Sabtu, 14 Juni 2014

Tidak ada Paksaan Memasuki agama Islam

Sesungguhnya dilarang bagi umat Islam untuk melakukan kekerasan dan pemaksaan terhadap non Muslim untuk memaksa mereka supaya mau masuk agama Islam ...
Seseorang Mukmin hanya diwajibkan berdakwah secara bijaksana dan lemah-lembut, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT.

Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dan jalan yang salah, kalau mereka mau memikirkannya dengan pikiran yang jernih ...
Namun juga diiringi usaha yang nyata untuk mencari kebenaran dan terus berharap akan hidayah Allah SWT ...

Hadits Riwayat Abu Dawud, An-Nasa'i dan Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas r.a, diceritakan bahwa ada seorang perempuan yang bertekad dan berjanji atas dirinya jika ia mempunyai anak yang terus hidup, anaknya akan dijadikan Yahudi. Tatkala Yahudi Bani Nadlir diusir dari Madinah, ternyata anak itu ada diantara mereka(Yahudi). Kaum Anshor pun berkata, "Kami tidak akan membiarkan anak² kami bersama mereka(Yahudi)." Kemudian turunlah ayat ini (QS 2. Al Baqarah:256)

Ada keterangan lain menyebutkan, dari Ibnu jarir dan Ibnu Abbas r.a diceritakan bahwa ayat ini turun berkenaan dng seorang sahabat yg bernama Al Hushain yg bermaksud memaksa anak²nya yg masih menganut Nasrani untuk masuk agama Muhammad SAW. Akan tetapi mereka (anak²nya) menolaknya. Kemudian turunlah ayat ini (QS 2. Al Baqarah:256)


Silahkan baca juga: Dasar Hukum Berdakwah

QS 2. Al Baqarah:256

لاَ إِكْرَاهَ فِى ٱلدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ ٱلرُّشْدُ مِنَ ٱلْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِٱلطَّـٰغُوتِ وَيُؤْمِن بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱسْتَمْسَكَ بِٱلْعُرْوَةِ ٱلْوُثْقَىٰ لاَ ٱنفِصَامَ لَهَا وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Sesungguhnya kita hanya diperintahkan untuk memberi peringatan, yakni dengan mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah dan bukti-bukti yang menunjukkan keEsaan-Nya. Dan hal seperti ini dapat dilakukan dengan melakukan penyelidikan² dan penelitian ilmiah yg mengarah kepada penelitian mengenai alam semesta, bumi dan diri manusia sendiri. Semakin seseorang meneliti tentang alam semesta, bumi dan diri manusia sendiri, tentunya ia akan semakin paham, takut dan tunduk pada Sang Pencipta itu sendiri, kalau ia mau mengakui dan menyadarinya ...

Kejadian sebaliknya akan terjadi, apabila ia melakukan penelitian ilmiah hanya semata-mata untuk kepentingan dunia dan kedengkian. Manusia itu tidak akan takut dan tunduk pada Sang Pencipta, namun malah menantangNya. Menurut mereka, mereka juga bisa membuat apa² yg telah Allah ciptakan ...
Sehingga ilmu yang ia dapatkan akan membimbingnya menuju kepada kesesatan yang semakin bertambah-tambah, apabila ia mencarinya untuk gemerlap dunia yang diliputi kedengkian dan kesombongan ...

Dan jangan sekali-kali memaksakan kehendak supaya mereka mau beriman kepada Allah, karena kita semua bukanlah seorang pemaksa terhadap manusia, yakni tidak bisa menciptakan keimanan didalam hati mereka. Hanya hak Allah sendiri yg bisa menciptakan keimanan didalam hati mereka, kita hanya diperintahkan untuk berusaha dan memberikan peringatan dengan bijaksana dan penuh hikmah ...

Ingatlah, kita tidak akan dapat mengetahui isi hati manusia, tidak akan dapat menguasai hati mereka, dan tidak akan bisa menciptakan keimanan  ...
Kalau demikian mengapa kita harus memaksa sesama manusia ...?
Berikanlah peringatan kepada manusia dengan hikmah dan bijaksana tanpa harus memaksa ...


QS. 88. Al Ghaasyiyah:

فَذَكِّرْ إِنَّمَآ أَنتَ مُذَكِّرٌ

21. Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. 

Maksudnya dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Jalalain: (Maka berilah peringatan) berilah mereka peringatan yang mengingatkan mereka kepada nikmat-nikmat Allah dan bukti-bukti yang menunjukkan keEsaan-Nya (karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.)


QS. 88. Al Ghaasyiyah:

لَّسْتَ عَلَيْهِم بِمُصيْطِرٍ

22. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, 

Maksudnya dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Jalalain: Kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka, yakni tidak bisa menciptakan keimanan didalam hati mereka.
Menurut suatu qiraat lafal Mushaithirin dibaca Musaithirin yakni dengan memakai huruf Sin bukan Shad, artinya menguasai mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar