya Allah yang abadi akan RahmatNya ...
Tidak akan terputus oleh apapun juga, kecuali oleh cinta yang keliru ...

QS.3. Ali 'Imran:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

31. Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku(Muhammad SAW), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Khalid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far dari Syu'bah dari Sulaiman dari Abu Wa`il dari Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya."(No. Hadist: 5702 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Jarir dari Al A'masy dari Abu Wa`il dia berkata; Abdullah bin Mas'ud radliallahu 'anhu berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya bertanya; "Wahai Rasulullah, bagaimana anda mengatakan mengenai seseorang yang mencintai suatu kaum, namun dia sendiri belum pernah bertemu dengan kaum tersebut?" maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang akan bersama dengan yang di cintainya." Hadits ini juga diperkuat oleh Jarir bin Hazim dan Sulaiman bin Qarm serta Abu 'Awanah dari Al A'masy dari Abu Wa`il dari Abdullah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.(No. Hadist: 5703 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Abu Wa'il dari Abu Musa dia berkata; diberitahukan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa ada seseorang yang mencintai suatu kaum, namun dia sendiri belum pernah berjumpa dengan kaum tersebut, beliau bersabda: "Seseorang akan bersama dengan orang yang di cintainya." Hadits ini di perkuat juga oleh Abu Mu'awiyah dan Muhammad bin 'Ubaid.(No. Hadist: 5704 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami 'Abdan telah mengabarkan kepada kami Ayahku dari Syu'bah dari 'Amru bin Murrah dari Salim bin Abu Al Ja'd dari Anas bin Malik bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam; "Kapankah hari Kiamat terjadi wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Apa yang telah kau persiapkan untuknya?" laki-laki itu menjawab; "Aku belum mempersiapkan banyak, baik itu shalat, puasa ataupun sedekah, namun aku hanya mencintai Allah dan Rasul-Nya." Belaiu bersabda: "Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai."(No. Hadist: 5705 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Kecintaan seorang laki-laki lebih untuk salah satu dari para isterinya:
Telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah Telah menceritakan kepada kami Sulaiman dari Yahya dari Ubaid bin Hunais ia mendengar Ibnu Abbas dari Umar radliallahu 'anhum, bahwa ia menemui Hafshah dan berkata, "Wahai anakku, janganlah kamu sampai terperdaya. Wanita inilah yang memang membuatnya cinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ta'jub lantaran kecantikan wajahnya." Maksudnya adalah Aisyah. Lalu aku pun menceritakannya pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan beliau pun tersenyum.(No. Hadist: 4817 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak akan mendapatkan manisnya iman sehingga ia mencintai seseorang dan ia tidak mencintainya kecuali karena Allah, dan sehingga ia lebih suka dimasukkan ke dalam api dari pada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, dan sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain."(No. Hadist: 5581 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Hisyam telah menceritakan kepada kami Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Anak Adam akan semakin tumbuh dewasa dan semakin besar pula bersamanya dua perkara, yaitu; cinta harta dan panjang umur." Diriwayatkan pula oleh Syu'bah dan Qatadah.(No. Hadist: 5942 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)
Keterangan:
Atau dengan kata lain, seseorang bisa jadi tua namun ia masih tetap berjiwa muda dalam dua perkara, yaitu; mencintai dunia dan panjang angan-angan.

Telah menceritakan kepada kami Ustman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Salim bin Abul Ja'd telah menceritakan kepada kami Anas bin Malik radliallahu 'anhu, ia mengatakan, ketika aku dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar dari masjid, kami menemui seseorang di gerbang masjid dan ia bertanya; 'Ya Rasulullah, kapan hari kiamat tiba? ' Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab; "apa yang telah kau persiapkan?" Rupanya orang tadi berusaha menenangkan diri lantas mengatakan; 'Ya Rasulullah, saya tidak mempersiapkannya dengan banyak puasa, banyak shalat dan banyak sedekah, hanya aku cinta Allah dan rasul-NYA, ' maka Nabi bersabda; 'Engkau bersama orang yang kau cintai'.(No. Hadist: 6620 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)

Telah bercerita kepada kami Sulaiman bin Harb telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas radliallahu 'anhu bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang hari qiyamat. Katanya; "Kapan terjadinya hari qiyamat?". Beliau balik bertanya kepada orang itu; "Apa yang telah kami siapkan untuk menghadapinya?". Orang itu menjawab; "Tidak ada. Kecuali, aku mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam". Maka beliau berkata: "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai". Anas berkata; "Kami belum pernah bergembira atas sesuatu seperti gembiranya kami dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu: "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai". Selanjutnya Anas berkata; "Maka aku mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Abu Bakr, 'Umar dan aku berharap dapat berkumpul bersama mereka disebabkan kecintaanku kepada mereka sekalipun aku tidak memiliki amal seperti amal mereka".(No. Hadist: 3412 dari KITAB SHAHIH BUKHARI)


Barangsiapa Mencintai Allah, Bersiaplah mendapatkan Kesulitan dan Barangsiapa Mencintai Nabi Nya, Bersiaplah Miskin
Sabda Nabi SAW kepada sahabat Abu Said Al Khudri ra. :

إِنَّ الْفَقْرَ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنْكُمْ أَسْرَعُ مِنَ السَّيْلِ مِنْ أَعْلَى الْوَادِي، وَمِنْ أَعْلَى الْجَبَلِ إِلَى أَسْفَلِهِ

“Sesungguhnya kemiskinan itu akan datang kepada orang yang mencintai aku, lebih cepat dari pada mengalirnya air dari atas lembah atau gunung ke bawahnya.(Hadis riwayat Imam Ahmad dan Imam Baihaqi)


إذا أحَبَّ اللهُ قومًا ابْتلاهُمْ

“Jika Allah mencintai suatu kaum maka mereka akan diuji” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath, 3/302. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 285).

Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

أشد الناس بلاء الأنبياء, ثم الصالحون, ثم الأمثل فالأمثل

“Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang shalih, kemudian yang semisal mereka dan yang semisalnya” (HR. Ahmad, 3/78, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar